Terima kasih. Ceritanya cukup menghibur.

Nah ini dia Kang Ojeknya XD

Eh si Brewok. Hayang dihuapan ku mercon?

Sudah kuduga. Kecelakaan emang jadi faktor kejanggalan yang bisa ngubah cerita.

What!? Selamat deh.

Aku baru ngikutin cerita di 29/12/20. Jadi nggak terlalu bisa nilai stabilitas apdetnya. Tapi suka banget sama ceritanya. Terasa ringan dan kekinian. Materinya juga bagus. Sedikit evaluasi di bagian penulisan, tapi hanya seperti butiran debu. Dengan kata lain bagus banget. Cerita kayak gini yang dibutuhin buat motivasi saya membaca. [img=recommend]

Oke, sudah pukul 11 malam. Kayaknya stop di sini dulu.

Rocker di sini. Urang sanasib :')

Eh Uge, *plakkk

Stop. Penggiringan opini baru tentang asal-usul Egi dan chatting lintas waktu :')

Aromanya agak nggak enak.

Waduh iyeu lamun urusan sareng mesin waktu deui wayahna ripuh.

Aku kehabisan kata-kata untuk chapter ini. Materinya luas dan jero.

Oke, saya tetap pada pendirian awal kalau Erlangga Al Kahfi Land itu si Egi, dan Widi itu Dewi. Apa pun yang ada di akhir, saya bisa terima dan tetap bahagia, walau kantong berisi udara.

Ashiap, Pak. Laksanakeun.

Waduuuh ini kenapa si Andi malah masuk. Aing jadi makin bingung :')

Oh tidak. Ini kayaknya menyakitkan.

Beberapa plot akhir udah kuopsikan sih, tapi tetep ajah penasaran.

Nice sekali. Bisa banget bikin bingungnya.

Ini pertanyaan curang! Harus dilaporkan. Tidak adil. Saya merasa Uge dirugikan di sini!