webnovel

Si Cuek dan Si Bobrok

Aku baru saja sampai di rumah sepupuku, dari luar aku mendengar keributan yang berasal dari suara sepupuku dan seorang pria yang aku tak tau dia itu siapa, sepupuku terdengar menolak pernyataan dari laki-laki itu, aku mendengar sedikit perbincangan mereka yang berisikan "Gue tau lo selingkuh, lo ngga usah pura-pura lagi di depan gue, dasar perempuan murahan" bersamaan dengan itu aku melihat sepupuku terjatuh di depan pintu yang mana aku sedang berada disana. Aku menatap laki-laki itu penuh dengan kebencian, ku lihat sepupuku yang terjatuh dan ku bantu dia untuk berdiri, ku lihat di wajahnya terdapat air mata yang masih saja mengalir di pipinya. Kemudian laki-laki itu melihat ke arahku lalu pergi begitu saja tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Esoknya aku bertemu dengan laki-laki itu lagi tapi kini ia bersama seorang pria yang cukup tampan tapi dia terlihat seperti playboy pada umumnya yang suka menebar senyum pada semua wanita yang dijumpainya, semakin hari aku semakin dekat dengan playboy itu, hingga suatu ketika aku sadar dari semua halu ku dan ku putuskan untuk pergi dari dari sisinya tapi dia menahanku bahkan saat dia sudah memiliki kekasih, dengan penuh emosi, aku pun berkata "Aku memang cuek, tapi wanita cuek juga punya hati, aku tidak mau terbiasa denganmu, aku tidak mau jatuh cinta padamu hanya karena aku terbiasa, aku tidak mau itu, jadi aku mohon izinkan aku melepaskan kamu dari lubuk hati terdalam" ucapku dengan berteriak di depan wajahnya Dia tampak kebingungan karena tidak tau harus berbuat apa setelah ku ucapkan hal yang selama ini terpendam dalam hatiku, sejak hari itu aku benar-benar tidak berkomunikasi lagi dengannya bahkan bertatap mata pun tidak. Hingga sesuatu yang berat terjadi dan aku harus menemuinya lagi Apa yang akan terjadi selanjutnya?? Apakah ini akan happy ending?? ingin tau kelanjutannya?? yuk kunjungi ceritanya, untuk memberi support pada author silahkan berikan like dan komennya yah, terima kasih

amerauli · Teen
Not enough ratings
7 Chs

Episode 5

Malam ini aku akan mengajak pacar si Gita untuk bertemu, namanya Vito dia lah yang menyakiti hati sepupuku benar-benar membuatku geram, jam menunjukkan pukul 10 malam langsung saja ku telfon pria itu, setelah telfon ku di angkat aku mendengar suara wanita di seberang sana, segera ku hidupkan rekaman di ponsel ku agar bisa merekam suara itu, ku ulangi sekali lagi mengucapkan halo dan dibalas lagi oleh wanita di telfon itu selanjutnya dia menanyakan tentangku dan kenapa aku menelfon di malam hari seperti ini, dengan isengnya ku lanjutkan saja drama antara Vito dan Gita

"Halo mbak, ini nomornya Vito kan?" ucapku

"Iya, ini nomor Vito" ucapnya

"Mbak ini siapanya mas Vito?"

"Saya pacarnya, ada apa ya?"

"Pacar? malam-malam begini masih pacaran?"

"Emang ini siapa yah, kok ngatur sih"

"Mbak, aku ini calon tunangan Vito mbak, kok bisa mbak jadi pacarnya?"

"Jangan ngaku-ngaku kamu"

"Iya mbak, aku emang calon tunangannya, mbaknya aja yang ngaku jadi pacar Vito"

"Saya sudah pacaran dengan Vito selama 1 tahun ya, dan ngga ada tuh Vito punya tunangan"

"Masih calon kok mbak, yaudah kasih aja dulu telfonnya ke Vito, saya mau ngomong" wanita itu memberikan telfonnya ke Vito

"Halo, ini siapa?" tanya Vito

"Besok jam 2 siang ketemu di Giosan cafe, kalau kamu ngga datang perempuan yang saat ini bersama kamu akan ku habisi" telfon pun ku matikan dan ku letakkan di atas meja ku

Ku tatap langit malam yang saat ini tidak seindah biasanya dikarenakan mendung dan sepertinya akan turun hujan, aku berjanji pada diriku untuk membantu Gita hingga permasalahannya selesai tanpa perlu dia tau, aku memikirkan kata-kata apa yang cocok untuk memusnahkan playboy cap kapak itu dari Gita yang terlalu tulus dengannya, aku tau cinta itu buta karena itu lah aku membantu Gita agar jalannya tetap aman, setelah puas menatap langit mendung yang kosong dan hampa itu, aku pun memejamkan mata dan terlelap bersamaan dengan sunyi malam ini

Alarm pagi berbunyi membuatku terbangun dari tidur singkat ku yang melelahkan, kantukku belum hilang tapi hari sudah pagi apakah dunia begitu cepat berputar? ku lanjutkan dengan sholat dan berlanjut memainkan ponselku, ku cari video atau bahkan kata-kata yang membuat hatiku emosi dan marah agar nanti emosional ku terjaga di depan Vito sehingga bisa mengeluarkan kata-kata yang membuat otak mendidih, 2 jam berlalu aku lanjutkan untuk mandi lalu ke pasar yang dekat dengan kosan ku agar aku bisa membeli bahan untuk aku memasak makanan hari ini, ku beli sayur pangsit, wortel, tahu, telur, cabai, dan bumbu dapur lainnya, setelah itu aku kembali ke rumah, ku masak semua bahan-bahan itu, 1 jam lebih aku berada di dapur dan akhirnya masakan ku pun selesai dan lebih untungnya makanan ku yang tadi ku masak bisa untuk 2 hari jadi besok aku ngga perlu masak dan ke pasar.

Ku lihat jam menunjukkan pukul 11 ku santap makanan ku dengan lahap lalu ku bereskan semua piring dan alat-alat masak yang ku pakai tadi lalu ku letakkan kembali pada tempatnya kemudian aku mandi lagi karena badanku gerah, setelah mandi aku langsung siap-siap menuju cafe itu, masih ada sekitar setengah jam lagi untuk bertemu dengan Vito, aku pun memilih untuk menunggu di cafe saja, aku memesan minuman dan menatap jendela dan pintu masuk dari cafe ini, untungnya aku dapat tempat duduk yang sangat tepat. Saat untuk bertemu Vito telah tiba tapi orangnya tak kunjung datang, entah dia akan datang atau tidak yang jelas aku akan menunggu 1 jam lagi disini, 10 menit lagi berlalu akhirnya Vito hadir dengan seorang lelaki lagi di sampingnya, entah siapa yang dia bawa tapi ini tidak jadi masalah yang penting dia datang sesuai perintah

"Vito" panggilku, kedua laki-laki itu menatapku dan berjalan ke arahku

"Oh jadi elo mau apa?" tanya Vito dengan nada tak santai

"To the point, suka sama Gita atau engga?" tanya ku

"Suka lah, kalo engga ngapain gue pacaran sama Gita"

"Gita selingkuhan mu atau yang di telfon kemarin yang jadi selingkuhan?"

"Ya,, ya ngga ada selingkuhan lah gue" ucap Vito terbata

"Aku kasih waktu 1 minggu, kalau sampai kamu masih menyia-nyiakan Gita dan masih toxic sama dia, kamu akan kehilangan apa yang kamu mau, ingat ya, mungkin kamu anggap ucapan ku main-main tapi kita bisa buktikan, ingat baik-baik" lalu aku pergi meninggalkan kedua orang itu

Vito masih terdiam saat aku beranjak pergi sedangkan lelaki lain itu menatapku sambil tersenyum entah apa maksudnya, yang jelas aku sudah ingatkan Vito kali ini dan tidak ada peringatan lagi lain kali, aku berjalan-jalan di sekitar cafe karena aku bosan di kosan mulu, aku berjalan sekitar taman dekat sana ada banyak yang berjualan, aku melihat anak-anak bermain yang ditemani oleh ibu mereka, ada yang sedang pacaran pula dan ada yang sedang bernyanyi beramai-ramai, ingin juga rasanya nyanyi ramai-ramai, ku ambil ponsel ku dan ku lihat konser apa yang ada di kota ini dalam waktu dekat nyata nya ada minggu ini dan harganya juga tidak terlalu mahal, aku pun mencari informasi mengenai konser itu dan berencana mengajak teman kos ku atau teman kuliahku.

Sore pun sudah menghampiri saatnya aku untuk pulang dan mencuci pakaian yang kemarin ku pakai, yah aku suka mencuci ketika pakaiannya sedikit daripada di tumpuk dulu, sesampai di rumah langsung ku ambil pakaian kemarin dan ku cuci di kamar mandi, setelah itu aku mandi dan tiduran di atas kasur ternyaman ku, setelah melepas lelah aku pun membuka chat grup kuliah ku dan mengajak teman ku untuk menonton konser, ada sekitar 4 orang yang bisa dan aku pun membagikan informasi yang ku dapat pada mereka, setelah itu aku merasa ada getaran di perutku dan aku pun memilih untuk makan ketika itu.

Hari-hari yang membosankan berlalu tibalah saatnya untuk aku dan ke 4 temanku untuk menghadiri konser salah satu penyanyi terkenal di Indonesia dan harga tiketnya dibawah 100 ribu, yang datang sangat ramai hingga memenuhi gedung yang tinggi dan sangat besar itu, jika di perkirakan mungkin ada sekitar 10 ribu insan di dalamnya, ketika sang penyanyi menaiki panggung semua orang bersorak ramai begitu juga dengan aku, dia mulai bernyanyi semua orang ikut bernyanyi dan terhanyut suasana yang ada dalam lagu itu, aku dan teman-teman ku tak berhenti bernyanyi, bicara dan berteriak rasanya ada emosi yang keluar ketika aku berteriak dan memberikan perasaan lega setelahnya

3 jam berlalu konser pun berakhir dan hari-hari yang membosankan pun kembali menghampiri, masih ada waktu 1 minggu lagi untuk kembali melangsungkan kuliah dan aku tidak memiliki rencana lagi selama seminggu itu, sehingga aku hanya akan menghabiskan waktu dengan ponsel ku yang ku sayangi saja