webnovel

Si Cuek dan Si Bobrok

Aku baru saja sampai di rumah sepupuku, dari luar aku mendengar keributan yang berasal dari suara sepupuku dan seorang pria yang aku tak tau dia itu siapa, sepupuku terdengar menolak pernyataan dari laki-laki itu, aku mendengar sedikit perbincangan mereka yang berisikan "Gue tau lo selingkuh, lo ngga usah pura-pura lagi di depan gue, dasar perempuan murahan" bersamaan dengan itu aku melihat sepupuku terjatuh di depan pintu yang mana aku sedang berada disana. Aku menatap laki-laki itu penuh dengan kebencian, ku lihat sepupuku yang terjatuh dan ku bantu dia untuk berdiri, ku lihat di wajahnya terdapat air mata yang masih saja mengalir di pipinya. Kemudian laki-laki itu melihat ke arahku lalu pergi begitu saja tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Esoknya aku bertemu dengan laki-laki itu lagi tapi kini ia bersama seorang pria yang cukup tampan tapi dia terlihat seperti playboy pada umumnya yang suka menebar senyum pada semua wanita yang dijumpainya, semakin hari aku semakin dekat dengan playboy itu, hingga suatu ketika aku sadar dari semua halu ku dan ku putuskan untuk pergi dari dari sisinya tapi dia menahanku bahkan saat dia sudah memiliki kekasih, dengan penuh emosi, aku pun berkata "Aku memang cuek, tapi wanita cuek juga punya hati, aku tidak mau terbiasa denganmu, aku tidak mau jatuh cinta padamu hanya karena aku terbiasa, aku tidak mau itu, jadi aku mohon izinkan aku melepaskan kamu dari lubuk hati terdalam" ucapku dengan berteriak di depan wajahnya Dia tampak kebingungan karena tidak tau harus berbuat apa setelah ku ucapkan hal yang selama ini terpendam dalam hatiku, sejak hari itu aku benar-benar tidak berkomunikasi lagi dengannya bahkan bertatap mata pun tidak. Hingga sesuatu yang berat terjadi dan aku harus menemuinya lagi Apa yang akan terjadi selanjutnya?? Apakah ini akan happy ending?? ingin tau kelanjutannya?? yuk kunjungi ceritanya, untuk memberi support pada author silahkan berikan like dan komennya yah, terima kasih

amerauli · Teen
Not enough ratings
7 Chs

Episode 6

Hari ini adalah hari dimana aku akan mulai berkuliah kembali setelah libur semester yang membosankan itu, aku kembali merasakan kesibukan ketika berkuliah, aku sudah berada di semester 3 saat ini, ku lihat jadwal ku ternyata aku ada kelas pagi ini dan langsung saja aku bersiap agar tidak terlambat masuk ke kelas pertamaku, aku kira aku akan sendiri tapi ternyata aku kembali bertemu teman-temanku di semester lalu, ah senangnya jadi aku tidak perlu terlalu beradaptasi dan mencari kenalan baru, karena adanya mereka sudah cukup untuk ku. Ketika memasuki kelas ku lihat semua orang yang sedang duduk memainkan ponselnya sambil menunggu dosen, aku pun melihat dimana ada bangku kosong untuk ku duduki pastinya aku tidak akan pernah mau duduk dibagian depan, karena duduk dibagian depan adalah neraka bagiku dan membuat seluruh tubuhku kaku. Beberapa saat kemudian teman-teman ku memanggilku dan melambaikan tangannya pada ku, mereka meminta ku untuk duduk dekat dengan mereka dan tentunya itu ada di bangku paling belakang, wah senang sekali rasanya duduk di bangku paling belakang, teman-teman ku memang terbaik.

15 menit aku duduk di bangku ini akhirnya sang dosen pun datang, tapi kenapa dosen ini muda sekali padahal di portal ku tertera nama dosen yang sudah ku pastikan cukup tua, karena aku sebelum mengisi krs aku pasti akan melihat dosennya terlebih dahulu tapi kenapa sekarang berbeda? apa aku salah masuk kelas? Ketika teman-teman ku terpesona dengan ketampanannya aku malah lebih tertarik dengan pertanyaan "kenapa dosennya muda?". Teman-teman ku sudah menarik-narik tangan ku seakan mereka ingin menyampaikan sesuatu tapi masih terpesona dengan ketampanan dosen muda ini. Dosen itu berjalan ke arah meja dosen dan meletakkan tasnya disana, dia menatap satu persatu dari mahasiswa yang akan dia ajar, tapi kenapa pandangannya terhenti cukup lama padaku? Apa aku bersalah padanya? Aku rasa ini kali pertama aku bertemu, lalu dimana aku meletakkan kesalahanku? Dosen itu berjalan mendekati bangku paling depan dan mulai berbicara

"Kamu, yang duduk paling belakang silahkan duduk ke depan" ucap Dosen muda ini, aku jadi bingung apakah dia menyuruhku? Ya karena memang aku yang duduk di bangku paling belakang sendirian, masa aku harus pindah ke depan sendiri? aku pasti bisa mati

"Kamu tidak mendengar perintah saya?" tanya dosen itu lagi, ah mati aku, minggu depan aku akan datang lebih cepat

"Bapak panggil saya?" ucap ku gugup

"Yang duduk di belakang cuma kamu, artinya saya panggil kamu untuk duduk dibagian depan" ucapnya lagi, akhirnya aku pun berdiri dan berjalan ke arah depan yang lebih dekat dengan pintu keluar

"Hey, kenapa kesana? kamu mau keluar dari kelas saya?" ucapnya lagi dan lagi

"Kan tadi bapak suruh saya duduk di depan, lah ini saya mau duduk di depan" ucapku

"Perintah saya kan kamu harus duduk disini, bukan di situ" akhirnya aku pun mengalah dan duduk tepat di depan dosen itu. Dia menatapku cukup lama sebelum akhirnya beralih menatap mahasiswa lainnya untuk memperkenalkan diri

"Baiklah semuanya, perkenalkan saya Fahri Mondela Syafnan, kalian bisa memanggil saya dosen Fahri, jadi saya akan menggantikan dosen Ginjar satu semester ke depan, karena beliau sedang ada kesibukan untuk melanjutkan S3 nya di luar kota, apa ada pertanyaan?" ucap dosen itu

"Saya pak" salah satu dari mahasiswi kelas ini mengangkat tangan untuk bertanya

"Ya, silahkan kamu" tunjuk dosen itu

"Apa bapak sudah punya pacar?" ucap mahasiswi itu dan membuat orang di dalam ruangan ini bersorak ramai

"Kebetulan saya belum punya, apa kamu mau mencalonkan diri?" ucap dosen ini tanpa rasa bersalah sedikit pun dan orang-orang tercengang dengan jawaban dosen itu, benar-benar dosen aneh

"Kalo gitu mah saya sikat aja pak, kapan kita jalan?" ucap mahasiswi itu lagi dan disoraki lagi oleh orang-orang dalam ruangan ini, dosen itu tersenyum tipis, kini dia beralih menatapku, firasat ku tidak enak apa yang akan dia lakukan kali ini

"Kalo kamu udah punya pacar?" tanya dosen itu padaku di depan semua mahasiswa, aduuuh tolong deh ya aku ngga mau jadi pusat perhatian, aku selalu berusaha menyembunyikan diriku dari pusat perhatian tapi kenapa dia malah menjadikan ku pusat perhatian mulu

"Engga pak, dia jomblo dari lahir kok, dia mah seringnya pacaran online pak, ntar nikahnya juga online trus anaknya di download, hahahah" ucap salah satu teman ku yang ada di belakang, aku pun menatap teman-teman ku dengan tatapan mematikan

"Bagus kalo gitu, berarti saya ada kesempatan, oh iya saya mau kamu jadi koordinator di mata kuliah saya biar saya bisa pdkt sama kamu" ucapnya di depan semua mahasiswa, sepertinya orang ini benar-benar ngga waras sama sekali

Semua mahasiswa berbisik-bisik dengan orang yang ada di sebelah mereka membuat aku menatap dosen ini dengan tatapan jengkel, mata ku mengisyaratkan "awas kau dosen gila" tapi sang dosen hanya menatap sambil tersenyum manis padaku yang membuatku benar-benar kehilangan akal sehat untuk tidak memukulnya. Dia berjalan ke tengah ruangan dan memulai pembelajaran untuk mata kuliah ini, dia menjelaskan kontrak kuliah selama berada didalam mata kuliahnya sambil sesekali melihat ku, ini membuat ku semakin tidak ingin berada di kelas ini, kurasa aku lebih baik pindah kelas saja, setelah 3 sks di lalui hari ini akhirnya kelas pun selesai dan ini saatnya aku istirahat sejenak sebelum aku lanjut ke mata kuliah berikutnya, tapi tiba-tiba dosen gila itu memanggilku, aku pun menghampiri meja dosen

"Ya pak" jawab ku

"Ke ruangan saya sekarang" ucapnya

"Saya ada kelas lagi pak" ucapku

"Masih satu jam lagi, jangan banyak alasan" ucapnya dan akhirnya aku ikut dengannya, ku ambil ponsel ku dan ku berikan pesan pada teman-teman ku untuk menungguku di kantin fakultas sampai aku datang di kantin itu, setelah 15 menit berjalan akhirnya sampai juga di ruangan dosen ini

"Masuk" ucapnya sambil membuka kan pintu ruangannya untukku

"Maaf pak, ada perlu apa ya pak saya diminta kesini?" tanya ku

"Kamu ingat aku ngga?" tanya dosen ini tiba-tiba, apa maksud dosen ini? ingat dia? ya ingat lah dia kan dosen nyebelin yang tadi ngajar di kelas

"Ingat pak, bapak kan dosen saya" ucapku

"Ih bukan itu, sebelumnya kan kita ketemu" balasnya

"Kapan pak?" tanya ku

"Kayaknya kamu beneran lupa, aku Fahri waktu itu kita ketemu di acara perjodohan nenek-nenek kita, kamu dan nenek mu datang ke rumahku waktu itu, aku juga antar kalian pulang dan kamu memesankan ku ojek online" ucapnya panjang lebar

"Ooh iya iya, maaf aku lupa, ternyata kamu dosen disini" ucapku basa-basi dan aku bosan dengan obrolan ini

"Iya" ucapnya dan kami berdua pun terdiam, lalu karena terlalu bosan aku pun berpamitan

"Ya sudah kalo gitu saya pamit ya pak, tolong sampaikan salam saya pada nenek bapak" ucapku dan ingin melangkah keluar

"Eh aku belum selesai" ucapnya menarik tanganku

"Ada perlu apa lagi pak?" tanya ku kesal

"Kamu jangan mudah emosi dong, di kelas kamu juga sering kan marah-marah ke aku? Aku mau ajak kamu makan bareng, sekalian aku mau bilang banyak hal ke kamu" ucapnya

"Tapi aku ada janji pak sama temen-temen di kantin" ucapku lagi

"Jangan panggil pak mulu, disini ngga ada orang, panggil sayang aja atau panggil abang, toh kita cuma jarak 4 tahun kok, umur mu 19 kan? sedangkan aku 23, jadi aku belum cocok dipanggil pak" ucapnya, kenapa dia banyak bicara sekali, aku ngga mau dengar dia banyak bicara

"Baik bang, abang mau bicara apa, aku ngga suka lama-lama bang, aku belum nyaman bicara lama dan berdua disini sama abang" ucapku terus terang

"Yaudah gimana kalo kita makan bareng aja sama teman-teman kamu sekalian ngobrol" ucapnya lagi dan langsung saja aku melotot ke arahnya

"Saya ngga mau" ucapku tegas

"Yaudah berarti disini aja, aku mau bilang kalo aku ini dosen pembimbing kamu karena bu Tari sudah pensiun bulan kemarin dan aku mengajukan diri jadi dosen pembimbing kamu, aku juga mau minta nomor wa sama nomor telephon kamu biar nanti aku mudah menghubungi kamu, dan yang terakhir aku nanti akan antar kamu pulang"

"Kenapa bapak mengajukan diri? kenapa saya harus ketemu bapak mulu? masalah pulang nanti saya bisa sendiri pak, ngga perlu di anter, kalo kontak saya akan kasih karena bapak menunjuk saya secara paksa menjadi koordinator di mata kuliah bapak, sini hp bapak"

"Jangan panggil pak, kita cuma berdua" dia menyerahkan ponselnya dan aku menuliskan kedua nomor ku disana, setelah itu aku langsung berdiri dan pergi tanpa pamit pada dosen itu, dan kali ini dia tidak mencegatku, betapa leganya aku bisa bebas dari dia, masalah koordinator gampang lah tidak akan terlalu repot