webnovel

Si Cuek dan Si Bobrok

Aku baru saja sampai di rumah sepupuku, dari luar aku mendengar keributan yang berasal dari suara sepupuku dan seorang pria yang aku tak tau dia itu siapa, sepupuku terdengar menolak pernyataan dari laki-laki itu, aku mendengar sedikit perbincangan mereka yang berisikan "Gue tau lo selingkuh, lo ngga usah pura-pura lagi di depan gue, dasar perempuan murahan" bersamaan dengan itu aku melihat sepupuku terjatuh di depan pintu yang mana aku sedang berada disana. Aku menatap laki-laki itu penuh dengan kebencian, ku lihat sepupuku yang terjatuh dan ku bantu dia untuk berdiri, ku lihat di wajahnya terdapat air mata yang masih saja mengalir di pipinya. Kemudian laki-laki itu melihat ke arahku lalu pergi begitu saja tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Esoknya aku bertemu dengan laki-laki itu lagi tapi kini ia bersama seorang pria yang cukup tampan tapi dia terlihat seperti playboy pada umumnya yang suka menebar senyum pada semua wanita yang dijumpainya, semakin hari aku semakin dekat dengan playboy itu, hingga suatu ketika aku sadar dari semua halu ku dan ku putuskan untuk pergi dari dari sisinya tapi dia menahanku bahkan saat dia sudah memiliki kekasih, dengan penuh emosi, aku pun berkata "Aku memang cuek, tapi wanita cuek juga punya hati, aku tidak mau terbiasa denganmu, aku tidak mau jatuh cinta padamu hanya karena aku terbiasa, aku tidak mau itu, jadi aku mohon izinkan aku melepaskan kamu dari lubuk hati terdalam" ucapku dengan berteriak di depan wajahnya Dia tampak kebingungan karena tidak tau harus berbuat apa setelah ku ucapkan hal yang selama ini terpendam dalam hatiku, sejak hari itu aku benar-benar tidak berkomunikasi lagi dengannya bahkan bertatap mata pun tidak. Hingga sesuatu yang berat terjadi dan aku harus menemuinya lagi Apa yang akan terjadi selanjutnya?? Apakah ini akan happy ending?? ingin tau kelanjutannya?? yuk kunjungi ceritanya, untuk memberi support pada author silahkan berikan like dan komennya yah, terima kasih

amerauli · Teen
Not enough ratings
7 Chs

Episode 4

"Nih anaknya" ucap Runi pada sepupunya, aku menatap Runi sebentar lalu menatap mereka yang sedang menyantap makanan itu

"Duduk dulu sini" ucap laki-laki yang katanya sepupu Runi itu

"Mau apa?" tanya ku langsung sambil duduk di kursi yang ada di hadapannya

"Kalian sih, marah-marah kan si Sherly jadinya, dia tuh risih kalo lagi masak trus dilihatin laki-laki, apalagi ngga kenal sama sekali" ucap Runi menjelaskan pada orang-orang itu

"Iya kah?" tanya sepupu Runi

"Iya" ucapku singkat

"Maaf ya, lain kali ngga gitu lagi deh, kami bakalan izin dulu, tapi kalo kenalan boleh kan?"

"Iya"

"Aku Petra, dan mereka berempat teman akrabku dan kos di lantai dua juga" ucapnya sopan sambil tetap menyantap makanannya

"Iya, aku Sherly, kosan ku disebelah Runi" ucapku dan teman-teman Petra pun ikut memperkenalkan diri padaku

"Oh iya Sherly, masakan mu enak lho" ucap Petra

"Bukan masakan ku, tapi Runi"

"Tapi kan kamu ikut masak"

"Sama aja kan tetep pakai resep Runi berarti Runi yang masak"

"Cie yang mulai akrab" ucap Runi

"Ih ganggu aja kamu, oh iya Sherly lain kali boleh ngga masakin aku?"

"Ngga mau, malas" ucapku singkat

"Mau dong, ntar kalo Runi lagi sibuk jadi aku bisa minta tolong kamu, boleh ya? kamunya juga dapat kok 1 porsi gimana?" tawar Petra

"Gratis?" tanya ku

"Iya lah, sebagai bayaran buat jasa kamu" ucapnya

"Oke boleh tapi sebisa ku aja ya, kalo ngga bisa aku tolak" ucapku

Dan mereka pun melanjutkan makan mereka, sepertinya sambel Runi cukup pedas hingga mereka sampai berkeringat memakan masakan kami, belum selesai mereka makan aku berdiri dari dudukku

"Sherly, mau kemana?" tanya Petra

"Ke kamar"

"Aku belum selesai makan"

"Urusan sama aku apa? oh kamu mau suruh aku cuci piring? ih ogah, kamu yang makan aku yang nyuci"

"Bukan lah, temenin aku makan"

"Ogah aku ngantuk, bye"

Aku melanjutkan langkahku menuju kamar, sesampai di kamar ku kunci pintunya dan memilih untuk tidur, ku setel alarm pada pukul 5 sore, setelah itu memejamkan mataku, 2 jam berlalu begitu cepat alarm sudah membangunkan ku lagi, ku rasa semua badan ku pegal-pegal, aku berencana membuat wedang jahe malam ini, setelah bangun tidur aku memilih membereskan barang-barang yang belum ku kemas kan tadi, ku sapu kamarku yang berdebu setelah bersih aku pun mandi, puluhan menit pun berlalu dan ritual mandi ku pun selesai, sudah memasuki waktu maghrib aku pun sholat setelah itu aku menyisir rambutku yang basah itu, kali ini aku menggunakan daster yang panjangnya sebetis, ku ketuk kamar kos yang ada di sebelah kiri ku

"Dona, udah pulang belum?" tanya ku sambil mengetuk, Runi yang baru saja keluar dari kamarnya menghampiriku

"Kenapa Sherly? nyari Dona?" tanya nya

"Iya nih, Dona udah pulang belum?"

"Kayaknya belum deh, emangnya kenapa?"

"Aku mau tanya resep wedang jahe sama dia, badan ku pegel-pegel nih kayak berasa masuk angin juga"

"Kenapa ngga beli yang instan aja?"

"Ada yang manjur ngga? ya maksud ku yang benar-benar berasa gitu dan berkhasiat"

"Ada, si Petra kayaknya punya, bentar yah aku tanya" ucap Runi sambil berlari ke lantai atas dan aku hanya menunggu di depan kamar ku, tak lama Runi dan Petra pun turun dari lantai 2

"Wedang jahenya lagi habis Sherly, aku beliin dulu ke warung ya, kamu tunggu sebentar" ucap Petra

"Lho? kok kamu yang pergi beli, yang mau minum kan aku" ucapku

"Aku juga mau, aku pergi beli ntar kamu yang seduh wedang jahenya, ya? lagian perempuan ngga boleh keluar malam"

"Oke, beli agak banyakan ya"

Aku dan Runi menunggu Petra di ruang tengah, aku sedikit bercerita pada Runi mengenai permasalahan Gita dan pacarnya, aku meminta pendapat Runi tentang masalah itu, Runi bilang aku cukup untuk mensupport Gita aja, tapi aku ngga rela lihat Gita sedih gitu untungnya kemaren pas di rumah besar aku berhasil mencuri nomor pacar Gita itu dari ponselnya dan aku berencana untuk membuat perhitungan besok dengannya, selang beberapa menit terdengar suara motor dan ketika dilihat itu adalah Petra yang masuk dengan sebuah kantong di tangan kanannya

"Nih aku udah beli wedang jahenya sekaligus cemilan buat kita" ucap Petra aku mengambil kantong itu dan membawanya ke dapur

Ku buka bungkus wedang itu lalu ku tuangkan bubuknya ke dalam cangkir setelah itu ku seduh dengan air panas yang sudah di buat oleh Runi tadi kemudian ku aduk hingga merata dan ku lihat ada cemilan roti dengan selai kacang di dalam kantong itu, ku letakkan sebagian ke atas piring dan sebagian lagi ku masukkan dalam kulkas, ku letakkan semua itu di meja yang ada di dekat tv, beberapa saat aku teringat martabak, aku pun berdiri dari dudukku dan kemudian masuk ke kamarku untuk mengganti baju, setelah itu membawa beberapa lembar uang dan masukkan dalam saku jaket ku, lalu aku berjalan keluar rumah yang ternyata masih ada Runi dan Petra disana

"Sherly, kemana?" tanya Petra

"Beli martabak" ucapku sambil berjalan, tapi Petra memegang tanganku

"Aku aja yang pergi"

"Aku aja, banyak yang mau ku beli"

"Kamu mau beli cemilan banyak malam-malam gini? kamu kan belum makan nasi, ngemil banyak-banyak nanti malah sakit perut"

"Kok tau aku belum makan?"

"Tau lah Runi bilang masakan tadi masih ada di lemari dapur"

"Tenang aja, nanti makanannya abis kok"

"Jadi juga mau beli martabak?"

"Jadi lah"

"Aku antar ya"

"Motor mu gede, aku ngga bisa naik"

"Aku gendong deh" aku pun melotot pada Petra dan dibalas cengiran oleh Petra

"Bisa kok, nanti kamu manjat aja ke atas motor ku, pegang bahu aku kuat-kuat" ucap Petra

"Yaudah ku coba"

Petra menaiki motor dan menyalakannya, aku pun mencoba menaiki motor itu sekuat tenaga ku dan yah aku berhasil tapi bahu Petra jadi korban, sesampai di tempat orang berjualan martabak bandung aku pun turun dan memesan martabak coklat kacang kemudian aku menunggu di kursi yang ada di sana, karena cukup ramai aku pun berjalan menuju orang yang berjualan kebab dan membeli 2 kebab satu untukku dan satu untuk Petra, kebab sudah habis tapi martabak ku belum selesai juga karena ya cukup ramai, satu pesanan lagi yang perlu ku tunggu lalu pesanan ku akan di buatkan, aku membeli satu minuman botol lalu ku minum setengahnya kemudian Petra merebut minuman ku dan menghabiskan minuman itu

"Itu punyaku" ucapku

"Apa salahnya?"

Aku memilih diam karena sedang malas untuk bertengkar, 15 menit kemudian martabak ku sudah selesai dan kami pun pulang, langsung ku habiskan wedang jahe ku yang ada di atas meja dengan sekali tegukan, Runi yang melihat ku datang tiba-tiba dan langsung meminum wedang jahe pun terkejut, setelah itu aku meletakkan martabak itu di atas meja lalu kembali mengganti baju dan mengambil sepiring nasi serta masakan kami tadi siang dan membawanya ke ruang tengah lalu aku menghabiskan semuanya dalam 1 jam, Runi dan Petra tercengang melihat banyaknya makanan yang ku santap, aku hanya membalasnya dengan senyuman manis