webnovel

Re Life In Anime World

Saya seorang otaku yang hanya suka berdiam diri di kamar sembari menonton anime terkadang melihat manga erotis. Aku mungkin seorang manusia yang gagal namun aku tetep berpendirian teguh pada budaya otaku ku ini, aku tak ingin keluar untuk sekolah ataupun berinterkasi, aku tidak ingin sama sekali. Orang tua ku bahkan sampai tak peduli lagi padaku, namun dibalik ketidak pedulian mereka, mereka masih lah orang tua yang sayang padaku, tak lupa setiap hari mereka menyisakan makanan untuk ku makan. Suatu hari aku menonton anime yang bercerita tentang kehidupan sosial, disitulah aku menonton dan menonton hingga aku merasakan hatiku bergejolak. "Mengapa diriku menjadi seorang pecundang seperti ini? Aku harus mengubah hidupku ini!" Aku berlari keluar kamar untuk mengatakan kepada orang tua ku bahwa diriku akan berubah, namun naas aku tersandung plastik makanan ringan dan menghantam lantai kamar dengan kepala terlebih dahulu. Pandangan ku kabur, saat ku sentuh dahi ku darah terlihat di tangan ku, saat itu pula Tuhan mengambil nyawa ku. #jika ada kata yang kurang tepat, segara komen agar cepat di perbaiki dan kalian bisa lebih enjoy dalam membaca cerita ku

U_ardi · Anime & Comics
Not enough ratings
273 Chs

25.) Mulai Manja

<p>"Jadi bagaimana bisa kamu bersama dengan putriku Haruka san, kami telah melaporkan ini pada polisi namun juga belum ada kabar karena kurangnya informasi, saya berterima kasih atas kebaikan anda Haruka San"<br/><br/>"Saya dari Miyagi utara dekat dengan Sma Karasuno, awalnya kulihat seorang pria tua yang jahat dialah yang menculik putrimu, aku membututinya sampai di apartemen nya dan ku temukan putrimu..."<br/><br/>"Putriku tidak apa sekarang, apa ada hal buruk terjadi sebelum kamu datang?"<br/><br/>"Maaf jika fulgar tapi aku akan jujur Putrimu sudah di perkosa lelaki tua itu, dalam apartemen ku temukan dia telanjang dengan banyak memar selanjutnya tidak akan ku ceritakan" <br/><br/>"Huh" ayahnya kaget karena sang anak telah di perkosa oleh penjahat lolicon<br/><br/>"Kamu sebagai orang tua ku sarankan untuk tidak menyalahkan anak mu apapun yang terjadi anggap ini kecelakaan, support dia untuk ceria kembali, jangan malah memberinya tekanan berlebih, aku tau berat sebagai orang tua mengetahui anaknya telah di perkosa, namun ku harap kalian dapat menerimanya dengan tabah"<br/><br/>"Dimana lelaki tua itu Haruka san akan ku penggal kepalanya"<br/><br/>"Untuk lelaki tua itu sudah ku bereskan anda tidak perlu khawatir"<br/><br/>"Bagaimana aku tidak khawatir ini anak ku satu satunya loh"<br/><br/>"Tolong tenanglah suami ku" kata ibu<br/><br/>"Aku tau anda khawatir tapi gunakan lah khawatir anda pada keadaan putri anda, kurasa mental nya mungkin sedkit terganggu, jadi paling tidak datangkan psikolog"<br/><br/>Ibunya menangis mengetahui keadaan putrinya dan ayahnya juga.<br/><br/>"Maaf karena tidak bisa bertindak lebih cepat"<br/><br/>"Tidak Haruka San anda sudah menyelamatkan putri saya, saya tidak meminta lebih yang terpenting Putri saya kembali ke rumah" ucap si ibu<br/><br/>"Jika seperti itu maka Saya akan pamit kembali pulang" ucap ku<br/><br/>"Apa kamu tidak mau makan siang dulu Shinomiaya san?"<br/><br/>"Tidak kami sudah makan banyak tadi saat perjalanan kesini" kata Saki<br/><br/>"Baiklah mari ku antar ke depan"<br/><br/>"Sekali lagi atas nama keluarga ku aku sangat berterima kasih"<br/><br/>"Baik" jawab ku singkat<br/><br/>"Ini aku ada hadiah untuk Ami chan tlong berikan ini saat ia bangun" kata ku sambil menyerahkan disk cd<br/><br/>"Aku juga titip pesan untuknya, "tetap semangat walaupun kamu dinkucilkan, jika tidak cocok carilah tempat lain yang dirasa cocok" kata Saki yang meniru diriku dulu<br/><br/>"Baik akan kami sampaikan kepadanya" <br/><br/>Aku dan Saki kembali ke mobil untuk kembali pulang.<br/><br/>"Akhirnya tugas kita sudah selesai Haruka kun, ku harap ami chan mampu bangkit dari keterpurukannya saat ini"<br/><br/>"Wanita adalah makhluk tuhan juga, dia punya hati punya logika dan punya perasaan, selama hal itu masih berjalan pasti Ami dan keluargamya baik baik saja"<br/><br/>"Kamu benar Haruka kun sangat disayangkan juga kenapa lolicon masih saja berkeliaran"<br/><br/>"Aku pun tidak tau tapi kurasa ami hamya satu dari sekian banyak pemerkosaan anak di bawah umur, bukanya meremehkan kepolisian namun juga penjahat sekarang lebih waspada dari korban dan lebih parahnya lagi warga sekarang banyak yang kurang peduli sesama"<br/><br/>"Sudahlah jangan di bahas lagi, kita doakan yang terbaik saja untuk Ami chan" kata ku<br/><br/>"Mumpung di Sendai mau kemana kita?" Tanya ku<br/><br/>"Kita ke resto dulu saja aku sudah lapar" kata Saki<br/><br/>"Kebetulan juga aku juga lapar, tunggu sebentar akan ku carikan resto yang terlihat enak" <br/><br/>"Baik Carikan dengan cepat"<br/><br/>"Lihat disana ada resto steak apa mau?"<br/><br/>"Jangan cari yang mudah di cerna saja"<br/><br/>"Resto keluarga kayaknya cocok" kata ku<br/><br/>"Boleh saja"<br/><br/>Ku parkirkan mobil ku di halaman resto, saat aku turun mobil aku melihat wanita setengah monyet.<br/><br/>"Oy anak perempuan mau pisang?"<br/><br/>"Pisang mana aku mau" jawab Yoshiko<br/><br/>"Oy Yoshiko jangan mudah percaya dengan orang lain" ucap A' kun<br/><br/>"Tidak apa aku kebetulan tau pacar mu ini, dia suka pisang bukan?" Kata ku<br/><br/>"Iyaaa' kamu tau saja aku pacaran dengan A'kun" <br/><br/>"Siapa mereka Haruka kun?" Tanya Saki<br/><br/>"Oh mereka orang asing" jawab ku<br/><br/>"Lalu kenapa kamu mengajak mereka bicara"<br/><br/>"Tidak apa tidak apa, Yoshiko adalah wanita yang lucu walaupun kelewatan bodoh" Jawab ku<br/><br/>"Katanya orang asing tapi kok kenal?'" tanya Saki<br/><br/>"Itu pacarnya tadi menyebut namanya"<br/><br/>"Aku bukan pacaran, aku tidak mungkin pacaran dengan wanita setengah monyet ini"<br/><br/>Saki dan Aku menoleh ke Yoshiko, terlihat dia sedang melamun tidak jelas.<br/><br/>"Hey hey mana pisang yang kamu janjikan" tanya Yoshiko<br/><br/>"Oh benar tunggu sebentar akan ku ambilkan" lalu ku ambil kan pisang yang ku beli dari mini market di rest area tadi, walaupun agak sudah layu.<br/><br/>"Ini ambil semuanya" kata ku<br/><br/>"Tidak apa kah tuan?" Tanya A kun<br/><br/>"Tidak masalah, Saki kamu juga tidak ingin memakanya bukan?" Tanya ku<br/><br/>"Tidak"<br/><br/>"Lihat, daripada tidak termakan lebih baik ku berikan pada Yoshiko"<br/><br/>"Terimakasih tuan bye bye tidak sabar aku ingin makan" Yoshiko yang menerima Pisang langsung kabur<br/><br/>"Hahahaha memang begitu sifatnya" kata ku<br/><br/>"Maaf tuan dia manusia yang tidak punya sopan santun" maaf A kun<br/><br/>"Tidak apa, lebih baik kamu segera menyusulnya sebelum dia kalap, bukankah kalian masih belum pulang sekolah?" Tanya ku<br/><br/>"Gawat aku lupa, tadi aku mengejar Yoshiko untuk mengajaknya kembali ke sekolah"<br/><br/>A kun lantas mengejar Yoshiko lagi<br/><br/>"Sudah ayo masuk Saki chan"<br/><br/>"Mereka gak jelas banget"<br/><br/>"Sudah jangan di pikirkan mereka memang seperti itu, ayo masuk saja" kataku sambil mendorong pundak Saki masuk ke resto.<br/><br/>"Kursi untuk 2 orang ?" Tanya pelayan<br/><br/>"Betul"<br/><br/>"Mari silahkan ikuti saya"<br/><br/>Kami mengikuti pelayan utu sampai di meja yang kosong.<br/><br/>"Silahkan duduk dan pilih menu tuan dan nonya"<br/><br/>"Oke" kata Saki<br/><br/>Setelah duduk<br/><br/>"Kamu mau apa Haruka kun?"<br/><br/>"Aku salad sayur dan sei sapi saja, sei nya porsi besar, dan minumnya cola jika boleh"<br/><br/>"Ok"<br/><br/>"Jika kamu?"<br/><br/>"Kurasa nasi goreng, kentang koreng dan es jeruk"<br/><br/>Pelayan datang lagi membawakan air mineral dingin.<br/><br/>"Kami pesan Sei sapi 1 porsi besar, nasi goreng, kentang goreng, salad sayur"<br/><br/>"Minumnya?" Tanya pelayan lagi<br/><br/>"Es Jeruk dan limun"<br/><br/>"Oy aku bilang cola" ucap ku<br/><br/>"Shuutt diam saja kamu" Kata Saki<br/><br/>"Cola atau limun jadinya?"<br/><br/>"Limun" ucap Saki<br/><br/>Pelayan ke dapur.<br/><br/>"Huh kamu ini Saki chan, padahal cuaca ini cocok untuk minum cola dingin" <br/><br/>"Cola tidak baik untuk kamu yang sedang membentuk badan Haruka kun"<br/><br/>"This is cheating day bruh"<br/><br/>"Selingkuh?" Tanya Saki<br/><br/>"Bukan selingkuh, tapi hari bebas makan maksudku"<br/><br/>"Pokoknya ikut saja pilihan ku, orang kamu juga suka limun"<br/><br/>"Ughh itu karena kamu yang memesan nya terus" ucap ku dengan muka ku taruh di meja<br/><br/>Kulihat sekitar, restoran nya cukup sepi, arsitektur nya elegan dengan dominan warna original kayu.<br/><br/>"Hey Saki chan ini sudah hari kamis"<br/><br/>"Lalu kenapa jika Kamis?" <br/><br/>"Besok Jumat setelah latihan voli mari ke rumah ku"<br/><br/>"Rumah Ayah ibu mu?" Tanya Saki<br/><br/>"Benar, mereka kan bilang untuk berkunjung kesana sesekali, aku juga ingin mengenalkan mu pada nenek kakak ku dan adik ku Hiyori"<br/><br/>"Kakek mu yang membuat mu diusir?"<br/><br/>"Benar, tapi dia juga yang selalu melindungi diriku ketika aku di marahi ibu, namun karena perlindungan itu membuat ku malah melunjak"<br/><br/>"Kakek mu tidak galak kan?"<br/><br/>"Tidak sama sekali, namun dia tegas, kamu bisa bukan?" Tanya ku<br/><br/>"Ya bisa saja, tapi kita belum latihan sama sekali untuk menyanyi loh" <br/><br/>"Menyanyi kan di mulai jam 12 siang harinya juga Sabtu, kita bisa latihan setelah pulang dari rumah ku"<br/><br/>"Kamu yakin bisa pulang? Mereka mungkin kangen padamu dan membuat kita menginap di sana"<br/><br/>"Ya itu benar juga tapi kita tinggal buat alasan saja"<br/><br/>"Contohnya?"<br/><br/>"Hari sabtu cek kandungan di rumah sakit apa normal atau tidak, begitu mungkin?"<br/><br/>"Tidak mau, kok aku yang jadi korban alasan"<br/><br/>"Ya kan cuma contoh, Alasannya akan di pikirkan kedepannya"<br/><br/>"Yakin bisa?"<br/><br/>"Serahkan pada ku Saki chan"<br/><br/>"Baiklah aku ikut dengan mu, eh aku juga ingin bertanya juga"<br/><br/>"Tanya apa?" Ucap ku<br/><br/>"Apa keluarga mu tinggi tinggi semua, kamu tau bukan ayah ibu mu lihat saja mungkin 180 dan 175, kamu juga 183?"<br/><br/>"Kurasa gen tinggi di turunkan dari nenek ku, asal kamu tau sih kakek ku cuma 174 cm kayaknya"<br/><br/>"Lah itu sudah tinggi, lalu nenek mu?"<br/><br/>"Nenek ku 185 cm"<br/><br/>"Astaga keluarga mu ras raksasa atau gimana sih"<br/><br/>"Jangan kuatir walaupun kamu hanya 160 cm itu sudah tinggi kok"<br/><br/>"Aku hanya Sepundak mu kurang Haruka kun!"<br/><br/>"Tetap tenang"<br/><br/>"Lalu ada adik mu"<br/><br/>"Hiyori saat dulu baru 178 mungkin sudah jadi 180 saat ini"<br/><br/>"Huh"<br/><br/>"Kamu jangan berpikiran merusak generasi Saki chan"<br/><br/>"Apa, kenapa aku harus memikirkan itu?"<br/><br/>"Ya siapa tau bukan?"<br/><br/>"Jika menurut mu menjelekan keturunan maka ku anggap memperbaiki keturunan Haruka kun!!" Cubitnya pada pipi Haruka<br/><br/>"Silahkan di nikmati tuan dan nyonya" kata pelayanan saat datang membawa pesanan kami<br/><br/>"Terima Kasih" kata Saki<br/><br/>"Ayo makan dulu" ucap Saki padaku<br/><br/>"Baik" ucap ku lalu mencampur salad dengan sei sapi<br/><br/>"Enakkk, kamu ingin Saki chan?" Suap ku padanya<br/><br/>"Boleh" buka mulut Saki sambil membenarkan rambut samping<br/><br/>Mmmm<br/><br/>"Rasanya unik, gurih asam dan segar jadi satu" kata Saki<br/><br/>"Benar, ini memang makanan enak" ucap ku lalu memasukan suapan ke mulutku<br/><br/>"Kamu juga ingin nasi goreng ini?" Tanya Saki<br/><br/>"Tidak mau"<br/><br/>"Buka mulut mu aaa" kata Saki<br/><br/>"Tidak mau Saki chan aku kurang suka Nasi goreng dengan brokoli itu"<br/><br/>"Aaaa"<br/><br/>Aku terpaksa membuka mulut dan makanan masuk ke mulut ku.<br/><br/>"Uwaaa romantisnya mereka" kata pelayan yang melihat dari meja kasir<br/><br/>"Benar sekali Hina chan ku pikir wanita itu sangat beruntung punya pasangan laki laki itu, sudah tinggi, tampan, tajir lagi"<br/><br/>"Benar Ruka Chan kapan ya aku punya pacar seperti itu"<br/><br/>"Entah, aku pun juga ingin kyaaa"<br/><br/>Setelah selesai makan kami menuju ke kasir untuk menbayar<br/><br/>Tagihan<br/><br/>Sei sapi porsi besar 2000 yen<br/><br/>Salad sayur 1000 yen<br/><br/>Nasi goreng 400 yen<br/><br/>Kentang goreng 200 yen<br/><br/>Es jeruk 150 yen<br/><br/>Limun 200 yen<br/><br/>Ku buka dompet ku ada 3 lembar pecahan 1000 yen <br/><br/>"Totalnya jadi 3950 yen tuan, mau cash atau kredit?"<br/><br/>"Saki chan ada 1000 yen?"<br/><br/>"Ini Haruka kun" serah 1000 yen<br/><br/>"Oke" lalu ke serahkan ke kasir<br/><br/>"Ini kembaliannya 50 yen"<br/><br/>Ku terima lalu ku masukan ke kotak donasi untuk panti<br/><br/>Ku ambi lagi uang 10rb yen lalu ku masukan ke dalam kotak.<br/><br/>"Gila nih orang dengan percuma mendonasikan 10rb yen ke kotak amal?" Pikir si kasir<br/><br/>"Silahkan datang kembali tuan dan nonya" ucap si kasir<br/><br/>Dilihatnya Haruka dan Saki masuk ke mobil mewah<br/><br/>"Pantas aja mereka membakar 10rb tanpa ragu"<br/><br/>Kembali ke Mobil<br/><br/>"Kemana lagi Saki chan?"<br/><br/>"Beli oleh oleh untuk yang di rumah?"<br/><br/>"Boleh juga, mari menuju ke pusat oleh oleh di sana" tunjuk ku ke depan resto<br/><br/>"Oke"<br/><br/>Ku jalankan mobil menuju tempat parkir toko oleh oleh sendai<br/><br/>Kami turun dari mobil lalu di sambut di depan tokonya<br/><br/>"Selamat siang tuan nyonya silahkan berbelanja dengan ceria di toko kami, anda puas kami senang" ucap penjaga du depan pintu toko<br/><br/>"Saki chan oleh oleh apa yang Khas Sendai?"<br/><br/>"Masuk saja dulu tar pasti ada" kata Saki<br/><br/>Kami masuk<br/><br/>Oleh oleh khasnya ada Hagi no Tsuki (roti dari bunga hagi) , dan sasa komaboko (kue ikan)<br/><br/>"Ambil 10 bungkus tiap menu tolong" kata ku pada pelayan<br/><br/>"Baik tuan" lalu di siapakan kardus<br/><br/>"Totalnya 15 rb yen tuan"<br/><br/>"Eh mahalnya" pikir ku<br/><br/>Lalu ku serahkan 20 rb yen dan kembalian 5 rb yen.<br/><br/>"Saki chan ayo kembali ke mobil"<br/><br/>"Baik Haruka kun"<br/><br/>Ku bawa kardus 3 tumpuk itu ke dalam mobil<br/><br/>Lalu masuk ke mobil lagi.<br/><br/>"Mau istirahat dulu sebelum berkendara?" Tanya Saki<br/><br/>"Tidak kita langsung saja"<br/><br/>"Oke"<br/><br/>Dimulai lah perjalan panjang lagi menuju ke SMA karasuno<br/><br/>Jam baru pukul 11.30 <br/><br/>Dalam perjalanan<br/><br/>"Hey Haruka kun apa kamu punya mantan pacar?" Tanya Saki<br/><br/>"Punya dong, aku kan ganteng bergaya"<br/><br/>"Ihh, punya berapa mantan?"<br/><br/>"Aku lupa" jawab ku<br/><br/>"Kenapa bisa lupa?"<br/><br/>"Mereka terlalu banyak"<br/><br/>"Ihh kamu ternyata play boy Haruka kun" ucap Saki lalu meninju ninju pundak ku<br/><br/>"Bukan play boy juga, aku orangnya baik jadi setiap ada yang menyatakan cinta pada ku akan ku terima"<br/><br/>Saki menatap ku dengan pandangan tidak percaya<br/><br/>"Jadi walaupun kamu sudah ada pacar kamu akan tetap menerima yang lain?" Tanya Saki<br/><br/>"Ya begitulah"<br/><br/>"Kamu lebih buruk dari playboy Haruka kun"<br/><br/>"Loh yang penting kan mereka senang"<br/><br/>"Senang kepala mu botak itu, mereka pasti merasa terkhianati"<br/><br/>"Kamu terlalu memikirkan berlebih, sebelum aku menerima mereka aku juga berkata pada mereka, aku sudah punya pacar apa kamu mau jadi yang kedua atau seterusnya"<br/><br/>"Jadi mereka juga tau, bahwa kamu memadu mereka"<br/><br/>"Yups"<br/><br/>"Rekor pacar sekali waktu?" Tanya Saki<br/><br/>"Tidak usah bertanya"<br/><br/>"Berapa!"<br/><br/>"5 wanita"<br/><br/>"Gilak kamu Haruka kun tapi mereka tidak kamu apa apakan bukan?"<br/><br/>"Waduh pertanyaan mu tambah ke privasi Saki chan"<br/><br/>"Eh apa yang kamu lakukan pada mereka"<br/><br/>"No coment" jawab ku<br/><br/>"Harus komen"<br/><br/>"Dengarkan aku Saki chan walaupun aku dulu berengsek sekarang cinta ku hanyalah kamu jadi kamu tidak usah tau tentang mantan mantan ku" jelas ku padanya<br/><br/>"Tapi aku.." ucap Saki<br/><br/>"Dengarkan sekali lagi Saki chan, saat dulu aku bertanya apa kamu yakin menikah dengan ku kamu siap menerima diriku apa adanya, jadi kamu tau dulu aku berengsek maka lebih baik kamu tidak mengungkitnya, yang penting waktu sekarang, waktu ku bersama dirimu ini"<br/><br/>"Umm baiklah Sayang" ucap Saki dengan nada manis<br/><br/>"Awwww kamu imut Saki channn" kata Ku<br/><br/>"Hey Haruka kun lihat ini" ucap Saki menujukan ponselnya<br/><br/>"Apa itu?" Toleh ku sedikit karena sedang menyetir<br/><br/>"Lagu baru mu sudah tembus 100 juta view, pendapatannya sudah tembus 15 juta yen, wow nilai yang sangat fantastis"<br/><br/>"Namanya juga lagu dengan bahasa Inggris jadi pendengarnya bukan hanya dari jepang"<br/><br/>"Kamu benar, kapan kapan aku akan buat juga lagu berbahasa Inggris"<br/><br/>"Kamu bahasa Inggris saja belum lancar, eh ini mau buat lagu berbahasa inggris"<br/><br/>"Kamu kan ada Haruka kun"<br/><br/>"Lah aku jadi korban, eh tapi Saki uang yang terkumpul di akun itu sudah berapa banyak?"<br/><br/>"24 juta yen, aku beberapa waktu lalu menarik 5 juta yen"<br/><br/>"Kamu ingin beli barang?" Tanya ku<br/><br/>"Tidak juga, aku gunakan untuk menabung siapa tau ada hal yang tidak terduga menimpa kita jadi ku sisihkan dulu"<br/><br/>"Menabung di mana?" <br/><br/>"Di bank yang sama seperti mu"<br/><br/>"Oh jika bank sama sepertiku aku bisa percaya keamanannya"<br/><br/>"Tapi Haruka kun berapa uang yang masih terisa dari kartu mu?"<br/><br/>"Masih tersisa 5 miliar yen, belum ku gunakan sepeser pun yang ku gunakan sekarang masih dari hasil lagu ku terdahulu dan hadiah dari perusahaan Nasa san"<br/><br/>"Wow masih sangat banyak, bagaimana jika kita membeli rumah saja Haruka kun"<br/><br/>"Jangan dulu"<br/><br/>"Kenapa memangnya?"<br/><br/>"Aku punya Firasat kita akan mendapatkan dalam waktu dekat"<br/><br/>"Waktu dekat?"<br/><br/>"Maksudku hadiah dari ibu"<br/><br/>"Ibumu tajir banget ya" tanya Saki<br/><br/>"Namanya juga Shinomiya" kata Ku<br/><br/>Sampai di pintu masuk tol<br/><br/>Perjalanan seperti aku ke Sendai namun saat pulang kami tidak ke rest area.<br/><br/>Jam 2.25 keluar dari tol<br/><br/>"Saki chan nanti aku ada latihan voli, kamu mau ikut ke Sekolah?"<br/><br/>"Tidak usah aku akan di rumah saja, lagipula oleh oleh ini harus segera di antar ke tetangga"<br/><br/>"Baiklah mari ke Apartemen dulu"<br/><br/>Jam 3.00 sampai di apartemen<br/><br/>Aku dan Saki naik lift dengan barang bawaan banyak.<br/><br/>Aku segera lepas baju dan kunganti seragam latihan.<br/><br/>"Aku berangkat Saki chan"<br/><br/>"Ok hati hati di jalan" balas Saki<br/><br/>"Baiklah mari urus apartemen ini" ucap Saki lalu memasukan Pakaian ke mesin cuci<br/><br/>Aku menuju sekolah dengan jalan kaki, ketika Sampai di sana pelajaran telah usai jadi aku masuk saja langsung di gedung olahraga.<br/><br/>"Hey Haruka kun baru datang?" Tanya Daichi<br/><br/>"Benar habis pulang dari Sendai" jawab <br/><br/>"Mari bergabung untuk pemanasan dulu Haruka kun" ucap Suga<br/><br/>"Umm" lalu ku taruh tas dan ikut pemanasan<br/><br/>.<br/>.<br/>.<br/><br/>Pemanasan usai<br/><br/>"Sekarang kita akan mengukur tinggi lompatan kalian, untuk jelasnya biar Yaichi yang menjelaskan" ucap Ukai Sensei<br/><br/>"Ano kalian akan melompat setinggi mungkin dengan alat ini"<br/><br/><br/><br/>"Kalian boleh menggunakan ancang ancang gunakan titik ledak betis untuk lompat setinggi mungkin" sambung Yaichi<br/><br/>"Baik akan kita mulai dari anak kelas 3"<br/><br/>Daichi 3,12<br/><br/>Suga 3,20<br/><br/>Asahi 3,33<br/><br/>Nishinoya 3,05<br/><br/>Tanaka 3,35<br/><br/>Kazuhito 3,33 (mb harus tinggi)<br/><br/>Enoshita 3,31<br/><br/>Kinoshita 3,30<br/><br/>Raiki (member baru) (spesialis deff) 3,31<br/><br/>Hinata 3,36<br/><br/>Kageyama 3,38<br/><br/>Yamaguchi 3,12<br/><br/>Tsukishima 3,34(mb)<br/><br/>"Terkahir Haruka kun, Silahkan di mulai" kata Yaichi<br/><br/>Aku melompat setinggi mungkin lalu ku raih balok setinggi yang bisa ku raih<br/><br/>3,60 meter<br/><br/>"Astaga rusak, dengan lompatan setinggi itu pasti bisa melewati blocking musuh" ucap Ukai<br/><br/>"Whooaaa Haruka kun lompatan mu sungguh tinggi" teriak Hinata<br/><br/>"Memang benar jika ukai sensei memberikan julukan monster pada Haruka kun" kata Suga<br/><br/>"Sudah sudah karena sudah melakukan pengukuran mari mulai latih tanding"<br/><br/>Tim 1 Daichi Asahi Kageyama Nishinoya Tanaka Ennoshita dan Kinoshita<br/><br/>Tim 2 Haruka Raiki Suga Hinata Kazuhito Yamaguchi dan Tsukishima<br/><br/>"Nama yang pertama ku sebut akan menjadi kapten, jadi gunakan siasat atau strategi agar tim yang kamu pimpin menang" ucap Ukai Sensei<br/><br/>"Baik sensei" ucap Kami semua<br/><br/>Di tim ku<br/><br/>"Haruka kun silahkan buat pengaturanan posisi yang kamu mau" ucap Suga<br/><br/>"Baik Suga San"<br/><br/>Ku atur posisi nya aku di belakang dulu di temani oleh Hinata dan Kazuhito di depan ada Suga Tsukihima dan Raiki, dengan harapan kuat di belakang dulu dan agak lemah di depan, Yamaguchi akan ku jadikan spesialis servis.<br/><br/>Pritttt<br/><br/>Peluit berbunyi menandakan pertandingan akan di mulai, servus pertama oleh Kageyama dengan jump servis nya.<br/><br/>Bola mengarah ke Hinata<br/><br/>"Hinata cover teriak Suga" namun gagal di cover oleh Hinata<br/><br/>Servis kedua dengan jump servis lagi tapi mengarah ke Kazuhito dan gagal di terima lagi.<br/><br/>2-0<br/><br/>"Oy Kageyama oper padaku!!" Teriak ku pada Kageyama<br/><br/>"Siapa juga yang ingin membuang point huh" teriak Kageyama padaku<br/><br/>"Hinata pindah pinggir" ucap ku<br/><br/>Aku jadi penjaga di tengah<br/><br/>Kageyama melakukan servis dan mengarah agak ke Hinata<br/><br/>"Hinata akan ki cover" teriak ku lalu Hinata agak menghindar<br/><br/>Bammm<br/><br/>Ku cover dengan sempurna mengarah ke Suga<br/><br/>Suga melakukan toss ke Tsukhisima, Tsukishima melompat namun masih bisa di blok.<br/><br/>Bola memantul cepat ke area tim kami namun masih bisa di follow oleh Raiki.<br/><br/>Tinggal dua sentuhan bola mengarah padaku<br/><br/>"Oper padaku Haruka kun" ucap Suga yang siap melakukan Spike<br/><br/>Ku oper padanya dan spike berhasil masuk<br/><br/>2-1<br/></p>