webnovel

Re Life In Anime World

Saya seorang otaku yang hanya suka berdiam diri di kamar sembari menonton anime terkadang melihat manga erotis. Aku mungkin seorang manusia yang gagal namun aku tetep berpendirian teguh pada budaya otaku ku ini, aku tak ingin keluar untuk sekolah ataupun berinterkasi, aku tidak ingin sama sekali. Orang tua ku bahkan sampai tak peduli lagi padaku, namun dibalik ketidak pedulian mereka, mereka masih lah orang tua yang sayang padaku, tak lupa setiap hari mereka menyisakan makanan untuk ku makan. Suatu hari aku menonton anime yang bercerita tentang kehidupan sosial, disitulah aku menonton dan menonton hingga aku merasakan hatiku bergejolak. "Mengapa diriku menjadi seorang pecundang seperti ini? Aku harus mengubah hidupku ini!" Aku berlari keluar kamar untuk mengatakan kepada orang tua ku bahwa diriku akan berubah, namun naas aku tersandung plastik makanan ringan dan menghantam lantai kamar dengan kepala terlebih dahulu. Pandangan ku kabur, saat ku sentuh dahi ku darah terlihat di tangan ku, saat itu pula Tuhan mengambil nyawa ku. #jika ada kata yang kurang tepat, segara komen agar cepat di perbaiki dan kalian bisa lebih enjoy dalam membaca cerita ku

U_ardi · Anime & Comics
Not enough ratings
273 Chs

120.) Mulai Sangat Sibuk

Jam 8.30 Malam di rumah Haruka

Sesi belajar Rin chan sudah selesai kami lantas bersantai bersama.

Dengan duduk di karpet dan menonton film animasi bersama.

Rin chan dan Saki menonton dengan fokus, untung saja kami menonton di Netflix jadinya tidak ada iklan.

.

"Uwoooo" teriak mereka berdua saat adegan Ferdinand menyeruduk lain hingga tanduknya patah (Film : Ferdinand)

.

Jam 9.30 film di stop ibu karena sudah waktunya tidur.

"Sebentar ibu, filmnya nanggung" ucap Saki

"Humm humm tinggal 25 menit lagi bu" ucap Rin chan

"Sudah malam, kalian menonton besok lagi" balas ibu

"Tapi ibu nanggung banget loh" ucap Saki

"Saki" ucap ku (Mengkode agar tidak melawan ibu, sebab ini hanya film)

Saki menengok padaku.

"Huhh baik ibu" ucap Saki

Rin chan patuh sebab ia tidak ingin membuat ibunya marah.

Tv ku matikan lalu lampu nya ku setting lewat ponsel agar lebih redup.

Saki sudah duluan ke kamar

.

Di kamar

Aku masuk ke kamar, ku dapati Saki sedang rebahan dan memegang ponselnya, seperti ia sedang menonton lanjutan film tadi, sebab posisi ponselnya miring.

"Saki chan, sikat gigi dulu" suruh ku

"Sebentar sedang seru ini" ucap Saki

Aku hanya menghela napas ringan, sebab begitulah jika orang sedang suka sukanya terhadap film, tidak mau di ganggu hingga filmnya selesai.

Aku gosok gigi duluan.

Sambil berkaca melihat diriku ini yang tampan.

Beberapa menit berselang, Saki datang dengan ponsel yang masih di tangan, sepertinya ia kembali ingat dengan hantu kemarin.

Buktinya.

Aku berjalan ke luar kamar mandi Saki langsung memegang tangan ku.

"Jangan pergi dulu, temani aku" ucap Saki

"Memangnya ada apa?" balas ku

"Yang kemarin" kata Saki

"Kemarin?" balas ku pura-pura bingung

"Jangan pura pura lupa Haruka kun, aku tak mau menyebutnya!"

"Hahaha iya iya, buruan akan ku tunggu" balas ku

Note : Sudah malah menghindari perdebatan lebih utama.

.

Jam 10 malam

Di ranjang, Saki sudah tertidur pulas sambil memeluk ku.

"Kudengar langkahmu, Kudengar desah nafasmu dan detak jantungmu, Ku kan temukan dirimu" bisik ku di telinganya

Plak

Pipi ku di tampar Saki dengan keras.

"Jangan ganggu aku Haruka ku!" ucap Saki sambil keluar air kelopak matanya

Aku tertawa karena bisa mengganggu istri ku.

"Sekali lagi kamu ganggu, aku akan tidur dengan ibu" ancam Saki

"Hehehe maaf maaf, kamu lucu ketika ku goda, sekarang tidur lagi" ucap ku sambil memeluknya

2 menit, Saki langsung tidur

Ku kecup pelan keningnya lalu ikut tertidur.

.

Selasa 28 Juli, pukul 5,30 pagi

Aku membuka mata perlahan, ku dapati istriku yang sedang ngiler di bajuku.

"Saki chan bagunlah" ucap ku sambil menggoyangkan tubuhnya

"Emmm" Saki tidak mau bangun dan malam memelukku lebih erat

"Bangun sayang, sudah pagi oi" kataku lebih keras

Saki tetap tidak merespon

Aku menghela napas panjang, punya istri kok ya kaya gini.

Aku jadi kepikiran ide, aku ingin melakukan testimoni apa istriku masih takut atau tidak.

Ku bisikan padanya.

"Saki, Saki, bantu aku, aku sendirian di sini" ucap ku dengan nada khas horor

Saki langsung membuka matanya.

.

"Hey ini sakit lah" kataku sambil mengelus perutku yang jadi korban cubitannya

"Sudah di kata jangan ganggu, masih di ganggu" ucap Saki ngambek

"Ya kamu tidak bangun bangun, jadi cara itu ku pilih agar kamu cepet bangun, sekarang sana bantu ibu memasak di dapur" ucap ku padanya

"Aku malas memasak sebenarnya, tapi karena itu kewajiban seorang istri aku akan pergi, btw Haruka kun hari ini kita masuk sekolah atau tidak?" tanya Saki sambil mengucir rambutnya

"Tidak usah sih sepertinya, rapot mu nanti biar ku ambil bersama sebelum kumpul kumpul nanti" balas ku

"Kumpul makan grup game mu itu?" tanya Saki lagi

"Iya yang grup game clash royale" balas ku

"Jam berapa nanti?" tanya Saki

"Jam 11"

"Oke oke"

.

Di dapur.

"Saki chan bukankan hari ini ada pengambilan rapor?" tanya ibu

"Benar ibu, tapi yang mengambilkan adalah Haruka langsung, katanya sudah dewasa jadi boleh di ambil sendiri" balas Saki yang memotong sayuran

"Oh, ku kira ibu masih harus mengambilkannya" ucap ibu

"Tidak tidak perlu bu, kami berdua sudah bisa mengaturnya, jadi ibu tinggal fokus mengurus dan membesarkan Rin chan agar jadi anak yang sehat dan bisa ibu banggakan, anggap saja tugas ibu untuk ku sudah selesai, tetap jadi orang tua ku, namun jangan terlalu memanjakan aku, aku sudah berkeluarga sendiri sebabnya" ucap Saki

"Iya sayang, ibu tau hal itu" ucap ibu namun dalam hatinya masih belum bisa menerima keadaan itu, ia masih ingin menjaga Saki sang putri manisnya

"Sudah jangan bersedih, toh kita masih bersama, ini supnya biar aku yang masak" ucap Saki

"Humm, kamu tidak buat bento?" tanya ibu

"Sudah buat untuk ibu dan Rin chan, untuk ku dan Haruka tidak ku buat, sebab aku akan makan siang bersama teman temannya Haruka nanti di restoran" balas Saki

"Oh, ya sudah ini kamu yang urus, biar ibu bangunkan Rin chan dulu" ucap ibu (Jam 5.50)(Ibu selalu mengajarkan bahwa anak putri harus bisa bangun pagi)

"Oke" kata Saki

.

Di kamar ibu.

Rin chan masoh tidur sambil memeluk boneka beruang yang ibu berikan untuk penghargaan bagi Rin chan yang sudah bisa membaca dan menghitung, walaupun belum lancar.

Note : Rewards by punishment sebenarnya tidak terlalu bagus untuk anak, sebab bisa membuat anak ketergantungan pada pemberian, namun dalam kasus Rin chan, ibu punya trik agar tidak membuat Rin chan ketergantungan hadiah, yaitu dengan cara ia memberi hadiah hanya pada saat prestasi besar saja, jika prestasi kecil hanya akan ibu berikan pujian atau hadiah kecupan.

"Bangun sayang, ayo gosok gigi lalu mandi" ucap ibu membangunkannya

Rin chan membuka matanya perlahan, ia melihat sekitar seperti biasa anak anak yang di bangunkan.

"Ibu aku ingat sesuatu dalam mimpi ku" kata Rin chan sambil duduk

"Oh, kamu ingat apa" tanya ibu sambil merapikan tempat tidur

"Kakek nenek punya anjing, namun anjingnya bisa berubah jadi manusia" ucap Rin chan

"Kamu ada ada saja, kakek dan nenek itu tidak punya anjing, sekarang ayo pergi gosok gigi dan mandi" kata ibu sambil mengajak Rin chan mandi

"Eh aku beneran ini" balas Rin chan

"Ya sudah, nanti kita buktikan sendiri setelah pernikahan kakak Saki, kita ke rumah kakek nenek" ucap ibu

"Yey, kakak juga di ajak?"

"Tidak, kakak mu akan pergi ke Amerika untuk pergi berduaan"

"Humphh mereka berdua itu sudah banyak berdua kenapa masih ingin pergi berdua, padahal aku kan ingin bersama kakak Haruka" ucapnya

"Mereka sudah menikah, ingat mimpi mu dulu bahwa ada pangeran yang menjemput kamu itu"

"Umm aku ingat" balas Rin chan sambil melepas bajunya

Mereka berdua duduk di depan bak mandi

"Ya kakak Saki itu sudah di jemput pangerannya, jadi mereka normal untuk bersama"

"Normal?" tanya Rin chan

"Hal yang biasa" balas ibu lalu menyiram tubuh Rin chan

"Ibu, biarkan aku yang menggosok punggungmu"

"Baiklah, namun kamu biar ibu gosok dulu,

"Oke"

.

Di dapur.

"Saki chan buatkan aku kopi cappuccino" suruh ku sambil duduk di meja makan

"Pakai gula?" tanya Saki

"One" balas ku

.

"Kamu masak apa Saki chab?" aku bertanya setelah menyeruput kopi

"Sup miso"

"Lalu panci satunya itu?"

"Ini sisa kare"

"Oh ya sudah, aku mau ke depan dulu"

"Mandi dulu Haruka kun" kata Saki

"Iya maksudnya ke depan sekalian mandi"

.

Jam 6.30 kami sarapan

Jam 7 Saki mengantarkan ibu dan Rin chan, ke toko ibu, sementara aku tetap di rumah sambil push trophy game clash royale, sebab tanggal 30 sudah end season sementara trophy ku baru 6500+ sangat jauh dari top global yang 8450.

Haruka vs Yabeo (Public normal)

Di pihak Yabeo

"Astaga bang sudah menang crl masih aja push trophy!" ucap Yabeo lalu menss match nya, ia ingin pamer di medsos dan grup clannya

.

Di pihak ku

"Yabeo? Tidak kenal" ucap ku

Aku bermain dengan santai, deck saling counter namun karena aku pro player, match tetap bisa ku menangkan walaupun hanya 1 tower musuh yang hancur.

Match ke dua melawan player asal arab, jika di lihat dari nick namenya yang tulisan arab.

3 menit bisa menang.

"Lumayan 26 trophy" ucap ku

Match ke tiga di mulai bersamaan Saki yang sudah sampai rumah. (terdengar dari suara gerbang yang terbuka)

Aku tetap fokus agar selama 3 menit pertandingan usai.

.

"Gg anjir" ucap ku karena aku malah kalah 3 tower selama 3 menit

Saat ku tengok nickname nya ternyata ia adalah Benzer, yang merupakan pro player juga.

"Hadeh kenapa juga pro player punya kewajiban push trophy" keluh ku

.

"Haruka kun tolong bersihkan kolam renang" teriak Saki dari belakang

"Baik" balas ku lalu berjalan ke belakang.

.

"Kenapa di bersihkan, bukanya masih bersih?" tanya ku

"Hanya daun yang di atas dan di dasar itu" tunjuk Saki pada daun yang mengambang dan sudah tenggelam

"Oh" balas ku lalu pergi ke garasi untuk ambil jaring panjang

.

Kubersihkan kolam dengan santai, sebab waktu ku longgar.

Ringg (Ponsel ku berbunyi)

"Halo ada apa Ryu san?" tanya ku

"Anda tidak ikut ke Tokyo Haruka sama?" tanyanya di Airport Sendai

"Tidak usah dan tidak bisa, ini hanya rapat soal kerja sama kecil, jadi tugas manager saja" balas ku

"Ehh tapi anda kata akan hadir juga sebelumnya"

"Ya itu sebelum aku punya kerja sama saham, sekarang kan sudah jadi mereka sebenarnya hanya tinggal menyerahkan perjanjian dan kamu menandatanganinya saja"

"Oh, saya paham, jika begitu ya sudah Haruka sama akan saya tutup teleponnya"

"Baiklah, hati hati selama perjalanan" balas ku

"Baik" lalu Ryu san menutup teleponnya

.

Ringg! Telepon berbunyi lagi

"Halo Hinata ada apa?" tanya ku

"Kenapa bro?" tanya ku

"Oi kenapa kamu sedang di mana, kamu tidak lupa latihan voli bukan?" tanyanya

"Latihan voli?" ucap ku bingung

"Latihan intensif, sebab besok tidak ada latihan" kata Hinata

"Heh, tapi kemarin tidak ada kabar" balas ku

"Kan di rundingkan di grup"

"Aku tidak buka grup voli kemarin" pikir ku sambil menepuk jidat (Contoh orang yang selalu online tapi gak pernah nimbrung grup)

"Ya baik baik, aku akan hadir" ucap ku padanya

"Cepatlah, sensei sudah menunggu kamu ini"

"Iya iya"

.

Ku bersihkan dengan cepat lalu pergi ganti baju.

"Mau kemana Haruka kun?" tanya Saki yang rebahan di sofa ruang keluarga

"Mau latihan voli"

"Eh lalu makannya nanti?"

"Ya aku akan pulang jam 10, latihan usai jam 9.30" balas ku

"Aku ikut ke restoran" kata Saki

"Mau ngapain, restoran belum buka" balas ku

"Sudah kok, tadi ku lihat pintu samping sudah terbuka"

"Hmm ya sudah segera ganti pakaian" balas ku

"Oke"

.

Dengan mengendarai motor agar lebih cepat sampai, kami tiba di restoran hanya dalam waktu 4 menit.

"Boleh ku pinjam motornya?" tanya Saki

"Mau kemana?" tanya ku balik

"Mau jalan jalan ke rumahnya Asami" ucap Saki

"Kenapa kesana?"

"Anak anak perempuan kumpul disana sekarang" ucap Saki

"Oh tapi kamu memangnya bisa naik motor?" tanya ku

"Bisa ini mudah, tinggal di gas bukan?" tanya Saki

"Kamu yakin?" tanya ku sekali lagi

"Yakin, sini kuncinya, nanti jam 9.30 aku akan ke sini"

Ku serahkan kuncinya.

.

Saki naik motor dengan berjinjit sebab motornya juga yang tinggi.

"Bye" kata Saki

"Hati hati" ucap ku

.

Aku masuk ke sekolah, karena ini baru jam 7.30 orang tua belum datang, acara ambil rapor nanti jam 8.00 sebabnya.

Namun ada juga siswa siswi yang masih masuk sekolah, yaitu mereka yang ada keperluan klub, ataupun keperluan mengerjakan tugas dari guru (Tanaka, Ennoshita, Nishinoya, Kinnoshita, Kageyama)

.

Di gedung olahraga, ku lihat permainan sudah di mulai namun latihan individu, sebab pemain belum komplit.

"Haruka lari lapangan, 3 kali!" teriak Ukai sensei padaku yang masuk gedung seperti tanpa dosa apa apa

"Baik sensei!" balas ku kaget

.

Aku lari memutari dua lapangan voli, sebanyak 3 kali, sambil melihat beberapa klub lain, seperti klub bulu tangkis, klub senam, dan klub pimpong (Hanya yang lolos ke nasional) (Renang, lari, tolak peluru dan lain lain ada di luar gedung)

.

Setelah lari aku ikut kumpul sebentar.

"Kita akan latihan normal saja, fokus ke individu, gunakan kedua lapangan sesuka kalian, setelah pemain yang ikut ujian datang, kita akan memulai permainan" ucap Ukai sensei

"4v4 boleh sensei?" tanya Suga

"Lakukan saja, namun ku sarankan latihan individu saja, contohnya Hinata dengan jump serv, Hinata quick dengan toss darimu, Haruka dengan spike keras atau tinggi, spike Asahi di keraskan lagi, ataupun cara blocker" saran Ukai sensei

"Boleh aku izin sebentar sensei? Mau ambil rapor" tanya ku

"Ambil saja dulu, namun setelah itu segera kemari, ingatlah besok tidak ada latihan, tanggal 31 Juli kita ada sambutan pembukaan turnamen nasional, jadi tidak ada waktu lagi untuk latihan selain ini dan sore nanti"

"Baik sensei aku paham" balas ku

.

Sekarang jam 7.50

Aku ke kamar mandi untuk ganti pakaian formal seperti jas agar terlihat dewasa.

Saat berjalan ke kelas ku, ku lihat banyak orang tua yang sudah datang.

"Haruka sama selamat pagi" ucap ayahnya Tadakuni, Yasuha san (Satpam di toko ku)

"Pak Yasuha, pagi juga" balas ku

Orang tua siswa kebanyakan adalah karyawan di toko ku dan karyawan di toko ibunya Saki, jadi kebanyakan aku kenal mereka dan mereka tentunya kenal aku.

Di dalam kelas.

Aku duduk ditemani orang tua siswa yang lain menunggu giliran di panggil.

Note : panggilan nama di awali dengan urutan abjad, namun nama keluarga yang lebih dulu, artinya jika namanya Haruka Shinomiya, dengan Maika Sakuranomiya, nama keluarga di dahulukan sebab aturan penulisan jepang seperti itu, sehingga Sakuranomiya di panggil lebih dulu, cara singkatnya sesuai absen saja.

.

Selama 10 menit akhirnya nama ku di panggil.

"Haruka Shinomiya" ucap Minami sensei, sang wali kelas ku

Aku maju ke depan duduk di depan meja sensei.

"Eh Haruka di ambil sendiri?" tanya Minami sensei

"Iya sensei" balas ku

"Hmm untung saja kamu punya kartu identitas masyarakat, ini rapor mu" serah Minami sensei

Ku terima map berisi kertas nilai itu.

.

"Tidak ada saran sensei?" tanya ku

"Oh kamu ternyata masih minta ya, baiklah, sensei sarankan kamu untuk mempertahankan nilai ini sampai semester 1 nanti" ucap Minami sensei

"Baik sensei terima kasih" balas ku

"Sama sama, ini punyanya Saki juga kamu ambilkan?" tanya sensei

"Iya sensei, sekalian"

Aku mengambil map ke dua.

"Katakan pada istri mu itu untuk mempertahankan nilainya juga"

"Baik sensei akan ku sampaikan nanti"

"Baiklah, ini jadwal liburan untuk kalian" Minami sensei menyerahkan kertas satu lagi

.

Aku pamit keluar kelas, lalu kembali ke gedung olahraga.

Note : Liburan mulai tanggal 29 Juli sampai 31 Augustus.

.

Di gendung olahraga, 5 orang yang izin mengerjakan tugas belum kembali, padahal sudah jam 8.20

Aku ganti pakaian lagi ke seragam cadangan voli, lalu ikut latihan individu kembali, berlatih servis keras dan spike keras adalah porsi latihan ku.

.

Jam 9

"Sensei kami kembali" ucap Ennoshita dan Kinnoshita

"Yang lainnya mana?" tanya Raiki yang duduk di dekat pintu masuk

"Yang lain masih mengerjakan tugas, Tanaka dengan 7 tugas, Nishinoya dengan 8 tugas, Kageyama dengan 12 tugas" ucap Ennoshita

"Ehhh, satu tugas saja kalian sampai dua jam" ucap Daichi

"Ya tugasnya tergantung gurunya, senpai pasti tau kan guru matematika kelas dua yang galak" ucap Ennoshita pelan

"Oh aku tak heran" balas Daichi (Ia tau guru matematika kelas dua memang galak jika ada siswa yang tidak lolos nilai kkm)

.

"Kalian gantilah pakaian dulu, lalu ikut latihan individu saja, kita belum cukup orang" saran Ukai sensei mendatangi mereka berdua

"Baik sensei!"

.

Saat latihan.

"Oi Hinata, kenapa pacar mu tidak pernah datang untuk mendukung mu atau melihat mu latihan?" tanya Yamaguchi

"Aku pun tak pernah melihat mu jalan bersama dengan siapa itu namanya lupa aku, adanya kamu jalan terus dengan Yachi" ucap Suga

.

Otak kami yang mendengar langsung memprotes kata kata Suga.

"Hinata, jangan katakan Yachi adalah pacar mu" ucap ku sambil menepuk kedua pundaknya

Yachi yang mendengar langsung memberikan kode untuk Hinata agar berbohong.

"Bukan, tentu saja bukan ada kok pacarku di 10 satu" ucap Hinata namun keringat dingin menetes deras

"Kamu bersumpah?" tanya ku

"Emm emm" Hinata jadi gagap

"Kita buat sumpah, jika aku berbohong maka aku tidak akan bisa melompat lagi" ucap ku

"Ehhh jangan, aku mengaku Yachi adalah pacarku!" teriak Hinata

Yachi yang mendengar jadi malu abis di buatnya, ia dulu yang berkata Hinata seperti monyet, sekarang ia memacarinya.

"Ara Yachi chan" ucap Kiyoko

"Jangan bicara padaku senpai!" teriak Yachi sambil menutup mukanya

.

Kami anak laki laki kaget, namun hanya sekedar kaget, bisa bisanya monyet berpacaran dengan manusia gitu loh, oh mungkin sudah di up jadi simpanse.

"Haruka kamu kejam" teriak Hinata malu

"Hahaha tenanglah, asal hubungan kalian baik, kami menerimanya kok" balas ku

"Benar Hinata, asal kamu bisa menjaga hubungan, kami senpai tidak keberatan" balas Suga

"Aku juga" Ennoshita

"Punya pacar itu tidak memalukan" kata Raiki

"Betul sekali" kata Kazuhito

"Teman ku!" teriak Hinata

"Eits tapi selalu ada pajak jadian dong, nanti di Tokyo kalian harus membelikan kami snack" ucap Suga

"Hum humm" kami menganggukkan kepala

"Ehhhh!" teriak Hinata

Hinata mengajak Yachi keluar gedung.

"Bagimana ini Yachi chan?" tanya Hinata

"Kita patungan"

"Tapi uang ku hanya sisa 3000 yen"

"Gunakan 500 yen saja cukup" balas Yachi

"Baiklah" ucap Hinata pasrah, sebenarnya ia ingin beli sesuatu untuk kenang kenangan di Tokyo nanti bersama Yachi, tapi ya nasib di palak preman

.

Hingga latihan selesai jam 9.30 tiga orang belum juga kembali, akhirnya kami menghampiri mereka di ruang belajar perpus untuk membantu mengerjakan tugas.

.

Di perpustakaan sekolah.

3 orang yang punya tugas masih fokus mengerjakan, sebab mereka tidak ingin ketinggalan turnamen nasional serta tak ingin menjadi beban grup.

Sementara yang lain membantu, aku izin duluan karena ada perlu, berbeda itu memang baik.

"Saki chan aku sudah selesai, kamu di mana?" tanya ku lewat telepon

"Masih di rumah Asami, sebentar aku akan ke sana" balasnya

"Oke, jangan kelamaan, ini panas"

.

Jam 9.40 Saki tiba.

Aku ambil alih kemudi, lalu pulang untuk ganti mandi dan ganti baju bersiap untuk bertemu dengan teman jauh.

"Saki chan ini rapor mu" serah ku padanya

"Terima kasih"

Saki melihat nilai nilainya.

"Wow ternyata aku pintar juga ya" ucap Saki

"Nilai mu 90 ke atas semua?" tanya ku

"Iya dong, ada yang seratus malah, lalu nilai mu Haruka kun?"

"Terendah 89 yaitu sejarah lainya 90 ke atas" balas ku

"Sejarah memang agak susah, tapi untungnya nilai ku tembus 92"

"Semester depan aku akan menyalip kamu, lihat saja nanti" ucap ku sambil menunjuk Saki

"Salip saja, itupun jika kamu bisa bukan?"

"Aku pasti bisa!"

.

Jam 11 di restoran.

Di lantai dua.

Aku dan Saki bertemu dengan rekan se clan clash royaleku.

Ku berikan makan secara prasmanan, mereka bebas mengambilnya di tempat yang sudah ku sediakan.

Mereka memberikan ku hadiah dan selamat karena sudah bisa juara CrL.

"Selamat atas kemenangan mu Haruka, aku ada pesan dari manager tim esport jika kamu mau, kamu bisa gabung ke tim Fav esport" ucap Yuya

"Tidak tertarik tapi mungkin di masa depan jika aku ingin pasti akan bergabung" balas ku

"Hahaha sesuai yang kuprediksi" balas Yuya

.

Acara di isi makan makan bisa dan sharing pengalaman ku ketika main clash royale.

Saki mengaktifkan live YouTubenya, siapa tau ada yang melakukan donate lewat pertanyaan yang di ajukan penonton.

Lalu ada sesi menyanyi oleh ku dan Saki, ya normallah aku yang kesusahan sebab aku yang mengundang mereka.

.

Acara berlangsung seru dan riuh sebab 49 member clan ku hadir semua, dengan di temani oleh keluarga bagi yang sudah punya.

Clan ini bagikan keluarga bukan hanya di game, melainkan di dunia nyata juga, kami teman se tim, tay dan kenal juga di dunia nyata.

Jam 1 siang acara selesai, anggota clan, pamit kembali pulang.

"Terima kasih atas undangannya" ucap Yuya

"Sama sama" balas ku dan Saki

"Aku kembali dulu, ingat bulan besok jangan lupa ikut crl lagi"

"Tentu jika aku sempat" balas ku

.

.

Setelah semua pergi barulah ku panggil karyawan ku untuk bersih bersih lantai dua.

Aku dan Saki pergi ke ruang manager.

"Kyouko san totalnya tadi berapa?" tanya Saki

"Hanya 40 rb yen saja" balas Kyouko

"Oh murahnya" kata Saki

"Ya namanya juga restoran milik kalian sendiri" balas Kyouko

"Kyouko san aku berniat membangun restoran kembali, apa kamu mau menjadi manager juga di sana?" tawar ku

"Dapat gaji 280 rb yen juga?" tanya Kyouko

"Tentu saja tidak, gaji ku naikan dari 280 rb yen kee 400 rb yen jika mau" balas ku

"Belum termasuk bonus kan?" tanya Kyouko lagi

"Iya belum" balas ku

"Okeh aku terima tawaran itu, kapan di bangunnya?" tanyanya

"Tahun 2021 bulan Januari mungkin" balas ku

"Lah masih lama sudah bilang sekarang huuu!"

"Ya kan mengamankan posisi dulu" balas ku

.

Jam 2 aku kembali ke rumah, sebab kebetulan juga ibu pulang cepat.

Ketika di rumah aku di telepon oleh kepala desa ku, katanya izin diberikannya.

Setelah pulang kerumah aku sendirian pergi ke rumahnya untuk mengambil surat perizinan.

.

Aku ke kantor pencatatanan pembangunan, meminta surat ke kantor polisi.

"Selanjutnya pergi ke kantor polisi" ucap ku setelah surat pembangunan oke.

.

Di kantor polisi Osaki aku meminta surat perizinan pembangunan untuk bisnis, karena polisi yang mengurus dokumen mengenal aku prosesnya jadi cepat.

"Semoga usaha mu lancar Shinomiya san serta dapat membantu masyarakat sekitar ataupun yang jauh" ucap polisinya

"Semoga saja berjalan lancar" balas ku

Jam 2.30 aku pergi ke kantor penjual tanah.

Sesampainya di sana aku langsung membeli lahan untuk yang di depan rumah ku, untuk yang lahan universitas, masih di urus oleh mereka, sebab ada beberapa pemilik yang belum mau melepaskan tanahnya.

.

Ku beli lahan itu, untung saja murah, yaitu 200 miliar yen kurang sedikit, untuk lahan seluas 1,2 juta meter persegi itu.

"Wah murah banget" pikir Haruka

Note : Harga tanah yang bersebelahan dengan jalan lebih mahal daripada lahan di tengah tengah, jadi normal harganya bisa sedikit murah, sebab pemilik lahan tidak satu orang saja.

.

Aku menunggu selama 30 menit akhirnya proses dokumen pindah nama kepemilikan selesai di buat.

Note : Uang memperlancar suasana.

.

Di dalam garasi rumah.

Terakhir ku telepon ibuku, sebab ia lebih tau soal tim pembangunan gedung perkantoran ketimbang aku.

"Halo ibu, punya kenalan tim pembangunan gedung?" tanya ku

"Sudah kamu dapatkan tanahnya?"

"Sudah, namun untuk yang universitas masih belum"

"Oh ibu paham ibu paham, nanti ibu akan kirimkan pc ketua tim nya, kamu kontak sendiri dengan mereka ya" ucap ibu

"Oke itu bisa ku atur"

Telepon di matikan, ku tunggu beberapa menit, ibu mengirimkan kontak pimpinan tim pembangun profesional.

Ku kirimkan pesan padanya.

Selamat sore, ini saya Haruka Shinomiya ingin membuat gedung untuk perkantoran

"Ibu mu sudah memberitahukannya padaku, namun sebelumnya perkenalan dulu nama ku Philip Yama, aku pimpinan tim Revolusioner, sebelum kita beralih ke percakapan penting alangkah baiknya kita bertemu secara langsung saja Shinomiya san, agar saya lebih paham apa yang anda inginkan dari gedung yang akan kami kerjakan"

Bisa bertemu sekarang?

"Tentu bisa, anda mau bertemu di kantor saya atau di tempat lain?" tanyanya

Di tempat ku saja, sekalian ku tunjukkan lahan yang akan di bangun.

"Baiklah silahkan share lokasi anda, saya akan berangkat dari sini satu jam kemudian"

Ku share lokasi rumah ku, ia berkata akan datang kira kira jam 4,30 sore.

.

Ku telepon Ukai sensei, mumpung belum jam 3.

"Sensei aku mau izin tidak bisa mengikuti latihan, aku ada proyek kerja yang menyangkut puluhan ribu jiwa, jadi tolong berikan aku izin" kata ku agak lebay

"Hmm, ku izinkan, Daichi kata kamu ingin membangun perkantoran di sekitar rumah mu jadi ku izinkan saja, namun besok tidak ada alasan izin tidak ikut karantina di sekolah"

"Baik sensei aku paham" balas ku

"Ya sudah aku mau ke sekolah mu dulu"

"Oke" (Telepon di matikan Ukai sensei)

.

Aku keluar mobil ku temui Saki dan ibuyang sedang masak rendang di dapur.

"Saki chan nanti jam 4.30, pimpinan tim pembangunan gedung akan datang, tolong kamu siapkan snack atau apalah untuk menjamunya" ucap ku

"Bisa saja, apa perlu di jamu makan?" tanya Saki

"Tidak perlu, cukup snack dan minum saja" balas ku

"Baiklah"

"Kapan mulai di bangun Haruka kun?" tanya ibu

"Paling cepat satu minggu dari sekarang pembangunan akan di mulai bu, sebab perlu mengurus disain dan kontrak kerja" balas ku

"Oh pembangunan nantinya sekaligus semua gedung?" tanya ibu lagi

"Tidak bu, pembangunan akan fokus pada gedung apartemen dan gedung pembuat manga dulu, sebab kedua gedung itu yang akan beroperasi duluan" balas ku

"Lalu kuilnya?" tanya Saki

"Ya itu di buat pertama juga, paling bulan depan selesai" balas ku

"Apa benar secepat itu?" tanya Saki

"Ya asal ada uang dan pekerja semua bisa cepat" balas ku

.

Next....