webnovel

Re Life In Anime World

Saya seorang otaku yang hanya suka berdiam diri di kamar sembari menonton anime terkadang melihat manga erotis. Aku mungkin seorang manusia yang gagal namun aku tetep berpendirian teguh pada budaya otaku ku ini, aku tak ingin keluar untuk sekolah ataupun berinterkasi, aku tidak ingin sama sekali. Orang tua ku bahkan sampai tak peduli lagi padaku, namun dibalik ketidak pedulian mereka, mereka masih lah orang tua yang sayang padaku, tak lupa setiap hari mereka menyisakan makanan untuk ku makan. Suatu hari aku menonton anime yang bercerita tentang kehidupan sosial, disitulah aku menonton dan menonton hingga aku merasakan hatiku bergejolak. "Mengapa diriku menjadi seorang pecundang seperti ini? Aku harus mengubah hidupku ini!" Aku berlari keluar kamar untuk mengatakan kepada orang tua ku bahwa diriku akan berubah, namun naas aku tersandung plastik makanan ringan dan menghantam lantai kamar dengan kepala terlebih dahulu. Pandangan ku kabur, saat ku sentuh dahi ku darah terlihat di tangan ku, saat itu pula Tuhan mengambil nyawa ku. #jika ada kata yang kurang tepat, segara komen agar cepat di perbaiki dan kalian bisa lebih enjoy dalam membaca cerita ku

U_ardi · Anime & Comics
Not enough ratings
273 Chs

121.) Berangkat Ke Tokyo Dengan Kesal

Jam 4.30 sore di Rumah Haruka dan Saki.

Aku sedang berdiskusi dengan pak Philip.

"Langsung ke lokasi saja pak" ucap ku

"Baiklah mari" balasnya

.

Cukup dengan berjalan, sebab di depan rumah tanahnya.

"Ini nanti mau di buat seperti kompleks perkantoranan atau lebih seperti bangunan yang berjejer saja?" tanya pak Philip padaku

"Keduanya mumuni di lakukan?" tanya ku dulu

"Jika berjejer masih ada lahan yang tersisa di timur, namun jika di buat seperti komplek itu juga masih bagus sebab lahan yang tersedia sangat luas"

"Kurasa aku lebih suka berjejer untuk yang perusahaan, ambil yang sisi timur dulu, aku sudah membuat gambaran kasar tentang denahnya namun aku ingin menyerahkan pada anda soal disain lokasi yang lebih rinci lagi" ucap ku

"Oh jika seperti itu bolehkah saya lihat?"

Ku serahkan gambaran denah yang ku buat tadi sebelum pak Philip datang.

Setelah di amati oleh pak Philip ia menyarankan ku tentang beberapa hal, contohnya adalah pembuatan taman agar tidak terlalu monoton, lalu halaman bermain untuk yang apartemen, penempatan posisi kuil yang pas, posisi restoran sebaiknya di tengah, dan lain lain.

Kami kembali dulu ke rumah.

"Disain akan di buat oleh pekerja saya, mungkin kira kira sampai 1 - 2 minggu mengingat ini projek besar, namun mungkin 4 atau 5 hari dari sekarang, akan di mulai proses perataan tanah" ucap pak Philip

"Biayanya sekarang atau nanti?" tanya ku

"Untuk projek sebesar ini kurasa bisa lebih dari 500 miliar yen, mengingat gedung perkantoran yang anda inginkan lebar panjang dan sampai puluhan lantai, kurasa berikan saja dulu untuk membayar pekerjaan perataan tanah dan pekerja disain, bayar 1 miliar yen dulu saja" ucap pak Philip

"Baik saya terima hal itu, yang penting gedung jadi dengan memuaskan" ucap ku

"Baiklah besok saya akan datang kembali dengan dokumen kontrak kerja antara anda dengan tim saya, semoga hasilnya memuaskan" ucapnya lalu pamit

"Baik pak, namun kira kira jam berapa?" tanya ku

"Anda bisanya jam berapa?" tanya pak Philip sebab ia sadar customernya ini sultan, pastinya waktunya tidak longgar

"Jam 1 siang" balas ku

"Baiklah saya bisa jam segitu, saya pamit dulu jika begitu"

Pak Philip pergi dengan mobilnya kembali ke kantornya.

.

Aku masuk rumah bergabung dengan Saki rin chan dan ibu di ruang keluarga.

"Sudah selesai?" tanya Saki

"Sudah, semuanya lancar tanpa kendala" balas ku

"Mau ku pijat? Sepertinya kamu sangat kelelahan begitu" ucap Saki

"Boleh saja, tolong pijat bahu ku"

"Rin chan juga mau memijat kakak" ucap Rin chan berdiri dari duduknya di karpet

"Rin chan pijat ibu saja, lihat ibu sepertinya juga lelah" ucap ku

"Eh" Rin chan menengok ibu yang sedang memijat bahunya sendiri (Mengkode)

"Aku akan memijat mu bu!" teriak Rin chan

"Hahaha sini sini sayang" balas ibu

.

"Hey Haruka kun, nanti ke Tokyo sepertinya aku tidak perlu ikut" ucap Saki sambil memijat kepala ku

"Kenapa?" balas ku sambil memjamkan mata

"Ya aku mau di sini saja bersama ibu, lagipula kamu di sana belum tentu ada waktu untukku bukan?" tanya Saki

"Memang bisa di bilang tidak ada juga sih"

"Maka dari itu mending aku di rumah saja, sekalian mau persiapan hal hal kecil untuk resepsi nanti"

"Ya sudah itu terserah kamu" balas ku

.

"Ibu aku mau lihat kakek nenek lagi!" ucap Rin chan sambil memijat bahu ibu

"Boleh saja, nanti setelah makan malam kita telepon mereka" balas ibu

"Bukan telepon tapi yang bisa lihat gambarnya itu loh"

"Video call ya, baik baik nanti ibu sambungkan"

"Lewat tab milik ku" kata Rin chan

"Iya sayang"

.

Jam 6 petang setelah mandi aku dan Saki bersama ibu dan Rin chan makan malam.

"Ini pedas?" tanya Rin chan karena melihat kuah rendang yang hitam berminyak dan baunya seperti cabe

"Tidak terlalu, asal makan dengan nasi rendangnya akan lebih enak" ucap ibu

Rin chan mencoba satu suapan.

"Ini daging sapi atau ayam ibu?" tanya Rin chan lagi

Kami yang melihatnya agak terhibur sebab tingkah polosnya.

"Sapi"

Rin chan kaget karena daging yang lembut ini adalah sapi.

"Ini sangat luar biasa" kata Rin chan

"Rendang buatan kakak Saki memang yang terbaik bukan?" tanya Saki

Aku, ibu, dan Rin chan memberikan dua jempol untuk kata kata sombongnya, sebab masakannya memang sangat enak.

.

Jam 6.30

Setelah makan malam, kami dulu bersama di depan tab milik Rin chan, katanya ibu ingin video call dengan kakek dan nenek.

Tuttt tuttt

Di tepat Kakek dan Nenek

Di teras depan.

"Ibu tab nya berbunyi" serah Yuki ketika ia sedang belajar menghitung dengan tab milik kakek dan nenek.

"Eh serahkan pada ibu" ucap Hana mengambil tabnya

Hana tau bahwa ada telepon masuk dari Ibu Nihara, anaknya Suhara san, jadi buru ia menyerahkan tab pada kakek dan nenek, yang ada di ruang keluarga.

"Kek Nek ada video call masuk dari Ibu Nihara" ucap Hana

"Cepat angkat" ucap Nenek

Video call terhubung.

.

Kembali ke rumah Haruka.

"Halo halo" ucap Rin chan karena sudah terhubung namun layarnya tetap hitam

"Kakek, jangan di pegang kamera depannya" ucap Hana yang kami dengar

"Eh masa ku tutupi" balas kakek

"Taruh saja di depan kakek" kata Hana

Gambar mulai terlihat, gambar kakek dan nenek bersama dengan Ame yang di pangku oleh nenek.

Kami tertawa karena hal itu.

"Wah Ame chan sudah besar, sudah bisa bicara?" ucap Rin chan

"Belum sayang, Ame chan masih berumur 1 tahun, jadi belum bisa lancar bicara" ucap Nenek

"Kalian menelepon ada apa?" tanya kakek

"Ibu yang punya idenya, tapi Rin chan yang ingin" kata Saki

"Oh jangan hanya menelepon kami ketika ingin, jika bisa setiap malam tidak apa, kami kangen pada kalian, terutama aku ingin bertemu dengan cucu baruku yang imut Rin chan" kata nenek

"Nanti ibu, setelah resepsi pernikahan aku dan Rin chan akan ke sana bersama kalian" kata ibu

"Bersama dengan menantu mu?" tanya Kakek

"Oi nama ku Haruka kek!" teriak ku

"Sabar Haruka kun, sabar" ucap Saki menenangkan ku

"Haruka dan Saki tidak ikut ayah, mereka akan bulan madu ke Amerika, tanggal 17 - 20 nya" kata ibu

"Oh, biarlah yang muda liburan menikmati masa masa setelah menikah" ucap nenek

"Kamu terbaik nek" kata ku

"Tapi apa kalian berdua musim panas ini akan ke sini?" tanya kakek

"Jika masih longgar kami akan mengunjungi kakek" kata Saki

"Huh longgar mu memangnya kapan"

"Ya, kapan Haruka kun?" tanya Saki

"Tanggal 25 sampai 30 Agustus kurasa bisa" ucap ku

"Nah akan ku catat tanggal itu, jika sampai tidak datang awas saja ya!" ucap kakek

"Kakek, tidak baik memaksakan kehendak" kata nenek

"Biarlah"

.

Yuki mengintip video dan tak sengaja masuk ke jangkauan kamera.

"Yuki chan" teriak Rin chan mengkagetkanya

"Mana Yuki chan?" tanya Saki

"Itu di samping kanan clingak clinguk" balas Rin chan

"Gabung saja Yuki chan, ajak sekalian ibumu" kata ibu

Yuki dan Hana san masuk juga ke dalam video call.

"Malam Rinko nee" kata Yuki

"Aw aw! Aku di panggil kakak" ucap Rin chan alay

Hahahah kami tertawa bersama karena tingkah Rin chan yang menggemaskan.

"Haruka kun sambungkan dengan keluarga mu juga apa bisa?" tanya nenek padaku

"Emm bisa saja nek, namun akan ku tanya dulu apa mereka sibuk tidak" balas ku

"Silahkan gunakan waktumu"

.

Aku menelepon Hiyori.

"Malam kak ada apa?" tanya Hiyori

"Kamu sedang di rumah?" tanya ku balik

"Iya, ini sedang bersama kakek dan nenek"

"Ayah ibu kemana?" tanya ku

"Mereka ada di dalam kamar"

"Sibuk?" tanya ku

"Tidak, mereka sepertinya kelelahan setelah bekerja dan baru pulang jam 6 tadi"

"Ya sudah jangan ganggu mereka, aku sambungkan telepon mu ke video call ya" ucap ku

"Video call siapa?"

"Dengan kakek dan Neneknya Saki, ajak nenek dan kakek juga"

"Oh, sambungkan saja ke tab milik kakek biar gambar lebih besar"

"Baiklah" balas ku

.

Ku sambungkan menjadi 3 video call.

"Yuki sama" ucap kakek dan neneknya Saki

"Wah kalian sudah tua rupanya Jun san Suhara san, tak terasa kita tidak bertemu selama lebih dari 40 tahun" ucap Nenek ku

"Aku tidak di panggil ya" ucap Harashi (Kakeknya Haruka)

"Diam dulu kek" ucap nenekku

.

Kami mengobrol bersama, walaupun tidak bisa bertemu secara langsung namun dengan video call kami bisa mendekatkan mereka.

5 menit berselang.

Ibu dan ayah ku ikut gabung karena suara gaduh yang kami semua buat.

.

Jam 7.30 video call kami akhiri sebab dirasa sudah cukup.

"Seru sepertinya jika bertemu" ucap Saki

"Ya jika ingin nanti kalian susul saja ke sana" ucap ibu

"Ibu mau menginap berapa hari di sana?" tanya ku

"Dari 17 sampai tanggal 30 Agustus sepertinya" balas ibu

"Lamanya, apa ibu tidak mengurus toko ibu?" tanya ku

"Ibu serahkan pada orang kepercayaan ibu, yaitu Sanae san, katanya ia mau menggantikan posisi ibu dulu hingga tanggal 30"

"Oh, ya sudah jika begitu" balas ku

.

Jam 9 malam, kami sudah masuk ke kamar, setelah tadi melanjutkan nonton film yang tertunda kemarin.

Di kamar kami berdua.

"Haruka kun pelan pelan lah" ucap Saki yang sepertinya kesakitan

"Apa terlalu kasar?" tanya ku

"Iya, itu lubangnya belum melebar sempurna, lagian apa apan kamu ini tidak pakai pengaman"

"Ya katamu ini safe day"

"Ya memang safe day sih"

"Ya sudah jangan meminta ku pakai pengaman, ataupun melarang ku keluar di dalam"

.

"Aw aw pelan pelan" teriak Saki

"Kamu ini seperti perawan saja sayang" balas ku

"Punya mu terlalu besar oi!" ucap Saki tak terima di hina

"Ini normal" balas ku sambil memasukkan nya lagi hingga akhirnya masuk semuanya

"Nyesss rasanya, jangan di gerakan dulu"

"Iya aku paham" balas ku

.

Ahh

Ah

Ahh

Ahhh

Ah

Ah

"Kamu mengeluarkan suara seperti itu memangnya tidak malu sayang?" tanya ku sambil terus memompa

"Ini terlalu nikmat, sudah jangan di teruskan bisa bisa aku kenikmatan nanti!" teriak Saki

"Ya biar ku buat kenikmatan, biar kamu kangen dengan ku ketika aku pergi nantinya" bisik ku di telinganya

"Curang" kata Saki lalu melakukan trik jepitan maut, yang membuat ku jadi melayang

Bruushh

"Yah sudah keluar duluan rupanya" ucap Saki

"Hey kamu dari tadi yang keluar banyak saja aku tidak pernah menyinggungnya" balas ku

"Ya tidak apa tidak apa, aku hanya berkata kok"

"Hmmh"

.

Rehat sebentar lalu setelah 5 menit istirahat, ku mulai lagi permainannya, hingga cairan tubuh ku memenuhi tubuhnya Saki.

"Haruka kun, ini terlalu banyak lah" kata Saki yang melihat dadanya hingga perut yang lengket merata

"Tidak apa, nanti mandi, sekarang ayo lakukan gaya back side" kata ku

"Kamu belum menyerah padahal sudah 3 kali?" tanya Saki tak percaya

"Masih banyak stok" balas ku

.

Jam 1 dini hari baru kami selesai sebab Saki yang sudah teler dan tidak kuat menahan lelah lagi.

"Langsung tidur?" tanya ku

"Iya, aku terlalu malas untuk mandi jam segini"

"Ayo mandi saja dulu, kamu bau, aku tidak ingin memeluk mu" balas ku

"Kamu rasa siapa yang membuat ku bau huh!"

"Ya aku, tapi aku tak ingin mencium bau cairan ku sendiri"

"Dasar serigala jahat" ucap Saki

"Sudah jangan menghina, ayo segera mandi" ucap ku

"Gendong aku" ucap Saki

"Masih keram?" tanya ku

"Jika tidak keram aku bisa di sebut wanita tidak normal"

"Kenapa bisa begitu"

"Ya junior mu itu bisa membunuh kenikmatan wanita asal kamu tau" ucap Saki

"Aku tidak tau itu, boleh ku coba dengan yang lain?" tanya ku

"Oh sepertinya cambuk dari ibumu belum membuat mu puas ya?"

"Hehe bercanda bercanda" balas ku lalu ku gendong Saki ke kamar mandi ala bridal style

Ku tempatkan ia di bawah shower dulu, untuk membasuh tubuhnya dulu, lalu ku pindah ke kolam air hangat.

.

"Haruka kun, kenapa punya mu bisa sepanjang ini ya? Lihat genggam ku saja penuh olehnya" tanya Saki sambil memegang punya ku yang sedang tidur

"Kamu ini mesum sekali sayang tanya hal seperti itu, sambil pegang pegang lagi" balas ku

"Ya tidak apa ini kan ada hak ku juga, jadi aku boleh tanya"

"Hmm jika kamu tanya kenapa aku juga tidak tau, tapi kemungkinan besar adalah gen dari nenek buyut ku yang bertubuh besar" balas ku

"Tidak, sepertinya ini bukan murni gen, apa kamu selalu bermain dengannya sebelum kamu menikahi ku?" tanya Saki

"Pertanyaan bagus, jawabnya adalah tidak, tapi sesekali ku mainkan sih" balas ku

"Apa kamu tau, aku baru tau hal berbau sex setelah kamu ajarkan" ucap Saki masih memegang punya ku

"Saat smp kamu belum pernah bermain dengan punya mu?" tanya ku

Saki menggeleng.

"Ah tidak, istriku yang polos sudah ku rusak" ucap ku pura pura menyesalinya

"Kenapa seperti menyesal seperti itu, aku suka bermain dengan mu, suka sekali malah, jadi tidak perlu di sesalkan"

"Iya iya, sekarang bisakah kamu lepaskan tangan mu, bisa bisa junior ku ngilu nanti jika di paksa berdiri lagi"

"Oh maaf maaf" balas Saki lalu melepaskannya

.

Selesai mandi, kami mengganti selimut dan sprei kasur, sebab aku tak tahan baunya.

"Taruh saja di kursi, besok aku akan mencucinya" balas Saki

"Baiklah" balas ku lalu ku taruh kedua benda itu di atas kursi belajar

.

.

Jam 1.30 dini hari, kami berdua baru bisa tidur, sebab proses mengganti sprei ternyata melelahkan juga.

.

.

Rabu 29 Juli, pukul 6 pagi

Ku bangunkan Saki sebab dia tidur terlalu nyenyak, sampai sampai alarm saja tidak membuatnya bangun.

"Saki bangun ayo mandi" teriak ku

"Hmmm"

.

Dengan sedikit paksaan akhirnya ia mau mandi.

Jam 6.30 kami sarapan bersama.

.

Jam 7

"Ibu tidak ke toko?" tanya Rin chan

"Nanti sayang, hari ini kita menghadiri pernikahannya Ryunosuke san"

"Paman Ryu?" tanya Rin

"Iya" balas ibu

.

Jam 8.30 kami berangkat ke lokasi pernikahan dari Ryu san dengan Marina itu.

Pernikahan berlangsung di gedung, dengan semua karyawan toko ku di undang olehnya, serta beberapa kenalannya, seperti contohnya ibunya Saki yang merupakan rekan kerja beda perusahaan.

Jam 9 kami sampai di gedungnya.

Kami duduk di depan dulu, untuk melihat ikrar sumpah janji mereka berdua.

"Ryunosuke dan Marina, dengan nama dewa cinta, dengan janji yang telah kalian buat, dengan semua saksi yang melihat, dengan atas izin tuhan juga ku nyatakan kalian sudah sah menjadi suami istri" ucap bapak yang menikahkan

Kami bersorak bahagia, sebab itulah aturannya, tidak mungkin kan kita berteriak sedih.

"Cium pak!" teriak Hori keras

"Diam Hori san, malu maluin" ucap Miyamura

Kami yang mendengarnya tertawa olehnya

.

Ryu san menunduk sedikit lalu mencium tepat di bibir Marina san (Marina berumur 18 sekarang atau bisa di sebut, telah lulus SMA)

Aku menutupi matanya Rin chan, namun Rin chan mencoba mengalihkan tangan ku, karena ia ingin melihatnya.

"Jangan dulu Rin chan, belum waktunya untuk kamu melihatnya" bisik ku padanya

"Mouu kakak pelit"

.

Setelah ciuman usai tangan ku baru ku lepaskan.

Acara selanjutnya adalah lempar karangan bunga.

Saki maju duluan, slalu Hori, Izumi, Sayuri dan lainya.

Satu dua tiga (Teriak kami menghitung)

Karangan bunga sudah di lempar.

"Aku dapat!" teriak Hori (Tenaganya paling kuat sebabnya)

Saki yang tidak dapat ya bersikap normal saja, sebab ia sudah menikah dengan ku sebenarnya.

"Ini untuk mu" ucap ku menyerahkan setangkai bunga mawar

"Wahh terima kasih" balas Saki

"Kamu dapat dari mana kak?" tanya Rin chan

"Dari taman bunga depan rumah" balas ku

"Kakak tidak modal" hina Rin chan

"Itu modal Rin chan, modal tenaga" balas ku

.

Host pembawa acara memimpin acara berikutnya.

"Dimohon Haruka Shinomiya untuk memberikan beberapa patah kata untuk pasangan yang baru mengikat janji ini" ucapnya

"Eh kamu juga memberikan sambutan Haruka kun?" tanya Saki

"Aku malah baru tau hal itu" balas ku

"Shinomiya san, segera maju kedepan, waktu tidak banyak"

.

Aku maju ke depan.

"Berikan sambutan dan doa untuk Ryu san dan Marina san" bisik host padaku saat memberikan ku mic

"Oke" balas ku

.

Musik di mulai

"Lah kok nada sedih" pikir ku

Haruka ~

Jangan mencintai karena materi

Nanti kita akan jadi merugi

Jangan pula cinta karna rupa

Nanti cinta kita 'kan mudah sirna

Kita sebagai insan hanya bisa meminta

Memilih pun hanya bisa jika ada pilihan

Wanita terbaik bagi mereka belum tentu terbaik bagi kita

Cinta itu datang bukan karena ada kata terbaik,

Bukan karena kata tercantik

Tapi cinta itu datang karena tuhan yang memberikannya

Sekali lagi, kita bisa memilih namun tidak bisa memutuskan untuk siapa cinta ini kita berikan.

Kamu punya cinta aku punya cinta apa bisa bersatu?

Belum tentu juga

Aku punya rasa kamu juga apa bisa cinta?

Belum tentu juga

Mereka melihat kita cocok, apa bisa di sebut cinta juga?

Belum tentu juga

Jangan takut mencintai, karena bingung apa cinta ini bisa untuk pasangan, tapi berdoalah pada tuhan agar cinta kalian bisa bersatu hingga akhir hayat nanti.

Musik berhenti, entah kenapa bisa pas

.

Terimakasih atas perhatiannya, saya Haruka Shinomiya berdoa supaya pasangan kita malam ini bisa menjadi satu sampai nanti.

.

"Whooooooooo!" teriak tamu yang hadir (Rata rata yang teriak adalah mereka yang belum menikah)

"Pak Haruka anda keren!" teriak pegawai ku lainya

"Anda keren pak!"

.

Aku menyerahkan mic pada mc lagi, lalu kembali duduk di bangku ku tadi.

"Waduh Bapak Haruka ini, menggetarkan jiwa jomblo ku, awas saja loh pak jika perkataan mu boongan" kata mc mengomentari syair ku tadi

"Acara di lanjutkan..."

.

"Haruka kun kamu meniru di mana kata kata tadi?" tanya Saki

"Ya kepikiran saja dari film india dulu yang kita tonton"

"Oh yang pasangan tercipta karena kehendak tuhan?" tanya Saki

"Yups itu"

.

Acara di lanjutkan makan makan secara prasmanan, ambil sepuasnya sesuai keinginan namun ya kira kira saja, sebab tamu banyak juga.

Aku dan Saki memberikan nyanyian sebagai hadiah pernikahan Ryu san.

Acara pecah abis, akibat nyanyian kami yang membuat tamu terpana oleh suara Saki yang menggelegar.

.

Jam 11 acara selesai, kami datang ke depan untuk pamit sekalian untuk memberikan amplop merah berisi uang, ibu juga memberikannya.

Note : isinya 10 rb yen untuk ibu, untuk ku dan Saki ku isi 50 rb yen.

.

Jam 12 kami sampai rumah.

Rin chan sudah tertidur akibat kelelahan dan perjalanan lumayan jauh sebabnya.

"Ibu mau menidurkan Rin chan di atas dulu" ucap ibu

"Sebentar bu biar ku gotong dia" ucap ku

"Baik, terima kasih ya"

.

Di ruang keluarga aku dan Saki sedang istirahat, sebab kondangan itu melelahkan juga.

"Kalian langsung istirahat saja" saran ibu yang turun dari kamar atas

"Aku sebentar lagi ibu, aku ada janji dengan pak Philip nanti jam 1 sebabnya, Saki chan kamu istirahat duluan saja" ucap ku

"Aku istirahat di sini saja" balasnya

Ibu duduk bersama kami, lalu menyetel televisi.

"Ibu tidak tidur siang juga?" tanya ku sambil mengelus kepalanya Saki yang menggunakan pahaku sebagai sandaran

"Ibu jarang tidur siang, jadi jikalau ingin istirahat paling hanya tiduran tanpa bisa tertidur"

Mengobrol sejenak dengan ibu hingga jam 1 bel rumah berbunyi.

Ku pindahkan kepala Saki dari pahaku ke bantal sofa, lalu ku pergi ke depan.

Ku buka gerbang lalu ku sapa tamu ku itu.

.

Tanpa basa basi, sebab hari yang panas juga, pak Philip menyerahkan aku dokumen kontrak kerja selama 6 bulan dulu.

Ku tanda tangan, lalu ku kirimkan sejumlah uang yang tertera, yaitu 570 miliar yen secara cash.

Pak Philip sebenarnya menolak hal ini sebab dana belum tentu sebanyak itu, ia pun punya slogan, bayaran sesuai hasilnya, jadi jika hasilnya belum terlihat tidak perlu bayaran full.

"Terima saja pak, jika lebih kembalikan jika kurang tambahkan di dokumen kontrak baru, asal laporan keuangan jelas" balas ku

Akhirnya ia menerimanya, lalu pamit kembali, besok jumat perataan lahan akan di mulai.

.

Ringg!

"Halo Suki san ada apa?" tanya ku

"Pengajuan tuntutan ulang sudah ku lakukan, kita ada jadwal pengadilan besok pagi jam 9 pagi, apa kamu bisa hadir?" tanya Suki

"Aduh, besok aku sudah harus ke Tokyo" balas ku

"Ya sudah tidak apa, aku hanya mengabari kamu, sebab kamu yang ingin kasus ini di munculkan lagi"

"Bukan aku, tapi Yuzu san yang ingin" balas ku

"Yuzu?" tanya Suki bingung

"Korbannya" balas ku

Suki meneguk ludahnya.

"Hmm kamu jangan menakut nakuti aku Haruka kun, aku sedang sendirian di kantor ini"

"Aku tidak menakut nakuti kamu, aku memang berjanji membantunya, sudah jangan di pikirkan itu urusan ku dengannya, soal bayaran berapa banyak?" tanya ku

"Cukup hanya 100 rb yen saja"

"Baik, nanti akan ku transfer ke rekening mu"

Telepon di matikan, lalu aku kembali masuk ke rumah.

.

Jam 5 Sore.

Barang barang ku sudah ku kemas dalam koper, dibantu oleh Saki.

"Ayo mandi Saki chan" ajak ku

"Um"

.

Jam 6 sore aku makan malam, sebelum berangkat ke sekolah untuk karantina di sana.

.

Jam 6.30 malam Saki mengantar ku.

Di depan gerbang sekolah.

"Haruka kun besok jam 5 pagi kan berangkatnya?" tanya Saki

"Iya, kamu tetap di rumah saja, tidak perlu mengantar ku pergi" balas ku

"Baik" ucapnya

"Aku pergi hanya ke Tokyo, jika tidak kuat kangennya minta ibu antar ke bandara lalu naik pesawat, disana kamu akan ku jemput" ucap ku sambil menepuk pelan rambutnya

"Iya aku paham, bisa berikan aku pelukan?" tanya Saki

"Tentu saja"

Aku memeluk Saki.

.

Saki lantas pulang kembali ke rumah.

Aku masuk ke sekolah, tepatnya menuju ruang kelas yang di tunjuk khusus untuk tim voli.

Ku lihat banyak kelas yang menyala lampunya, yang berarti klub lain yang main di tanggal 1 akan berangkat besok juga.

Di kelas 12 tiga, tempat dimana klub voli akan tidur.

.

Di kelas.

"Wah kalian ngeri, baru menginap saja sudah main kartu" ucap ku pada Tanaka, Kageyama, Hinata dan Nishinoya

"Shutt diam nanti sensei tau, kita ini di karantina, tidak boleh ada yang keluar setelah jam 7 malam, jadi inilah hiburan kami" ucap Raiki padahal ia hanya melihat

"Sembunyikan saja oi, nanti bisa bisa klub voli kena skors loh jika pak satpam tau" balas ku

"Asal tidak ada yang memberi tau aman kok" ucap Tanaka dengan jempol kanan

Ku biarkan mereka saja, lalu ku gelar kantung tidur ku di lantai.

Dengan earphone ku dengarkan musik piano sambil push trophy clash royale tentunya.

Note : Para sensei masih rapat di ruang guru, mereka akan kembali jam 7.30 nanti, jadi murid yang karantina bebas hingga saat itu, namun di larang keluar sekolah.

.

.

"Main apa Haruka?" tanya Yamaguchi

"Clash royale" balas ku

"Aku pernah main itu, namun susah jika menurut ku sih"

"Kamu main sampai trophy berapa memangnya?" tanya ku

"Hanya di angka 5600 an, maklum sih lv ku belum max, sementara ketemu lawan yang max semua, kamu di trophy berapa memangnya?" tanya Yamaguchi

"Sekarang 7246" balas ku

"Sudah setinggi itu? Bukankah itu sudah termasuk pro player, serta masuk top lokal?"

"Memang aku pro player tapi push tophy saja, ya anggep saja pro player sih, jika masuk top lokal tentu saja aku masuk, tepatnya top 37 lokal, tunggu sebentar ya aku sedang push, besok aku sudah tidak bisa bermain sebabnya" balas ku

"Baiklah, nikmati waktumu" balas Yamaguchi

.

Perlahan namun pasti trophy ku naik ke angka 7510 selama 30 menit.

Jam 8 malam.

Sensei masuk ke ruangan kelas, menyuruh kami untuk tidur sebab jam 5 pagi kami akan berangkat.

.

"Haruka taruh ponsel mu atau ku sita!" teriak Ukai sensei

"Hehe baik baik sensei" balas ku

.

Aku tidur duluan, sementara yang lain ya tidur namun aku yang pertama.

.

Jam 3 pagi aku bangun lalu melanjutkan push trophy lagi.

Note : Sensei tidur di ruangan yang berbeda, Manager klub juga tidur di ruang yang berbeda juga.

.

Selama 1 jam setengah aku fokus push, menang sebanyak 19 kali kalah 1 kali, trophy sekarang adalah 8020.

"Anjeng anjeng masih belum masuk ke 100 global, padahal sudah top 4 lokal" teriak ku dalam hati

Note : top 100 trophynya adalah 8102, sementara top 1, trophynya adalah 8645.

"Huhh kenapa sih season ini lebih berat daripada biasanya" keluh kesah ku

Aku main lagi, namun waktu tinggal 28 menit lagi sebelum jam 5.

"Huh masih ada 15 menit mungkin sebelum sensei datang" pikir ku

.

15 menit kemudian.

Bukannya naik tapi malah lost sebanyak 4 kali.

"Nasib apa sih ini!" teriak ku dalam hati karena trophyku turun 120 menjadi 7982 (Top 450 global, top 9 lokal)

.

.

Sensei masuk membangunkan kami, kami segera bersiap tanpa mandi, sebelum berangkat kami harus menata kelas dulu.

Jam 5 pagi kami berangkat bersama dengan klub lain, dengan 1 bis besar sewaan.

.

Ku lihat Saki tetap hadir walaupun sudah ku larang, ia memakai jakat putih melambaikan tangannya padaku di dalam bis yang sudah berjalan.

"Bye" teriaknya

"Bye" balas ku yang tidak mungkin ia dengar

.

"Wah enaknya ada yang melepas kepergiannya" ucap Tanaka

"Itu berat bodoh!" ucap Nishinoya menjitak kepala botaknya

.

Di perjalanan ku push lagi, target ku adalah masuk ke 100 besar.

30 menit perjalanan dari sekolah hingga ke stasiun dekat SMA Shiratorizawa.

Aku kalah lagi, kali ini lebih parah, yaitu 7 kali kekalahan beruntun. (Trophy jadi 7750 top 1200 global, top 24 lokal)

"Rasa ingin banting ponsel (Naik)"

Next...