webnovel

Re Life In Anime World

Saya seorang otaku yang hanya suka berdiam diri di kamar sembari menonton anime terkadang melihat manga erotis. Aku mungkin seorang manusia yang gagal namun aku tetep berpendirian teguh pada budaya otaku ku ini, aku tak ingin keluar untuk sekolah ataupun berinterkasi, aku tidak ingin sama sekali. Orang tua ku bahkan sampai tak peduli lagi padaku, namun dibalik ketidak pedulian mereka, mereka masih lah orang tua yang sayang padaku, tak lupa setiap hari mereka menyisakan makanan untuk ku makan. Suatu hari aku menonton anime yang bercerita tentang kehidupan sosial, disitulah aku menonton dan menonton hingga aku merasakan hatiku bergejolak. "Mengapa diriku menjadi seorang pecundang seperti ini? Aku harus mengubah hidupku ini!" Aku berlari keluar kamar untuk mengatakan kepada orang tua ku bahwa diriku akan berubah, namun naas aku tersandung plastik makanan ringan dan menghantam lantai kamar dengan kepala terlebih dahulu. Pandangan ku kabur, saat ku sentuh dahi ku darah terlihat di tangan ku, saat itu pula Tuhan mengambil nyawa ku. #jika ada kata yang kurang tepat, segara komen agar cepat di perbaiki dan kalian bisa lebih enjoy dalam membaca cerita ku

U_ardi · Anime & Comics
Not enough ratings
273 Chs

119.) Juara Satu Biasalah

"Dengarkan aku, mungkin manga mu ini laku tapi lakunya di tahun 1999 sebab di tahun itu belum banyak mengenal genre seperti drama ataupun slice of life, namun kita ini hidup di tahun 2020, banyak mangka yang sudah mengembangkan gambara mereka, sebab tuntutan pembaca yang semakin nyleneh, jika kamu tidak mengikutinya itu boleh saja, namun lupakan untuk mendapatkan uang dari usaha ini" ucap ku pada senpai

"Sekeras itukah dunia manga?" tanya Nagatoro

"Bukanya keras, tapi ketat, penerbit manga itu tidak banyak, sementara orang yang berjuang agar karyanya di terbitkan lebih banyak atau sangat banyak, jadi persaingan pun ketat seperti atlet yang ingin juara nasional, kesulitan bukan hanya di pertandingan nasional saja, melainkan ada tahap sebelumnya yaitu provinsi yang lawannya juga susah, jadi setelah karya mu bisa terbit masih ada tantangan yaitu apa karya mu laku" balas ku

Senpai jadi murung tak semangat.

"Senpai jangan sedih, biasanya mangaka debut setelah mereka belajar dulu, contohnya mereka jadi asisten mangaka dulu" ucap ku menyemangatinya

"Benar senpai jangan bersedih, masih banyak waktu untuk mu berkembang" ucap Nagatoro

"Umm terima kasih" kata senpai dengan lesu

"Sudah dulu ya aku mau kembali, aku bawa canvas ini, berapa harganya senpai?" tanya ku

"450 yen" ucapnya

Ku berikan ia 1000 yen, sisanya untuk cat air yang ku gunakan.

.

Aku meninggalkan ruangan.

Masih di ruangan senpai dan Nagatoro sedang mengobrol.

"Nagatoro bolehkah aku bertanya?" ucap senpai

"Tanya apa senpai?" balas Nagatoro yang sedang duduk di sofa

"Kenapa kalian berdua memanggil dengan nama depan?" tanya senpai agak gagap

"Ara ara apa senpai cemburu?" tanya Nagatoro berjalan mendekat senpai

"Tidak bukan seperti itu, aku hanya ingin tau" balas senpai

"Baiklah akan ku ceritakan, tapi senpai harus berjanji padaku untuk menggambar diriku seperti yang Haruka lukis tadi" ucap Nagatoro

"Dengan ku?" tanya Senpai berani

Nagatoro langsung memerah.

Plak!!

"Sendirian saja tanpa kamu" teriak Nagatoro

"Baik baik, aku janji"

.

Mereka duduk berdua di sofa.

Nagatoro ~

Sebenarnya tidak ada alasan khusus kenapa kami berdua memanggil dengan nama depan.

Aku mengenalnya sejak latihan intensif sebelum turnamen musim panas, aku di kenalkan oleh Ayumu teman sekelas  Haruka, kami pun berkenalan dia yang menyuruh ku memanggil dengan nama depannya sebab ia punya istri di sekolah ini juga, jadi ada dua Shinomiya, tapi katanya adiknya juga gabung ke sini jadi ada 3 Shinomiya

"Lalu kenapa dia memanggil mu dengan nama depan?" tanya senpai

Ya itulah sifatnya, ia memanggil ku dengan nama depan tanpa malu malu, ya ku biarkan saja toh dia punya istri artinya tidak mungkin tertarik padaku.

"Oh begitu rupanya ceritanya" ucap senpai

Iya begitu jadi senpai mau mencobanya juga?

"Ha.. ya. se." ucap senpai gagap

Nagatoro tersipu malu, lalu menampar senpai.

Panggil saja Nagatoro! (teriaknya)

.

Aku membawa lukisan ku ke mobil, jadi aku berjalan ke arah restoran, pak satpam mengizinkan ku juga sebab kita sudah jadi teman.

"Haruka san, sudah mau pulang?" tanya Sayuri

"Belum Sayuri san, ini mau menaruh barang di mobil saja, di restoran sudah penuh kah?" tanya ku sebab melihat parkiran yang sudah penuh

"Sudah penuh sampai lantai dua" balasnya

"Emm(Otak Haruka ngeblank karena bingung mau bicara apa lagi)"

"Sayuri san, menurut mu hantu itu perlu ada atau tidak?" tanya ku

Sayuri agak tertarik.

"Menurut ku itu perlu ada, sebab keluarga ku meyakini ada dunia lain di balik dunia ini, seperti ada lapisan tipis yang memisahkannya, entah siapa yang membuat aku tidak tau, yang terpenting jika ada tempat harusnya ada makhluk yang tinggal di sana" balas Sayuri

"Oh kamu menggunakan teori penciptaan itu tidak ada yang sia sia ya?" tanya ku

"Tepat sekali" balasnya

Aku melihat jam di ponsel.

"Sudah dulu ya mau kembali ke sekolah" ucap ku

"Tentu, jika ada yang ingin di tanyakan soal hantu kamu tanya saja ke ibuku, ia sudah ahli"

"Baiklah akan ku ingat itu"

.

Jam 2 siang

Nilai siswa sudah di cetak.

"Adik adik ku sekalian, selamat untuk kalian yang berhasil meraih peringkat 2 dalam rata rata kelas 10, mari tepuk tangan" ucap Minami sensei

Kami bertepuk tangan.

"Whoooos jika si ciwi tidak remidi harusnya kita bisa peringkat satu" ucap Tadakuni

"Hum humm" balas Yoshi mengangguk

"Huuu!" sorakan para ciwi ciwi datang ke mereka berdua

"Tenang tenang, jangan salahkan mereka yang remidi, ini hanya peringkat kelas, ibu sarankan lebih baik naikan nilai individu kalian saja, sebab nilai kkm itu secara individu bukan secara kelompok" kata Minami sensei menenangkan sorakan

"Sensei siapa peringkat satu?" tanya Tadano

"Peringatan satu yang individu atau kelas?" tanya Minami sensei

"Keduanya" teriak Hiyori

"Kamu wanita yang keras Hiyori chan" kata Chika

"Aku empuk kok" balas Hiyori sambil memasang wajah moe moe

"My heart" ucap semua laki laki kecuali aku karena bisa terpana oleh keimutan Hiyori

.

"Peringkat 1 kelas di raih oleh 10 satu, dengan rata rata nilai 87,5, lalu kelas kita dengan rata rata 87,35, ketiga 10 tujuh dengan nilai 83,05"

"Selanjutnya untuk peringkat satu ada Saki dengan nilai rata rata 95,75, peringkat satu kelas dan peringkat 1 sekolah"

"Whoooooo!" teriak semuanya aku juga ikut teriak kali ini sebab kaget juga

"Peringkat dua sensei!" teriak Ayumu

"Peringkat dua ada Haruka, dengan nilai 95,05"

Kelas tidak gaduh sebab mereka menaggap itu hal yang wajar.

"Woy teriak dong!" teriak ku

"Maaf sudah terbiasa kami kamu kagetkan, jadi itu hal biasa" balas Hidenori

.

Daftar nilai

Laki laki (14/14)

- Fukube Satoshi (85,70)

- Oreki Houtaru (86,30)

- Chika (84,45)

- Takaoka (87,80)

- Haruka (95,05) (Dua di kelas, dua di angkatan)

- Hinata (85,25)

- Ayumu (87,85)

- Mimasaka (84,75)

- Hidenori Tabata (85,00)

- Tadukini (84,55)

- Yoshitake tanaka (84,50)

- Momata kaoru (90,25)

- Akihisa Yoshi (84,65)

- Tadano (92,25)

Wanita 18/18

- Saki Shinomiya (95,75) (Satu kelas satu angkatan)

- Yachi (82,30)

- Yukana Yame (83,50)

- Kushida (89,70)

- Hozuki (84,50)

- Maki (93,20) (Empat di kelas 6 di angkatan)

- Hiyori Shinomiya (94,60) (Tiga di kelas 4 di angkatan)

- Asami yuuki (86,00)

- Tamari (86,50)

- Komi (93,10) (Lima di kelas 7 di angkatan)

- Maika Sakuranomiya (92,45) (Enam di kelas 13 di angkatan)

- Kaho Hinata (84,30)

- Nagisa Aragaki (91,00)

- Ayano Hanesaki (87,80)

- None (83,20)

- None (82,15)

- None (83,25)

- None (84,30)

.

Kelas di akhiri, pengambilan rapor besok oleh orang tua murid, siswa hanya boleh tau nilai secara sekilas saja.

"Biasalah juara satu" ucap Saki yang sedang berjalan bersama ku

"Kamu mengejek?" tanya ku sambil mencubit pipinya

"Tidak tidak, lepaskan" teriak Saki

Aku melepaskan cubitannya, lalu Saki mengelus pipinya yang merah itu.

"Haruka kun ini sakit loh" ucap Saki

"Ya jika tidak sakit namanya ku elus bukan ku cubit" balas ku

"Haruka kun kapan kamu akan membeli tanahnya?" tanya Saki

"Tanah apa?" balas ku

"Tanah untuk pembangunan perusahaan mu"

"Oh, nanti setelah izin keluar saja, aku tidak ingin sia sia nantinya, pembangunan akan berlanjut walaupun tidak mendapatkan izin, namun lokasinya akan ku pindah, aku sudah ada plan b" jawab ku

"Memangnya sudah ada disain gedungnya?" tanya Saki lagi

"Ya belum, tanahnya saja belum beli, nanti akan ku undang arsiteknya setelah lokasi oke"

.

Di toko ibu

Aku berniat sesekali mengecek di sana.

"Yo brother" Sapa Akki dari dalam truk

"Kamu masuk duluan Saki" suruh ku

"Oke"

.

Aku mendatangi pak tua itu.

"Bagimana kabar mu, asal kamu tau aku kesepian tanpamu loh, apalagi semenjak ibumu juga kamu ambil" ucap Akki

"Aku baik, tapi aku tidak percaya kamu bisa kesepian, kata Tomoya san saja kamu lebih memilih bekerja daripada di rumah" balas ku

"Jangan hiraukan menantu kurang ajar itu, aku tidak suka di sana sebab dia pasti akan menyuruh ku keluar rumah saja"

"Itu sebab kamu cerewet pak tua" pikir ku

"Hey bagaimana Saki chan, apa sudah hamil?" tanyanya

"Belum, kamu itu tanya tanya aku saja, biar ku tanya balik apa Sanae san sudah hamil lagi?" tanya ku

"Tidak akan ku biarkan dia hamil, kami terlalu khawatir jika keadaan bayinya nanti seperti Nagisa, bukannya tidak mau, tapi kami tak tega" ucapnya dengan serius

"Oh ternyata kamu itu penyayang anak ya" ucap ku

"Ya memang, jikalau Nagisa dulu tidak lemah pasti akan ku buat 3, emm tidak mungkin 5 anak" ucap Akki ngawur

"Jika lima kamu pasti akan kesusahan sepertinya, lagian aku malah kasihan pada Sanae jika terjadi, ia pasti kelelahan tiap harinya sebab kamu fokus bekerja saja" balas ku

"Hehehe kali ini ucapan mu benar, sudah sana masuk aku mau kirim produk dulu" ucapnya sebab pegawai lain memberikan info bahwa produk siap jalan

"Mau di kirim ke mana?" tanya ku

"Ke sendai"

"Hati hati di jalan kalau begitu" ucap ku

"Tentu, bye" balas Akki dengan senyuman plus jempol

.

Aku masuk ke dalam toko, saat ini yang menjaga adalah Yasuhara dan Nao, aku menyapa mereka lalu naik ke lantai tiga, dimana itu adalah letak kantor ibu.

Ku sapa beberapa karyawan yang ku kenali, seperti contohnya adalah ibunya Nanao tetangga samping rumah ku.

Di ruangan ibu.

"Permisi" ucap ku setelah mengetuk pintu

"Masuk" kata ibu

Aku masuk, ku temui Ibu Saki dan Rin chan yang sedang makan mengobrol di temani oleh teh hangat dan kue kering.

"Sini gabung Haruka kun, maaf jika masih berantakan" ucap ibu

"Tentu ibu" balas ku lalu ikut duduk di samping Saki

.

Di toko pakaian.

Di ruang promosi.

"Semuanya kita ada projek lagi, Ryunosuke sama menyuruh tim kita membuat iklan di website mengenai toko yang akan rilis pertengahan bulan Agustus nanti, tema ia menyarankan summer time fresh condition, jadi mari kita kerjakan bersama" ucap Momata

"Waktu musim panas tapi kondisi yang segar?" pikir Nino

"Momata san, berapa depo yang akan di buka nantinya?"

"Untuk tanggal 15 August nanti akan di buka sebanyak 20 toko, lalu tanggal 30 Agustus nanti ada 15 toko" balas Momata

"Tokonya sebesar di sini?" tanya Nino

"Ada yang lebih besar contohnya di Sapporo, Tokyo, dan Hokkaido bagian pinggir, tapi kebanyakan sama sih besarnya dengan di sini" kata Momata

"Momata san apa kita perlu merancang tampilan setiap toko yang baru di buat itu?" tanya pegawai lain

"Tentu saja perlu, namun kita buat sama saja setiap tokonya, kalian kan sudah ku bagi jadi 12 tim, dengan setiap tim ada 2 orang, urusan mendekor kalian urus, kalian boleh mengajukan surat kerja di luar sesuai dengan bagian depo yang kalian urus" balas Momata

"Sudah jangan banyak tanya, seperti biasa serahkan ide lalu kita bahas bersama" ucap Momata

"Baik Momata san" balas mereka

.

Di ruang keuangan.

"Uesugi kun, mana laporan keuangan dari tim promosi?" tanya Ikuma

"Sebentar Ikuma san, ini sedang ku cek ulang dulu, jam 3 siang nanti akan ku serahkan padamu via email" balasnya

"Cepat selesaikan, tim promosi sudah mulai projek iklan lagi, tugas mu menumpuk nantinya jika tidak cepat di selesaikan" kata Ikuma

"Baik Ikuma san, aku paham"

.

"Astaga baru dua hari yang lalu di suruh ini belum selesai sudah ada kerjaan baru" pikir Uesugi

Note : Uesugi masuk atas rekomendasi dari miku, ia masuk pada 15 Juli.

"Semangat Uesugi, demi Yotsuba yang sedang hamil di rumah!" ucap Uesugi sambil memukul mukanya

.

Sementara itu di ruang Manager Utama, Ryunosuke san, ia sedang bingung sebab pernikahannya sebentar lagi akan dilaksanakan, tepatnya tanggal 29 nanti, sementara ini ia belum bisa dapat cuti kerja karena tanggal 28 nanti ia perlu pergi ke Tokyo untuk diskusi dengan Amazon.

"Dasar Haruka sama! Sudah kerja sama kok masih saja minta untuk diskusi dengan amazon" teriak Ryu

.

"Halo ada apa miku?" tanyanya

"Pak, jangan lupa nanti jam 4 sore kita meeting dengan pimpinan tiap depo" ucap Miku

"Baiklah, nanti kamu persiapan dulu ruangan, aku masih mengurus laporan lainnya ini"

"Baik pak akan saya siapkan" balas Miku

.

Di ruang hrd

Hori sedang mengecek siapa saja yang sudah melamar pekerjaan sesuai dengan depo, aturan jika mau bergabung dengan tim toko ini adalah harus mengikuti training di sini, walaupun kamu melamar di depo yang jauh seperti Hokkaido, namun tenang saja biaya transport di tanggung toko.

.

Di Restoran Wagnaria.

"Oi oi" ucap Miyakoshi sambil mengikuti Higashida

"Ada apa Miyakoshi san?" tanya Higashida karena risih di ikutinya

"Higashida besok ayo ke.."

"Tidak" balas Higashida memotong omongan Miyakoshi

"Aku belum bilang loh!" teriak

"Palingan kamu mengajak ku mentraktir kamu lagi kan" tebak Higashida

"Bukan"

"Lalu apa?"

"Ibuku ingin bertemu dengan mu, jadi ia mengajak kamu makan malam besok, apa kamu bisa"

Higashida menepuk jidatnya

"Kenapa ibumu mau bertemu dengan ku?"

"Katanya ia ingin bertemu calon menantunya"

Higashida menelan ludahnya dengan susah payah setelah mendengar kata kata horor itu.

"Sebentar Miyakoshi san, kamu serius akan hubungan ini?" tanya Higashida sambil memegang bahunya

"Tentu saja serius"

"Katamu hanya ingin coba coba!" teriak Higashida

"Aku terinspirasi dari Haruka san dan Saki san, mereka sebab menikah muda"

"Tunggu sebentar, apa yang kamu katakan pada ibumu hingga ia mengundang ku"

"Begini, ibu aku menikah dengan Higashida" ucap Miyakoshi mempraktekannya

"Aho!!!"

.

Jam 3.30 siang, aku pamit duluan ke sekolah untuk latihan voli.

"Mobilnya bawa saja" ucap ku pada Saki

"Lalu kamu?" tanya Saki

"Aku bisa lari, jaraknya hanya 2 km"

"Tidak tidak, nanti saat sudah pulang kabari aku saja, aku akan menjemput kamu"

"Tidak usah" balas ku

"Tidak ada penolakan pokoknya!"

.

Di gedung olahraga.

Sebelumnya ketika aku berjalan ke sini ku lihat atlet lain juga sudah berlatih, contohnya adalah klub renang, klub bulu tangkis, klub atletik dan klub karate.

Aku mulai pemanasan sendiri, sebab aku terlambat sebenarnya,latihan di mulai pukul 3 siang aku datang jam 3.30, namun Ukai sensei bisa memakluminya.

.

Kami di kumpulkan sejenak untuk menerima informasi.

"Sebelumnya sensei akan menjelaskan jadwal kita dulu" ucap Takeda sensei

Tanggal 30 Juli kita berangkat ke Tokyo pukul 5 pagi, kita berangkat ke sana naik kereta, karantina di lakukan tanggal 29 malamnya, jadi kalian akan menginap bersama tanggal 29.

Kita di sana akan menginap di penginapan, dilarang keluar malam ataupun kembali ke sini (Sambil melihatku)

"Aku tidak akan ke sini sensei" ucap ku

Tanggal 1Agustus adalah match pertama kita, lawannya adalah Tsubakihara academy, pukul 9 pagi, kita datang ke stadion pukul 8 pagi.

Ingat, ini sistem gugur dengan total pertandingan adalah 5 kali jika sampai final namun ada juga yang 6 pertandingan, sebab ada 47 tim yang akan bertanding, sehingga ada yang menggantung di bagan, yaitu mereka yang menjadi unggulan namun ada juga yang tidak unggulan bisa ke bagan gantung,

Untuk kita mendapatkan 6 pertandingan, jadi kita akan melewati babak pertama dulu.

Match 3 set, dua kemenangan maka tim lolos.

Semi final dan final dengan 5 set, tiga kemenangan tim lolos.

Ukai sensei menyambung.

Ingat semua tim di tingkat nasional mungkin setingkat Shiratorizawa atau lebih, sensei punya beberapa unggulan di sini, yaitu Inubushi Higashi, Ichibayasi dengan Sakusa, Shuchi'n dengan pemain raksasa mereka, Furokodani dengan ace keras mereka juga, Nekoma dengan pertahanan solid, Kamomedai kata Kageyama ada raksasa kecil dan Inarizaki dengan duo mia, tapi jangan berkecil hati kita juga mendapatkan julukan yang ku dengar dari Takemoto saat ia ke Tokyo, julukan kita adalah... "

"Raksasa kecil versi 3!" teriak Hinata

"Setter terbaik nasional!" teriak Kageyama

"Libero terbaik lah tolol!" (Taulah ini siapa)

"Aku tidak mengharapkan ace terbaik" ucap Asahi

Hehe kalian salah semua, sekolah lain menjuluki kita double H dan Penyerang terbaik, terima kasih untuk Hinata dan Haruka, kalian melakukan duet keren dengan tempo yang berbeda membuat tim tim lain akan waspada, sudah ceritanya mari kita mulai latihan! (Teriak Ukai sensei)

"Baik sensei!" balas kami

.

Tim di bagi jadi 2 tim inti vs tim campuran.

Latihan sampai jam 7 malam, sebab kami bermain lima set, pertarungan normal sebab lawannya ada kawan sendiri.

Set pertama 25 - 21 (Kemenangan tim inti)

Set kedua 25 - 19 (Kemenangan tim inti)

Set ketiga 24 - 26 (Tim Cadangan menang

Set ke empat 27 - 25 (Tim inti)

Set ke lima 25 - 18 (Tim inti)

4 : 3 lari mengelilingi lapangannya.

.

Sebelum pulang kami di kumpulkan kembali.

Takeda sensei ~

Sensei mendapatkan kabar dari wali murid tiap siswa, katanya ada beberapa anggota klub voli yang tidak lulus nilai kkm, silakan angkat tangan.

"Walah cuk, masa ikut kelas musim panas" pikir Nishinoya

Angkat tangan dulu (Ucap Takeda sensei karena kami masih diam)

Tanaka, Nishinoya, Kageyama

.

"Woy Hinata kenapa tidak ikut?" ucap Tanaka

"Aku lulus senpai teheee" balas Hinata dengan piece di tangan

"Nani!!!" teriak Kageyama Tanaka dan Nishinoya

"Berapa nilai mu Hinata?" tanya Suga

"85,25" balas Hinata

"Wow lebih tinggi dari ku" ucap Ennoshita

"Aku juga" ucap Yamaguchi dan Kinnoshita

"Huh kalian jangan heran, kelas 10 lima itu peringkat 2 dari 12 kelas, rata-ratanya juga sangat tidak masuk akal, bias bisanya tembus 87 anjir, kelas ku sepuluh dua bisa bisanya jadi nomor 7 huhuhu" ucap Tsukishima

"Seriusan tembus 87?" ucap Suga tak percaya

"Serius senpai" balas ku

"Oh benar juga kan ada Haruka, sudah lupakan kagetnya" ucap Daichi di ikuti Asahi

"Oi salah ku apa!" teriak ku

Suasana menjadi krik krik

"Anjeng!" ucap ku dalam hati

.

Sebelumnya sensei mau mengabarkan, khusus bagi yang tidak lolos kkm memang akan ada kelas musim panas, namun sekolah akan memberikan pengecualian untuk atlet yang lolos nasional.

"Hore!" teriak Tiga orang tadi

Sebentar, sensei bilang ada pengecualian namun kalian yang tidak lulus harus mengerjakan tugas lagi, batas pengumpulannya adalah 29 sore hari.

"Sensei bukankah kami sudah ada remidi?" tanya Tanaka

Memang sudah namun kalian tidak lolos lagi di beberapa mata pelajaran, nah tambahan juga Ennoshita dan Kinnoshita di mapel Matematika

"Tidak!!" teriak mereka berdua yang di sebutkan

"Berapa mapel yang tidak lolos untuk ku babi!" pikir Kageyama tertekan sebab semua mapel ia remidi

Intinya besok segera tanya ke wali kelas masing masing, lalu kerjakan tugas agar kalian tetap bisa ikut turnamen nasional, sekian dari sensei, jika ada kurangnya sensei mohon maaf, hati hati di jalan dan sampai jumpa besok lagi.

"Sampai Jumpa!" teriak kami bersamaan

.

Di ruang klub.

"Haruka berapa nilaimu?" tanya Suga sambil di perhatikan oleh Tsukishima dan yang lain (Yang kepo maksudnya)

"95" balas ku sambil ganti baju

"Rank berapa jika seangkatan?" tanya Daichi

"Kedua" balas ku lagi

"Lalu yang pertama?" tanya Asahi

"Istrinya" ucap Hinata

"Ya begitulah, Saki ranking pertama" ucap ku

"Wow" ucap mereka bertiga

"Ku kira kamu lebih pintar daripada Saki chan" ucap Tanaka

"Pintar itu relatif, adanya malas dan rajin saja" ucap Nishinoya sok

"Eh aku sepertinya mendengar orang yang sedang berkata kata mutiara, namun kok hitam ya" ucap Ennoshita

"Mau ku hajar kau?" teriak Nishinoya

"Brother katakan itu jika kamunya lulus kkm, lihatlah mereka yang tidak punya beban mengerjakan tugas esok itu" ucap Tanaka sambil menunjuk kami semua

"Maaf Kageyama minggir dulu" suruh Tanaka

.

"Haruka tidak ada boncengan? Mau ku ikut dengan ku?" tanya Tanaka yang menggunakan sepeda

"Tidak perlu Tanaka, aku akan di jemput sebentar lagi" balas ku

"Ara ara pasti di jemput pujaan hati" balas Tanaka

"Sudah jangan mengganggu, ayo kita segera pulang saja, duluan ya Haruka" teriak Daichi lalu menggoes sepedanya

"Yoi, hati hati" balas ku

"Oke!"

.

Jam 7.30 Saki datang menjemput ku.

Aku masuk ke dalam mobil.

"Haruka kun" ucap Saki

"Apa?" balas ku

"Kita pergi ke toko Okazaki san apa masih jualan ya?" tanya Saki

"Masih, tapi tinggal beberapa roti saja mungkin" balas ku sambil mainan ponsel

"Puding labunya masih?" tanya Saki

"Ya kita cek saja di sana" balas ku

"Kamu yang menyetir tolong"

"Aduh bahuku kram, tolong tolong" teriak ku

"Puffftttt!" ucap Saki memanyunkan bibirnya

Saki menjalankan mobil menuju toko roti Okazaki.

Lampu masih menyala namun pintu kaca sudah di tutup.

Kami berdua masuk.

"Selama malam" ucap kami

"Selamat datang, eh keluarga Shinomiya" ucap Sanae

"Sanae san, kami mau beli puding labu apa masih?" tanya Saki

"Maaf sudah habis, jika mau masih ada puding coklat dan pisang" balas Sanae

"Kamu suka?" tanya Saki padaku

"Yang coklat saja" balas ku

"Baiklah, Sanae san tolong bungkuskan 4 coklat, 2 pisang, sekalian minta nampannya" ucap Saki

"Silahkan Saki chan" serah Sanae

.

Aku duduk di dekat kasir sementara Saki memilih roti.

"Sanae san, Tomoya san dan Nagisa san kemana?" tanya ku

"Mereka berdua pergi belanja susu" balas Sanae sambil mengemas puding

"Ushio di tinggal?" tanya ku lagi

"Iya, di belakang bersama Akki nya"

.

"Berapa Sanae san?" tanya Saki

"1560 yen"

"Ini uangnya" serah Saki

"Ara apa tidak ada uang kecil saja?" tanya Sanae sebab yang Saki serahkan adalah 10 rb yen

"Ada, Haruka kun minta 1000 yen" ucap Saki

"Hmm aku di palak lagi" ucap ku lalu mengambil dompet ku

"Sudah berikan saja" kata Saki

Aku memberikannya uang koin 500 yen dua keping.

.

Setelah sudah di bayar kami pulang. (Saki yang menyetir)

"Saki chan ada yang ingin ku katakan padamu" ucap ku sambil memegang ponsel

"Apa?" balas Saki

"Harga Shiba inu meledak" ucap ku

"Maksudnya gimana?" tanya Saki lagi

"Harga 1 koinnya tau tidak berapa?" tanya ku

"0,9 yen?" terbaik Saki

"1,7 yen oi" teriak ku

"Itu banyak?" tanya Saki

"Ya sedikit, namun apa kamu lupa aku punya koin berapa" tanya ku

"Berapa memangnya?"

"1700 triliun koin" balas ku

Saki berpikir sejenak untuk menghitung

.

.

Setelah 5 detik

"Heh kamu tidak bercanda? Itu jika di jumlah lebih dari 2800 triliun yen loh" tanya Saki sambil melihat ku

"Hey hey lihat kedepan" ucap ku

"Oh maaf maaf, tapi bagaimana bisa naik seperti itu, bukanya kemarin minggu hanya 0,9?" tanya Saki

"Kenaikan sebab stok koin ada lagi (Ayah Haruka punya koin dari Haruka lalu menjualnya pada hari Minggu), lalu perusahaan seperti Amazon dan Tesla mulai ikut ikut membuka pembelian dengan koin Shiba inu, ya mengikuti perusahaan ayah dan ibuku, ketiga sebab Elon Musk ikut ikutan promosi Shiba inu" balas ku

"Tunggu sebentar, otak ku tidak bisa merespon ini semua, uang sebanyak itu mau kamu gunakan untuk apa coba?" tanya Saki

"Emmm aku pun bingung, membeli negara saja bisa dengan uang ini, mungkin akan ku tabung dan membeli sebuah planet di masa depan" canda ku

"Simpan saja lah, jangan di tarik sekarang jikalau memang tidak perlu" ucap Saki

"Oke, aku hanya memberi tau kok"

.

Sesampainya di rumah.

Aku langsung mandi lalu makan malam sendiri jam 8 malam, sebab keluarga kecil ku sudah makan duluan.

Di ruang keluarga.

"Ibu apa kamu berniat memperbesar toko mu?" tanya ku pada ibu yang sedang mengajari Rin chan membaca

"Tidak Haruka kun, ibu sudah cukup dengan toko itu, jika lebih besar nanti malah jadi perusahaan komersial, ibu hanya berniat usaha untuk memberikan pekerjaan bagi mereka yang sudah tua sebenarnya" balas ibu

"Ya sudah, namun apa ibu kepikiran membuka cabang?" tanya ku

"Tidak juga, ibu sudah berkecukupan, penghasilan toko juga besar, jika ibu kepikiran pasti itu di masa depan juga, sebab perduktivitas produksi sebenarnya masih lebih banyak daripada jumlah yang di pesan" balas ibu

"Ya sudah jika begitu" balas ku

"Memangnya kamu mau investasi lagi?" tanya ibu

"Iya ibu, Haruka baru dapat jackpot jadi ia bingung mau buang uang kemana" ucap Saki sambil makan puding

"Uang sampai mau di buang?" tanya Rin chan

"Bukan begitu sayang, maksudnya bingung mau digunakan untuk apa uangnya" ucap ibu

"Oh diberikan percuma boleh?" tanya Rin chan

"Maksudnya?" tanya ibu

"Banyak anak yang tidak punya tempat tinggal di Sendai, banyak juga orang dewasa yang tidak punya rumah di sana, mereka juga butuh bantuan" ucap Rin chan

"Nah itu bisa jadi ide buat mu untuk buang uang Haruka kun" ucap ibu padaku

"Hmm ide yang bagus Rin chan, tapi tidak untuk saat ini, kemarin minggu aku baru saja donasi sebenarnya, jadi mungkin minggu ke 3 bulan Agustus baru bisa ku lakukan" balas ku

"Kenapa tidak langsung saja lewat website donasi jepang?" tanya Saki

"Aku tidak ingin uang ku di korupsi" balas ku

"Nah benar itu, jikalau membantu yang dekat lebih baik dari tangan sendiri, takutnya kita memberi 10 rb yen pada panita saumpamanya, tapi saat di terima yang membutuhkan tinggal 1000 yen saja" ucap ibu

"Eh separah itukah?" tanya Saki

"Sebenarnya tidak juga, tapi ibu hanya membuat perumpamaan bahwa uang yang diberikan tidak mungkin sama dengan uang yang di terima, seperti itu" penjelasan ku pada Saki

"Ohh" ucap Saki paham

.

"Chp ini Terinspirasi dari pemerintah Indonesia"

Next...