webnovel

Xiao Xing Xing

" Pfffttt ... Kamu bilang ini jahat? Aku tak menyangka kamu senaif ini! Neraka ini kamu yang menciptakan! Kata Feng Jiang Ming Malam itu, Xing Xing berjalan dengan gemetar lalu jatuh di lantai. Sangat sulit mengingat apa yang baru saja terjadi. Pantulan cermin memperlihatkan wanita berpakaian compang camping dengan noda darah. Wajahnya sungguh amat berantakan. Beberapa tanda merah dan lebam ada di tubuhnya. Ya, dia telah pergi dari sejam yang lalu. Pada awalnya Xing - Xing berusaha tegar menghadapi yang barusan di alami. Matanya melekat begitu pintu itu terbuka dengan paksa. Tiga laki - laki bertubuh tegap menggendongku paksa. Belum sempat membuka mulut, milik lelaki itu masuk kedalam semua yang lubang yang ia miliki. . . . Pantulan cermin memperlihatkan kecantikanku yang begitu menawan. Aku sudah siap dengan baju perangku. Xiao Xing Xing ... Itulah namaku! Akulah ratu pertama di kerajaanku. Tiada siapa yang berani menolakku. Bahkan banyak raja yang mendengar tentangku datang untuk berusaha meminangku atau menginginkanku melayani mereka di ranjang. Taktik mereka sungguh kotor dan menjijikan! Mereka akan berakhir bersujud di kakiku meminta pengampunan atau pergi ke liang kubur! . . . Aku berlindung dibalik topeng ini selama hidupku. Aku terperangkap dalam istanaku yang megah yang dibuat ayah dan ibunda. Ibunda telah memutuskan meminum racun begitu Baginda raja gugur di perjalanan menuju medan perang. Kakiku lemas mendengar semua ini. Aku tak punya keberanian mengatakan ini. Akulah sang putra mahkota bertopeng, Feng Jiang Ming yang akan membalas dendam pembunuh Baginda Raja.

lodaniella · Fantasy
Not enough ratings
51 Chs

Berjuang untuk mati (4)

Hari ini begitu istimewa. Semua persiapan sudah jadi. Kamar Xing Xing di hiasa oleh jutaan mawar putih.

"Putrakuuuu! Putraku yang nakalllllll!Kamu merebut ibumu dariku. Kamu benar benar nakalllllll." seorang dengan jubah kebesaran perangnya menciumi dan menggoda seorang bayi tampan yang memiliki wajah yang mirip seperti Xing Xing dalam gendongannya.

Mendengar itu, Xing Xing bangun dari tidurnya yang nyenyak. Tubuhnya masih terasa lemas tapi tetap berusaha bangun menghampiri asal suara yang tidak jauh dari tempatnya tertidur.

"Jangan berkata seperti itu nanti pangeran kita akan sedih."

Jiang Ming menaruh putranya di pangkuan Xing Xing dan memeluk mereka dengan erat.

"Aku terlalu bahagia. Aku takut ini hanya mimpi. "

Jiang mengecup dahi Xing Xing kemudian hidung dan mulut Xing Xing secara perlahan. Jiang Ming kembali memeluk erat Xing Xing dan putra mereka.

Kelahiran putra mereka memang menambah kebahagiaan hari ini.

"Tidurlah lagi kami akan di sampingmu. Fisikmu masih sangat lemah."

Feng Jiang Ming membantu Xing Xing dan bayinya tertidur di dalam pelukannya.

Xing Xing tidur dengan nyenyaknya. Xing Xing terbangun dengan keadaan bingung. Xing Xing mecari keberadaan Jiang Ming. Tiba tiba sesuatu dalam yang tidak beres terjadi pada perutnya.

Perutnya di tendang oleh anak dalam kandungannya. Anaknya membantu menyadarkan Xing Xing bahwa itu adalah mimpi. Anaknya masih ada dalam kandungannya.

"Terima kasih anakku kamu mengingatkan ibu. Apa kamu ingin menghibur ibu anakku?" Xing Xing dengan halus mengelus perutnya yang telah membesar dan bersadar di tepi ranjang.

Xing Xing akhirnya menangis tersedu sedu. Xing Xing tak kuat lagi menahan semuanya sendiri. Sebenarnya Xing Xing mengutarakan keinginannya untuk mengatasi perompak karena ingin pergi dari istana.

Dengan kepergiaannya ia ingin menarik Jiang Ming keluar istana dan pergi bersama Jiang Ming.

Xing Xing tau segalanya. Mata mata telah melaporkan semua hal detail tentang identitas perompak itu. Perompak itu di pimpin oleh mantan jendral dari kerajaan Jiang Ming dan semua perompak itu adalah prajurit kerajaan Jiang Ming.

Untung saja Wei Su tak mendengar itu. Itu akan menjadi huru hara bila Wei Su mendengarnya.

Dengan kepergiaan Jiang Ming, itu menandakan dua hal. Pertama Jiang Ming berjuang untuk mati demi dirinya. Atau yang kedua yaitu Jiang Ming akan berdiri melawannya.

Hal itu yang membuat Xing Xing tak mengerti sampai saat ini. Dia benar benar takut kehilangan Jiang Ming. Bahkan dia begitu bahagia saat Jiang Ming mengajaknya menikah.

Xing Xing tidak bisa menahan Jiang Ming pergi. Xing Xing tidak ada kepercayaan diri untuk menahannya begitu pula Xing Xing juga tidak igin anaknya menjadi batu sandungan bagi keinginan Jiang Ming. Bukan karena dia tidak cinta tapi Jiang Ming sendiri yang harus memilih.

Antara berdiri di sampingnya atau berseberangan dengannya.