webnovel

Xiao Xing Xing

" Pfffttt ... Kamu bilang ini jahat? Aku tak menyangka kamu senaif ini! Neraka ini kamu yang menciptakan! Kata Feng Jiang Ming Malam itu, Xing Xing berjalan dengan gemetar lalu jatuh di lantai. Sangat sulit mengingat apa yang baru saja terjadi. Pantulan cermin memperlihatkan wanita berpakaian compang camping dengan noda darah. Wajahnya sungguh amat berantakan. Beberapa tanda merah dan lebam ada di tubuhnya. Ya, dia telah pergi dari sejam yang lalu. Pada awalnya Xing - Xing berusaha tegar menghadapi yang barusan di alami. Matanya melekat begitu pintu itu terbuka dengan paksa. Tiga laki - laki bertubuh tegap menggendongku paksa. Belum sempat membuka mulut, milik lelaki itu masuk kedalam semua yang lubang yang ia miliki. . . . Pantulan cermin memperlihatkan kecantikanku yang begitu menawan. Aku sudah siap dengan baju perangku. Xiao Xing Xing ... Itulah namaku! Akulah ratu pertama di kerajaanku. Tiada siapa yang berani menolakku. Bahkan banyak raja yang mendengar tentangku datang untuk berusaha meminangku atau menginginkanku melayani mereka di ranjang. Taktik mereka sungguh kotor dan menjijikan! Mereka akan berakhir bersujud di kakiku meminta pengampunan atau pergi ke liang kubur! . . . Aku berlindung dibalik topeng ini selama hidupku. Aku terperangkap dalam istanaku yang megah yang dibuat ayah dan ibunda. Ibunda telah memutuskan meminum racun begitu Baginda raja gugur di perjalanan menuju medan perang. Kakiku lemas mendengar semua ini. Aku tak punya keberanian mengatakan ini. Akulah sang putra mahkota bertopeng, Feng Jiang Ming yang akan membalas dendam pembunuh Baginda Raja.

lodaniella · Fantasy
Not enough ratings
51 Chs

Berjuang untuk mati (2)

Dewan istana belum sepenuhnya mengerti rencana Xing Xing. Namun, dengan mudah mereka mengerti itu artinya Xing xing akan melepaskan tahta dan menjadikan dirinya sebagai umpan.

"Semua orang akan tetap mati pada akhirnya hanya waktunya saja yang berbeda."

"Saya sangat tidak setuju. Begitu baak orang di istana mengapa Paduka ratu sendiri yang harus berangkat." kata Jendral Su memecahkan suara diskusi para dewan istana antara satu dan lainnya.

"Saya, mewakili dewan istana lainnya juga tidak setuju. Itu terlalu bahaya bagi Paduka Ratu. Bagaimana dengan tahta paduka?"

"Kita tak tau siapa lawan kita. Maka kita harus memberi umpan agar kita tau musuh kita. Selain itu, Jendral Su dapat mengambil alih tahta. Dia juga cukup baik dalam berpolitik bahkan untuk menggantikan aku bila aku tiada."

Kehebohan segera terjadi setelah dewan istana mendengar pernyataan Xing Xing.

"Bila kematian adalah soal waktu. Maka aku akan berperang untuk mati. Aku yang akan berangkat." usul Jiang Ming

"Saya tidak setuju. Kau berposisi sebagai penasehat negara. Bagaimana kau akan menjaga diri?"

"Dengarkan kami yang Mulia aku siap mati demi kerajaanku! Hidup yang Mulia Ratu!" seru Jiang Ming berlutut.

"Dengarkan kami yang Mulia aku siap mati demi kerajaanku! Hidup yang Mulia Ratu!" seru Jendral Su ikut berlutut.

Sekejap itu semua dewan istana ikut berlutut dan berseru mengucapkan hal yang sama dengan Jiang Ming.

Xing Xing tak bisa mengabaikan keinginan dewan istana. Dengan berat hati, dia menyetujui kepergian Jiang Ming.

Aku akan senang jika kita bersama-sama dari hari ke hari

Kau adalah kebahagian hidupku

Aku tetap merasa ciut ketika aku di sebelahmu

Dalam hal kau mungkin melupakanku

Jangan tinggalkan aku

Kau adalah apel kecilku

Tidak peduli berapa banyak aku mencintaimu, itu tidak cukup

Apa yang harus aku lakukan pada hatiku yg terbakar?

Aku rasa aku jatuh cinta padamu

Kau apel kecilku

Seperti mendung yg paling cantik di langit

Tidak apa-apa bahkan jika kau tidak tau

Karna aku bisa membaca hatimu

Aku tidak ingin protes

Kau itu tidak tau hatiku

Kau itu tidak pernah melihat kearahku

Setiap hari, aku memikirkanmu

Kau selalu muncul di pikiranku

Aku merindukanmu (sekarang)

Apakah itu hujan atau salju, aku akan melindungimu

Jika matahari dan bulan menghilang, aku akan menjadi bintangmu

Jika aku bisa tinggal di sisi mu setiap saat

Dari pagi sampai malam

Hatiku semakin hangat

Kau adalah apel kecilku

Tidak peduli berapa banyak aku mencintaimu, itu tidak cukup

Apa yang harus aku lakukan pada hatiku yg terbakar?

Aku rasa aku jatuh cinta padamu

Kau apel kecilku

Seperti mendung yg paling cantik di langit

Tidak apa-apa bahkan jika kau tidak tau

Karna aku bisa membaca hatimu

-Xiao Ping Guo - Chopstick Brother-

Xing Xing bersenandung sambil melihat kepergian Jiang Ming beserta pasukannya dari kamarnya. Itu bukan pasukan dalam jumlah banyak karena mereka akan melakukan penyamaran.

Mungkin akan ada waktu yang lama untuk kembali atau mungkin tidak akan ada kemungkinan untuk kembali.

Xing Xing mengelus perutnya dengan sedih.