webnovel

Chapter 9

*Paginya di istana Raja Claude

"Sudah lama ya,Lilian York." sapa raja Claude dengan wajah dingin seperti biasanya yang sedang duduk di singgasana nya

"Segala keagungan dan berkat kepada matahari Obelia." balas Lilian dengan membungkukkan tubuhnya

"Beberapa lama ini aku sibuk hingga tidak bisa memberikan perhatian cukup pada putriku satu-satunya," ucap Claude

"Namun Athanasia bisa tumbuh sehat seperti sekarang,tentu usahamu tidak sedikit." sambungnya

"Terimakasih banyak." Lilian mengucapkan terimakasih kepada raja Claude

'JANGAN BERCANDA!'

'Bukannya tidak memberi perhatian cukup,tapi kau tidak peduli!'

'Kau bahkan sama sekali melupakan keberadaanku!'

"Mulai sekarang aku akan menjaga penuh keselamatan putriku,karena itu kau tidak perlu khawatir." Claude kembali berbicara dengan senyuman melihat Athanasia

'Apa?!'

'Dia senyum?'

'Dia senyum melihatku.'

'JANGAN PEDULIKAN AKU!!'

'Terimakasih selama ini telah melupakan aku!'

'Terimakasih sampai sekarang kau bahkan tidak tahu aku hidup!'

'Tolong tetaplah seperti itu kedepannya pun.'

"Mulai hari ini Athanasia akan mendapatkan kemakmuran yang pantas layaknya seorang putri raja." lanjut Claude

•••

'Kau kan tidak mengakui aku sebagai putrimu.'

'Claude tidak pernah sekalipun berpikir Athanasia adalah putrinya,jelas-jelas dia yang bilang begitu dibuku...'

'Sebenarnya apa yang sedang dia pikirkan?'

"Tidak apa-apa tuan putri."

"Tidak apa-apa." Lilian memeluk erat putri Athanasia dengan tubuh gemetar

'Aku juga berharap beneran begitu.' balas Athanasia dalam hati tanpa suara yang keluar

•••

'Sejak saat itu waktu terus berlalu,tapi Claude dan aku tetap sama saja.'

"Selama tidak melihatmu sepertinya kau bertambah besar ya." ucap Claude

'Kau dan aku bertemu lima hari yang lalu,mana mungkin begitu sih.'

"Hehe,Papa juga cantik." balas Athanasia dengan senyumannya

Lilian dan Felik terdiam dengan raut wajah ketakutan,sementara Claude hanya diam menatap dingin Athanasia

'Aku dan Claude bertemu dua kali lagi,'

'Melewati waktu brutal antara ayah dan anak.'

'Selama itu aku merasakannya,orang ini,walau aku bertingkah nggak sopan dan kurang ajar,'

'Dia tidak ingin membunuhku.'

'Sebaliknya semakin aku bertingkah seperti anak kecil yang penakut,semakin aku memberi jawaban yang kaku.'

'Sebenarnya sekarang pun aku takut seperti mau pingsan rasanya.'

Deg

Deg

Deg

"Ikuti aku." balas Claude lalu berbalik dari Athanasia

'Se,selamat!'

'Memang ternyata orang ini suka pada tipe yang melawan!'

"Pas sekali kita memang akan pergi bermain perahu,bersiaplah." ucap Claude

"Yang mulia,maaf saya lancang berbicara,tapi untuk tuan putri air masih..."

"Dia akan bersama denganku,apa yang kau khawatirkan." jawab Claude memotong ucapan Lilian

'Justru itu masalahnya,dasar!'

"Te,tetapi..." Athanasia menarik baju Lilian

'Jangan begitu kak Lili.'

'Kalau sampai dia menghukum kakak bagaimana?'

'Aku juga sangat,sangat,sangat,sangat,sangat,sangat,gak mau naik,tapi...'

"Kau tidak mau menemaniku?" tanya Claude

"Nggak kok,Athi juga mau pergi sama papa." jawab Athanasia

"Begitu ya?"

Kemudian Claude menggendong Athanasia naik dalam perahu

'Uoooo hook! , napasku yang ku tahan'

'Belum apa-apa energiku sudah habis!'

'Wah,rasa nyaman naik perahunya bukan main,'

'Perahu yang dinaiki para bangsawan semuanya seperti ini ya?'

'Tapi bagaimana bergeraknya? , padahal tak ada yang mendayung.'

"Apa yang kau pikirkan?" tanya Claude

'Jangan bicara padaku,jangan menatapku.'

'Jawab apa ya?'

'Cuaca hari ini bagus? Danaunya cantik?'

"Rambut papa berkilauan! cantik!" jawab Athanasia

"Athi suka kilau-kilauan! hehe." sambung Athanasia

'Memang cantik sekali sih...'

'Rambut pirang yang indah.'

'Dikehidupan sebelumnya saking hidup miskin,apa aku menyimpan dendam pada emas?'

Claude tersenyum

'HAH?!'

"Kalau dipikir-pikir hari itu kau juga membawa kantung permata ya." Claude membalas ucapan Athanasia

"Harta karunmu aku simpan dengan baik,nanti datang saja dan ambil sendiri." sambungnya

'Speechless,ada mulut tapi tidak bisa berkata-kata.'

'Sepertinya mati dengan agung memang bukan nasibku.'

Athanasia memperhatikan Claude yang sedang melihat danau

'Pakaian seperti itu dari negara mana ya?'

'Mesir?'

'Yunani?'

'Kerajaan minyak?'

'Cocok.'

'Kalau dilihat begini memang dia tampan sampai keluar kata wah!'

'Apa dia bisa dibilang pemuda cantik berferomon,'

'Sepertinya wajar para perempuan mendekatinya bagai ngengat macan.'

'Katanya Diana juga tulus mencintai Claude.'

'Aku ingat pernah membacanya di cerita tambahan <Lovely Princess>'

Athanasia memperhatikan mata Claude yang biru bagai permata

'Apa warna mataku sekarang juga seperti itu?'