webnovel

Waves | Park Jimin BTS

"Kebenarannya terletak diantara matahari dan bulan dikala senja." -Waves | Beella Kim Menceritakan tentang seorang mahasiswi semester dua bernama Kim Nara yang sedang berlibur bersama sahabatnya (Jung Yoora) ke Pulau Sirenia. Liburan mereka sangat 'normal' dan menyenangkan hingga pada suatu sore Nara menolong seorang pria tenggelam di dermaga yang membuat hidupnya berubah.

Beella_Kim · Fantasy
Not enough ratings
4 Chs

Chapter 03

Hari ini aku bangun pagi sekali, lebih tepatnya dipaksa bangun oleh Kakakku Tuan Kim Namjoon yang jenius.

"Nara! Bangun! Hey!"Ia menarik selimutku dengan ekspresi ceria, sementara aku tetap memejamkan mataku sambil memeluk gulingku.

"Hey! Bangun! Bangun! Banguuun!" Kali ini ia berusaha menarik gulingku.

"Ck! Tuan Kim Namjoon yang jenius, berani-beraninya kau mengganggu waktu hibernasiku?" Aku membuka mataku yang masih berat dengan bersungut-sungut.

"Maafkan aku Nona beruang, tapi ini bukan waktumu untuk hibernasi." Kali ini dia berhasil merebut gulingku dan aku merengek agar ia mengembalikannya, tentu saja ia tidak mengembalikan guling itu padaku.

"Bangun! Ayo ikut aku, aku tadi melihat sekelompok ubur-ubur di laut." Katanya setelah aku sudah menyerah atas gulingku.

"Sudahlah ikut saja, yang lain sudah ada diluar dari tadi." Lanjutnya. Aku hanya menjawab dengan decakan kesal kemudian mengulurkan kedua tanganku padanya, entah kenapa ia merespon dengan ekspresi bingung. Kenapa lagi makhluk jenius ini? Apa dia tidak tau kalau aku minta dibantu berdiri?

"Ck, naiklah!" Tiba-tiba dia berjongkok membelakangiku. "Hah?" jawabku dengan bingung tapi kemudian aku tetap naik di punggungnya.

"Astaga! Kau berat sekali!" Katanya setelah berdiri.

"Bukan aku yang berat, tapi Kakak saja yang sudah tua dan lemah." Aku tertawa selama Kakakku menggendongku hingga keluar ruangan kapal, sesekali aku menarik telinga atau rambutnya agar dia lebih tersiksa.

Hm, jadi ini yang dinamakan berbahagia diatas penderitaan orang lain? Seru juga, hahaha.

"Sampai kapan kau mau kugendong terus ha? Turun! Sudah sampai." Kakakku menggoyangkan bahunya agar aku turun, namun aku malah mempererat pelukanku padanya.

"Kakak harus menggendongku karena Kakak sudah mengganggu waktu hibernasiku yang berharga." Aku tertawa sementara Kakakku tetap berusaha melepaskanku.

"Wah wah... manis sekali kakak beradik ini." Tiba-tiba Kak Hoseok berlari menghampiri kami.

"Namjoon, kau rajin sekali pagi-pagi begini sudah mengurus anakmu." Tambah Kak Hoseok sementara Kak Namjoon meminta pertolongan padanya.

"Bantu aku lebas dari kukang ini, bocah ini berat sekali." Kak Hoseok tertawa terbahak-bahak sambil mengejek Namjoon.

Yoora yang baru keluar dari dapur kapal melihat kami dan tiba-tiba berlari dan melompat ke punggung kakaknya.

"Woah! Hey?" Kak Hoseok kaget dan hampir terjatuh karena Yoora tiba-tiba melompat ke punggungnya.

"Aku mau digendong juga!" Yoora tertawa sambil mempererat pelukannya ke leher kakaknya.

"Hahaha! Sepertinya kau mendapat karma instan Hoseok." Kak Namjoon tertawa sambil menepuk-nepuk lengan Kak Hoseok.

"Wah, kau berat juga Yoo.. Ow! Hya? kurasa pinggangku mau patah." Kata Kak Hoseok berusaha menjaga keseimbangannya.

"Hey! Jangan bergerak! Bagaimana kalau kita jatuh dan disengat ubur-ubur?" Kak Namjoon berusaha menurunkanku lagi, sementara aku tetap bersikeras tidak mau turun dari punggungnya.

Sementara itu didepan dapur kapal, Kak Yoonki dan Yoonji mengamati kami berempat dengan ekspresi datar.

"Kau mau kugendong juga?" Tanya Kak Yoonki pada Yoonji.

Yoonji menoleh menatap kakaknya dengan pandangan aneh dan sedikit terkejut.

"Ti-tidak mau! Dasar Kakak aneh!" Kemudian Yoonji pergi meninggalkan kakaknya yang masih menatapnya dengan ekspresi datar.

"Kau itu yang aneh." Tambah Kak Yoonki datar.

=●◊●=

Sekitar pukul 7 pagi kapal kami sudah sampai ke Pelabuhan Archelon. Kami sudah tidak sabar ingin berjalan-jalan dipulau ini, kata Kak Namjoon dan para awak kapal pulau ini sangat luar biasa, di sebelah Utara Pelabuhan ini, tepat didepan mercusuar, mereka memiliki monumen raksasa berbentuk tiruan kerangka Archelon, penyu laut purba yang menjadi simbol dan nama pulau ini, mereka juga memiliki penangkaran dan tempat konservasi penyu yang sangat besar.

"Anak-anak, kalian bebas bersenang-senang sampai pukul 14.00 siang." Kata Kak Namjoon.

"Kak Namjoon tidak ikut pergi?" Tanya Yoreum yang berada dalam gendongan Kak Namjoon dengan sedih.

"Tentu saja Kakak akan ikut kalian, tapi nanti siang Kakak pergi bekerja lagi." Jawab Kak Namjoon.

"Kakak tidak boleh pergi! Nanti Yoreum main sama siapa?" Yoreum memeluk leher Kak Namjoon erat-erat.

"Hehehe.. kan ada Kak Kookie, Kak Hoseok, dan kakak yang lainnya." Namjoon mengusap punggung Yoreum.

"Tidak mau! Yoreum maunya sama Kak Namjoon." Yoreum menggelengkan kepalanya.

"Lihat Kak Nara, nanti kau bisa main dengan Kak Nara, dia adikku, mirip kan dengan Kakak?" Kak Namjoon membuat Yoreum menghadap kearahku. Aku hanya tersenyum sementara Yoreum memandangku dari atas kebawah kebingungan dengan wajah sedihnya.

"Hu um." Yoreum kembali menatap Kak Namjoon dan mengangguk lucu. Astaga! Ingin ku peluk dia! Kau lucu sekali Yoreum!

"Pintar sekali Yoreumku." Kak Namjoon mencium dahi Yoreum gemas.

Aku melihat sekelilingku dan melihat Yoora yang sedang mengobrol dengan Kak Hoseok.

"Aku ingin ke penangkaran penyu." Kata Yoora pada kakaknya.

"Iya, semuanya juga mau kesana, tapi kita harus sarapan dulu... Kasihan Kookie dan Yoreum." Jawab Kak Hoseok.

"Ada apa?" Kak Namjoon menepuk bahuku pelan, dan aku hanya mengedikkan bahuku.

"Hoseok, ada apa?" Kak Namjoon bertanya pada Kak Hoseok.

"Ah, tidak... Yoora ingin ke penangkaran penyu, tapi kusuruh sarapan dulu." Jawab Kak Hoseok.

"Oh... kukira ada masalah apa, kalau begitu ayo kita sarapan dulu! Aku tau tempat makan yang enak." Kak Namjoon menepuk bahu Kak Hoseok lalu mengajak kami semua mengikutinya.

Setelah beberapa lama kami berjalan, akhirnya kami sampai ditempat makan yang diusulkan Kak Namjoon. Tempatnya kecil namun bersih dan entah kenapa terkesan lucu dan imut. Yoora merjerit riang sambil berlari menuju bagian samping rumah makan, Jungkook mengikuti adiknya dengan cemas.

Aku, Yoora dan Yoonji mengikuti kakak beradik itu, ternyata bagian samping rumah makan ini memiliki ruang terbuka yang menghadap langsung ke laut, tempat ini dipenuhi tempat bermain anak-anak, pantas saja Yoreum menggila. Walaupun tempat ini langsung berhadapan dengan laut, tapi tempat ini aman karena memiliki pagar besi yang tinggi sehingga anak-anak yang bermain disini tidak akan jatuh ke laut.

"Kak! Ayo sini main!" Yoreum yang sudah duduk di ayunan melambai kearah kami dengan riang, Jungkook memegangi adiknya agar tidak terjatuh.

"Kalian mau pesan apa?" Tanya Kak Yoonki yang tiba-tiba muncul di depan pintu.

"Aku mau udang goreng tepung!"

"Aku mau Kepiting!"

"Ah! Cumi-cumi!"

"Berikan aku apa saja, aku suka hidangan laut!"

"Yoreum mau ikan paus!" Yoreum berteriak dengan semangat.

"Ah? E-ehm... oke." Jawab Kak Yoonki pasrah.

=●◊●=

Kami berjalan-jalan mengelilingi pulau dengan gembira, pulau ini sungguh menakjubkan. Yoreum dan Jungkook tertawa disepanjang jalan, membuat kami tersenyum melihat tingkah menggemaskan mereka.

Kami pergi ke pasar, ke tempat pengrajin pernak-pernik dari kerang, ke toko ikan hias, berwisata kuliner dan ke penangkaran penyu. Jungkook, Yoora, Yoonji, dan Yoreum membeli ikan hias yang lucu untuk mereka pelihara dirumah, tapi aku tidak membeli apa-apa karena mereka kehabisan stok ubur-ubur bulan.

"Ah, iya... aku akan kesana, apa? Kak Yoonki juga? Oke." Kak Namjoon mendapat panggilan dari temannya, sudah pasti soal pekerjaan yang ia bicarakan tadi pagi.

"Kak, Tuan Choi meminta kita untuk kembali ke kapal." Kata Kak Namjoon pada Kak Yoonki.

"Apa orang dari kantor sudah datang?" Tanya Kak Yoonki yang dibalas anggukan Kak Namjoon.

"Hoseok, kami titip bocah-bocah ini ya, kami harus segera kembali ke kapal." Kata Kak Namjoon.

"Oke, serahkan saja padaku! Selamat bekerja kalian berdua!" Jawab Kak Hoseok ceria.

Awalnya Yoreum merengek, tapi setelah dibujuk oleh Kak Namjoon dan Kak Yoonki akhirnya Yoreum menurut, sekarang Yoreum sedang tertawa dalam gendongan Kak Hoseok sambil bercanda dengan Jungkook. Aku, Yoora, dan Yoonji mengobrol sepanjang jalan, kebanyakan kami membicarakan soal makanan, hampir setiap ada penjual makanan kami berhenti untuk membelinya.

"Hey, kalian ini mahluk apa sih? Setiap ada penjual makanan langsung membeli, apa kalian tidak kenyang makan berkali-kali?" Tanya Kak Hoseok takjub.

"Tidak, kami belum kenyang." Jawab Yoora sambil mengunyah takoyaki-nya.

"Benarkah? Tapi kalian sudah mampir membeli makanan dua belas kali!" Jungkook menatap kami ngeri.

"Kookie, para wanita itu adalah mahluk yang mengerikan." Kak Hoseok menepuk bahu Jungkook yang masih menatap kami ngeri.

"Yoreum, kau besok jangan jadi seperti Kakak-kakak ini ya!" Kata remaja enam belas tahun itu sambil menatap adiknya yang berada di gendongan Kak Hoseok.

"Kenapa? Yoreum mau makan seperti mereka!" Kata Yoreum, lalu ia mengulurkan tangannya mencoba meraih takoyaki yang kami bawa.

"Yoreum mau ini? Baiklah... tenang, ini tidak pedas kok." Yoora memberikan sekotak takoyaki pada Yoreum. Yoreum berterimakasih pada Yoora, ia menyerahkannya pada Kak Hoseok dan minta disuapi karena masih panas.