webnovel

Vicious Circle

Terkadang beberapa rasa penasaran yang berlebihan akan membawamu pada sesuatu yang mengerikan. Ada hal dimuka bumi ini yang jika kalian tidak mengetahuinya, maka itu akan lebih baik untuk diri kalian. Kamu hanya perlu tidak memperdulikannya, bahkan ketika semua orang disekitarmu tidak bisa kamu percayai. Hal yang paling Gloria sesali adalah saat dimana rasa penasarannya mengungkap sesuatu yang bahkan ia sendiri sulit menghadapinya. Kejadian-kejadian layaknya potongan puzzle yang selalu berdatangan bagai misteri yang harus dipecahkan bersama saudara kembarnya Giovani. Teror dimana orang-orang terus menerus dibunuh tanpa alasan yang jelas dan pembunuh itu masih berkeliaran dengan ganas. Setiap malam, mungkin saja kalian adalah korban selanjutnya. Ingat, jangan pernah percaya pada siapapun! "Harusnya, aku tak pernah melakukan ini." "Terlambat untuk menyesali, ayo bermain." "Jangan takut Glo! Ada aku!" "Jangan lari, kemanapun kalian pergi aku akan menemukan kalian!" "Gio ada sesuatu dibawah ranjangku." Jika berkesan tolong masukkan ke collection kalian yaa.

swcctlullabiech · Horror
Not enough ratings
23 Chs

Who Are You?!

Giovani pernah mendengar sebuah teori yang di cetuskan oleh Einstein. Ia membuktikan bahwa energi di alam semesta ini adalah sesuatu yang konstan dan hal tersebut tidak bisa diciptakan maupun dihancurkan. Jadi apa yang terjadi ketika seseorang mati? Energi orang itu harusnya bertransformasi ke bentuk energi lain. Harusnya kita bisa menyebut bentuk energi baru ini dengan 'hantu'. Christ pernah bilang saat Giovani dan Gloria berdebat mengenai keberadaan hantu, bukan masalah ada atau tidak tapi ini perihal kepercayaan. Sama halnya ketika kalian percaya akan adanya Tuhan, begitupula dengan hantu.

Setiap manusia pasti terlahir dengan membawa takdir mereka masing-masing, dan akan mati dengan membawa tanggung jawab atas perbuatan mereka. Ada diantara manusia yang terlahir dengan keistimewaan, seperti bisa melihat makhluk-makhluk tak kasat mata. Kalau berbicara soal keistimewaan Giovani jadi teringat sesuatu.

Suatu hari, ketika ia dan Gloria masih duduk di kursi sekolah dasar. Saat libur musim panas dan mereka sekeluarga pergi berlibur kerumah nenek dan kakek disuatu desa yang terletak di New York. Sepasang kembar Gio dan Glo sedang tak ada kegiatan di kamar. Perlu digaris bawahi, hanya Gloria yang tak ada kegiatan sedangkan Giovani menghabiskan waktu dengan membaca buku dan belajar.

Entah apa yang ada dipikiran Gloria saat ia tiba-tiba berkata,"Gio, kau tahu aku bisa melihat hantu," ucap Gloria.

Seakan menelan mentah-mentah ucapan Gloria, Giovani mematung dan menatap Gloria. Kembarannya itu tak membalas tatapan dari Giovani, Gloria hanya fokus telentang dengan menatap langit-langit kamar mereka seolah-olah itu objek menarik.

"Apa yang kau lihat?!"

"Hantu anak kecil dibawah lemari dan hantu yang berada dibawah tempat tidurmu," balas Gloria.

Giovani terkekeh, "Dasar pembual."

"Astaga! Kau tidak mempercayaiku?! Aku tidak bertanggung jawab saat hantu-hantu itu mendekatimu ketika kau sedang tidur, mereka akan membawamu dan memakan otakmu," balas Gloria.

"Kenapa hanya aku?! Ah tentu saja, aku lupa kalau kau tak punya otak," ucap Giovani dengan kekehan. Gloria mendelik kesal dan melemparkan bantal pada Giovani saat itu.

Dan sejak itu Giovani tak pernah menanggapi serius soal apa yang dikatakan Gloria mengenai ia bisa melihat hantu. Semua itu hanya bualan Gloria belaka, karena saat itu ada tiga hantu di kamar mereka. Terlebih bukan hantu anak kecil yang ada dibawah lemari dan tidak ada hantu dibawah ranjang Giovani.

•••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

Matahari nampak bergerak sangat cepat hari ini, Giovani melirik jam tangannya. Pukul tiga lewat empatpuluh dua menit, dan itu artinya sekolah telah usai. Ia dan Gloria kembali pada rencana awal untuk menjenguk Whitney, tentunya bersama teman-teman mereka. Ya walau seharusnya mereka telah sampai di rumah Whitney setengah jam yang lalu kalau saja Gloria tak merengek untuk berhenti di sebuah toko kue.

Lupakan soal Giovani dan dunianya, sekarang Gloria sedang berada didepan sebuah etalase yang memajang kue-kue lezat. Bagaimana pemilik toko bisa membuat seluruh resep yang kelihatannya enak. Mata Gloria terpaku melihat sekotak dessert box dengan taburan coklat parut serta jangan lupakan macaroon utuh rasa coklat. Sangat menggoda untuk dilahap. Gloria merogoh saku seragam sekolah yang ia kenakan, tapi ia tak menemukan apapun. Ah, seharusnya dia meminta uang pada Giovani sebelum masuk kedalam toko.

"Jane, aku akan mengambil uang di mobil. Tolong katakan pada pelayan untuk menyimpan satu box dessert itu untukku," ucap Gloria pada Jane sambil menunjuk sebuah dessert.

"Baiklah, akan ku minta seseorang untuk membungkusnya," balas Jane saat Gloria melangkah pergi.

Gloria nampak mendekati Giovani dan teman laki-lakinya. Mereka nampak sedang asik mengobrol satu sama lain, dan seperti biasa Giovani hanya diam sebagai pendengar dan akan merespon sesekali. Saudara laki-lakinya itu memang bukan tipe orang banyak bicara sepertinya, ya walau Gloria selalu bilang sifatnya yang satu itu adalah ceria. Gloria dan Giovani memang tak selalu akan serasi dalam berbagai hal, seperti halnya sifat mereka. Gloria menyebut perbedaan mereka itu bagai istilah `Yin dan Yang`, sedangkan Giovani lebih suka menyebutnya `Hening dan Bunyi`.

"Gio berikan aku uang, uang terakhirku sudah ku habiskan untuk membeli sekaleng soda," ucap Gloria saat berada di dekat perkumpulan Giovani.

"Hah?! Ku pikir uangmu tak akan habis, ya mengingat bagaimana teman-teman menyebut Giovani dengan sebutan 'Tampan dan Kaya'," ucap David.

Giovani menghentikan aktivitas dengan handpohnenya, melirik Gloria yang nampak besedekap dada. Ia tak ambil pusing dan langsung masuk kedalam mobil mencari keberadaan dompetnya.

"Benar juga, dua kata yang tak jauh-jauh dari Giovani," tambah Matt.

" Bisakah kalian diam?! Atau aku akan memukul wajah yang kalian sebut tampan itu," balas Gloria.

"Wah! Calm down, buddy. Kau terlalu pemarah, hati-hati tak ada anak laki-laki yang tertarik padamu," ucap David.

"Hey Dav, apa maksudmu? Bukannya kau suka dengan Gloria, kau lupa bagaimana Gio memukul wajahmu saat kau bilang ingin memberikan surat cinta pada Gloria?" ucap Matt pada David. David menatap Matt datar, terkutuklah Matt dengan segala kebodohannya. Sekarang bagaimana David akan bertemu Gloria. David nampak mendekati dan memiting leher Matt. Gloria terkekeh pelan melihat tingkah laku David dan Matt. Lalu ia mengalihkan pandangannya ke arah jalan yang di penuhi kendaraan.

Suasana jalan nampak padat, mungkin ini akibat anak-anak sudah selesai dengan aktivitas yang mereka sebut sekolah. Gloria masih menunggu, Ah sial! Apa Giovani mengambil uang di Mesir?! Lama sekali. Tanpa sengaja mata Gloria menangkap seorang laki-laki yang berjalan hendak menyebrang. Laki-laki itu nampak fokus dengan handphonenya hingga tak menyadari sebuah truk melaju kencang kearahnya dari kejauhan.

"HEY! AWAS!"

"HEY!"

"Akh sial," Gloria berlari ke arah si laki-laki barusan usai berteriak namun tak dapat respon dari si laki-laki. Giovani keluar dari mobil dan melihat Gloria berlari mendekati truk.

"GLO KAU MAU KEMANA?!" ucap Giovani sambil berteriak mengejar Gloria.

Tinggal beberapa saat sebelum truk mengenai tubuh laki-laki itu. Gloria harus cepat, jika tidak laki-laki itu akan remuk.

" GLORIA KU BILANG BERHENTI!"

Oh jangan lupakan Giovani yang mengejar Gloria, tapi sayang ia kalah cepat saat berusaha menggapai Gloria yang lebih dulu lari ke hadapan truk.

BRAAK...

"GLORIA!"

Giovani mempercepat larinya, hingga sampai di depan Gloria. Untung saja Gloria bisa tepat waktu menarik laki-laki itu. Sial, Giovani merasa jantungnya akan meledak saat melihat Gloria meloncat kedepan truk.

"Kau tak apa?" ucap Gloria pada laki-laki yang barusan ia selamatkan.

"Aku tak apa, tapi terima kasih telah menolongku."

" Lain kali hati-hati, dan apa itu?! Jangan gunakan earphone saat menyebrang," ucap Gloria menunjuk earphone yang dikenakan laki-laki itu.

"Hey lain kali gunakan otakmu!" kali ini Giovani yang berucap dengan sarkas.

"Kau dengar?!" balas Gloria.

"Maksudku kau bodoh," ucap Giovani lalu pergi kembali ke mobilnya.

"Apa?! Gio kau mengejekku?! Sial, oh ya kau juga. Hati-hati saat menyebrang, jangan coba untuk mati terlalu muda. Kau terlalu tampan untuk itu, eum maksudku kau masih punya banyak hal yang harus di coba," ucap Gloria.

"Sekali lagi terima kasih, aku Nielle D'luca."

"Oh, aku Gloria Wang dan yang tadi saudaraku. Kalau begitu aku pergi, kami harus ke suatu tempat sekarang. Semoga harimu menyenangkan," balas Gloria lalu pergi menuju ke arah teman-temannya.

•••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••