webnovel

Vicious Circle

Terkadang beberapa rasa penasaran yang berlebihan akan membawamu pada sesuatu yang mengerikan. Ada hal dimuka bumi ini yang jika kalian tidak mengetahuinya, maka itu akan lebih baik untuk diri kalian. Kamu hanya perlu tidak memperdulikannya, bahkan ketika semua orang disekitarmu tidak bisa kamu percayai. Hal yang paling Gloria sesali adalah saat dimana rasa penasarannya mengungkap sesuatu yang bahkan ia sendiri sulit menghadapinya. Kejadian-kejadian layaknya potongan puzzle yang selalu berdatangan bagai misteri yang harus dipecahkan bersama saudara kembarnya Giovani. Teror dimana orang-orang terus menerus dibunuh tanpa alasan yang jelas dan pembunuh itu masih berkeliaran dengan ganas. Setiap malam, mungkin saja kalian adalah korban selanjutnya. Ingat, jangan pernah percaya pada siapapun! "Harusnya, aku tak pernah melakukan ini." "Terlambat untuk menyesali, ayo bermain." "Jangan takut Glo! Ada aku!" "Jangan lari, kemanapun kalian pergi aku akan menemukan kalian!" "Gio ada sesuatu dibawah ranjangku." Jika berkesan tolong masukkan ke collection kalian yaa.

swcctlullabiech · Horror
Not enough ratings
23 Chs

Awal Mula

Apa kalian percaya hantu?

Seperti sesuatu yang bersembunyi dibawah ranjang tempat tidurmu atau sesuatu yang yang bersembunyi didalam lemari pakaian, menggantung diantara baju-bajumu. Menunggumu lengah, dan berusaha mendekatimu saat kamu sudah terlelap dalam mimpimu. Membayangkannya saja sudah membuat bulu kuduk merinding. Beberapa dari kalian mungkin tidak percaya, dan beberapa lagi mempercayainya. Seperti halnya seorang gadis blasteran Amerika-Hongkong yang sedang duduk dengan ditemani laptop dan segudang cerita horor yang ia sukai. Callysta Gloria Angelic Wang, sebut saja Gloria Wang. Gadis itu bahkan tak keberatan disebut aneh jika sudah menyangkut hobinya. Pukul satu dinihari, ditemani dengan secangkir coklat panas yang tidak terlalu manis dan sosis yang baru saja ia goreng. Jangan lupakan suasana mencekam rumah sepi dengan para penunggunya yang tidur, maksudnya anggota keluarga ini.

Semuanya nampak sempurna, sampai Gloria tidak menyadari sosok yang menuruni tangga dan perlahan menghampirinya. Bahkan, saat sosok itu berdiri dibelakangnya ia masih tak menyadari. Hingga saat dimana sosok itu berusaha menyentuh Gloria dengan tangannya.

"Brushh, ah sialan. Kau mengagetkanku, apa yang kau lakukan malam-malam begini?!" tanya Gloria kesal akibat coklat panas yang ia semburkan dari mulutnya. Jangan tanya dia, itu akibat Giovani yang datang dan diam-diam mengagetkannya.

"Jaga mulutmu Glo, jangan mengumpat atau aku akan melaporkanmu pada daddy," ucap Giovani lalu duduk disebelah Gloria.

"Hentikan memanggilku dengan nama itu, itu terdengar aneh," balas Gloria.

"Baiklah Ria..."

"Argh, Gloria. GLORIA, tak ada pemenggalan kata antara Glo dan Ria," ucap Gloria dengan penuh penekanan usai memotong ucapan Giovani.

"Tapi aku suka dengan Glo," balas Giovani menggoda Gloria.

"Tapi aku tidak! Oh Ya Tuhan Giovani, pergilah dan kembali tidur. Kau menggangguku," ucap Gloria kembali fokus pada Laptopnya.

Giovani dengan cepat menutup laptop yang ada dihadapan Gloria, menarik benda itu dan menyembunyikan diantara tangannya untuk mencegah Gloria mengambil benda itu kembali.

"Kembalikan itu," ucap Gloria menatap Giovani tajam.

"Tidak! Kau harus tidur, ini sudah dinihari dan kau masih berkutat dengan tulisan-tulisan ini?!" tanya Giovani.

"Oh ayolah, aku akan tidur saat menyelesaikan yang satu itu."

Giovani berdiri dan menuju kembali ke kamarnya membawa laptop milik Gloria. Ia hafal betul perangai adiknya. Gloria akan begadang semalam membaca cerita horor di internet saat seisi rumah tidur. Dan tugas Giovani untuk menarik adiknya ke tempat tidur karena jika mereka terlambat bangun besok, Hillary si mommy cerewet akan mengeluarkan ular-ular dari kepalanya seperti Medusa yang siap mengubahmu menjadi batu.

"Tidur Glo! Atau aku akan membakar novel-novel dikamarmu," ucap Giovani menaiki tangga.

"What's?! Gio, kalau kau berani melakukannya aku akan menghapus seluruh koleksi animemu!"

"Gio, hey dengarkan aku!"

"Kembalikan laptopku!" ucap Gloria membuntuti Giovani sampai kedepan pintu kamarnya. Kamar mereka memang bersebelahan. Sejak kecil mereka berdua memang tak pernah mau untuk dipisahkan. Bahkan, saat kamar mereka dibuat masing-masing anak kembar ini menolak untuk makan dan mandi. Alhasil Christ, daddy mereka membuat satu pintu dari dalam kamar untuk menghubungakan dua ruangan itu.

"Hentikan, kau akan membangunkan daddy dan mommy jika terus berteriak begitu," ucap Giovani sambil mencengkram pipi Gloria.

"Aish lepaskan, sungguh jika daddy dan mommy sampai terbangun itu adalah salahmu," balas Gloria.

Alis Giovani mengernyit, "Benarkah?! Kalau begitu saat mereka bangun nanti akan ku adukan kalau kau terjaga semalaman untuk cerita horormu itu."

"Baiklah, baiklah. Kau menang, aku akan tidur."

Gloria masuk kedalam kamarnya, begitupula Giovani. Masing-masing dari mereka berusaha untuk tidur dan masuk kedalam alam mimpi. Gloria bahkan sudah tertidur sejak dua menit ia menutup sepasang mata biru laut miliknya. Ia tidak tahu, sesuatu sedang mengamatinya dari luar jendela kamar yang terkunci rapat. Melayang di lantai dua kediaman keluarga Wang dengan tangan bercakar yang panjang, tanpa kaki, dan jangan lupa senyuman yang terukir di wajah itu sangat lebar hingga bisa mencapai ke telinga.

•••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

Pagi hari, sepasang kembar Gio dan Glo sudah berada di sekolah mereka. Semua ini berkat mobil baru yang diberikan Christ untuk si kembar. Mereka sampai di kelas saat hanya beberapa murid yang datang. Ya setidaknya tidak terlalu sepi untuk Gloria yang terlalu ceria. Tapi lihat sisi baiknya, situasi ini cocok untuk Giovani yang pendiam. Tenang dan damai, ya setidaknya sebelum Gloria membuka mulut dan menghancurkan kedamian yang Giovani miliki.

"Lihat, kau terlalu bersemangat dengan mobil baru itu. Ini terlalu pagi untuk ke sekolah," ucap Gloria.

"Kita sampai 10 menit sebelum jam pertama dimulai kalau kau tak tahu," balas Giovani lalu duduk di kursinya.

Gloria tak memperdulikan ucapan Giovani, ia lebih memilih mendekati seorang gadis berpenampilan suram yang duduk di pojok kelas. Sebenarnya bukan benar-benar suram, itu hanya kata yang digunakan Giovani untuk Owen yang begitu menyukai aliran musik rock. Apalagi saat Gloria dan Owen sudah membahas tentang hal horor yang mereka gemari. Giovani lebih memilih pergi berlibur ke Maldives karena ia yakin, saat ia pulang berlibur nanti Gloria dan Owen pasti belum selesai membahas hantu-hantu mereka.

"Hai perawan tua! Apa yang kau lakukan akhir pekan kemarin?" ucap Gloria.

"Aku hanya membantu ayahku membersihkan garasi dan gudang, kau tahu itu bukan akhir pekan yang menarik. Tapi aku terpaksa melakukannya jika tidak ia akan membakar cd musikku," ucap Owen.

"Oh sayang sekali," balas Gloria.

"Bagaimana denganmu?"

"Aku?! Tentu saja menghabiskan waktu dengan bermalas-malasan. Kaukan tahu, aku dan kasur itu tak bisa terpisahkan," balas Gloria.

"Ya, bahkan aku sampai ragu. Saudara kembarmu itu Giovani atau kasur," ucap Owen.

"Shutt, jangan sebut nama pria dewasa itu. Dia benar-benar menyebalkan," ucap Gloria sambil meletakkan jari telunjuknya didepan bibir Owen.

"Biarku tebak, pasti tentang kau dan rutinitas begadangmu?"

"Memangnya apalagi, aku heran bagaimana pria berhati dingin begitu digilai wanita di sekolah ini. Apa wanita yang memberinya surat cinta itu buta?! Dia itu menyebalkan!" ucap Gloria, ayolah Glo kau mengatakannya begitu keras. Bahkan Giovani dapat mendengarnya. Dan tebak bagaimana ekspresi Giovani sekarang. Dia hanya memutar matanya bosan mendengar kalimat-kalimat ejekan dari Gloria.

"Eum begini, kupikir Giovani benar benar pantas untuk digilai. Maksudku, kau lihat?! Matanya yang tajam, bibir merah seperti buah ceri, alis tebal, mata sebiru lautan, hidung mancung, dan jangan lupakan suara bass yang bisa membuat wanita meleleh jika mendengarnya. Kau tahu, kakakmu itu SEMPURNA," ucap Owen.

Owen tak bohong, ia memang lebih menyukai laki-laki berpenampilan rock n' roll sepertinya. Tapi, jika ditawari pria seperti Giovani ia tak akan ragu untuk mengatakan 'Yes'. Saudara kembar temannya itu benar-benar menawan dari sisi manapun.

"Argh, kau sama saja dengan Whitney. Ngomong-ngomong dimana dia?" tanya Gloria.

"Ku dengar dari David dia cuti sekolah hari ini. Ibu Whitney menitipkan surat izin pada Dav. Kau tahu, katanya Whitney sakit setelah ikut ibunya mendaki gunung. Mungkin saja dia melihat hantu dan ketakutan hingga jatuh sakit," ucap Owen.

"Aku ingat, kau pernah bilang kalau ibu Whitney seorang ghost hunter. Ku pikir itu lelucon, ternyata benar. Ayo kita berkunjung setelah sekolah nanti, dan lihat apakah ibu Whitney menyegel hantu didalam guci antik," usul Gloria.

"Wah Glo, kau tau? Kau jenius! Aku ikut. Ayo ajak Giovani, David, Janette, Bowie, dan Matt."

" Ayo!"

Giovani memijat pelipisnya pelan mendengar rencana Gloria, ini hanya satu dari ratusan bahkan ribuan rencana gila yang disusun oleh Gloria dan yang lebih gila lagi adalah fakta bahwa ia terlibat didalamnya. Menjenguk Whitney hanya kedok untuk Gloria agar ia bisa meminta salah satu benda yang bisa menyegel hantu. Ah sial, kepala Giovani menjadi pening sekarang. Ngomong-ngomong, kalau kalian bertanya apakah Giovani percaya hantu seperti Gloria jawabannya adalah iya. Ia bukan penggemar fanatik diksi-diksi horor seperti Gloria. Ia hanya percaya, tentang makhluk tak kasat mata disekeliling mereka. Karena ia hanya percaya dengan apa yang ditangkap oleh indra penglihatannya dan apa yang didengar oleh indra pendengarnya.

Kalian tidak akan menyangka apa yang ada di sekeliling kalian sampai kalian melihatnya sendiri. Saat makhluk itu merangkak di dinding, bersembunyi di dalam kegelapan, dan memantau gerak-gerik kalian saat kalian sendiri.

•••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

~Penciptaan itu sulit, dukung aku ~ Voting untuk aku!

~Saya sudah memberi tag untuk buku ini, datang dan mendukung saya dengan pujian!

~Apakah kamu menyukainya? Tambahkan ke koleksi!

~Adakah pemikiran tentang kisah saya? Tinggalkan komentar dan saya akan menmbaca dengan serius

swcctlullabiechcreators' thoughts