webnovel

Vicious Circle

Terkadang beberapa rasa penasaran yang berlebihan akan membawamu pada sesuatu yang mengerikan. Ada hal dimuka bumi ini yang jika kalian tidak mengetahuinya, maka itu akan lebih baik untuk diri kalian. Kamu hanya perlu tidak memperdulikannya, bahkan ketika semua orang disekitarmu tidak bisa kamu percayai. Hal yang paling Gloria sesali adalah saat dimana rasa penasarannya mengungkap sesuatu yang bahkan ia sendiri sulit menghadapinya. Kejadian-kejadian layaknya potongan puzzle yang selalu berdatangan bagai misteri yang harus dipecahkan bersama saudara kembarnya Giovani. Teror dimana orang-orang terus menerus dibunuh tanpa alasan yang jelas dan pembunuh itu masih berkeliaran dengan ganas. Setiap malam, mungkin saja kalian adalah korban selanjutnya. Ingat, jangan pernah percaya pada siapapun! "Harusnya, aku tak pernah melakukan ini." "Terlambat untuk menyesali, ayo bermain." "Jangan takut Glo! Ada aku!" "Jangan lari, kemanapun kalian pergi aku akan menemukan kalian!" "Gio ada sesuatu dibawah ranjangku." Jika berkesan tolong masukkan ke collection kalian yaa.

swcctlullabiech · Horror
Not enough ratings
23 Chs

Whitney House Tour

Ada satu titik dimana manusia berada diantara fase hidup dan mati. Saat dimana seluruh sel ditubuh kalian seakan lumpuh dan otak kalian berhenti berfungsi. Itu adalah saat yang paling rawan, karena otak kalian tidak akan mengirimkan radar bahaya ketika ada sesuatu yang mengancam keselamatan kalian. Kalau dipikir-pikir lagi 'tidur' memang terdengar berbahaya jika dijabarkan dengan cara itu. Bagaimana tidak, saat kau menutup mata dan masuk kedalam dunia mimpi bisa saja sesuatu sedang berusaha masuk kedalam rumahmu. Bukan berarti kalian harus terjaga semalaman, tapi jika kalian punya kekuatan super yang bisa membuat pelindung ketika kalian terlelap, kalian aman.

Sama halnya dengan Gloria yang selalu berpikir akan lebih baik kalau ia terlahir dengan sebuah keahlian super, seperti menghentikan waktu atau terbang. Dia bahkan pernah mencoba membuat dirinya digigit oleh laba-laba, dan berusaha membuat tubuhnya terkena sinar gamma, alpha, beta, delta, atau apalah itu sebagainya. Yang jelas itu semua gagal, tentu saja! Bagaimana mungkin cahaya senter bisa disebut sinar gamma. Rata-rata semua percobaan itu ia lakukan saat masih kecil, ya walaupun baru-baru ini ia mencoba untuk merakit robot agar bisa seperti Iron Man dengan membongkar action figure milik Giovani. Diantara semua kekonyolan itu, kira-kira begitulah kata yang digunakan Giovani untuk menggambarkan kebodohan Gloria, hal yang paling Gloria inginkan adalah memiliki kemampuan untuk melihat hantu. Selama hidupnya, sekalipun tak pernah bagi Gloria melihat makhluk yang disebut hantu. Lantas begitu kenapa Gloria percaya hantu itu ada?

Saat ia masih kecil, Hillary pernah bilang kalau anak yang nakal akan diculik oleh hantu. Awalnya ia tak percaya, sampai akhirnya ia bertanya pada Christ. Christ bilang, "Hantu itu ada karena keyakinan, beberapa orang yakin dengan hal mistis disekitar mereka. Dan, beberapa lagi percaya itu hanya mitos."

"Apa daddy percaya?" tanya Gloria kecil.

"Ya."

"Kenapa?!" tanya Gloria.

"Karena aku pernah melihatnya, Glo Tuhan menciptakan manusia dan mahkluk tak kasat mata untuk hidup berdampingan. Mereka nyata," balas Christ.

"Hantu apa yang pernah daddy lihat?" tanya Gloria.

"Eum, hantu tanpa wajah dibawah ranjangmu mungkin. Benarkan Gio?" ucap Christ yang dibalas kedikkan bahu oleh Gio, jangan tanya wajah Gloria. Gadis kecil itu memasang wajah pucat ketakutan.

"HAHAHAHAHA."

Christ tertawa keras melihat raut wajah Gloria.

"Daddy itu tidak lucu!"

"Maaf, maaf. Kau terlalu serius," balas Christ.

Gloria mendengus dan memalingkan wajah, "Wajahku bukan lelucon."

Gloria pergi meninggalkan Christ dan Giovani di ruang keluarga menuju kamarnya. Melupakan rasa takut yang ia rasakan. Dan Christ tau, putrinya itu sedang dalam kondisi meraju. Sejak saat itu Gloria percaya akan adanya hantu, ditambah dengan buku-buku dan novel yang ia baca. Semuanya merujuk bahwa hantu itu ada. Satu kalimat yang ia yakini hingga sekarang, 'Kau mungkin tak melihatnya, tapi mereka nyata bersembunyi ditempat dimana kalian merasa aman.'

"Kau sungguh bisa melihat hantu?" tanya Giovani saat Gloria benar-benar hilang dari balik pintu bercat ungu tua.

"Tidak, aku hanya menceritakan kembali apa yang aku dengar-

Pintu kamar si kembar Gio dan Glo terbuka perlahan, menampilkan sosok Gloria dengan aura yang berbeda. Membawa sebuah boneka kelinci yang nampak usang, jari-jari tangan yang berubah menjadi cakar, mata yang memutih dan menatap datar, serta senyuman dengan taring panjang dikedua sisi mulutnya. Gloria sedang dirasuki!

-darimu."

•••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

Setelah menempuh perjalan yang cukup panjang mereka akhirnya sampai di rumah Whitney. Arti kata panjang yang dimaksud adalah kejadian dimana Gloria mencoba menghadang sebuah truk bukan tapi menyelamatkan orang yang hampir tertabrak truk. Mereka sampai di sebuah rumah yang cukup besar. Rumah itu nampak menyeramkan jika dilihat dari luar. Namun, saat kalian masuk kalian akan disuguhi ruangan dengan dekorasi klasik ala bangsawan barat. Dan yang membuat Gloria terperangah adalah macam-macam patung dan guci yang menghiasi rumah itu.

" Oh hai, kalian berkunjung? Ku dengar dari ibuku ada segerombolan anak SMA yang menyerang rumah ini," ucap Whitney mendekati ruang tamu dimana semua orang berkumpul.

"Dia bicara apa?" tanya Bowie disamping Owen.

"Dia bilang senang kau berkunjung," balas Owen.

"Rumahmu sangat antik bung," ucap Matt.

"Ouh maafkan aku, kalian pasti tak nyaman dengan ruangan sesak ini."

"Kau bercanda, menurutku rumahmu luar biasa! Gio kau lihat guci itu. Hei Whitney apa itu menyimpan hantu didalam nya?!" ucap Gloria antusias.

"Hantu?" tanya sebuah suara dibelakang mereka, itu ibunya Whitney.

Seorang wanita menghampiri mereka dengan nampan berisi teko teh dan kue kering didalamnya. "Siapa yang bilang hantu?"

"Dia siapa?" ucap Jane pada Whitney.

"Teman-teman! Ini ibuku, Clara."

"Hai Nyonya White, senang bertemu denganmu," ucap Jane ramah.

"Hai," balas Clara.

"Kau tampak lebih muda dari yang aku bayangkan," tambah Matt.

"Aku berusia hampir setengah abad," balas Clara.

"Oh, giliranku! Kau seorang pemburu hantu?!" tanya Gloria.

"Glo kau tidak sopan! Maafkan saudaraku Nyonya White," ucap Giovani.

"Tak masalah, ya aku seorang pemburu hantu," balas Clara.

"Wah, kau pernah melihat hantu?!" tanya Owen.

"Tentu saja."

"Bagaimana wujudnya?" kali ini David yang bertanya.

"Bermacam-macan, mereka memiliki bentuk tersendiri. Sesuai dengan dosa yang mereka pegang," balas Clara.

"Apa kau tak takut, ketika kau menghadapi mereka mungkin saja itu adalah saat-saat terakhirmu," ucap Jane.

"Aku tak takut, selagi ada Tuhan. Maka aku berlindung dibawah kalam-Nya, dan Tuhan tak pernah mati," balas Clara.

"Wow, apa kau menyimpan hantu-hantu yang kau tangkap itu didalam guci?" tanya Bowie.

"Beberapa memang ku simpan didalam sebuah wadah, tak mesti guci. Beberapa lagi berhasil menuju peristirahatan abadi," ucap Clara.

"Bolehkah aku melihat benda-benda itu?!" ucap Gloria.

"Kau berani?" tanya Clara.

"Tujuannya kesini memang untuk itu," ucap Giovani.

"Oh, kau menyukai hal-hal seperti ini?"

"Ya, walau aku tak pernah melihat mereka," balas Gloria

Clara memicingkan matanya menatap Gloria, dia tak berbohong. "Sungguh? Itu aneh, melihat auramu dan saudaramu yang-"

"Maaf memotong Nyonya White, tapi bolehkan kita mulai 'House Tour' ini? Kau tahu, aku benar-benar penasaran sekarang hingga aku bisa memakan dua porsi monster burger dari kedai RFC," ucap Matt memotong Clara. Untung saja, sekarang Giovani dapat bernafas lega.

"Baiklah anak-anak lewat sini, buat diri kalian merasa nyaman," ucap Clara memimpin jalan.

"Kau juga ikut Whitney, jangan kembali ke kasurmu sebelum teman-temanmu pulang."

"Ouh, ibu tapi aku sedang sakit," ucap Whitney yang tak dihiraukan Clara. Alhasil Whitney mengikuti mereka dari belakang.

Mereka sampai disebuah pintu besar, dengan tralis besi melindungi pintu itu. Clara nampak memasukkan sandi dan sidik jari, jangan lupa deteksi wajah yang dia lakukan setelah bunyi 'Bip' keluar. Ruangan itu benar-benar dijaga ketat oleh Clara, bahkan lalat pun tak akan berani masuk. Didalam terdapat berbagai benda, dan setiap benda memiliki kaca khusus untuk menyimpannya. Hal pertama yang Gloria liat adalah boneka yang berbentuk seperti manusia. Pakaian boneka itu seperti seorang putri, dengan gaun merah muda dan renda-renda disekelilingnya. Itu hebat! Gloria tak pernah setakjub ini, anggap ia berlebihan tapi kalian tak akan pernah tahu apa yang Gloria rasakan saat melihat boneka itu tersenyum dan berkedip kearahnya. Bagus sekali, ia akan menceritakan pada Hillary tentang kunjunganya hari ini. Tentang sebuah boneka lucu yang menggemaskan dan-TUNGGU!

"GIO! Apa kau lihat boneka itu tersenyun padaku! Dia bahkan berkedip!" ucap Gloria mencengkram kerah seragam Giovani. Dia bahkan berteriak dan mengakibatkan mereka jadi pusat perhatian.

"Hey, tenang Glo tenang. Ada apa?!" tanya Giovani.

"Boneka itu tersenyum padaku, dia bahkan berkedip," ucap Gloria menunjuk ke arah sebuah boneka berwajah datar didalam lemari kaca yang terkunci rapat.

Giovani menghela nafas, "Kau hanya salah lihat, oke?"

"Tapi-"

"Nyonya White, mari kita lanjutkan."

"Gio kau tak percaya aku?!"

"Ya! Sekarang mari lanjutkan, atau kita bisa pulang dan kau tak pernah tahu benda lain selain boneka itu disini," balas Giovani.

"What! Hey, kenapa kau sangat suka mengancam!"

"Teman-teman, jangan berkelahi," ucap Jane menengahi.

"Ya hentikan itu, atau hantu-hantu disini akan keluar dan memasukkan kalian berdua kedalam guci," ucap Owen.

Giovani melirik Gloria yang diam, "Baiklah Nyonya White, lanjutkan."

Clara mengangguk dan melanjutkan acara yang tertunda barusan. Clara sebenarnya tahu, bahwa Gloria tidak mungkin salah lihat. Clara yakin boneka itu benar-benar tersenyum. Tapi ia tak ambil pusing, dan kembali menjelaskan benda-benda didalam ruangan itu. Terlalu banyak barang disana, bahkan tak cukup menjelaskannya selama berhari-hari.

"Apa ini?!" tanya David pada sebuah benda didalam kaca. Benda itu berbentuk layaknya mahkota, tapi David tak tahu cara pakainya.

"Itu mahkota, hasil penemuan ayah Whitney," balas Clara.

"Benar juga, dimana ayah Whitney sekarang? Kami tak melihatnya sedari tadi," tanya Matt.

"Dia didalam gundukan pasir sekarang," ucap Whitney santai.

"Ouh maafkan aku, aku tak tahu kalau-"

"Mesir."

"Apa?!"

"Ayahku ada di Mesir, dia seorang arkeolog," balas Whitney membuat Matt memandang kesal. Bagaimana Whitney bisa bicara tidak jelas begitu. Bukan salah Matt jika ia salah paham.

"Mahkota itu ayah Whitney dapat dari penggalian di Mesir. Dia bilang itu milik Putri Asenath, selir Firaun mesir yang paling disayangi saat itu. Namun karena Putri Asenath melakukan ritual penyembahan setan. Dia ditangkap saat berusaha menyerap kekuatan yang diberikan oleh setan saat itu. Firaun terpaksa menghukum dan memumikan Putri Asenath hidup-hidup. Konon katanya dia belum mati, sebelum kehabisan nafas dia berhasil memberikan jiwanya untuk setan. Dia akan bangkit lagi ketika dia menemukan wadah baru yang cocok. Maka dari itu, mahkota ini disebut membawa kutukan Putri Asenath didalamnya karena ini mahkota terakhir yang ia pakai saat dimumikan. Orang yang terkena kutukan itu akan mati dengan mengenaskan," ucap Clara didengar oleh semua orang dengan tegang. Bahkan David menahan gemetar sekarang. Dan Bowie merasa ia perlu ke toilet.

"Apa kau baik-baik saja selama menyimpan benda ini?" tanya Jane.

"Tidak. Banyak hal yang harus ku lakukan untuk menangkal hawa jahat yang dikeluarkan benda ini dan itu berlaku setiap hari," balas Clara.

"Itu terlihat seperti mahkota tua biasa," ucap Owen.

"Hey tutup mulutmu, atau dia akan membunuhmu," ucap Whitney.

"Siapa?" tanya Owen.

"Asenath," balas Giovani datar membuat Owen diam.

"Kenapa dia melakukan ritual penyembahan setan?" tanya Bowie.

"Untuk keabadian."

Mereka semua terdiam, larut dengan pikiran masing-masing. Dan mari kita lihat, apakah beberapa dari mereka akan sulit menutup mata saat malam nanti.

"Baiklah waktu kunjungan habis, saatnya pulang," ucap Whitney.

"Oh, ayolah ini terlalu sebentar," ucap Owen.

"Tak bisa, ibuku harus pergi bekerja."

Akhirnya dengan berat hati mereka semua pulang. Walau harus bersikeras dulu dengan Whitney, tapi mereka tetap pulang setelah Clara mengizinkan mereka untuk datang lagi lain waktu.

'Gloria'

'Gloria'

'Gloria'

Gloria menghentikan langkah kakinya, apa ia salah dengar? Seperti ada yang memanggilnya, tapi ia tak menemukan wujudnya. Ia berusaha berbalik mencari sumber suara, teman-temannya sudah keluar dari ruangan itu. Disana, terlihat seorang perempuan cantik sedang tersenyum kearahnya. Gloria mendekat saat melihat perempuan itu melambai kearahnya. Hampir sampai, namun Giovani menarik tangannya.

"Glo ada apa?! Apa yang kau lakukan?" tanya Giovani yang datang berdua dengan Clara. Dari kejauhan mereka melihat Gloria berusaha membuka lemari kaca yang menyimpan mahkota Asenath.

Gloria tersadar dan perempuan itu menghilang digantikan dengan mahkota Putri Asenath yang mengkilap berbeda dari sebelumnya.

"Lupakan saja, ayo pergi," ucap Giovani menarik Gloria sebelum ia mengatakan sesuatu.

Clara menatap mahkota itu lalu menyusul anak-anak diluar. Kalau Clara tak salah, ia merasakan aura mahkota itu lebih kuat dari sebelumnya. Giovani tak berbicara apa-apa saat keluar dari ruangan itu. Ia langsung menarik Gloria yang nampak linglung ke mobil dan pulang. Membiarkan teman-teman mereka yang menatap heran. Bajingan! Giovani melihatnya! Itu Asenath! Dengan wujud yang mengerikan, seolah-olah sepasang matanya saja bisa menarik keluar tulang-tulangmu. Dan Asenath, tersenyum padanya.

•••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

Hadiah anda adalah motivasi untuk kreasi saya.

Beri aku lebih banyak motivasi!

Penciptaan itu sulit, dukung aku ~ Voting untuk aku!

Saya sudah memberi tag untuk buku ini, datang dan mendukung saya dengan pujian!

Apakah kamu menyukainya? Tambahkan ke koleksi!

Adakah pemikiran tentang kisah saya? Tinggalkan komentar dan saya akan menmbaca dengan serius

swcctlullabiechcreators' thoughts