webnovel

Vicious Circle

Terkadang beberapa rasa penasaran yang berlebihan akan membawamu pada sesuatu yang mengerikan. Ada hal dimuka bumi ini yang jika kalian tidak mengetahuinya, maka itu akan lebih baik untuk diri kalian. Kamu hanya perlu tidak memperdulikannya, bahkan ketika semua orang disekitarmu tidak bisa kamu percayai. Hal yang paling Gloria sesali adalah saat dimana rasa penasarannya mengungkap sesuatu yang bahkan ia sendiri sulit menghadapinya. Kejadian-kejadian layaknya potongan puzzle yang selalu berdatangan bagai misteri yang harus dipecahkan bersama saudara kembarnya Giovani. Teror dimana orang-orang terus menerus dibunuh tanpa alasan yang jelas dan pembunuh itu masih berkeliaran dengan ganas. Setiap malam, mungkin saja kalian adalah korban selanjutnya. Ingat, jangan pernah percaya pada siapapun! "Harusnya, aku tak pernah melakukan ini." "Terlambat untuk menyesali, ayo bermain." "Jangan takut Glo! Ada aku!" "Jangan lari, kemanapun kalian pergi aku akan menemukan kalian!" "Gio ada sesuatu dibawah ranjangku." Jika berkesan tolong masukkan ke collection kalian yaa.

swcctlullabiech · Horror
Not enough ratings
23 Chs

Pajamas Party

Ada sebuah fenomena permainan pemanggil arwah telah membuat heboh di media sosial dan sempat menjadi trending topik. Permainan mistis ini disebut 'Charlie Charlie Challenge'. Meskipun sebenarnya permainan semacam ini telah ada beberapa waktu lalu lamanya, namun 'Charlie Charlie Challenge' ini masih banyak dimainkan oleh orang-orang dari berbagai kalangan. Permainan menggunakan pensil ini merupakan ritual tradisional Meksiko dimana pemainnya (biasanya anak-anak) mengucapkan 'mantra' untuk 'menghubungi' arwah seorang anak bernama Charlie. Untuk memainkan 'Charlie Charlie Challenge' ini, dua orang pemain diminta untuk mengambil dua buah pensil dan selembar kertas putih. Pemain kemudian harus menyeimbangkan dua pensil dengan posisi menyilang di tengah kertas. Kertas putih ditulis kata "yes" dan "no" di empat sudutnya.

Untuk mantra pemanggil rohnya, pemain harus melafalkan kalimat "Charlie, Charlie, are you here?", yang artinya "Charlie, Charlie, apakah kamu di sini?" Jika pensil yang diletakkan di atas kertas itu tiba-tiba bergerak sendiri ke kata 'yes', maka, menurut mitos dari permainan ini, arwah Charlie telah datang atau hadir untuk memulai menjawab pertanyaan-pertanyaan pemain.

Untuk mengakhiri permainan, pemain harus mengatakan "Charlie, Charlie, can we stop?" atau "Charlie, Charlie, bisakah kami berhenti?" Setelah pensil bergerak ke kata 'yes', kedua pemain menjatuhkan semua pensil di lantai untuk memutuskan kontak dengan Charlie. Kalau tidak dilakukan, konon arwah Charlie akan tetap tinggal di sekitar kalian dan menemani kalian.

Gloria, Whitney, dan Owen sedang melakukan 'Pajamas Party' di halaman rumah Gloria. Rencana ini sudah mereka buat untuk mengisi akhir pekan mereka yang mereka anggap membosankan. Walau seharusnya rencana mereka adalah menanam tenda di sebuah kuburan tua, tapi Giovani melarang dan mengatakan kalau mereka melakukan itu mereka akan terbangun didalam peti mati keesokan harinya. Mau tidak mau mereka hanya mendirikan sebuah tenda dan menyalakan api unggun dihalaman rumah keluarga Wang. Sebenarnya ini tak buruk, mereka bisa makan sosis dan marsmellow bakar atau bercerita dan memainkan permainan kecil seperti truth or dare.

Dan sekarang pukul duabelas malam, dimana orang-orang nampak telah tidur setelah lelah beraktivitas seharian. Bahkan Giovani sudah mematikan lampu kamarnya tapi Gloria dan yang lainnya masih terjaga dan tidak merasa ngantuk sama sekali. Bahkan setelah menatap langit-langit tenda selama beberapa menit.

"Kalian tahu, kurasa ini membosankan," ucap Gloria disertai helaan nafas lelah. Di kirinya ada Owen yang dekat dengan pintu keluar tenda dan di sebelah kanan ada Whitney dengan posisi mereka bertiga sama-sama telentang.

"Ya, ini diluar ekspektasiku," balas Whitney.

"Hey, saat kau sakit kemarin apa itu benar-benar karena kau ketakutan melihat hantu?" tanya Owen.

"Itu benar tapi beberapa orang membuatnya terdengar hiperbola. Dokter bilang aku hanya syok dengan apa yang ku lihat," balas Whitney.

"Apa kau bisa melihat hantu?!" tanya Gloria.

"Tidak, mereka yang sengaja menampakkan diri padaku."

"Bagaimana rupanya? Tampan? Cantik? Atau buruk rupa?" tanya Owen.

"Cukup untuk membuat kalian lari hingga kencing di celana," balas Whitney.

"Apa ibumu menyegel hantu itu didalam guci?" tanya Gloria.

"Tidak Glo, semuanya tak hanya tentang guci. Ibuku membuat dia berada didalam sebuah boneka, dan membawanya ke rumah," balas Whitney.

"Apa hantu itu sangat kuat?" tanya Gloria.

"Ya, bahkan dia tak akan bisa mencapai peristirahatan abadi karena jiwanya terlalu gelap dan kotor."

"Apa kau tak takut? Dia bahkan semenyeramkan itu!" ucap Owen.

"Semula iya, tapi karena melihat ibuku aku jadi tenang. Dia hantu perempuan, dimana mendapat kekerasan dan terbunuh setelah dilecehkan. Hantu itu bahkan tidak ingat kenapa ia menjadi arwah penasaran, mungkin karena sudah terlalu lama setelah kematiannya. Dia hanya punya ambisi untuk membunuh dan menggangu manusia yang ia temui. Memang semenyeramkan itu jika dipikir-pikir, tapi Gloria bilang hantu itu berkedip dan tersenyum kearahnya kemarin," jelas Whitney.

Semuanya terdiam dan keadaan menjadi hening. Mereka larut dalam pikiran masing-masing.

"Tunggu! Jadi boneka itu menyegel arwah yang kau sebut?!"

"Benar Glo, tapi tak apa. Dia ada didalam lemari kaca sekarang, terkunci sangat rapat. Bahkan ibuku menambah beberapa segel setelah kau berteriak sekencang itu," balas Whitney.

"Jadi boneka itu benar-benar berkedip dan tersenyum?!" tanya Owen.

"Aku tak tahu, tapi Gloria bilang seperti itu. Bisa saja salah lihat, Gloria kan bodoh."

"Hey kau meledekku?! Dasar dukun sialan," balas Gloria.

"Itu disebut Ghost Hunter, bitch."

"Tutup mulut kalian, ayo kita bermain sebuah permainan."

"Permainan? Apa itu?" tanya Gloria pada Owen.

"Ya permainan apa? Kalau kau sebut 'Truth or Dare' maaf saja tapi aku lebih suka tidur," balas Whitney.

"Bagaimana dengan monopoli? Gio bilang itu cocok dimainkan olehku," usul Gloria.

"Ya memang cocok, jadi kau bisa menggunakan otakmu agar benda itu tak terlalu berdebu," balas Whitney.

"Baiklah, ingatkan aku untuk menaruh banyak garam di sandwichmu besok," balas Gloria.

"Tak apa, semua yang ku makan akan jadi lebih enak jika aku memperhatikan Giovani," balas Whitney.

"Ukh sialan. Aku hampir mengeluarkan isi perutku saat mendengar itu," balas Gloria.

"Ya setidaknya-"

"Hey teman-teman hentikan! Ayo main 'Charlie Charlie Challenge'!" ucap Owen memotong perkelahian Whitney dan Gloria.

•••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

Sebuah ide gila terlintas di pikiran Owen dan sekarang mereka sedang melakukan ide gila itu. Permainan yang diusulkan oleh Owen sebenarnya sangat berbahaya. Banyak kasus kerasukan yang terjadi karenanya. Lupakan saja, karena sekarang mereka sudah siap dengan segala perlengkapan permainan itu. Sekarang Whitney dan Owen saling berpegangan tangan, diatas pangkuan Gloria di letakkan kertas yang akan menjadi jawaban dari si arwah Charlie.

"Charlie, Charlie, are you here?"

Tak ada gerakan.

"Charlie, Charlie, are you here?"

Tak ada gerakan.

"Charlie, Charlie, are you here?"

Masih diam.

"Sepertinya permainan ini palsu?" ucap Whitney.

"Ya sepertinya, ini jadi membosankan," balas Owen.

"Hoamm, baiklah teman-teman. Aku mengantuk, ayo hentikan ini dan mari tidur, " balas Gloria sambil menguap dan menarik selimutnya.

"Baiklah."

Owen mengepinggirkan peralatan itu dari atas tubuh Gloria, sekarang sudah tak berguna. Lebih baik ia tidur, selamat malam semuanya semoga kalian mimpi indah.

"Glo, tutup pintu tendanya. Terlalu dingin sekarang," ucap Owen lalu tidur.

Tak ada jawaban dari Gloria, namun resleting tenda perlahan tertutup. Mereka tertidur dengan nyenyak dibalik selimut tebal milik Gloria. Melupakan soal keheningan malam yang jadi mencekam dan sebuah pensil yang berputar dengan sendirinya.

'Yes'

•••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

Brak!

Sebuah buku terjatuh dari rak milik Giovani. Ini bukan pertama kalinya, namun ia sudah terbiasa dengan hal-hal semacam ini. Giovani terbangun dan menatap sosok didepannya malas.

"Ada apa?!" tanya Giovani.

"Adikmu melakukan sesuatu lagi."

"Kali ini apa?!" tanya Giovani serius.

"Dia memanggil hantu."

"Apa?!" Giovani mendekat kearah jendela dikamarnya dimana ia bisa melihat halaman tempat tenda milik Gloria dan teman-temannya.

Brakk!

Namun sebelum ia sempat melihat Gloria, sesuatu sudah menempel di depan kaca dan menatap kearah Giovani. Sesosok anak kecil dengan wajah pucat dan mata hitam. Tersenyum kearah Giovani dengan mulut yang mengeluarkan darah.

Charlie.

•••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••