webnovel

Vicious Circle

Terkadang beberapa rasa penasaran yang berlebihan akan membawamu pada sesuatu yang mengerikan. Ada hal dimuka bumi ini yang jika kalian tidak mengetahuinya, maka itu akan lebih baik untuk diri kalian. Kamu hanya perlu tidak memperdulikannya, bahkan ketika semua orang disekitarmu tidak bisa kamu percayai. Hal yang paling Gloria sesali adalah saat dimana rasa penasarannya mengungkap sesuatu yang bahkan ia sendiri sulit menghadapinya. Kejadian-kejadian layaknya potongan puzzle yang selalu berdatangan bagai misteri yang harus dipecahkan bersama saudara kembarnya Giovani. Teror dimana orang-orang terus menerus dibunuh tanpa alasan yang jelas dan pembunuh itu masih berkeliaran dengan ganas. Setiap malam, mungkin saja kalian adalah korban selanjutnya. Ingat, jangan pernah percaya pada siapapun! "Harusnya, aku tak pernah melakukan ini." "Terlambat untuk menyesali, ayo bermain." "Jangan takut Glo! Ada aku!" "Jangan lari, kemanapun kalian pergi aku akan menemukan kalian!" "Gio ada sesuatu dibawah ranjangku." Jika berkesan tolong masukkan ke collection kalian yaa.

swcctlullabiech · Horror
Not enough ratings
23 Chs

Faint II

Gloria berharap pelajaran matematika dihilangkan dari muka bumi ini. Sangat susah untuk menahan rasa kantuk dalam pelajaran itu. Walaupun itu diletakkan pada jam pertama pelajaran tetap saja kepala Gloria terasa ingin pecah saat melihat rumus-rumus trigonometri yang diterangkan Mr. Ed didepan. Sekarang ia, Whitney, dan Owen sedang berada dikantin. Ini lebih baik ketimbang memperhatikan rumus dalam waktu yang lama. Bagaimana Gio bisa menguasai pelajaran ini dan melakukannya selama berjam-jam. It's break time! Tenang Glo, kau hanya perlu secangkir cappucinno dingin dengan es krim diatasnya dan kepalamu akan kembali mendingin.

"Hentikan wajah itu, kau terlihat seperti zombie," ucap Owen membawa makan siangnya.

"Bahkan lebih buruk dari zombie," tambah Whitney dengan nampan makan siangnya dan Gloria.

"Dimana es cappucinnoku?" ucap Gloria.

"Tak ada es cappucinno disini, kau harus membelinya diluar sekolah," ucap Whitney.

"Ah sial," ucap Gloria lalu meminum susu kotaknya.

"Apa hantu benar-benar mendorong Giovani dari atas balkon?" tanya Owen.

"Entahlah, tapi mungkin saja. Kau ingat tadi malam kita memainkan permainan pemanggil arwah," ucap Whitney.

"Tapi kenapa malah Giovani yang terkena petaka itu?" tanya Owen.

"Itu mungkin karena Giovani terbangun dan melihat Charlie dari balkonnya," ucap Whitney.

"Oh saudaraku yang malang, lihatlah dia malah jadi korban atas kebodohan kalian," ucap Gloria dramatis.

"Lily, kenapa orang bodoh suka berteriak bodoh?" ucap seseorang yang lewat dimeja mereka.

"Entahlah, mungkin karena dia merasa pintar," balas gadis bernama Lily.

"Hey teman-teman, lihat siapa disini. Apa yang kau lakukan disini nenek sihir?!" ucap Gloria menatap tajam gadis yang mencelanya. Augine Mc'Goots.

"Kenapa kau langsung terpancing emosi, aku hanya sedang mencari Gio. Ku dengar tangannya terkilir, apa ini karna ulahmu?" ucap Augine dengan wajah yang benar-benar menyebalkan menurut Gloria.

"Maaf sekali nona Mc'Goots tapi lebih baik kau pergi, suasana hatiku sedang buruk atau kau lebih memilih ku siram dengan susu dan merusak rambut indahmu itu," ucap Gloria menatap Augine kesal. Mereka berdua memang tak pernah memiliki saat akur, satu orang bertindak seperti kucing dan satu orang lagi menyahut seperti anjing.

"Aw kasar sekali, lebih baik aku melihat Gio dan menanyakannya langsung. Seharusnya aku tak menghabiskan waktuku melayani anjing yang suka menggonggong," balas Augine lalu pergi bersama Lily menuju meja Giovani dan teman-temannya.

"Dasar wanita jalang!" umpat Gloria kesal, bagaimana manusia seperti itu bisa dibiarkan berkeliaran di sekolah ini. Kepala sekolah harus mengeluarkan Augine secepatnya.

"Memangnya dia pikir dia itu cantik?! Mata Giovani rusak jika dia memilih Augine sebagai teman kencannya," tambah Whitney mencibir.

"Sebenarnya dia memang cantik. Dia langsing dan cantik, serta menjadi kapten cheerleading sekolah. Jangan lupa dia juga model, sangat jauh jika dibandingkan dengan Whitney," jelas Owen sambil meminum susunya.

"Owen, mulutmu kotor sekali," balas Gloria melotot tak percaya. Meski Owen mengatakan itu, Gloria sampai kapanpun tak akan menyetujuinya.

"Aku hanya bicara fakta, tapi Glo. Kau cantik, karena kau kembar dengan Gio yang tampan," ucap Owen sambil tersenyum yang menurutnya seksi itu.

"Jadi aku tidak cantik?!" tanya Whitney kesal.

"Berkacalah, kalau kau tak punya kaca kurasa di UKS menyediakan kaca yang bisa kau pinjam," ucap Owen.

"Sialan kau," umpat Whitney.

"Walupun Augine adalah sampul majalah Vogue, aku tak akan membiarkan dia menjalin hubungan dengan Gio," balas Gloria sambil menusuk nuget makan siangnya dengan garpu.

Disisi lain, Giovani memandang malas seorang gadis yang menuju meja tempat ia dan teman-temannya menikmati jam makan siang mereka. Gadis itu bahkan lebih menyebalkan dari Gloria yang sedang cerewet akan sesuatu. Seorang Augine Mc'Goots, gadis dengan sejuta keangkuhan yang mengejar-ngejar Giovani sejak mereka duduk di bangku SMA. Seluruh sekolah menyebutnya sebagai 'Queen', gelar yang Augine dapat saat memenangkan pertandingan cheerleading musim lalu. Namun bagi Giovani, Augine tak lebih dari sekumpulan perempuan berisik yang suka mengganggunya dan Augine hanya salah satunya. Gadis itu bahkan bertindak seperti seorang stalker dan itu sangat membuat Giovani tak nyaman.

"Hai baby! Ku dengar tangan kirimu terkilir?! Apa yang terjadi," ucap Augine lalu duduk disamping Gio.

"Bukan sesuatu yang bisa kau urus nona Mc'Goots," ucap Giovani satar.

"Ya Gio benar, pergilah Augine kau mengganggu diskusi kami disini," ucap David, masa bodoh jika Augine 'Queen'. Bagi David, Gloria yang tercantik, walaupun agak tomboy dan suka hantu. Baiklah lupakan.

"Diskusi?! Sayang kau bisa mendiskusikan segalanya padaku," ucap Augine manja berusaha bergelayut di tangan Giovani.

Giovani tak merespon namun ia melirik Gloria seakan minta pertolongan dan ajaibnya Gloria juga melirik Giovani saat itu, jiwa anak kembar memang selalu singkron dalam keadaan apapun. Gloria kemudian melangkah mendekati meja Giovani dan teman-temannya. Didalam hatinya sudah melontarkan banyak makian untuk gadis yang berani mendekati kakaknya.

"Halo saudaraku, nampaknya harimu buruk sekali," ucap Gloria duduk disebelah Giovani. Baiklah sekarang Gio diapit oleh kedua perempuan berisik ini. Sepertinya ia harus menutup telinganya sekarang, sebelum pertengkaran membuat kepalanya pusing. Ayolah Gio, kau yang memanggil Gloria jika kau lupa.

"Seperti yang kau lihat," balas Giovani.

"Matt ku bilang apa padamu saat melihat anjing yang nampak kasihan?" ucap Gloria pada Matt yang duduk disamping David.

"Beri dia makan, mungkin dia lapar," balas Matt dengan senyuman anehya.

"Lalu?! Ada satu disini! Hai Dav, berikan sisamu itu. Kau tak memakannya lagi kan?!" ucap Gloria pada David.

"Apa kau bilang! Kau pikir kau siapa!" ucap Augine terpancing emosi lalu berusaha menyiram Gloria dengan jus kotak milik Giovani. Sayangnya tindakan itu berhasil ditahan oleh Giovani.

"Are you challenging me?!" ucap Giovani dingin tanpa menatap Augine. Genggamannya ditangan Augine sangat erat hingga mengakibatkan Augine mengeluarkan ringisan. Beginilah alasan kenapa Giovani disebut pangeran es yang tak tersentuh. Ketika dia marah, perlakuaannya menjadi dingin dan menusuk tidak peduli siapa lawan bicaranya.

"Gio kau menyakiti Augine!" ucap Lily panik dan membuka suara. Sedari tadi ia hanya memperhatikan bagaimana pertikaian Gloria dan Augine.

"Hai bro hentikan ini," ucap David menengahi.

Giovani menghempaskan tangan Augine kasar lalu menatapnya nyalang, "Jangan sentuh adikku, atau kau tamat."

Selepas mengucapkan itu Giovani lebih memilih pergi diikuti David dan Matt. Giovani perlu mengendalikan amarahnya dan pergi adalah cara terbaik agar dia tidak memukul Augine karena habis kesabaran. Gloria bahkan sampai terdiam mendengar penuturan Giovani. Jangan lupa gadis-gadis yang menyaksikan kejadian itu menilai bahwa Giovani sangat gentle, apalagi Whitney dan Owen. Sial! Apa ini?!

Jangan salahkan Giovani jika kasar dengan Augine. Giovani bahkan bisa melawan hantu jika mereka berusaha menyakiti Gloria. Kalian tidak percaya?! Apa tangan kiri Giovani kurang menunjukkan itu semua?