webnovel

Vicious Circle

Terkadang beberapa rasa penasaran yang berlebihan akan membawamu pada sesuatu yang mengerikan. Ada hal dimuka bumi ini yang jika kalian tidak mengetahuinya, maka itu akan lebih baik untuk diri kalian. Kamu hanya perlu tidak memperdulikannya, bahkan ketika semua orang disekitarmu tidak bisa kamu percayai. Hal yang paling Gloria sesali adalah saat dimana rasa penasarannya mengungkap sesuatu yang bahkan ia sendiri sulit menghadapinya. Kejadian-kejadian layaknya potongan puzzle yang selalu berdatangan bagai misteri yang harus dipecahkan bersama saudara kembarnya Giovani. Teror dimana orang-orang terus menerus dibunuh tanpa alasan yang jelas dan pembunuh itu masih berkeliaran dengan ganas. Setiap malam, mungkin saja kalian adalah korban selanjutnya. Ingat, jangan pernah percaya pada siapapun! "Harusnya, aku tak pernah melakukan ini." "Terlambat untuk menyesali, ayo bermain." "Jangan takut Glo! Ada aku!" "Jangan lari, kemanapun kalian pergi aku akan menemukan kalian!" "Gio ada sesuatu dibawah ranjangku." Jika berkesan tolong masukkan ke collection kalian yaa.

swcctlullabiech · Horror
Not enough ratings
23 Chs

Baru

Seorang gadis remaja nampak berjalan sendirian menyusuri jalanan sebuah perumahan. Gadis yang tak lain adalah Whitney itu berjalan tenang ditengah keheningan malam yang mencekam seakan ia sudah terbiasa dengan semua itu. Terlahir dari keluarga yang bisa dibilang tidak biasa membuat Whitney tumbuh dengan rasa berani yang besar. Ayahnya seorang peneliti dan ibunya yang seorang pemburu hantu membuatnya memiliki pengalaman menarik ketika ia beranjak dewasa. Ayah yang jarang pulang ke rumah dan ibu yang sering berpergian dengan dalih mengusir hal jahat dimuka bumi ini. Meski menjadi putri dari seorang pemburu hantu, Whitney sama sekali tidak seperti Clara yang bisa melihat hal-hal yang disebut hantu itu. Jika ia menemani ibunya melakukan perburuan, ia hanya sebatas melihat gerakan dari barang disekitar mereka entah itu bergeser atau bahkan melayang. Semakin kuat energi yang makhluk aneh itu keluarkan, maka itu akan semakin menekan manusia disekitarnya. Tidak jarang manusia itu jadi sakit-sakitan karena pengaruh makhluk aneh itu.

Whitney memasuki rumah yang sudah ia huni selama hidupnya ini. Ia sudah sangat terlambat untuk makan malam bersama ibunya, salahnya yang pergi membeli beberapa make up baru di super market. Whitney melangkah memasuki rumah, ia tidak merasakan keberadaan Clara sejak ia datang. Cukup aneh mengingat biasanya Clara akan duduk diruang tamu dengan bersedekap dada ketika ia pulang terlambat.

Whitney menyusuri rumah sembari memanggil ibunya berkali-kali, tapi nihil karena tak ada satupun panggilannya yang dijawab oleh Clara. Kakinya berjalan kearah tangga, berusaha mencari diruang barang-barang antik yang ibunya simpan dengan rapat. Sialnya ketika kakinya melangkah kearah tangga, sesuatu terjatuh dari lantai dua yang membuat mata Whitney terbelalak. Itu Clara.

"Ibu!" seru Whitney panik melihat Clara tak sadarkan diri dan bersimbah darah.

Whitney mengangkat kepalanya dan melihat keatas. Tubuhnya bergetar kaget saat melihat apa yang ada diatas sana. Sosok menyeramkan dengan seringai menakutkan. Satu hal yang Whitney kenali, dikepala makhluk itu terdapat sebuah mahkota yang ibunya simpan. Mahkota Asenath.

Whitney segera bangkit dan berusaha lari dari sosok yang ia duga mumi dari Asenath itu. Namun ketika ia membalikkan tubuhnya, mumi itu tiba-tiba sudah berdiri dihadapannya. Mereka saling menatap dalam beberapa detik sebelum tangan penuh darah itu mencekik leher Whitney. Cekikkan itu tidak berlangsung lama karena sebuah sinar keluar dari tubuh Whitney, sebuah mantra yang Clara buat untuk melindungi anak gadis satu-satunya jika ia terdesak bahaya. Sinar itu nampak menyilaukan mata, dan cukup membuat mumi itu melepaskan Whitney.

Whitney berusaha lari ketika mumi itu nampak kesakitan, tapi ketika ia sampai keluar rumah ada badai pasir yang menutupi rumahnya. Penglihatan Whitney terhalang oleh badai itu, semakin lama badai itu nampak membungkus tubuh Whitney sehingga gadis itu merasa kesulitan dalam bergerak dan bernafas. Pasir-pasir itu mulai memadat dan mengukung tubuh Whitney dengan keras, hal terakhir yang Whitney dengar sebelum kesadarannya hilang adalah kikikan tawa dari mumi sialan itu-

'Khii khii khikhii'

-dan Whitney tertangkap.

••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

Gloria menghela nafas lelah, ia ada dikamar Giovani sekarang. Ia merasa sangat bosan dikamarnya dan berniat mengganggu Giovani, walaupun sebenarnya dia masih sangat takut dengan stalker itu. Kejadian tadi siang juga sangat membekas untuk Gloria, Giovani nampak sangat yakin kalau ia mencekik gadis bernama Alana dari kelas mereka itu. Meskipun Gloria yakin bahwa Alana yang mencekiknya duluan tapi ia masih tidak bisa membuktikan apa-apa. Apa ketika kesadarannya hilang ia benar-benar mengalami kerasukan? Gloria menggeleng pelan, memikirkan hal seperti ini membuat kepalanya pusing.

Gloria melirik Giovani yang sedang mengerjakan tugas sekolah miliknya. Benar, itu milik Gloria. Giovani sudah menyelesaikan soal-soal itu lebih dulu dan dengan baik hati mengerjakan tugas milik adiknya itu karena Gloria memohon-mohon dengan sangat menjijikan. Gloria melirik ponsel miliknya yang bergetar menampilkan nama Whitney yang tertera disana. Ia menekan tombol angkat untuk menyambungkan telpon antara mereka.

"Halo, ada apa nona White. Kau kesulitan mengerjakan tugas sekolah juga?" tanya Gloria menebak.

"Gloria, t-tolong aku," balas Whitney dengan suara bergetar.

"Ada apa Whitney? Kau baik-baik saja?" tanya Gloria takut.

"Ibuku."

"Hey, bicara yang jelas. Apa yang terjadi?" tanya Gloria panik membuat Giovani meliriknya serius.

"Bisakah kau kemari? Aku dan ibuku sekarang ada di rumah sakit," balas Whitney.

"Apa rumah sakit?! Baiklah, aku akan kesana sekarang bersama Giovani," balas Gloria.

"Terima kasih Gloria, aku menunggumu," balas Whitney disebrang sana sebelum telpon terputus.

"Ada apa?" tanya Giovani.

"Ibu Whitney masuk rumah sakit, kita harus kesana untuk melihatnya. Nampaknya Whitney sangat kaget dan sedih," balas Gloria.

Giovani mengangguk, "Baiklah, aku akan siapkan mobil."

Gloria dan Giovani pergi meninggalkan rumah mereka menuju rumah sakit. Christ dan Hillary masih berada di Hongkong dan mereka hanya berdua dirumah, sehingga sepasang kembar itu tidak perlu izin untuk pergi di malam hari. Sesampai dirumah sakit mereka langsung menuju ke ruangan tempat Clara dirawat. Gloria dan Giovani mendapati Whitney yang sedang tertunduk diam didepan ruang rawat Clara.

"Whitney," panggil Gloria.

Whitney mendongak dan menerjang tubuh Gloria untuk memeluknya. Ia memeluk tubuh Gloria erat sambil menangis dengan terbata-bata.

"Hey ada apa?" tanya Gloria menuntun Whitney duduk kembali.

"Ibuku jatuh dari tangga dan mengalami luka serius," ucap Whitney.

"Bagaimana itu bisa terjadi?" tanya Gloria.

"Dokter bilang dia terkena serangan jantung dadakan dan hilang keseimbangan tapi yang sebenarnya terjadi adalah ibuku didorong oleh mayat hidup dari atas," balas Whitney yang membuat Gloria dan Giovani kaget.

"Mayat hidup?" tanya Giovani yang diangguki Whitney.

"Iya, aku melihatnya dengan mata kepalaku sendiri bahkan ia hampir membunuhku. Makhluk itu adalah mumi milik Asenath, aku mengenali mahkota yang ia pakai diatas kepalanya," balas Whitney.

"Asenath? Si pemilik mahkota terkutuk itu?" tanya Gloria.

"Yeah, aku benar-benar takut Glo," balas Whitney yang nampak sangat tertekan.

"Sudahlah, kau aman sekarang Whitney. Bagaimana dengan ibumu?" tanya Gloria.

"Dia sedang terbaring koma disana, kuharap dia kembali sadar dengan cepat," balas Whitney.

"Bagaimana makhluk itu bisa hidup dan keluar dari segel-segel itu?" tanya Giovani heran

"Aku juga tidak mengetahuinya dengan jelas, ketika aku sampai ibuku sudah jatuh dari lantai atas," balas Whitney.

Giovani hanyut dalam pikirannya sendiri. Apa yang terjadi sehingga segel yang sudah mengunci Asenath selama ini hancur? Kepalanya sibuk mencari jawaban dengan menerka-nerka, pandangannya tertuju pada Whitney yang berhasil kabur dari mumi itu dengan keadaan selamat dan baik-baik saja. Selamat dan baik-baik saja. Alis Giovani mengernyit, ia merasa janggal sekarang.

"Kau bilang kau melihat mayat hidup itu, lalu bagaimana kau bisa kabur dari makhluk terkutuk itu?" tanya Giovani.

"Entahlah, ibuku memasang pelindung untukku ketika aku masih kecil. Ketika mumi itu berusaha mencekikku, tubuhku mengeluarkan cahaya yang menyilaukan," ucap Whitney.

"Lalu, apa yang terjadi dengan mumi itu?" tanya Giovani lagi.

"Dia terbakar akibat sinar yang tubuhku keluarkan dan berubah menjadi gundukan pasir," balas Whitney dengan pandangan sulit diartikan ketika menatap Giovani.