webnovel

Vicious Circle

Terkadang beberapa rasa penasaran yang berlebihan akan membawamu pada sesuatu yang mengerikan. Ada hal dimuka bumi ini yang jika kalian tidak mengetahuinya, maka itu akan lebih baik untuk diri kalian. Kamu hanya perlu tidak memperdulikannya, bahkan ketika semua orang disekitarmu tidak bisa kamu percayai. Hal yang paling Gloria sesali adalah saat dimana rasa penasarannya mengungkap sesuatu yang bahkan ia sendiri sulit menghadapinya. Kejadian-kejadian layaknya potongan puzzle yang selalu berdatangan bagai misteri yang harus dipecahkan bersama saudara kembarnya Giovani. Teror dimana orang-orang terus menerus dibunuh tanpa alasan yang jelas dan pembunuh itu masih berkeliaran dengan ganas. Setiap malam, mungkin saja kalian adalah korban selanjutnya. Ingat, jangan pernah percaya pada siapapun! "Harusnya, aku tak pernah melakukan ini." "Terlambat untuk menyesali, ayo bermain." "Jangan takut Glo! Ada aku!" "Jangan lari, kemanapun kalian pergi aku akan menemukan kalian!" "Gio ada sesuatu dibawah ranjangku." Jika berkesan tolong masukkan ke collection kalian yaa.

swcctlullabiech · Horror
Not enough ratings
23 Chs

Dosa Besar

Manusia dan dosa adalah dua hal yang saling berterikatan. Manusia yang hidup di dunia ini selalu didampingi oleh dosa, kecuali jika kalian adalah makhluk suci yang bisa menjaga diri dari dosa. Dosa-dosa itu yang akan menjerumuskan manusia kedalam kesesatan yang tiada henti, bahkan sampai mereka mati. Kesombongan, ketamakan, iri hati, kemarahan, hawa nafsu, kerakusan, dan kemalasan yang menjadikan manusia kekal didalam kesesatan tersebut. Tiap-tiap dosa itu dilambangkan dengan iblis yang menyertainya. Iblis-iblis kuat yang menjadi pangeran dari neraka, serta tidak pernah berhenti menyesatkan umat manusia.

Tujuh iblis kuat yang menjadi perantara kekekalan neraka pada manusia adalah Lucifer sang malaikat yang terusir dari surga karena dianggap sombong. Dia dianggap sebagai dosa paling serius karena memiliki kesombongan dapat memerintah surga dan menentang kekuasaan Tuhan. Disisi lain terdapat Mammon sebagai perlambangan dari ketamakan, Mammon tidak digambarkan sebagai makhluk fisik, melainkan konsep seputar uang, kekayaan, dan keserakahan. Mammon akan memperbudak mereka yang pelit dan serakah atas kekayaannya sehingga mereka akan terlena dengan urusan dunia mereka. Dosa ketiga, hawa nafsu dilambangkan untuk Asmodeus karena nafsunya pada seorang gadis yang membuatnya membunuh tujuh orang suami dari gadis tersebut. Dosa kecemburuan yang merupakan perwujudan Leviathan, iblis ini digambarkan sebagai setan menyerupai monster laut besar yang bertanggung jawab menghukum orang-orang yang iri dan cemburu dengan cara menelan mereka. Saking mengerikannya ia juga dianggap sebagai perwakilan gerbang neraka untuk manusia. Beelzebub sebagai perlambangn dosa kerakusan, karena dia sering mejerumuskan manusia ke dalam kerakusan. Dia akan mengajak seseorang untuk makan banyak, mahal, rakus, dan pilih-pilih makanan. Dosa yang kelihatan kecil, tetapi bisa menjadi dosa besar jika dilakukan terus-menerus. Kemudian, Satan sebagai dosa kemarahan, Satan dapat memunculkan kemarahan dan menimbulkan dosa bagi manusia. Manusia yang terjerat akan tipu daya dan muslihatnya akan memiliki perasaan aneh didalam diri mereka, lalu tak jarang akan melakukan tindakan bunuh diri. Terakhir, dosa kemalasan yang dilambangkan oleh Belphegor karena ketidakberpihakannya pada siapapun saat pemberontakan Lucifer di surga. Dia dianggap pembelot dan dilempar dari surga sehingga sekarang menjadi salah satu pangeran dari neraka.

••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

Giovani terbangun dari tidurnya saat merasakan kepalanya mulai meringan, ia memposisikan diri dengan perlahan sampai pemandangan yang ia lihat membuat matanya terbelalak kaget. Didepannya terdapat Gloria yang sedang menindih tubuh seseorang dan mencekiknya, Giovani berlari berusaha menengahi Gloria dan orang itu. Ia menarik tubuh Gloria menjauh saat sosok yang Gloria cekik hampir kehilangan nafasnya, sosok itu hampir mati jika Giovani tidak terbangun dari tidurnya. Untungnya tidak ada orang selain mereka bertiga dikelas, jika tidak apa yang akan dipikirkan anak-anak lain melihat Gloria yang seperti ini. Giovani menahan semua pergerakan Gloria yang memberontak berusaha untuk menyerang sosok itu. Giovani memandang kearah gadis yang terengah-engah akibat serangan Gloria, ia tidak mengenal gadis itu tapi yang Giovani tahu mereka ada dikelas yang sama.

Gloria terus memberontak, bahkan kukunya mulai mencakar tangan Giovani yang menghalanginya. Ia sudah tidak sadarkan diri lagi, yang ada dipikirannya adalah menghabisi gadis kurang ajar didepannya ini.

"Glo tenang! Apa yang kau lakukan?!" ucap Giovani cemas, pasalnya Gloria tidak berhenti memberontak sejak tadi.

"LEPASKAN! AKU AKAN MEMBUNUH GADIS SIALAN ITU!" ucap Gloria sambil berteriak, bagus sekarang mungkin ia sudah menarik perhatian dari luar.

"Ada apa dengan adikmu?" tanya gadis itu sambil terengah.

Giovani tidak membalas, ia fokus merapalkan sesuatu yang diharap mampu menenangkan adiknya yang sedang mengamuk. Giovani bahkan tidak memperdulikan kuku-kuku tajam itu menembus kulitnya, yang ada dipikirannya adalah ketenangan Gloria.

'Hanya dengan mengingat-Nya hatimu akan menjadi tenang'

'Hanya dengan mengingat-Nya hatimu akan menjadi tenang'

'Hanya dengan mengingat-Nya hatimu akan menjadi tenang'

Kalimat yang Giovani rapalkan disamping telinga Gloria sejak tadi, entah keajaiban darimana perlahan tubuh Gloria mulai melemah. Ia mulai berhenti memberontak dan kembali ke kondisi awalnya. Gloria jatuh pingsan tidak berdaya, hidungnya mengeluarkan darah saat kesadarannya hilang. Giovani terduduk lemas sembari memeluk Gloria dipangkuannya, tenaganya cukup terkuras akibat menahan amukan Gloria apalagi saat otaknya masih mencerna apa yang terjadi dan dia dipaksa melakukan tindakan cepat. Gadis didepannya perlahan mendekat saat Giovani membersihkan noda darah dibawah hidung Gloria, ia harus membawa adiknya ke UKS secepatnya.

"Kau tidak apa-apa?" tanya gadis itu.

Giovani melirik sekilas kemudian melanjutkan kegiatannya, "Ya."

"Anu, adikmu tadi-"

"Ku harap kau tidak membuka mulutmu pada siapapun atau aku tidak akan mengampunimu jika masalah ini tersebar," ucap Giovani memotong gadis tersebut.

Gadis itu menegang, "A-aku janji tidak akan membocorkannya."

"Baguslah, siapa namamu?" ucap Giovani sembari mengangkat Gloria.

"Eh? Itu, aku Alana," ucap gadis yang sekarang Giovani ketahui namanya itu.

Giovani berjalan dan diikuti Alana dibelakangnya, entah apa tujuan gadis berambut pendek itu mengikuti Giovani. Giovani terus berjalan menyusuri lorong hingga sampai di UKS, disana ada dokter yang sedang berjaga dan langsung mengambil alih Gloria. Melihat Gloria sedang diperiksa oleh dokter yang bertugas, Giovani melangkahkan kakinya keluar ruangan dan tidak lupa diikuti gadis bernama Alana tersebut.

Giovani mengernyitkan alisnya, "Kenapa kau mengikutiku?"

Alana nampak terkaget mendengar ucapan Giovani, "Anu, aku-"

"Kau tahu, jangan berpikir kalau aku akan melepaskanmu karena aku melihat Gloria mencekikmu. Aku kenal adikku dengan baik, dia tidak akan menyerang orang lain jika tidak ada yang memulai," balas Giovani yang membuat Alana tertunduk.

"Pergilah, aku tidak akan memperpanjang masalah ini lagi. Pastikan tidak akan ada lain kali," tambah Giovani yang dibalas anggukan oleh Alana.

Alana pergi meninggalkan tempat itu menyisakan Giovani seorang diri, Giovani menghela nafas lelah. Ia berbalik dan melangkahkan kaki kembali kedalam untuk melihat keadaan Gloria, ketika ia masuk adiknya itu tetap tak sadarkan diri diatas ranjang UKS. Wajahnya terlihat pucat dengan bibir yang mengering. Apa yang terjadi? Apa Gloria baru saja mengalami kerasukan?

"Gio?" ucap dokter yang berjaga, dokter Nico. Mereka cukup baik dalam mengenal satu sama lain.

"Ah iya? Maaf apa adikku baik-baik saja?"

Dokter Nico tersenyum, "Tidak apa, dia hanya kelelahan, saat dia bangun berikan dia makanan karena dia terlihat sangat pucat."

Giovani mengangguk, "Baiklah."

Dokter Nico pergi meninggalkan mereka berdua, sekarang hanya ada ia dan Gloria didalam sekat ruangan UKS ini. Apa yang terjadi pada Gloria memang tidak bisa dijelaskan secara medis dan Giovani tidak bisa mengatakan kalau tadi Gloria memiliki taring dan cakar yang sekarang menghilang, itu sangat tidak logiskan. Mungkin jika dokter itu melihat sendiri ia akan percaya, tapi nyatanya hanya Giovani dan Alana yang melihatnya.

Tak berselang beberapa lama Gloria sadar dan melirik Giovani yang duduk disamping ranjangnya seraya membaca sebuah buku. Gloria bergerak duduk dan dibantu oleh Giovani, rasanya kepalanya berdenyut dengan sangat keras sekarang.

"Apa yang terjadi Gio? Bukankah ini seharusnya pelajaran Miss Caroline, kita seharusnya ada diruang laboratorium kan?'' tanya Gloria sambil mengambil segelas air yang disodorkan Giovani untuknya.

"Kau jatuh pingsan Glo, dokter bilang kau kelelahan tapi yang sebenarnya terjadi aku melihatmu mencekik seseorang dikelas, " balas Giovani.

"Mencekik?"

"Iya," balas Giovani.

Gloria diam, dia nampak mengingat-ngingat kejadian yang telah terjadi. Seingatnya ia kembali ke kelas untuk mengambil ponselnya yang tertinggal, benar dan kemudian dia mendapati gadis aneh yang sedang menganggu Giovani tidur. Pada akhirnya, Gloria berusaha menegur gadis itu tapi dia mulai merasakan hilang kesadaran perlahan.

"Tapi Gio, saat itu aku yang dicekik oleh seorang gadis," ucap Gloria saat mengingat hal yang terakhir dia ingat dan itu sukses membuat Giovani menegang.