webnovel

TIPL - Menemani yang Lain

Di saat Peyvitta sedang kebingungan untuk menjawab pertanyaan yang sudah Reynard ucapkan, di satu sisi ada sepasang bola mata yang begitu fokus memperhatikannya.

Ada sebuah perasaan yang mendadak bergejolak dalam dirinya yang membuat dia melangkahkan kaki dengan langkah yang lebih cepat dari langkah yang sebelumnya.

"Permisi," ucap seseorang sambil terus melanjutkan langkah kakinya menuju ke tempat di mana Peyvitta dan juga Reynard berada.

Peyvitta merasa kaget saat mendengar suara tersebut, saat melihat siapa yang menghampirinya, Peyvitta jauh lebih kaget.

Kata 'permisi' yang sudah orang itu ucapkan seolah menyinggung kebersamaannya dengan Reynard. Reynard mengalihkan pandangannya ke arah di mana laki-laki itu menghentikan langkahnya.

Melihat ada laki-laki yang datang menghampirinya, membuat Reynard mempunyai pikiran kalau laki-laki tersebut adalah laki-laki yang mengajak Peyvitta datang ke acara ini. Reynard menatap datar laki-laki yang sekarang berdiri tepatt di samping Peyvitta.

Laki-laki itu sekarang menggunakan kemeja warna dark blue dengan kemeja putih sebagai pasangannya dan dasi yang senada dengan warna kemejanya yang terpasang dengan begitu rapi. Dari atasan sampai bawah penampilannya begitu rapi dan juga stylish.

"Pulang sekarang," ujar Bima menggunakan nada yang datar sambil menatap fokus Peyvitta.

Sekarang Reynard sudah tidak perlu meragukan kalau memang laki-laki yang sekarang ada di hadapannya adalah laki-laki yang mengajak Peyvitta.

Karena apa?

Karena tidak mungkin laki-laki yang tidak bersama dengan Peyvitta mendadak mengajak Peyvitta pulang. Semuanya seolah terjawab dengan sendirinya.

"Acaranya udah selesai?" tanya Peyvitta dengan nada yang setengah kaget. Peyvitta memang kaget saat tiba-tiba Bima mengajaknya pulang, padahal masih ada acara sekarang.

"Belum," jawab Bima yang semakin ke sini nada bicaranya semakin terdengar begitu datar, nyaris tanpa intonasi.

Kening Peyvitta berkerut samapi akhirnya dia bertanya, "Terus kenapa ingin pulang sekarang?"

Hal ini adalah hal yang begitu Peyvitta pertanyakan, sebab memang Peyvitta tanda tanya, terlebih Peyvitta ingat kalau sebelumnya Bima sudah mendapatkan sebuah panggilan.

Peyvitta mengira kalau ada hal penting yang membuat Bima langsunng mengajaknya pulang.

Di sini Reynard tidak pergi, Reynard masih berdiri di tempat yang sama. Bima mengalihkan pandangannya dan ternyata titik fokusnya menjadi pada Reynard, Bima menatap Reynard dengan tatapan yang datar.

Ditatap oleh Bima seperti ini, tidak membuat Reynard menundukkan pandangannya. Reynard malah menatap Bima balik dengan tatapan yang terlihat tidak jauh berbeda dengan tatapan milik Bima, aura dingin milik Reynard begitu terpancar.

Satu persatu Peyvitta perhatikan bergantian, Peyvitta kebingungan melihat tatapan milik dua laki-laki yang ada di hadapannya.

Rasanya Peyvitta ingin berdiri di tengah-tengah mereka agar mereka berhenti bertatapan, tapi rasanya tidak mungkin karena hal ini tidak sopan.

Melihat bagaimana Bima dan juga Reynard saling bertatapan dengan tatapan yang sama-sama fokus membuat Peyvitta teringat akan sesuatu hal.

Apa yang sekarang tengah Peyvitta ingat?

Mendadak Peyvitta teringat kejdian 5 tahun ke belakang di mana dirinya melihat Reynard yang berhadapan dengan Devian.

Tatapan mereka sama-sama fokus dan tidak ada salah satu dari mereka yang merasa takut saat ditatap oleh orang yang ada di hadapannya.

FYI

Devian adalah masa lalu Peyvitta.

"Pulang sekarang," ucap Bima lagi setelah dirinya mengalihkan pandangannya dari Reynard.

Bima menarik tangan Peyvitta dengan cukup perlahan.

"Ehh-hh."

Refleks Peyvitta langsung mengambil tasnya yang semula berada di kursi. Peyvitta mengikuti ke mana Bima melangkahkan kakinya.

Untuk sekarang Reynard tidak mungkin menahan Peyvitta dan melarang Bima untuk tidak mengajak Peyvitta pulang sekarang juga, karena di waktu sekarang Reynard sadar bahwa Peyvitta memang datang bersama dengan laki-laki itu.

Reynard hanya memperhatikan Peyvitta yang sekarang tengah berjalan berdampingan dengan laki-laki yang rasanya cukup pantas jika dikatakan sebagai pasangan Peyvitta, terlebih Reynard semula tidak melihat dengan jelas bagaimana wajah laki-laki yang datang ke Apartemen Peyvitta waktu itu—Lio.

Bima melepas tangan Peyvitta saat sudah berada di luar. Peyvitta memperhatikan Bima sebentar dengan tatapan yang kebingungan dengan sikap Bima.

Rasanya Peyvitta begitu asing melihat ekspresi Bima yang sekarang, karena selama dia bersama dengan Bima. Peyvitta tidak pernah melihat Bima seperti ini.

Kedua bola mata Bima melirik ke arah Peyvitta, memperhatikannya sejenak dan kemudian melangkahkan kakinya masuk ke mobil.

Peyvitta terdiam saat memperhatikan Bima yang memasang wajah yang seperti ini, Peyvitta bertanya-tanya sendiri dalam hatinya.

*****

"Pak," panggil Peyvitta menggunakan nada yang begitu pelan.

Bima melirik ke arah Peyvitta dan memasang ekspresi tanda tanya tanpa berucap. Rasanya Bima malas mengeluarkan kalimat atau kata tanya saat dipanggil oleh Peyvitta.

"Bapak kenapa? Kenapa Bapak langsung mengajak pulang, padahal kata Bapak acaranya belum selesai. Saya kira Bapak akan terus berada di sana sampai acara selesai?" Memang Peyvitta tanda tanya, karena dirasa begitu tanda tanya akan hal ini.

"Saya mengajak anda ke sini untuk menemani saya, bukan untuk menemani laki-laki yang lain."

Deg

Peyvitta begitu terdiam mendengar jawaban yang baru saja Bima ucapkan. Nada bicara, kata yang digunakan memang sangat berbeda dengan biasanya. Tidak heran jika Peyvitta merasa begitu kaget sampai langsung terdiam.

Kenapa urusannya jadi kayak gini sih?

"Memangnya kalau saya bersama dengan laki-laki lain, masalah ya untuk Bapak?"

Semoga JUNI update-nya udah bisa rutin tiap hari.