webnovel

Tidak Mudah Menjadi Pahlawan Di Dunia Lain

Ketika dalam perjalanan pulang dari rumah teman, tiba-tiba saja sebuah lingkaran sihir muncul di bawah kaki Budi dan membawanya ke dunia lain. Tapi, kenapa tidak ada sistem yang muncul? Atau berkah dari dewa? Jika tidak, minimal kakek di dalam cincin? Yang lebih menyedihkan adalah, bahkan Budi tidak mengerti bahasa yang mereka gunakan. Tanpa mengetahui apapun, Budi memasuki kelompok yang telah disiapkan untuk melindungi kerajaan dari ancaman iblis yang mengancam. Catatan: Insyaallah pembaruan akan stabil setiap hari pada, doakan saja author tetap sehat dan terus mendapatkan inspirasi, terima kasih.

WahyuET · Fantasy
Not enough ratings
10 Chs

Eliza

Eliza, seorang gadis tercantik di desanya berhasil lolos ujian untuk menjadi pelayan di istana. Namun, ketika Eliza sampai di istana, dia merasa rendah diri karena banyak pelayan lain yang lebih cantik darinya.

Meskipun begitu dia tetap tidak patah semangat, karena menurut Eliza pekerjaan seorang pelayan tidak ada hubungannya dengan penampilan, wajah cantik hanya salah satu nilai tambah, apa yang paling penting dari menjadi seorang pelayan adalah untuk mengerti apa yang diinginkan majikan.

Namun, pada bagian ini juga dia kalah dari seniornya, Eliza benar-benar tidak mengerti bagaimana pola pikir bangsawan.

Akhirnya Eliza hanya mendapatkan pekerjaan di belakang layar dan tidak pernah tampil di depan para bangsawan.

Tapi, tiba-tiba saja Marx, pemimpin para pelayan mengatakan bahwa Eliza akan dipindah tugaskan untuk melayani pahlawan.

Ya, benar, pahlawan.

Orang asing dengan kekuatan yang menakjubkan, mereka adalah manusia dari dunia lain yang dipanggil menggunakan sihir oleh banyak penyihir tingkat tinggi.

Eliza sering sekali mendengar orang-orang memuji pahlawan dari kerajaan lain tentang bagaimana hebat dan tampannya mereka.

Bahkan, baru-baru ini Eliza mendengar salah satu pahlawan berhasil mengusir kelompok iblis dari sebuah gunung.

Dengan prestasinya itu kerajaan menghadiahkan putri ke-7 yang masih berusia 15 tahun untuk menjadi selirnya.

Dia dihadiahi dengan sangat murah hati bukan hanya karena mengusir kelompok iblis di sana, tapi karena di gunung itu terdapat urat nadi batu sihir yang sangat melimpah, dengan begitu kerajaan mendapatkan keuntungan yang sangat besar.

Dengan tambahan putri ke-7, total kini pahlawan memiliki 6 istri. Jumlah yang sangat banyak, tapi itu bukan hal yang aneh bagi orang-orang di dunia ini.

Pahlawan itu juga menerimanya dengan senang hati, karena memang salah satu impiannya adalah untuk menciptakan Harem.

Karena itu Eliza sangat senang setelah mendengar apa yang Marx katakan, jika bisa Eliza juga ingin bersandar pada bahu pahlawan dan hidup dengan baik, walaupun hanya menjadi wanita simpanannya.

Tapi, apa yang membuat Eliza kecewa adalah pahlawan itu sangat biasa, bahkan tetangganya di desa lebih tampan darinya. Selain itu, pahlawan juga tidak pernah berbicara sedikit pun.

Apakah dia benar-benar pahlawan?

Pun begitu ketika Eliza menyajikan makanan yang telah diciptakan oleh pahlawan dari kerajaan lain, pahlawan ini memakannya dengan sangat rakus dan terlihat seperti pengemis yang belum makan apapun selama beberapa hari.

Apa-apaan ini? bukannya pahlawan itu harus bermartabat dan elegan, kenapa dia terlihat seperti orang desa yang belum pernah melihat dunia?

Setelah makan, Pahlawan tidak keluar lagi. Sebagai pelayan pribadi Pahlawan, Eliza dengan patuh berdiri di depan pintu, siap kapan saja apabila Pahlawan membutuhkan sesuatu.

Setelah beberapa jam berdiri, tiba-tiba pintu terbuka, Pahlawan tampak terkejut setelah melihat Eliza, tapi kemudian matanya langsung cerah dan dengan cepat membuat isyarat dengan menunjuk ke selangkangannya.

Eliza hanya bisa tersenyum pahit setelah melihat ini. Dia memang ingin menjadi selir dari Pahlawan, tapi sayangnya Pahlawan ini sangat jauh dari impiannya, tapi meskipun begitu Eliza tetap menguatkan tekadnya dan siap 'melayani' pahlawan.

Walaupun Pahlawan ini terlihat menyedihkan, tapi tetap saja dia adalah Pahlawan. Di dunia yang kejam ini, akan lebih baik jika memiliki bahu kuat yang mampu menahan semua masalah, apalagi akhir-akhir ini iblis mulai berani menyerang kota-kota manusia dengan terang-terangan.

Namun, akan buruk untuk melakukannya di luar, Eliza menunjuk ke arah kamar sambil tersenyum tipis.

Pahlawan terlihat terkejut dan kemudian mengangguk, lalu berjalan masuk bersama Eliza.