webnovel

The Last King of Calradia

Berkisah seorang pemuda bernama Airel yang merupakan keturunan dari raja Calradia namun sekarang Calradia terpecah menjadi beberapa kerajaan, dan mulailah era perang antar kerajaan tersebut. Perang tanpa henti yang mengorbankan banyak jiwa dari prajurit masing-masing kerajaan dan warga sipil. Dengan kekacauan itu Airel bertekad menyatukan lagi kerajaan yang terpecah menjadi 1 kerajaan lagi yaitu Calradia. Di tengah tekadnya untuk menyatukan Carladia, Airel bertemu dan jatuh cinta kepada seorang ksatria wanita. Kisah cinta merekapun terjalin tetapi takdir berkata lain, ketulusan cinta Airel di balas penghianatan hanya demi tahta. Hidup Airel semakin hancur saat orang-orang terdekatnya gugur satu persatu hingga membuatnya menjadi ksatria yang penuh dendam. Terus ikuti perjalanan Airel untuk mengambil tahta dan menyatukan kerajaanya lagi dengan lika-liku kisah cintanya apakah akan berakhir bahagia atau menyedihkan. Ikuti terus perjalanan Airel.

Aditya_11 · Fantasy
Not enough ratings
16 Chs

#15# SELAMAT TINGGAL

6 bulan sudah aku di kota ini. Walaupun Veagirs sedang berperang dengan Swadia, tetapi aku hanya di perintahkan menjaga ibukota tepatnya kota Khudan. Sedangkan jendral yang lain di perintahkan untuk membantu lord yang ada di perbatasan untuk menghalau serangan pasukan Swadia.

Aku tidak tau kenapa aku sendiri yang di tugaskan di dalam kota ini selama berbulan-bulan. Tugas ini benar-benar membuatku bosan sekali bahkan bisa dibilang aku hampir tidak mendapatkan tugas apapun. Karena keseharianku hanya mengecek pasukan, rapat dengan para petinggi kerajaan dan setelah itu tidak ada lagi kerjaan untukku. Yang kulakukan hanyalah melatih Erina dan Elina serta sesekali berjalan-jalan dengan Sylvia.

Tetapi hari ini aku mendapat kabar bahwa pasukan yang dikirim ke Reyvadin sudah mulai kualahan menghadapi serangan Swadia dan aku mendengar akan ada pengiriman pasukan tambahan kesana. Sedangkan di kota ini tinggal tersisa 2 jendral saja yaitu aku dan jendral Gabriel yang baru pulang dari medan perang 2 minggu yang lalu.

Sedang asik-asik berbaring dan melamun di kamar, tiba-tiba ada suara ketokan pintu.

Tok..tok..!

" Ada apa..? " sahutku.

" Maaf mengganggu istirahat anda tuan..! Raja menyuruh anda untuk segera datang ke istana..! " jawab orang yang mengetok pintu.

" Baiklah aku bersiap-siap dulu..! "

Setelah mendapat kabar itu, aku langsung mandi lalu memakai baju serta jubah yang berlambang kerajaan Veagirs dan aku langsung bergegas ke istana.

Sesampainya diistana aku melihat raja sedang duduk di singgasanya di temani Sylvia yang duduk di kursi samping singgasana. Selain itu aku juga melihat jendral Gabriel sedang berlutut di hadapan raja.

Aku langsung bergegas menghadap raja dan berlutut.

" Airel akhirnya kau datang juga..! " ucap raja Yarlek.

" Ada perlu apa sehingga yang mulia memanggil saya pagi-pagi ini..? Apakah ada setuasi darurat..? " tanyaku.

" Ya..! Kau sudah tau kan bahwa pasukan yang kirim ke Reyvadin sekarang sedang dalam kesulitan menghadapi pasukan Swadia..!? " tanya raja.

" Ya saya telah mendengar kabar itu..! " jawabku.

" Karena itu aku memerintahkanmu dan juga jendral Gabriel untuk pergi ke Reyvadin membantu pasukan yang kukirim sebelumnya..! " ujar raja.

" Berapa banyak pasukan yang akan anda kirim kesana yang mulia.. ? Sedangkan Khudan saat ini sedang lemah sekali..! " sahut jendral Gabriel.

" Aku akan mengirim 10.000 pasukan bersama kalian berdua menuju kesana siang ini..! Perjalanan ke Reyvadin tidak sampai 1 hari jadi aku cukup mengirim sedikit pasukan secara berkala..! Aku akan menambah pasukan kesana 1 minggu lagi..! " jawab raja.

" Sekarang kalian berdua bersiaplah untuk berangkat..! " sambungnya.

" Baik yang mulia..! "

Kami langsung keluar dari istana.

" Mohon kerja samanya jendral Airel..! " ujar jendral Gabriel sambil tersenyum kearahku.

" Mohon kerja samanya juga jendral Gabriel..! Kalau begitu aku mengambil baju zirahku terlebih dahulu di rumah..! Aku minta tolong jendral Gabriel persiapkan pasukan..! " ujarku sambil dan langsung berlari menuju rumah.

" Ya.. Aku akan mempersiapkanya.! "jawabnya.

Saat hampir sampai di rumah, aku melihat Jeremus, Ymira, Elina Erina, dan Sylvia sedang berbincang-bincang di depan rumah. Aku langsung mebghampiri mereka.

" Pagi-pagi begini kalian sudah di depan rumah..? Memangnya ada apa..? " tanyaku.

" Tidak ada apa-apa kakak..! Kami hanya ingin bertemu kakak saja sebelum kakak pergi lagi..! " jawab Elina.

" Kalian sudah tau ya..? " tanyaku lagi.

" Ya! Tuan putri memberitahu kami..! " jawab Ymira.

" Oh ya tuan Airel bisakan kita bicara sebentar di dalam..? Sekalian saya akan memasangkan baju zirah anda..! " sahut Jeremus.

" Baiklah..! " jawabku sambil berjalan ke dalam rumah.

Sampai di dalam, jeremus mengambil baju zirahku dan memasangkanya.

" Apa yang ingin kau bicarakan Jeremus..? " tanyaku.

" Tuan apa anda tidak bisa membatalkan keberangkatan anda..? " tanya balik Jeremus.

" Itu tidak mungkin Jeremus..! Memangnya ada apa..? " tanyaku yang semakin penasaran.

" Entah kenapa saya merasakan firasat buruk saat mendengar anda akan ke Reyvadin..! Apakah anda ingat invasi ke Sargoth..? " tanya Jeremus.

" Ya aku ingat..! " jawabku.

" Apakah anda tidak merasa aneh..? " tanyanya lagi.

" Aneh..? Maksutmu..? " tanyaku.

" Ya.. Raja Yarlek mengirim 100.000 pasukan dari Khudan dan kota-kota kecil sebelah selatan lalu pasukan itu ditambah lagi oleh pasukan para lord dan juga duke Astar yang berjumlah 250.000...! Sedangkan aku mendapat surat dari penasehat kerajaan Calradia di Sargoth, dia mengatakan bahwa di kota itu saat invasi hanya di jaga oleh 47.000 pasukan yang langsung di pimpin raja Namey..! Bagaimana mungkin 350.000 pasukan kalah oleh 47.000 pasukan bahkan sampai membuat duke astar gugur..! " jawab Jeremus.

" Itu mungkin karena Strategi dari paman Namey yang hebat..! " jawbaku yang masih berfikir positif.

" Aku belum selesai bicara tuan..! Dalam suratnya, penasehat itu mengatakan bahwa saat penyerangan kedua ke kota Sargoth seluruh pasukan Veagirs menyerang secara langsung..! Tetapi saat duke astar terlihat maju kedepan dengan pasukan Cavalry nya tiba-tiba seluruh pasukan Veagirs berlari mundur dan meninggalkan duke Astar bersama 500 Cavalrynya dan yang membuatku kaget adalah yang menbunuh duke dan 500 Cavalrynya adalah pasukan pemanah Vegairs..! " sambung Jeremus.

" Apa....!!!! " bentakku yang terkejut mendengar perkataan Jeremus.

" Itu tidak mungkin..! Saat aku di Rivachage, aku mendapat surat yang mengatakan pasukan yang dikirim menyerang Sargoth telah gugur bersama duke Astar..! " sambungku.

" Apakah anda pernah bertanya tentang itu kepada raja Namey..? " tanya Jeremus.

" Tidak..! Saat berduel dengannya, dia hanya berkata kalau duke Astar itu bodoh..! " jawabku.

" Dan inilah kenyataanya tuan Airel...! Apakah anda tidak berfikir selama berbulan-bulan Veagirs bisa menahan gempuran Swadia hanya dengan 100.000 pasukan yang terbagi di seluruh wilayah Veagirs..? Bukankah itu tidak mungkin..? Dan seharusnya Reyvadin sudah jatuh ke tangan Swadia 2 bulan yang lalu karena menurut mata-mataku disana swadia mengirim 220.000 pasukan sedangkan yang bertahan disana menurut info kerajaan hanyalah 20.000..! Bukankah tidak masuk akal..? " ujar Jeremus.

" Kau benar..! Tetapi mengapa raja baru mengirin pasukan akhir-akhir ini ke Reyvadin jika dari 2 bulan lalu ratusan ribu pasukan Swadia sudah mengepungnya..? " ujarku yang bertanya-tanya karena keanehan ini.

" Sepertinya ada penghianat di kerajaan ini tuan..! Dan asal tuan tau, duke Astar adalah salah satu lord Calradia saat ayah anda masih memimpin dan duke Astar juga mengirim beberapa pasukanya untuk mencari anda..! Ada yang sengaja membunuhnya dan seolah-olah dia gugur dalam peperangan..! " jawab Jeremus.

" Aku harus memberitahukan ini krpada raja..! " ujarku.

" Jangan tuan...! Ada banyak orang di istana, dan kita tidak tahu siapa penghianatnya...! Jika anda memberitahu raja maka keselamatan raja dan tuan putri akan terancam..! Aku dan Ymira akan mencoba menyelidikinya..! Dan aku meminta kepada tuan untuk berhati-hati di perjalanan nanti..! Jika ada keanehan segeralah kembali dan batalkanlah perjalanan anda..! Ingat!  Anda adalah kunci kedamaian Calradia tuan jadi janganlah bertindak ceroboh lagi karena jika tuan mati maka tidak akan ada lagi kedamaian di benua ini..! " sahut Jeremus.

" Baiklah..! Aku berangkat dulu..! "

Aku langsung keluar rumah dan di luar Sylvia sudah berdiri tepat di depanku sambil membawa pedang.

" Sylvia..? Kamu mau kemana dengan pedang itu..? " tanyaku.

" Ini pedang untukmu..! Aku fikir pedangmu itu sudah tumpul jadi aku belikan yang baru dan sebagai hadiah juga untukmu..! " ujarnya sambil mengulurkan pedang yang di genggamnya.

" Waah..! Terimakasih Sylvia..! Aku akan selalu memakai pedang ini..! " jawabku sambil mengambil pedangnya.

Setelah kuambil pedang itu, Sylvia langsung memelukku.

" Aku mohon sekali lagi pulanglah dengan kepala masih menempel di badanmu..! " ujar Sylvia.

" Itu sudah pasti..! Aku tidak akan memberikan kepalaku dengan mudah ke siapapun..! Jadi tenang saja aku pasti akan kembali dan kamu bisa memelukku seperti ini lagi..! " jawabku sambil mengelus-elus kepala Sylvia.

" Baiklah sekarang lepaskan pelukanmu! Tidak enak dilihat Elina dan Erina.. Lagian aku juga harus segera berangkat..! " sambungku.

" Tidak apa-apa kakak.. Kami senang melihat kakak dan tuan putri seperti ini apalagi jika melihat kalian di malam pertama setelah menikah nanti..hahahahahaha " sahut Elina sambil tertawa.

" Hhhh kau ini ada-ada saja..! " jawabku.

" Baiklah aku berangkat dulu..! Kalian semua jaga diri baik-baik di kota ini dan untuk Elina Erina berlatihlah dengan lebih keras lagi..! " imbuhku.

" Siap kakak..! " jawab Erina.

" Tuan jangan lupakan kata-kataku tadi..! " ujar Jeremus.

" Hati-hati di jalan Airel..! Aku selalu menunggumu disini..! " sahut Sylvia.

" Baiklah sampai jumpa..! " teriakku sambil berlari menuju tempat pasukan yang sudah bersiap untuk berangkat.

Aku pun berangkat menuju Reyvadin bersama dengan jendral Gabriel dan 10.000 pasukan yang kami bawa.

Selama 9 jam perjalanan, akhirnya kami hampir sampai di kota Reyvadin. Aku yang dari tadi memimpin pasukan ke 2 dan berada di tengah-tengah 10.000 pasukan beranjak pindah kedepan untuk bertemu dengan jendral Gabriel sekalian berbincang-bincang karena perjalanan ini sangat membosankan.

" Jendral Gabriel..! " sapaku sambil mengarahkan kudaku untuk berjalan seiring denganya.

" Jendral Airel rupanya..! Ada perlu apa..? " sahut jendral Gabriel.

" Tidak ada apa-apa.. Hanya saja aku bosan di belakang makanya pindah kedepan hehe " jawabku.

" Begitukah..! Aku sendiri juga sedikit bosan karena tidak ada teman bicara " balasnya.

" Oh iya Jendral Gabriel! Ngomong-ngomong sudah berapa lama jendral mengabdi kepada Veagirs..? " tanyaku.

" Panggil saja aku Gabriel..! Sebelum Veagirs berdiri keluargaku sudah mengabdi kepada raja selama puluhan tahun..! " jawabnya.

" Dahulu keluarga raja adalah keluarga bangsawan dari kerajaan Tahlar di benua Azteroth! Kakek buyut raja dahulunya adalah Arc duke di kerajaan tersebut dan keluargaku sudah mengabdi kepadanya sebagai pengawal pribadi dan saat mengetahui bahwa kerajaan Tahlar mendirikan kerajaan baru di benua ini dan mengangkat arc duke nya sebagai rajanya..! Kerajaan yang didirikan itu namanya adalah kerajaan Veagirs yang sekarang..! " sambungnya.

" Begitukah..! Berarti raja Yarlek adalah raja pertama Veagirs ya..? " tanyaku.

" Tidak..! Dia adalah yang kedua..! " jawab Gabriel.

Aku terkejut mendengar ucapanya dan aku bertanya kembali padanya.

" Kedua..? Apa maksutmu..? " tanyaku.

" Mungkin aku bisa percaya kepadamu..! Baiklah akan kuberitahu kenyataan pahit kerajaan ini dan jagalah rahasia ini..! " jawab Gabriel.

" Raja Yarlek sebenarnya memiliki saudara kembar..! Namanya adalah Yagerlek dan sebenarnya tuan Yagerleklah yang di tunjuk untuk menjadi raja Veagirs..! Tetapi saat perjalananya menuju ke Khudan, beliau dan rombongannya yang berjumlah 1000 orang terbunuh oleh para tentara bayaran yang sampai sekarang tidak di ketahui siapa dalang di baliknya..! Tidak ada yang selamat dari peristiwa itu kecuali putri beliau..! "imbuhnya.

" Putri..? Berarti anaknya masih hidup..? " tanyaku kembali.

" Ya..! Anaknya adalah seorang wanita cantik yang jatuh cinta padamu..! " jawan Gabriel.

Sekali lagi aku terkejut dengan cerita Gabriel.

" Jadi Sylvia bukan anak dari.. " belum selesai aku bicara, Gabriel langsung menyahut.

" Ya..! Tuan putri bukan anak dari raja Yarlek..! Raja Yarlek di tunjuk sebagai raja Veagirs setelah pemakaman saudaranya dan setelah itu raja Tahlar memerintahkan raja Yarlek untuk mengadopsi tuan putri..! Dulu ayahku pernah bilang saat raja Tahlar berbincang dengan raja Yarlek mereka sempat berbisik tentang orion yang di sangkut pautkan dengan tuan putri..! Tetapi aku tidak tau apa itu orion dan apa hbunganya dengan tuan putri..! Dan satu hal yang aneh sejak tuan Yagerlek masih hidup, raja Yarlek sifatnya sangat dingin kepada tuan putri tetapi tidak tau kenapa setelah kematian saudaranya, raja Yarlek begitu perhatian dengan tuan putri bahkan memanjakanya..! "sahutnya.

" Orion..? Sepertinya aku pernah mendengar kata-kata itu saat di akademi dulu..! Lalu apakah raja Yarlek tidak mempunyai anak dan istri..? " tanyaku.

" Kata ayahku raja Yarlek tidak tertarik dengan namanya cinta dan beliau sampai tua tidak pernah menikah sama sekali..! Dulu ayahku pernah bertanya alasanya dan raja hanya bilang bahwa mempunyai tuan putri sudah cukup baginya untuk bahagia..! Tetapi setelah bilang begitu, raja berkata lirih dan mengatakan bahwa tuan putri adalah kunci orion yang penting..! " jawab Gabriel.

" Dan setelah kata-kata itu keluargaku mulai berhati-hati dengan raja dan para petinggi kerajaan..! " imbuhnya.

" Berhati-hati..? "

" Ya..! Di dalam istana ada orang jahat yang sepertinya menginginkan kekacuan di dunia ini demi kesenanganya..! Dan aku harap jendral Airel juga berhati-hati karena sepertinya mereka bukan mengincarku saja tetapi mrngincarmu juga..! " ujar Gabriel.

" Apa..!! " kejutku.

" Saat aku keluar istana malam-malam, aku selalu melihat ada beberapa prajurit yang memperhatikan rumahmu serta terus mengecek keadaan dalam rumah..! Dan kejadian seperti itu juga pernah dialami keluargaku dan setelahnya ayahku terbunuh secara misterius..! Jadi berhati-hatilah..! " pungkasnya.

" Begitukah...! " jawabku.

" Mungkin kau juga bertanya-tanya kenapa tuan putri tidak cerita bahwa ayahnya bukanlah ayah kandung..! Itu karena ingatan tuan putri sepertinya sudah di hapus dengan tujuan tertentu..! " imbuhnya.

" Apa...? Tapi untuk apa..? " tanyaku kembali.

" Sudah kubilangkan ada kaitanya dengan orion..! Tetapi aku tidak tau apa itu orion..! " jawabnya.

" MUSUUUUUUUH....! " teriak salah satu prajurit.

Seketika seluruh pasukan panik dan siapa tempur.

" SELURUH PASUKAN FORMASI MELINGKAR...!!!! " teriak Gabriel.

Saat aku melihat sekeliling, aku melihat barisan pasukan musuh menghadang di depan.

" Gabriel kenapa kita menggunakan formasi melingkar..? Bukankah musuh di depan..?? " tanyaku sambil bersiaga.

" Tidak..! Kita terkepung di segala arah..! Kau lihat sekelilingmu..! Mereka bersembunyi di dalam hutan..! Sepertinya ada mata-mata yang membocorkan keberangkatan kita..! " jawabnya.

Tak begitu lama, tiba-tiba muncul pasukan musuh yang sangat banyak sekali mengepung kami dari segala arah.

" Apa..! Apa maksutnya ini....! Gertakku.

" Sepertinya ini bukan dari mata-mata..! Tetapi ini memang sudah di rencanakan sebelum keberangkatan kita..! Dan kau ingat kata-kataku barusankan bahwa ada yang memata-matai rumahmu..! Dan mungkin inilah waktunya mereka mengeksekusi kita..! " jawab Gabriel.

" Tidak ada jalan lain untuk kabur..! Jumlah musuh sepertinya 10 kali lipat lebih besar dari kita..! Sisa dari mereka masih bersembunyi..! " sambungnya.

Belum selesai kami berbicara, musuh yang sangat banyak itu langsung menyerang kami. Karena sudah tidak ada jalan lagi, maka jendral Gabriel memerintahkan untuk menyerang sekuat tenaga dan semampu kami.

Satu demi satu pasukan kami tumbang, begitupun dengan musuh tetapi jumlah musuh seakan-akan tidak habis-habis dan terus menyerang kami sedangkan posisiku bertarung terpisah jauh dengan posisi jendral Gabriel.

Berjam-jam sudah peperangan ini tak berakhir dan pasukan kami gugur satu persatu. Pasukan musuh yang begitu banyak benar-benar berhasil menyudutkan kami yang berjumlah kurang dari 1000. Di situasi yang seperti ini, aku akhirnya bisa satu barisan kembali dengan jendral Gabriel dan saat aku menengok kearahnya, ternyata dia sudah terluka cukup parah di paha dan lenganya.

" Kau masih sanggup bertarung Gabriel..? " tanyaku.

" Ya..! Luka ini tidak seberapa..! " jawabnya.

" Airel, sepertinya sudah tidak ada jalan untuk kita melarikan diri..! Jumlah musuh lebih dari 100.000 sepertinya..! " sambungnya.

Kata-kata jendral Gabriel membuat seluruh badanku bergetar ketakutan akan kematian. Dengan situasi seperti ini memang mustahil untuk meloloskan diri dan aku sudah tidak bisa berfikir lagi tentang strategi apa yang harus kugunakan hanya dengan 1000 orang ini.

" Kau takut mati Airel...? " tanya Gabriel.

" Ti.. Tidak..! " jawabku gugup.

" Jangan bohong..! Seluruh badanmu bergetar ketakutan bukan..? " sahutnya.

" Gabriel..! Apa sudah tidak ada cara lain untuk lolos dari sini..? " tanyaku yang mulai putus asa.

" Lalu kau akan lari seperti pengecut dan menjadi pecundang saat kembali ke Khudan..? " tanya Gabriel.

" Apa maksutmu..! Aku hanya tak ingin mati disini..! Ada banyak orang yang masih membutuhkanku...! " jawabku sambil meneteskan airmata.

" Begitupun denganku dan dengan pasukan kita yang masih hidup..! Mereka juga punya keluarga, punya anak, punya teman-teman yang menunggu mereka untuk pulang...!!! Apa kau ingin kabur dan meninggalkan mereka..? Mereka juga manusia Airel...! Mereka punya keluarga..! Bukan kau saja yang memiliki keluarga...!! " bentak Gabriel.

" Aku juga takut mati..! Tapi lebih baik aku mati disini sebagai pejuang daripada berlari seperti pecundang..!  Camkan itu Airel..! " imbuhnya.

" Tapi... " ujarku yang masih ragu.

" Hentikan keraguanmu..! Jika memang ajal kita sudah di depan kita, mau lari kemanapun kita akan tetap bertemu dengan ajal... ! " jawab Gabriel.

" Sekarang angkat pedangmu lagi..! Mengamuklah seperti saat kau menyelamatkan tuan putri dulu..! Karena ini hari terakhirmu memegang pedang jadi mengamuklah dan bunuh musuh-musuh di depanmu..! " sambungnya sambil menepuk pundakku.

Jendral Gabriel langsung berjalan kedepan barisan dan mengangkat pedangnya keatas.

" PASUKANKU..! KITA MEMANG AKAN MATI DISINI..! KITA TIDAK AKAN MELIHAT ISTRI KITA, ANAK KITA, DAN TEMAN-TEMAN KITA LAGI..! TAPI TIDAK APA..! SETIDAKNYA PERJUANGAN KITA SAAT INI AKAN TERUS DI KENANG OLEH KELUARGA KITA..! KITA ADALAH PRAJURIT..! TUGAS KITA ADALAH BERPERANG..! KEBAHAGIAAN KITA ADALAH KEMENANGAN BERPERANG..! KESEDIHAN KITA ADALAH SAAT REKAN KITA TEWAS DALAM BERPERANG..! DAN KEMATIAN KITA ADALAH DI MEDAN PERANG..! JANGAN PUTUS ASA..! KITA ADALAH PAHLAWAN YANG MELINDUNGI ORANG-ORANG LEMAH..! JADI MENGAMUKLAH KALIAN SEMUA..!! ANGKAT PEDANG KALIAN..! PENGGAL KEPALA MEREKA SEBANYAK YANG KALIAN BISAAA..!! " teriak Gabriel.

Kata-kata jendral  Gabriel membuat semangat pasukan kembali membara dan sepertinya seluruh pasukan sudah siap untuk menghadap kematianya.

" Apa kau akan kalah dari pasukan kita Airel..? Sudah kubilangkan mengamuklah dan angkatlah pedangmu raja Calradia..! " ujar Gabriel.

" Dari mana kau tau...? " tanyaku yang terkaget mendengarnya.

" Tidak ada waktu menceritakanya..! Jadi ayo kita serang mereka..! " jawabnya.

" SELURUH PASUKAN SERAAAAAANG...!!!! "teriaknya sambil berlari yang diiringi pasukan kami melawan musuh.

Aku hanya terdiam melihat jendral Gabriel dan yang lainya menghadang musuh yang sangat banyak. Aku juga masih bertanya-tanya darimana jendral Gabriel tau kalau aku keturunan raja Calradia.

Hatiku masih ragu dan ketakutan untuk ikut maju. Tetapi aku melihat bagaimana jendral Gabriel dan yang lain bertarung gagah berani bahkan aku melihat salah satu prajurit masih terus menerjang pasukan walau salah satu tanganya putus.

" Sepengecut itukah aku? Kalah dengan para pasukanku sendiri..? Padahal aku adalah pemimpin mereka..! Apakah ini yang namanya Ksatria..! " gumamku dalam hati.

" Jika pengecut seperti ini bukanlah ksatria dan tidak pantas menyandang gelar raja kan ayah..? " kataku dalam hati.

Aku kembali mengenggam pedangku dengan erat.

" DARK BERAKER..!! "teriakku.

Dengan cepat aku langsung melompat dan menghantam barisan tengah musuh.

Satu demi satu kubunuh, dan sayatan demi sayatan pedang melayang ke arahku.

Aku terus menerjang musuh dan tak sengaja aku melihat di barisan belakang para musuh menggunakan tameng yang berlambang kerajaan Veagirs serta membawa bendera yang berlambang keluarga duke Astar.

Saat itu aku mulai menyadari bahwa yang menyerang ini adalah pasukan yang melarikan diri saat duke Astar menginvasi Sargoth. Dan benar ternyata peringatan Jeremus.

Tetapi mau bagaimana lagi, kematianku sudah dekat dan tidak ada lagi yang bisa kuberitau tentang hal ini.

Saat aku berfikir seperti itu, aku lengah dalam pertahanan dan salah satu musuh berlari dengan mengarahkan pedangnya kepadaku.

Jreeeeek...!

" Ga..briel...? " ujarku yang terkejut melihat Gabriel berdiri di depanku.

Aku lebih terkejut lagi saat melihat sebuah pedang menembus dada Gabriel.

Aku langsung memenggal musuh yang menusuk Gabriel.

" Apa yang kau lakukan Gabriel..! " tanyaku sambil merangkul tubuh Gabriel yang sudah tak berdaya.

" Su..dah kubilang kan..! Kematian pasti datang...! Dan mungkin i..nilah kematianku..! Deng..an cara melindungi raja ku..! " jawab Gabriel dengan darah yang keluar dari hidung dan mulutnya serta badanya yang sudah berlumuran darah.

Aku menangis melihat keadaan Gabriel.

" Apa yang kau katakan..! Aku bukanlah raja..! Kenapa kau melindungiku..!? " ujarku sambil menangis.

" Heh.. Sudah ku.. bilangkan.. Kau adalah raja Calradia..! Dan aku adalah bawahanmu Airel..! Paman Astar dulu menyuruhku menc...arimu ..dan aku sebenarnya sudah tau bahwa kau adalah raja yang di cari tetapi aku hanya ingin memastikanya saja sekarang..! " jawabnya.

" Selam..at tinggal Aire.. " sambungnya dan ini adalah kata-kata terakhirnya sebelum mengakhiri nafasnya.

" Sampai jumpa jendral Gabriel..! Aku sebentar lagi menyusulmu..! " jawabku sambil meletakkan jasad Gabriel ke tanah.

Amarahku sudah tak ter bendung lagi setelah melihat kematian Gabriel. Dan amarahku semakin menggebu-gebu saat melihat satu-persatu pasukanku gugur.

Dengan jurus dark breaker yang belum ku batalkan, aku dengan cepat menerjang musuh.

Aku terus melompat, menendang, dan mengayunkan pedangku ke musuh-musuhku. Seluruh tubuhku berlumuran darah dari lukaku dan juga darah dari musuh-musuh yang kubunuh.

Terus dan terus menyerang hingga aku tak sadar sebuah pedang menusuk perutku dari belakang.

Jreeeeb..!

Dengan cepat aku ayunkan pedangku kebelakang dan menebas kepala yang menyerangku.

Setelahnya, aku langsung mencabut pedang yang menusukku tadi dan tak berselang begitu lama, aku tergeletak di tanah. Seluruh tubuhku mati rasa, aku hanya bisa mendengar teriakan kesakitan dari para pasukanku.

Pandanganku juga mulai kabur dan aku hanya memandangi langit yang berawan sembari menahan rasa sakit yang luar biasa di perutku.

Tak lama berselang, hujan deraspun turun. Deras sekali dan seperti menandakan akhir dari peperangan ini dan akhir dari hidupku. Aku tak bisa membayangkan apa yang akan terjadi jika Sylvia bahkan jika paman Namey mendengar kabar kematianku. Aku hanya berharap semoga tidak ada tragedi memilukan setelah kematianku dan aku harap kerajaan Calradia akan tetap berdiri di bawah kekuasaan paman Namey.

Pandanganku mulai menghitam, dan kesadaranku mulai menghilang sedikit demi sedikit.

" Heh.. Inilah akhir hidupku sepertinya, selamat tinggal Jeremus, Ymira, Elina, Erina, dan teman teman yang lain..! " ujarku dalam hati sambil tersenyum.

" Selamat tinggal paman Namey, bangunlah kerajaan Calradia yang hebat..! "

" Dan selamat tinggal Sylvia, maaf aku..mengingkari janjiku..! Maaf aku pulang tanpa nyawa..! Selamat tinggal aku bersyukur bisa mencintaimu sebelum kematianku..! "

" Aku mencintaimu Sylvia...! Tapi maaf sekarang aku hanya bisa berkata selamat tinggal dan terimakasih sudah mencintaiku...! "

TO BE CONTINUE..... 😢😢