webnovel

The Last King of Calradia

Berkisah seorang pemuda bernama Airel yang merupakan keturunan dari raja Calradia namun sekarang Calradia terpecah menjadi beberapa kerajaan, dan mulailah era perang antar kerajaan tersebut. Perang tanpa henti yang mengorbankan banyak jiwa dari prajurit masing-masing kerajaan dan warga sipil. Dengan kekacauan itu Airel bertekad menyatukan lagi kerajaan yang terpecah menjadi 1 kerajaan lagi yaitu Calradia. Di tengah tekadnya untuk menyatukan Carladia, Airel bertemu dan jatuh cinta kepada seorang ksatria wanita. Kisah cinta merekapun terjalin tetapi takdir berkata lain, ketulusan cinta Airel di balas penghianatan hanya demi tahta. Hidup Airel semakin hancur saat orang-orang terdekatnya gugur satu persatu hingga membuatnya menjadi ksatria yang penuh dendam. Terus ikuti perjalanan Airel untuk mengambil tahta dan menyatukan kerajaanya lagi dengan lika-liku kisah cintanya apakah akan berakhir bahagia atau menyedihkan. Ikuti terus perjalanan Airel.

Aditya_11 · Fantasy
Not enough ratings
16 Chs

#10# PERANG MELETUS

Berjam-jam sudah kami lalui, melewati hutan dan mendaki bukit hang penuh dengan Salju. Kamo hanya istirahat 5 menit untuk memberi minum dan makan kuda dan kami mulai berjalan kembali untuk segera menuju Rivachage.

Hari mulai larut malam dan kami terus meneruskan perjalanan hingga akhirnya tepat tengah malam kami mulai melihat kota Rivachage dari kejauhan dengan kobaran api di dalam kota dan juga obor-obor yang sangat banyak di luar benteng. Aku yakin obor itu adalah milik pasukan North.

Karena jarak kami sudah dekat kami mencoba berhenti sejenak untuk melihat situasi. Aku langsung mengambil teropong yang aku selipkan di kudaku.

Alangkah terkejutnya aku saat melihat keadaan sekitar, aku melihat pasukan North mulai bergerak untuk menyerbu benteng di tengah malam begini dan aku yakin pasukan di kota sedang tidak siap untuk menghadapinya.

" Ini gawat..!! " gumamku.

" Kenapa..!? " tanya Sylvia.

" Pasukan North melakukan penyerangan tengah malam..! "

" Apa...!! "

" Sylvia aku ingin kau memimpin setengah pasukan Cavalry untuk menyerang dari belakang..! Aku akan menyerang dari samping kanan untuk memotong jalur gerakan mereka..!! " perintahku ke Sylvia.

" Baiklah..!! " jawab Sylvia.

" Pasukan..!!!kita akan membagi pasukan menjadi 2 regu..!! Regu pertama aku yang memimpin dan tugas kita menyerang pasukan musuh dari samping kanan..!!!untuk regu kedua dipimpin oleh Putri pedang dan akan menyerang dari belakang..!!! "

" Baik tuaaan....!!!! " teriak seluruh pasukan.

" BAIKLAH...!!!! MAJUUUUUUUUUU...!!!!! " teriakku dengan lantang sambil mulai memacu kudaku untuk berlarickearah musuh.

Pasukan mulai membelah, regu Sylvia dengan cepat menuju kearah belakang dan reguku dengan cepat langsung menuju samping kanan untuk langsung menyerang.

Aku terus memacu kuda diiringi pasukan cavalry dan mulai mengambil pedangku dari sarungnya karena kami sudah sangat dekat dengan musuh.

" LEBARKAAAN BARISAAAN...!!!!!! SERAAAAANG...!!! " teriakku sambil mengangkat pedang keatas.

Dan akhirnya perang meletus. Pasukan musuh kaget bukan maen karena kami menyerang dari samping kanan tanpa dugaan mereka.

Tebasan demi tebasan terus kulakukan, dan ntah berapa banyak yang sudah kubunuh karena memang musuh benar-benar lengah dan tidak siap sama sekali saat kami menyerang.

" MUSUH MENYERAAAAANG...!!!! " teriak salah satu prajurit musuh.

Aku mulai melihat kearah belakang. Musuh mulai bergerak maju untuk menyrang pasukanku tetapi Sylvia datang dengan tepat. Dia langsung menghantam pasukan musuh dari belakang dan merusak catapult( alat seperti ketapel untuk melontarkan batu). Pasukan musuh kocar-kacir karena diserang dari dua arah tanpa dugaan dan dalam keadaan gelap malam.

Kemelut peperangan masih terjadi, musuh yang bingung semakin bingung. Banyak sekali pasukan musuh yang tumbang karena kelengahan dan juga karena gelapnya malam yang menggangu penglihatan mereka. Akupun sama sekali tidak perlu menggunakan jurus hanya untuk mengalahkan musuh selengah ini.

Karena musuh yang tadinya berpencar mulai merapatkan diri, aku langsung memerintahkan seluruh pasukan untuk segera menuju kota.

" SELURUH PASUKAAAN MUNDUUUUUUR...!!!! " teriakku.

" SYLVIAA MUNDUR..!!! "

" BAIKLAH..! "

Kami langsung memacu kuda menuju kota Rivachage. Saat kami sampai di depan gerbang, kami di sambut dengan pasukan pemanah yang sudah membidik kami dan siap memanah kami.

" BERHENTI...!!!!!!! " teriak salah satu prajurit diatas benteng.

" SIAPA KALIAN...!!!!!!! " sambungnya.

" KAMI PASUKAN DIVISI 3 PASUKAN GARIS DEPAN KERAJAAN VEAGIRS DIBAWAH PIMPINAN RAJA YARLEK..!! " teriakku.

" KAMI DENGAR JENDRAL PASUKAN DIVISI 3 TELAH GUGUR DI MEDAN PERTARUNGAN..!!!! " teriak prajurit tadi.

" AKU ADALAH PENGGANTINYA..!!! JIKA KALIAN TIDAK PERCAYA, AKU KESINI JUGA BERSAMA PUTRI PEDANG..!! " teriakku kembali.

" JIKA MEMANG BENAR..!!!SIAPA NAMA YANG MULIA PUTRI..!!! " teriak prajurit itu lagi.

Dengan cepat Sylvia langsung menyahut teriakan prajurit itu.

" SYLVIA MALLIA CHINIOU...!!! " teriak Sylvia dan sontak membuat pasukan yang berjaga di benteng terisam seketika.

Tanpa fikir panjang, para pasukan yang ada di benteng langsung membuka pintu gerbang dan kami akhirnya bisa masuk kedalam.

" Mohon maaf atas kelancangan kami tuan putri..! " ujar pemimpin pasukan di Rivachage.

" Tidak apa..! Ini bukan kesalahan kalian..!! " jawab Sylvia.

Saat di dalam kota, aku melihat beberapa rumah terbakar dan hancur oleh peluru catapult yang di lemparkan musuh. Tanpa fikir panjang aku langsung menuju atas benteng untuk melihat musuh.

" Apa mereka tetap bergerak kesini..?? " tanyaku kepada pengawas benteng yang sedang meneropong musuh.

" Tidak tuan..! Mereka sepertinya mundur kembali..! Dan hanya ada beberapa pasukan musuh di depan untuk mengambil para mayat..!! " jawab pengawas benteng.

" Begitukah..!! Mungkin malam ini tidak akan ada serangan lagi tetapi kita harus tetap berjaga-jaga..!! " ujarku.

" Dimana pemimpin pasukan kalian..? " sambungku.

" Tuan kami sedang terbaring sakit di istana... Dan disini kami tidak punya pemimpin..! Waktu pertama kali musuh menyerang, kami bahkan kehilangan ribuan pasukan karena kami bertarung tanpa strategi..! " jawab pengawas benteng.

" Baiklah... Aku Jendral Divisi 3 kerajaan Veagirs akan memimpin seluruh pasukan di Rivachage..! Ini juga perintah dari raja..! Tolong segera sampaikan ke semua pasukan Rivachage...! " perintahku.

" Baik tuanku..! " jawab pengawas sambil berlari turun untuk menginformasikan ke seluruh pasukan.

Aku tidak punya waktu untuk mengumpulkan pasukan dan berpidato di depan mereka karena aku harus menyiapkan strategi untuk perang besok.

Saat aku terus memandangi luar benteng, tanpa kusadari Sylvia ternyata sudah ada di sampingku.

" Kau sangat hebat..! "

" Hmmh... ini bukan apa-apa..! "

" Kau selalu merendah diri Airel..! Tapi itulah yang membuatku kagum terhadapmu..! "

" Terimakasih..! Ngomong-ngomong apakah pasukan kita ada yang gugur..?? "

" Tidak ada, pasukan kita masih utuh tetapi kalau luka-luka ringan ada beberapa..! "

" Baguslah..! Apa kau tau berapa jumlah pasukan musuh?? Aku lupa menanyakanya..! "

" Jumlah musuh sekitar 12.000 dan yang ingin menyerang guild tadi hanya berjumlah 1500 orang..! Aku baru saja menanyakanya tadi..! Tetapi para prajurit tidak tau dimana perkemahan pasukan musuh, dan 12.000 orang di ketahui saat musuh pertama kali menyerang..! "

" Wajar jika mereka tidak tau, karena dalam kondisi seperti ini mereka tidak bisa menugaskan mata-mata..! "

" Baiklah... Sylvia kau istirahat saja dulu..! Aku yakin perjalanan dan pertarungan tadi sangat melelahkan..! "

" Tidak..! Aku ingin berjaga-jaga disini...!! "

" Aku tau kau hebat dan kuat..! Tetapi kau tetap seorang wanita..! Jangan memaksakan dirimu, aku yakin sekuat apapun dirimu, pasti punya kelemahan di fisik maupun hati..! Jadi istirahatlah dulu..!! "

" Sudah kubilang aku tida... "

Belum selesai Sylvia bicara, aku langsung menyelanya.

" Ini perintah..! Aku disini yang memimpin jadi kau harus menurutinya..! "

Dengan sedikit kesal Sylvia langsung turun dari benteng dan pergi untuk istirahat.

Aku juga langsung memerintahkan pasukan Cavalryku untuk istirahat.

" KALIAN SUDAH BERJUANG DENGAN MAKSIMAL, ISTIRAHATLAH DAN ISI TENAGA UNTUK BESOK..!! DAN UNTUK PASUKAN KOTA RIVACHAGE, BERJAGALAH SECARA BERGILIRAN AGAR BISA BERGANTIAN UNTUK SITIRAHAT..! " teriakku ke semua pasukan.

" BAIK TUAN..!! " teriak seluruh pasukan yang ada di kota.

Besok adalah perang sesungguhnya, seharusnya pasukanku yang tertinggal sudah dekat dengan kota tetapi aku belum melihat tanda-tandanya.

- KEESOKAN HARI -

Malam berganti pagi, dan kami silih berganti juga untuk berjaga serta mengamati situasi diluar benteng. Kami hanya melihat beberapa prajurit North yang berputar-putar di depan benteng yang sepertinya mereka juga sedang mengamati situasi.

" Tuan..! Apakah sudah saatnya mengumpulkan pasukan? " tanya salah satu prajurit Veagirs yang di sampingku diatas benteng.

" Bunyikan loncengnya..! Dan siapkan trebuset di brlakang benteng..! Aku akan menandai jarak-jaraknya..!! "

" Baik tuan..!! "

Loncengpun dibunyikan, para prajurit yang masih beristirahat langsung segera lari membentuk barisan.

Setelah pasukan sudah berkumpul, aku langsung bergegas memberitahu strategi perang dan mengobarkan semangat pasukan.

" PARA KSATRIA YANG TERHORMAT..!! PERJUANGAN KALIAN BELUM BERAKHIR..!! DI DEPAN KITA, ADA PULUHAN RIBU BUAYA YANG SIAP MELAHAP KALIAN...!!!! DI BELAKANG BENTENG ADA PULUHAN RIBU HEWAN BUAS YANG INGIN MEMBUNUH DAN MEMBINASAKAN KELUARGA KALIAN DI RIVACHAGE..!!! APA KALIAN AKAN MENYERAH BEGITU SAJA..!!! APA KALIAN AKAN DIAM MELIHAT ANAK KALIAN DI BUNUH DAN ISTRI-ISTRI KALIAN DI PERKOSA!?!! BERDIRILAH..!! BANGKITLAH PARA KSATRIA VEAGIRS...!! TUMPAHKAN DARAH KALIAN UNTUK MELINDUNGI KELUARGA KALIAN...!!!!! JIKA TANGAN KALIAN PUTUS, GUNAKAN KAKI KALIAN UNTUK MENYERANG..!!! JIKA KAKI KALIAN PUTUS, GIGITLAT PEDANG KALIAN DAN COBALAH MENEBAS MUSUH WALAUPUN MUSTAHIL..!!! JANGAN KALIAN MENYERAH SAMPAI TUBUH KALIAN HANCUR..!!!!! " teriakku dengan penuh emosi ke seluruh pasukan dan juga di sambut dengan teriakan semangat seluruh pasukan.

" AKU INGIN 1000 PASUKAN PEMANAH BERSIAP DIATAS BENTENG UNTUK SILIH BERGANTI MEMANAH DAN AKU INGIN 50 TREBUSET DI SEBELAH KIRI DAN SISANYA DI SEBELAH KANAN...!! AKU AKAN MENANDAI JARAK-JARAKNYA DENGAN ANAK PANAH YANG SUDAH AKU CAT WARNA PUTIH...!!! JANGAN MENYERANG SEBELUM AKU MEMBERIKAN PERINTAH..!!! DAN UNTUK PASUKAN INFANTRI BERSIAPLAH DI BAWAH BENTENG DAN AKU INGIN 400 ORANG BERADA DIATAS BENTENG UNTUK MENGGANTIKAN PEMANAH YANG TERLUKA NANTI..!! " lanjutku dengan berteriak menyusun strategi.

Dengan segera, seluruh pasukan langsung bersiap. Trebuset langsung di bangun satu persatu dan para pemanah langsung menuju atas benteng.

Oh ya mungkin trebuset masih sangat asing di benua Calradia karena memang di benua Calradia hanya di kenal Catapult saja sebagai alat perang yang melontarkan batu besar ke arah benteng. Sedangkan trebuset hanya dimiliki oleh kerajaan Veagirs dan juga beberapa kerajaan diluar benua Calradia. Cara kerjanya juga sama seperti Catapult yang melontarkan batu besar kearah musuh atau benteng tetapi bedanya jarak tembak trebuset lebih jauh.

Aku mengambil panah dan juga anak panah yang sudah kuwarnai putih, kuning, dan merah. Warna ini bertujuan sebagai penanda jarak yang telah dimasuki musuh agar bisa masuk dalam jarak tembak pemanah dan juga trebuset.

3 anak panah langsung ku tembakan satu per satu sesuai jarak yang sudah aku perkirakan. Dimana anak panah warna merah dalam jarak 600 meter, kuning 350 meter dan putih 150 meter.

Pagi berganti siang dan pasukan musuh mulai terlihat dan sudah membentuk formasi. Selang beberapa menit lontaran demi lontaran batu besar dari catapult musuh mulai menghantam benteng. Pasukan musuh mulai bergerak bagaikan air bah di laut, mereka sangat semangat sekali dalam perang kali ini.

Aku terus mengamati pergerakan pasukan musuh dan akhirnya mereka mulai melewati panah merah dan masuk jarak tembak trebuset. Aku langsung memerintahkan untuk menembak.

" 600!!!!!!!!!!SIAPKAN PELURUUU!!!!!!TEMBAAAAAK...!!! "

Batu berbentuk bulat besar mulai melayang melewati benteng dan langsung membentur pasukan musuh. Pasukan musuh banyak yang gugur karena serangan trebuset.

Lontaran peluru trebuset terus di lakukan sedangkan lontaran peluru catapult musuh juga terus menerus menghantam benteng bahkan sampai masuk ke dalam benteng. Hal ini membuat adanya korban di dalam benteng.

Pasukan musuh tetap bergerak maju walaupun lontaran demi lontaran batu besar terus menghantam mereka.

Tidak lama berselang, musuh memasuki panah kuning.

" 350!!!!!!!BERSIAP MENEMBAAAK!!!!!! ANGKAT ANAK PANAH KALIAN..!!!!!! TEMBAAAAK!!!!! "

Hujan panah mulai terjadi, pasukan musuh benar-benar kalang kabut dengan hujan oanah pasukan kami. Banyak sekali yang gugur dari mereka pada jarak 350 meter. Hujan panah terus di lakukan silih berganti di selingi lontaran batu dari trebuset. Formasi pasukan musuh barisan depan benar-benar hancur dan mereka mulai mundur kebelakang.

Tetapi aku lupa dengan barisan kedua pasukan musuh, mereka membawa tangga dan juga alat penghancur gerbang sedangkan peluru trebuset sudah habis. Hanya sisa pasukan pemanah.

" Tuaan...!!! Anak panah mulai menipis!!! Kami hanya bisa memanah sebanyak 5 kali lagi...!!!! " teriak salah satu pasukan pemanah.

Aku kaget saat mendengar teriakan itu, karena aku berfikir hanya pasukan musuh baris depan saja yang menyerang tanpa memikirkan barisan kedua. Aku sangat ceroboh membuat strategi.

" Cih...!! Simpan panah kalian sampai musuh berada di panah kuning kembali..!!! " teriakku.

Dan kali ini tidak ada jalan lain, selain aku dan pasukan cavalry yang harus menghadang musuh untuk mengulur waktu.

Aku langsung turun dari benteng dan menaiki kuda serta memerintahkan pasukan cavalry untuk bersiap.

" Cavalry bentuk pasukan...!!!! " teriakku.

" Airel aku juga ikut..! " Ujar Sylvia sambil berjalan mendekatiku.

" Kau harus tetap disini..! Atur pasukan yang ada di dalam benteng..! "

" Tapi.... "

" Jika kau ikut menghadang, maka akan terjadi kepanikan di dalam benteng! aku ingin kau tetap disini untuk mengaturnya..! "

" Baiklah..! Tetapi saat penyerangan hari ini berakhir, jangan sampai kau kembali tanpa kepala..! " ujar Sylvia sambil menatap tajam.

" Tenang saja..! Aku tidak akan menyerahkan kepalaku semudah itu..! " jawabku sambil tersenyum.

" BUKA GERBANGNYA..!!!!! "

" CAVALRYYYY MAJUUUUUUUU....!!! "

Gerbang telah di buka dan aku bersama pasukan cavalry dengan cepat menerjang musuh.

Kami menerjang musuh dari dua arah. Satu persatu musuh di barisan depan tumbang.

" Tuan kami sudah tak sanggup menahanya..!!!! " teriak salah satu cavalry yang sedang bertarung.

Aku terus menebas musuh sembari menengok-nengok pasukanku yang juga sedang bertarung.

" Pasukan berkumpul dan mundur secara perlahan..!!!! Dan lindungi satu sama lain..!!! " teriakku ke seluruh pasukan.

Kami secara perlahan mulai mundur dan mencoba kembali ke dalam benteng. Tetapi musuh dengan pasukan cavalrynya juga langsung menutup jalan kami.

" Tuan kita terkepung..!! " ujar salah satu prajurit dengan nada panik.

" Cih..!! Tenanglah..kita maju kesini untuk menjemput kematian..! Jika tuhan memang berkehendak mencabut nyawa kita sekarang, pasti kita akan mati sekarang tetapi jika tuhan belum berkehendak kita pasti akan menemukan jalan keluar..! " jawabku untuk menenangkan pasukan.

Kami benar-benar sudah terkepung dan tidak ada jalan keluar, sedangkan dari benteng para prajurit menahan tembakanya agar tidak mengenai kami. Musuh membuat formasi lingkaran dimana kami terkepung di tengah lingkaran tersebut.

Saat aku hampir putus asa karena tidak ada jalan keluar lagi, tiba-tiba terdengar suara keributan dari arah samping musuh. Formasi musuh mulai hancur kembali dan kamipun berhasil bebas dari kepungan tersebut.

Saat kami berniat kembali ke benteng, aku melihat ternyata sisa pasukanku yang tertinggal sudah sampai di Rivachage dan langsung menghantam musuh dari arah samping. Setelah melihat serangan dadakan pasukanku yang baru sampai, aku langsung memerintahkan Cavry untuk kembali menyerang.

Perang yang awalnya tak berimbang, mulai berimbang akhirnya. Pasukanku dengan gagah berani menghunuskan pedangnya ke pasukan-pasukan musuh. Tidak ada rasa takut dari mereka malah yang kulihat adalah semangat yang membara dari mereka.

Peperangan terus berlangsung sampai sore hari, satu persatu pasukan musuh dan pasukanku mulai berguguran. Teriakan kesakitan dimana-mana, hujan panah juga terus terjadi, serta teriakan semangat juga terus menggema.

Aku terus mengayunkan pedang ke musuh, terus menerus tanpa henti. Ntah berapa musuh yang telah kubunuh dari siang sampai sore.

Hari mulai gelap, matahari mulai tenggelam tetapi perang terus berlanjut. Walaupun aku tahu tenaga pasukanku dan musuh sudah benar-benar habis tapi belum ada tanda-tanda musuh menarik pasukan.

" Tuan..!! Pasukan kita sudah pada batasnya..! " ujar salah satu prajurit yang mendatangiku dengan nafas yang terengah-engah.

" Tetapi melawan..!! Aku tau kita kehabisan tenaga tetapi musuh juga kehabisan tenaga..!!! Tahan musuh sampai mereka menarik pasukan..!!! Jika kita menarik pasukan terlebih dahulu,  maka kita akan di bantai dan benteng akan jatuh ke tangan mereka..!!! Informasikan ke seluruh pasukan..!! " teriakku.

Hari benar-benar sudah gelap dan sudah tak terlihat lagi mana kawan dan mana lawan. Dan untungnya musuh mulai menarik pasukan dan kami juga bisa kembali ke benteng.

Kali ini peperangan kami menangkan tapi belum tentu besok kami akan menang. Tetapi jumlah korban dari musuh lebih banyak dari kami. Dan musuh benar-benar mendapatkan kerugian yang sangat besar dari jumlah pasukanya.

Saat memasuki Rivachage, kami di sambut dengan sorakan-sorakan kegembiraan para prajurit yang berjaga di benteng dan juga para penduduk yang ikut membantu.

" Kerja yang bagus..! Untung saja kamu datang dengan kepala yang utuh..! " ujar Sylvia yang datang menghampiriku.

" Sudah kubilangkan, aku tidak akan menyerahkan kepalaku semudah itu..! " jawabku sambil turun dari kuda.

" Kotor sekali jubahmu..! "

" Hhhh mau bagaimana lagi..? Lain kali berikan aku jubah warna hitam jangan putih agar kotoran di pakaian tidak terlalu terlihat..! "

" Yasudahlah akan kupesankan jubah lagi saat kita kembali..! "

" Eh..? Tumben kamu baik..?!? "

" Cuma sebagai hadiah saja karena kau sudah bekerja keras hari ini..! "

" Coba lihat tanganmu..! " sambung Sylvia sambil memegang tanganku.

" jangan memaksakan diri seperti ini Airel..! "

" Sehebat apapun dirimu, aku mohon jangan memaksakan diri..! Kamu memang kuat tapi sekuat apapun kamu pasti punya kelemahan..! " ujar Sylvia dengan nada sedikit marah.

" Kelemahan ya..? Mungkin kelemahanku saat kamu tolak.. Hehe "

Jawabku dengan candaan.

" Dasar.. Plaaak...!!! " jawab Sylvia sambil menepuk tanganku dengan keras.

" Aduuh..!! " jawabku

Tanganku benar-benar sakit karena terus-menerus mengayunkan pedang dan sekarang tambah sakit karena di tepuk dengan keras oleh Sylvia.

" Akan kujawab kembali perasaanmu saat perang ini berakhir.. Jadi jangan sampai nyawamu hilang sebelum aku menjawabnya..! "

" Akan aku tunggu jawabanmu itu..! "

TO BE CONTINUE....