webnovel

The Last King of Calradia

Berkisah seorang pemuda bernama Airel yang merupakan keturunan dari raja Calradia namun sekarang Calradia terpecah menjadi beberapa kerajaan, dan mulailah era perang antar kerajaan tersebut. Perang tanpa henti yang mengorbankan banyak jiwa dari prajurit masing-masing kerajaan dan warga sipil. Dengan kekacauan itu Airel bertekad menyatukan lagi kerajaan yang terpecah menjadi 1 kerajaan lagi yaitu Calradia. Di tengah tekadnya untuk menyatukan Carladia, Airel bertemu dan jatuh cinta kepada seorang ksatria wanita. Kisah cinta merekapun terjalin tetapi takdir berkata lain, ketulusan cinta Airel di balas penghianatan hanya demi tahta. Hidup Airel semakin hancur saat orang-orang terdekatnya gugur satu persatu hingga membuatnya menjadi ksatria yang penuh dendam. Terus ikuti perjalanan Airel untuk mengambil tahta dan menyatukan kerajaanya lagi dengan lika-liku kisah cintanya apakah akan berakhir bahagia atau menyedihkan. Ikuti terus perjalanan Airel.

Aditya_11 · Fantasy
Not enough ratings
16 Chs

#11# AIREL vs RAJA NORTH

Sudah dua minggu pasukan North terus menyerang benteng, dan selama itu juga pasukan North selalu gagal menembus benteng Rivachage. Ntah berapa banyak pasukan musuh yang gugur karena bau busuk dari mayat-mayat yang musuh yang terbunuh diluar benteng benar-benar sangat menyengat sekali.

Sedangkan di pihak kami, hanya sekitar 553 orang yang gugur. Ya, memang sedikit di bandingkan pasukan musuh yang kehilangan ribuan pasukanya tetapi bagi kami 553 pasukan yang gugur sangat merugikan. Karena jumlah pasukan kami yang tidak sebanyak pasukan musuh.

Aku tidak menyangka benteng Rivachage benar-benar sangat kuat sekali. Bahkan ratusan kali peluru catapult menghantam benteng tetapi tidak ada satu bagian bentengpun yang runtuh. Tetapi yang menjadi masalah adalah faktor kelelahan dari semua pasukan, belum lagi bau menyengat dari mayat-mayat musuh diluar benteng yang sangat menggangu istirahat dari para pasukan. Dan jika musuh hari ini kembali menyerang, aku tidak yakin kami bisa menahanya lagi.

" Airel..? " panggil Sylvia sambil berjalan mendekatiku diatas benteng.

" Iya, apa ada masalah Sylvia..? " tanyaku.

" Tidak! Aku hanya ingin menghampirimu saja sambil membawakan handuk basah ini..! " jawab Sylvia sambil memberikan handuk basah.

" Terimakasih..! " jawabku sambil mengusapkan handuk basah itu ke wajahku.

" Sudah makan..? " tanya Sylvia.

" Sudah! Kamu belum makankah..? "

" E...e.. Sudah kog..! " jawab Sylvia sambil mnymbunyikan sesuatu di tangan kirinya.

Aku mulai paham perkataanya, sepertinya Sylvia ingin memberikan makanan kepadaku dan ingin makan bersama.

" Jangan bohong..! Coba perlihatkan tangan kirimu..! " ujarku sedikit menggodanya.

" Hhhh baiklaah... Aku memang belum makan dan sebenarnya aku ingin memberimu roti ini dan makan bersama..! " jawab spontan Sylvia.

" Haha.. Kenapa tidak bilang dari tadi! Baiklah aku akan makan roti yang kamu bawakan itu tapi kamu juga harus makan..! " jawabku.

Sylvia langsung memotong roti yang dia bawa dan memberikan setengahnya kepadaku dan kami melahap roti itu bersama-sama.

" Apakah hari ini masih berlanjut..? " tanya Sylvia sambil melihat kearah luar benteng.

" Mungkin masih berlanjut..! " jawabku sambil makan roti.

" Apa kamu tidak jijik makan sambil mencium bau busuk dari mayat-mayat di depanmu itu..! " tanya Sylvia.

"  Aku sendiri sudah tidak punya rasa jijik saat keadaan perang seperti ini..! Tapi bukanya seharusnya aku yang tanya begitu..? " tanyaku balik.

" Walaupun aku memang ingin muntah tetapi aku juga lapar! Mana mungkin aku menahan lapar ini..! " jawab Sylvia yang menutup mata sambil menyantap rotinya.

" Hmh... Ada benarnya juga perkataanmu..! " jawabku sambil tersenyum.

Saat kami sedang asik mengobrol, salah satu prajurit tiba-tiba menghampiriku.

" Tuan..! Ada pesan dari pasukan musuh...! " ujar prajurit tadi.

" Pesan..? " tanyaku.

" Iya tuanku! Isi pesanya yaitu pasukan North menginginkan gencatan senjata selama satu hari ini untuk mengambil mayat-mayat pasukan mereka..! " jawab prajurit.

" Baiklah kita setujui gencatan senjata ini, karena pasukan kita juga sangat kelelahan..! Segera informasikan ke utusan musuh bahwa kita menyetujui gencatan senjata 1 hari ini..! "

" Baik tuan...!! " jawab prajurit tadi dan langsung berlari menggalkan aku dan Sylvia.

" Gencatan senjata ya..? " tanya Sylvia sambil memandang kearahku.

" Ya, kita bisa istirahat satu hari ini..! Tapi besok kita harus berperang lagi..! " jawabku.

" Hhhhhhh.... Semoga peperangan ini cepat berakhir! Aku ingin mandi air hangat lagi di istana hhhh..! " keluh Sylvia.

" Apa belum ada kabar dari invasi ke Sargoth..? " tanyaku.

" Belum ada sama sekali! Sepertinya mereka berhadapan langsung dengan raja North " jawab Sylvia.

Kami melihat pasukan musuh yang mendekat ke benteng, tetapi mereka ingin mengambil mayat rekan-rekanya bukan menyerang kami.

" Akhirnyaaaaa! Bau busuk ini akan segera hilang hhh..! Kenapa tidak dari seminggu lalu mereka mengambil mayat-mayat ini..! " ujar Sylvia.

" Hhhh kau ini...seminggu yang lalu mereka terus menerus menghantam kita dan mana mungkin mereka sempat mengambil mayat-mayat rekanya..! " jawabku sambil menghela nafas.

" Hehe.. Yasudah berhubung hari ini gencatan senjata aku ingin ke kastil Rivachage untuk beristirahat dan mandi air hangat..! "

" Baiklah...hari ini kamu istirahat saja disana! Jika ada apa-apa aku akan mengirin prajurit untuk memanggilmu "

" Hmmh.. Baiklah kalau begitu aku pergi dulu Airel..! " ujar Sylvia sambil berdiri dari duduknya.

" Iya..! " jawabku.

Akhirnya, hari ini aku bisa sedikit bersantai karena gencatan senjata ini.

" UNTUK SEMUA PASUKAN! HARI INI MUSUH MENGINGINKAN GENCATAN SENJATA! JADI KITA MANFAATKAN HARI INI UNTUK ISTIRAHAT DAN MEMPERSIAPKAN KEPERLUAN-KEPERLUAN UNTUK BESOK..!! "teriakku ke seluruh pasukan.

Dengan segera seluruh pasukan yang awalnya tegang, mulai merasa tenang. Mereka mengobrol, bercanda, dan juga ada yang tidur dengan nyenyak.

Begitupun denganku, aku terus mengawasi musuh dari atas benteng dan sesekali rebahan diatas benteng.

Karena terlalu asik rebahan, aku sampai ketiduran dan saat bangun hari ternyata sudah sore. Tetapi hari ini suasana sangat damai dan bau busuk yang berhari-hari tercium sudah tidak ada lagi.

Aku memutuskan untuk pergi mandi sebentar dan makan sambil berkeliling melihat kondisi pasukan.

Tak terasa matahari sudah terbenam, dan aku kembali lagi keatas benteng untuk melihat situasi diluar benteng. Kondisinya tetap sama seperti tadi pagi, benar-benar sangat damai.

Karena aku fikir malam ini tidak akan terjadi apa-apa, maka akupun turun kembali dari benteng dan berniat menuju kastil untuk melihat keadaan lord Rivachage yang sedang sakit. Karena saat setibanya aku disini, aku belum menjenguknya sekalipun karena fokus menghadapi penyerangan musuh.

Saat aku mulai berjalan menuju ke kastil, tiba-tiba salah satu prajurit yang berada diatas benteng berteriak ke semua pasukan.

" MUSUUUH DATAAAANG..! MUSUUH DATAAAAANG! " teriak prajurit tersebut.

Aku langsung berlari kembali keatas benteng dan saat aku lihat, aku benar-benar terkejut. Berbeda dari yang sebelum-sebelumnya, pasukan musuh kali ini lebih banyak terlihat dari jumlah obor dan baris pasukan mereka yang mengepung benteng Rivachage.

Semua pasukan kami langsung turun semangatnya. Yang tadinya sedang bercanda tawa, mulai tegang kembali dan tidak sedikit yang ketakutan serta mencoba melarikan diri bahkan juga ada yang menangis.

" Tuan.. Apa yang harus kita lakukan..? Aku tidak ingin mati disini tuan..! " ujar salah satu prajurit diatas benteng dengan raut wajah ketakutan dan badan yang gemetar.

" Cih...!! Cepat panggilkan putri Sylvia di kastil...!!! "

" Baik tuan..! " jawab prajurit tadi dan langsung berlari menuju kastil.

Keringat mulai menetes dari tubuhku. Aku tidak tau lagi apa yang harus dilakukan. Jika melawan sudah pasti semua mati, bertahan juga mati dan jika menyerahkan diri juga pasti mati karena North tidak punya belas kasih ke lawan-lawanya terutama kepada kerajaan Veagirs.

" Airell!! Apa yang terjadi!? " tanya Sylvia sembari berlari keatas benteng.

" Kita terkepung..! " jawabku lirih sambil melihat padukan musuh.

Sylvia yang mendengar ucapanku langsung kaget dan berlari lebih cepat menuju atas benteng. Saat sampai diatas dia sangat terkejut dan langsung mnjatuhkan diri seakan-akan tidak percaya dengan yang terjadi.

" Sylvia...! " teriaku yang langsung menolong Sylvia yang terjatuh.

Badan Sylvia gemetar dan keringat dingin juga mulai keluar dari dahinya. Tak lama berselang Sylvia tiba-tiba menangis dan langsung memelukku dengan erat.

" Aku tidak ingin mati..!aku tidak ingin mati disini..! Aku masih ingin hidup lebih lama..! Katakan padaku kalau ini semua mimpi.. Ini pasti mimpikan..! Dan pasukan musuh yang mengepung benteng itu tidak nyatakan..! " ujar Sylvia yang syok dan menangis di pelukanku.

" Tenang Sylvia.. Kamu seorang ksatria.. Kamu tidak boleh secengeng itu! Aku tidak akan tinggal diam melihat ini dan aku juga tidak ingin kamu dan penduduk Rivachage mati..! Aku akan mencari cara dan aku janji benteng ini tidak akan jatuh kepada mereka..! " jawabku sembari meyakinkan Sylvia walaupun aku sendiri tidak yakin dengan kata-kataku.

" Apa kau bisa menjamin..? " tanya sylvia sambil melihat kearahku dan masih memelukku.

" Aku tidak bisa menjamin benteng ini tetap milik kerajaan Veagirs tetapi aku bisa menjamin kamu, para prajurit serta penduduk Rivachage akan kembali ke khudan dengan selamat...! " jawabku.

" Sekarang jangan menangis lagi..kamu juga seorang ksatria..! Dan satu lagi tolong lepaskan pelukanmu ini..! " ujarku sambil mencoba lepas dari pelukan erat Sylvia.

" Tidak..!malam ini aku ingin seperti ini terus..! Kali ini perintah putri dan kamu tidak boleh menolak..! " jawab Sylvia sambil terus memelukku.

" Dan satu lagi! Jangan berfikiran mesum dan mencoba meraba-raba tubuhku saat aku tidur di pelukanmu...! " sambung Sylvia.

" Tapi dadamu.... " belum selesai aku bicara, Sylvia langsung menyahut lagi.

" Itu bonus..! " sahut Sylvia dengan singkat.

Aku biarkan Sylvia tidur sambil memelukku. Dan aku fikir malam ini musuh juga tidak mungkin menyerang karena terlalu gelap.

Hari semakin larut dan belum ada tanda-tanda serangan musuh. Prajurit silih berganti berjaga dan bersiap untuk pertempuran besok, sedangkan aku hanya bisa duduk dengan menyandar pagar benteng sambil di peluk oleh Sylvia yang tertidur lelap.

Tengah malam sudah tiba dan aku masih belum bisa menutup mataku, aku terus berfikir apa yang harus aku lakukan besok?apakah bisa melawan puluhan ribu pasukan musuh? Aku terus memikirkan hal itu. Dan tiba-tiba peajurit yang mengamati musuh dari menara berteriak memanggilku.

" TUAAN AIREEL! " teriak prajurit diatas menara.

" Ada apa sampai kau teriak-teriak di malam hari begini..? " tanyaku sambil menengok kearah menara yang kebetulan dekat dengan tempatku dan Sylvia.

" Tuan..pasukan musuh sepertinya ingin melakukan negosiasi..! Mereka memasang tenda di depan pasukanya dan mengibarkan bendera putih..! " jawab prajurit tadi.

" Apa..! " aku yang terkejut langsung melepaskan pelukan Sylvia dan meletekan Sylvia di sampingku.

Aku langsung berdiri dan melihat kearah pasukan musuh. Dan ternyata benar, musuh menginginkan negosiasi. Ini adalah kesempatan bagus dan mungkin inilah jawaban dari tuhan atas keraguanku.

Tanpa banyak berfikir, aku langsung turun dari benteng dan menunggangi kudaku keluar dari benteng.

Sesampainya di tenda tempat negosiasi, aku melihat 3 orang dengan memakai zirah hitam dan satu orang di tengah memakai zirah emas dan memiliki postur badan yang sangat besar.

Aku langsung turun dari kuda dan berjalan menuju tenda.

" Apa kau lord Rivachage..? " tanya laki-laki yang memakai zirah emas.

" Bukan..! Lord Rivachage sedang sakit parah dan tidak bisa memimpin pasukan..! " jawabku dengan tegas.

" Jadi kau yang memimpin pasukan dan mengatur strategi di benteng itu..? " tanya laki-laki itu lagi.

" Iya aku yang mengatur strategi disana..! "

" Lalu siapa kau dan apa jabatanmu disana..! Jika jabatanmu sejajar dengan lord Rivachage maka aku akan melanjutkan negosiasi tetapi jika jabatanmu lebih rendah maka kita akhiri negosiasi ini dan besok aku akan membumi hanguskan benteng kalian beserta kalian didalamnya..! " ujar laki-laki itu dengan nada mengancam.

" Aku adalah Jendral divisi 3 pasukan Veagirs dibawah pimpinan raja Yarlek langsung..! Jabatanku di kerajaan setara dengan para lord..! " jawabku.

" Baiklah kita lanjutkan negosiasi ini..! " jawab laki-laki itu.

" Aku Raja Namey pemimpin tertinggi pasukan dan kerajaan North..! Dan bersyukurlah kau karena kau satu-satunya orang asing yang tau namaku..! " sambung raja North.

Aku yang mendengar ucapan laki-laki itu, langsung terkejut karena setauku raja North sedang berperang melawan pasukan besar Veagirs.

" Raja North? Bukankah seharusnya anda berperang di Sargoth..? "

" Hahahahaha....yaa! Aku 2 hari yang lalu memang berperang di Sargoth dan aku menang telak atas Duke bodoh itu.. Hahahhaha..! Sekarang duke bodoh dan para jendral-jendral divisi kerajaanmu sudah berada di alam baka..! Dan mungkin besok adalah giliranmu..! " jawab raja North sambil tertawa terbahak-bahak.

Luar biasa... Apakah ini adalah akhir dari kerajaan Veagirs? Aku masih tidak percaya dengan apa yang dikatakan raja North karena pasukan yang dikirim kerajaan Vegairs untuk menginvasi Sargoth sangatlah besar tetapi North bisa dengan mudah mengalahkanya.

" Lalu apa yang ingin kau negosiasikan..? " tanyaku dengan sedikit geram.

" Aku akan memberimu 3 pilihan..! Yang pertama adalah kau pergi dari benteng sekarang juga demi keselamatanmu...! Kedua aku tau putri Veagirs ada disana dan aku akan membebaskan putri, kau dan pasukanmu..! Yang ketiga adalah serahkan putri Veagirs kepada kami dan aku akan membebaskan kalian bahkan aku akan menarik mundur seluruh pasukanku dan kami batalkan invasi ke Rivachage..! Bagaimana? "

" Kau mengajakku negosiasi tetapi dari 3 pilihan yang kau beri tidak ada satupun yang bisa kuterima..! Negosiasi macam apa yang kau berikan ini..! "

" Berani sekali kau mengatakan seperti itu..! Baiklah atas keberanianmu aku menantangmu duel di sini..!! Satu lawan satu..! Jika kau kalah maka aku akan menghancurkan Rivachage dengan manusia-manusianya tetapi jika kau menang! Aku akan menarik pasukanku dan aku tidak akan menyerang Rivachage kembali..!! " jawab raja dengan emosi.

" Baiklah aku terima tantanganmu itu...! " jawabku tanpa berfikir panjang dan langsung saja menerimanya.

" Bagusss..!! Itulah baru dinamakan Ksatria..! Baiklah besok pagi setelah matahari terbit, aku tunggu kau disini! Ini bukan duel turnamen ksatria tetapi ini adalah duel untuk mempertaruhkan nyawamu! Jadi bersiaplah mati untuk besok..! Kau boleh pergi sekarang..! " ujar raja North dengan tatapan tajam kearahku.

Tanpa berkata apa-apa, aku langsung naik keatas kuda dan kembali ke benteng.

Di perjalanan, aku terus menyesali perkataanku yang sok pahlawan. Aku sangat bodoh karena langsung menerima begitu saja.

Aku menunggangi kuda perlahan menuju benteng, airmataku menetes. Bukan karena aku takut kematian tetapi aku takut jika aku kalah maka penduduk Rivachage akan di bunuh dan kota ini akan sama seperti Shariz.

Aku terus merenung dan aku tiba-tiba teringat ucapan ayahku dahulu saat melatihku tentang strategi perang.

" Menjadi ksatria sangatlah berat.. Apalagi menjadi seorang pemimpin.. Kau harus siap mati! Siap berkorban dan kau tidak boleh meragukan dirimu sendiri karena di pundakmu nanti akan banyak orang yang berharap padamu..! Jika saat itu terjadi, angkatlah terus pedangmu walaupun musuhmu sangat kuat atau berjumlah ratusan ribu! Karena itulah ksatria sejati! " kata-kata ayah yang teringat kembali di otakku.

Setelah mengingat kata-kata itu, keraguanku langsung hilang. Aku kembali ke benteng dengan semangat dan aku yakin besok pasti dapat memenangkanya.

Sesampainya di dalam kota, para pasukan berdiri dengan wajah tegang menunggu kabar dariku.

" Tuan bagaimana negosiasinya..! " tanya salah satu prajurit.

" Malam ini tidurlah... Tidak ada yang perlu dikhawatirkan..! Besok kalian akan pulang dengan selamat..! " jawabku dengan senyuman.

" Apa maksut anda..!!! Apa besok kami semua akan mati!!!! " bentak salah satu prajurit.

" Baiklah aku akan memberitahukan kekalian..! Besok aku akan berduel dengan raja North! Jika aku menang kalian semua dan raja North berjanji tidak akan pernah menyerang kota ini lagi..! Kalian tidak perlu ragu kepadaku..! Aku berjanji akan memenangkan duel itu untuk kalian..! Sekarang kalian semua istirahatlah..!! " jawabku.

Para prajurit langsung bubar dan mulai ada yang tidur juga tetapi di raut wajah mereka sangat terlihat keputus asaan dan keraguan. Mereka semua ragu kalau aku bisa mengalahkan raja North tetapi aku tetap akan berusaha untuk harapan mereka semua.

Aku langsung kembali keatas benteng dan syukurlah Sylvia masih tertidur lelap dan tidak mendengar kata-kataku barusan. Aku langsung menyandarkan kembali pundakku ke tembok dan beristirahat.

Matahari belum muncul tetapi aku terbangun, jantungku berdebar-debar menanti duel pagi ini. Aku terus mencoba menenangkan pikiran sampai aku mendengar suara ayam berkokok.

Aku mencoba menoleh keluar benteng, alangkah terkejutnya aku. Aku melihat raja North sudah bersiap diluar benteng dengan matanya terus melihat kearah benteng.

Aku langsung membalikan badanku dan menyandar kembali. Badanku gemetar, rasa ketakutan mulai datang kembali. Aku terus memejamkan mata mencoba melawan rasa takut. Dan aku juga menampar kedua pipiku agar aku tidak takut.

Tetapi rasa gemetar itu masih ada, ketakutan masih ada.

Aku memandang kearah pasukan-pasukanku yang sedang tertidur lelap.

Air mataku menetes kembali, rasa putus asa mulai muncul. Aku benar-benar tidak sanggup melawan raja North. Aku bersujud menundukan kepalaku dan menangisi kebodohanku yang asal menerima tantangan raja North.

Tiba-tiba aku merasakan ada yang menyentuh tanganku dan saat aku menoleh ternyata Sylvia yang tertidur tadi mengigau dan memgang erat tanganku.

" Airel..! Kamu kuat! Kamu pasti akan menjadi ksatria yang hebat! Jangan menyerah! " kata-kata yang diucapkan Sylvia saat mengigau.

Kata-kata itu langsung mendobrak semangatku. kekhawatiran, keputus asaan, ketakutan mulai hilang dan aku benar-benar yakin bisa dan harus mengalahkanya karena aku membawah ribuan harapan para pasukan dan juga penduduk Rivachage.

" Aku berjanji akan menyelamatkanmu dan seluruh penduduk kota ini! Sekali lagi aku memcintaimu Sylvia..! " bisikku lirih ke telinga Sylvia.

Aku langsung melepaskan gengaman Sylvia dan mengecek pedangku serta baju zirahku.

Setelah persiapan selesai, secara diam-diam aku membuka gerbang benteng dan menunggangi kuda kearah raja North.

Sesampainya di depan raja North, dia menyambutku dengan senyuman kecut seakan-akan meremehkanku.

" Pagi sekali kau datang kesini bocah..! " ujar raja North.

" Aku hanya tidak ingin membuat lawanku menunggu dan membangunkan orang-orang yang sedang beristirahat di benteng..! " jawabku sambil menatap tajam kearah raja North.

" Hmmh..! Bukanya duel lebih seru jika disaksikan banyak orang? Aku akan membantumu membangunkan yang di benteng supaya kau mendapatkan dukungan hahaha..! " ujar raja North dengan meledek.

Raja North tiba-tiba mengangkat tanganya dan seketika seluruh pasukan North bersorak-sorak mencoba membuat kegaduhan agar pasukan di benteng terbangun.

Dan benar saja, pasukan di benteng langsung terbangun dan melihat kearah luar benteng.

" Cihh... Sialan kau!! " bentakku.

" Hahahaha... Apa kau takut para pasukanmu tau kalau jendralnya akan mati ditanganku..?? Hahahahaha...! " ledek raja North kembali.

" Aku tidak peduli dengan ucapanmu..! Kita mulai saja duel ini..!! " bentakku kembali sambil menyiapkan kuda-kuda.

" Melihatmu seperti itu aku seperti teringat seseorang di masalalu yang tidak bisa diajak bercanda..! Tapi yasudahlah akan kulayani kau sekarang walaupun matahari belum terbit..! " jawab kembali raja North.

Sebelum aku memulai duel, aku menengok kembali kebelakang benteng dan aku melihat Sylvia yang menutup mulutnya sambil menangis melihat kearahku.

" Baiklah kita mulai...!!! " teriak raja North.

Tanpa basa-basi aku langsung mengeluarkan jurusku.

"  DAEK BREAAKER..!!! " teriakku.

Aku melihat ekspresi raja North seperti kaget dan dia membatalkan kuda-kudanya saat aku menggunakan jurus itu.

" Siapa yang mengajarimu jurus itu..? " tanya raja North.

" Yang mengajariku sudah mati dan sekarang hanya aku yang bisa menggunakan jurus ini..! Lebih baik kau menyerah saja karena jurus ini bisa membunuhmu dalam satu suara saja..! " gertakku.

" Jangan sombong kau bocah...!!!!!!!! " teriak raja North dan seketika dia langsung menghilang.

Dan baaak!!

Belum sempat aku menoleh bahkan belum sempat berkedip, raja North langsung menyerangku dari belakang hingga membuatku terpental jauh dan membentur beberapa pasukan North.

" Jangan sombong bocah sialan..!! Seharusnya aku yang mengatakan kalimatmu tadi..!!! Pengguna jurus itu sekarang tinggal aku saja setelah raja Mishtar dan sultan Hakim mati..!! Aku tidak akan memaafkan orang rendahan sepertimu menggunakan jurus rahasia itu..!!! " teriak raja North dengan murka.

" Cih... Apa maksutmu dasar pak tua!!! Dark breaker..!! " teriakku kesal dan spontan aku langsung menghantamnya demgan kecepatan dark breaker.

Tapi raja North berhasil menahan seranganku. Kamipun akhirnya saling menyerang. Namun yang membuatku terkejut, raja North bisa mengimbangi kecepatanku bahkan kecepatanya melebihiku.

Kami terus berbenturan bahkan saking keras dan cepatnya benturan pedang kami, sampai mengeluarkan suara yang sangat nyaring hingga membuat tanah bergetar dan memunculkan hembusan angin yang sangat kuat.

Hampir 5 menit kami terus-menerus berbenturan hingga pada akhirnya staminaku berkurang drastis dan aku terpaksa hanya bisa menahan serangan raja North sambil mundur menjauh dari serangan cepatnya.

" Hebat juga kau bisa mengimbangi kecepatanku bocah sampah..! Tapi sepertinya tenagamu tinggal sedikit! Baiklah akan aku akhiri semua ini..! "

Gertak raja North kembali.

" Sampah..! Apa maksutmu..! " tanyaku dengan kesal.

" Ya kau adalah bagian dari sampah seperti Veagirs, rodhok, dan swadia..! Kalian hanya sampah penghancur benua ini..! " jawab raja North.

" Cih.. Kau tidak tau apa-apa tentangku..! Lebih baik kita akhiri saja duel ini dan kupastikan aku akan menang..!! " jawabku dengan lantang sambil bangkit berdiri.

" Hahahahaha... Bocah bodoh..! Majulah..!!! " gertak raja North kembali sambil meremehkan.

" DARK CREAZY BREAKER SWORD!! " teriakku.

Sontak aku melihat pandangan raja North berubah saat aku menggunakan jurus ini. Raut wajah raja yang awalnya meremehkanku tiba-tiba berubah kaget seakan tidak percaya.

" Siapa kau sebenarnya...!! SEA STORM..! majulah..!! Kubunuh kau disini..!! " teriak raja North sambil mengeluarkan jurusnya.

BOOOM...!!!  TRING...TRING.. TRING..!

Aku langsung menyerang dengan kecepatan tinggi dan menghasilkan ledakan dahsyat tetapi raja North berhasil menahanya.

Dengan jurus baruku ini, aku memiliki kecepatan yang hampir setara kecepatan cahaya dan aku menyerang raja North dari segala arah dengan memanfaatkan kecepatan ini.

TRIIINGHG.... JRAAK.. JRAAK.. TRAANG... TRIING....!

seranganku berhasil melukai lengan kiri dan bahunya tetapi dia masih bisa menahan. Benar-benar mengerikan raja satu ini.

Walau begitu aku terus tanpa henti menyerang dan menyerang dari segala arah bahkan raja North sendiri hanya berdiam di tempat sambil menahan dan mencoba menebak seranganku yang super cepat ini.

" BAJINGAN KAU...! AKU PASTI AKAN MEMBUNUHMU BOCAH SIALAN..! " teriak kesal raja North.

Karena aku melakukan serangan beruntun tanpa berfikir efek sampingnya, pada akhirnya aku langsung merasakan efek yang luar biasa. Saat aku hendak menyerang tiba-tiba dadaku langsung sakit dan aku langsung menghentikan seranganku dan melompat kembali kebelakang untuk menjaga jarak.

Efeknya lebih parah dari yang sebelumnya. Darah keluar dari hidungku dan semua badanku terasa sakit.

" Apa cuma segitu kekuatanmu bocah....! " teriak raja North.

" Baiklah..! Akan kuakhiri sekarang..! Selamat tinggal bocah sampah..! " sambungnya.

Dengan cepat hempasan pedang raja North mengarah kepadaku.

TRIIINGGGGGGGGG..!

Dengan sisa tenagaku, aku berhasil menahanya dan aku melompat lebih jauh lagi untuk menjaga jarak. Dan hal yang tak kuinginkanpun terjadi, aku benar-benar tak bisa menggerakan semua anggota badanku karena rasa sakit yang luar biasa.

Aku hanya berlutut sambil menancapkan pedangku ketanah untuk penyangga agar tubuhku tak jatuh.

" Kenapa sampah..! Kau sudah tidak kuat lagi..? Hahahahahah " ejek raja North.

" Dasar bocah bodoh..! Berani sekali menantang seorang raja..! Apa orang tuamu juga bodoh sehingga tidak mengajarimu untuk hormat kepada raja..? Dari raut wajahmu sepertinya iya.. Hahahahaha orang tua bodoh pantas anaknya juga bodoh..! " sambung ejekanya.

Ejekan tersebut membuatku semakin marah. Amarahku tak tertahankan lagi aku memaksakan tubuhku untuk bangkit dan menggunakan jurus itu sekali lagi walau kali ini nyawaku taruhanya.

" Berhentilah memanggilku sampah..! Ya, kau benar ayah dan ibuku tidak pernah mengajariku cara hormat kepada raja..! Tetapi aku diajarkan untuk menghormati rakyat-rakyatku kelak..! Kau berani mengatakanku sampah, penghianat, dan kau mengatakan orang tuaku bodoh..? Kau salah..! Ayah dan ibuku berjuang mati-matian untuk kerajaanya..! Tetapi kau! Kalian! Para penghianat malah melawan ayah dan ibuku..! Raja dan ratu yang sudah memberikan tempat tinggal, uang, makan kepada kalian..! Heh..! Aku tidak akan memaafkan orang sepertimu...!!!  SHINING DARK SWORD..! inilah jurus terakhir yang pernah aku dengan dari ayahku..!!!!  teriakku dengan nada emosi.

Saat emosiku sudah diujung tanduk dan memulai kuda-kuda untuk serangan terakhir, tiba-tiba raja North menjatuhkan pedangnya dan langsung menjatuhkan tubuhnya sambil bercucuran air mata.

" Airel..? Apa itu kau..? " tanya raja North.

" Ya..! Aku Airel putra raja Misthar dan ratu Ayla satu-satunya ras elf yang hidup..! " jawabku.

" Maafkan aku Ayla.. Maafkan aku..! " tangis raja North sambil memandang kearah langit.

Aku yang tidak mengerti dengan maksutnya langsung membatalkan jurus tadi dan mencoba bertanya.

" Apa maksutmu dan kenapa kau memanggil nama ibuku..? " tanyaku.

" Maafkan aku nak..! Aku telah dibutakan oleh kekuatanmu sampai aku tidak sadar bahwa kau adalah pangeran Airel.. " jawabnya.

Raja North lalu membuka helm perangnya yang menutup rapat kepalanya. Dan aku sangat terkejut saat dia melepas helmnya, aku melihat telinganya berbentuk lancip yang berarti dia juga merupakan ras elf.

Setauku dulu ras elf yang tersisa hanya ibuku. Dan sekarang seharusnya ras elf sudah punah tetapi apa yang aku lihat ini benar-benar membuatku terkejut.

" Apa maksutnya ini..! Seharusnya ras elf terakhir adalah ibuku.. Dan sekarang seharusnya ras elf sudah punah bersamaan dengan kematian ibuku..! " bentakku

" Bukan nak..aku adalah kakak dari Ayla...! Dahulu saat perang saudara bangsa elf, aku dan ibumu melarikan diri ke benua Calradia ini dan kami diselamatkan oleh ayahmu..! Saat ayahmu menjadi raja, aku ditugaskan untuk memata-matai kerajaan-kerajaan yang ada di benua Azteroth " jawabnya.

" Dan untuk menutupi identitasku sebagai mata-mata, maka ayahmu membuat berita palsu bahwa ras elf yang tersisa tinggal ibumu..! Saat aku mendengar kabar ibumu melahirkan, aku langsung kembali ke Calradia untuk melihat keadaan ibumu serta melihat bayinya yaitu kau..! Itulah pertemuan pertama dan terakhir kita saat itu.. Dan setelah itu, aku melanjutkan tugasku selama bertahun-tahun dan saat aku kembali Calradia sudah dalam keadaan kacau sedangkan prajurit Calradia dan penduduk yang tersisa melarikan diri ke pesisir pantai... Dari situ aku membuat kerajaan sementara dengan nama North..! Sambungnya.

" Jadi kau adalah pamanku...? " tanyaku kembali.

" Ya..! Aku pamanmu..! Dan aku tidak menyangka kita bertemu sebagai musuh.. "ucap raja North.

" Kau sangat kuat ternyata.. Aku tidak menyangka kau bisa menggabungkan dua jurus sekaligus..! Tetapi aku yakin efeknya sangat menyakitkan bukan..? " sambungnya.

" Ya.. Sebenarnya aku sendiri belum menguasai penggabungan jurus ini..! Oh iya.. Aku mempunyai permintaan kepada paman..! " jawabku.

" Kau ingin aku menarik pasukan..? " tebak raja North.

" Ya.. Aku ingin paman menarik pasukan paman dan mengajak damai kerajaan Veagirs..! " pintaku.

" Aku bisa menuruti permintaanmu untuk menarik pasukan tetapi kenapa aku harus berdamai dengan Veagirs..? Apa kau tau Veagirs dulunya adalah pasukan pemberontak..? Daripada kau mempertahankan Veagirs lebih baik kau ikut aku ke Sargoth dan kita deklarasikan berdirinya kembali kerajaan Calradia dan kau sebagai rajanya..! " jawab raja North.

" Maaf.. Aku tidak bisa melakukan itu paman..! Walaupun aku tau pasukanmu sangat kuat tetapi.. " belum selesai aku bicara raja North langsung menyahut.

" Artukkah..? Bocah itu benar-benar seperti iblis... Aku tidak menyangka Hakim terbunuh oleh anaknya sendiri..! " ujar raja North.

" Paman tau tentang itu..? Tapi kenapa paman tidak mencariku..? " tanyaku.

" Aku mencarimu Airel..! Aku menyebar seluruh pasukanku untuk mencarimu dan aku saat itu punya firasat bahwa kau ada di Shariz karena itu aku mengirim salah satu jendralku kesana..! Dan benar saja kau ada disana, saat itu aku berencana membawamu ke Sargoth tetapi Hakim menolak dengan alasan dia diperintahkan ayahmu untuk menjagamu..! " jawab raja North.

" Sehari setelah jendralku kembali ke Sargoth dan memberitahukan hal itu, aku mendapat kabar baru bahwa di Shariz terjadi kekacauan dan Hakim dibunuh oleh anaknya..! Mendengar berita itu, aku langsung mengerahkan pasukan kembali untuk mencarimu dan aku mengirim 2ribu pasukan ke Shariz..! Tetapi saat sampai di Shariz, pasukanku malah di serang dan tidak ada satupun yang selamat..! " sambungnya.

" Begitukah..! Aku mengerti sekarang.. Tetapi paman aku mohon turuti permintaanku ini..! Aku akan membangun Calradia dengan tanganku sendiri dan dengan caraku sendiri..! Dan paman tetaplah jadi raja North sampai suatu saat Calradia berdiri barulah paman serahkan tahta paman kepadaku..! " ujarku.

" Baiklah.. Aku mengerti..! Dan kunci dari keberhasilanmu adalah kematian artuk bukan..? " tanya raja North.

" Ya..! Aku harus membunuh artuk..! " jawabku.

" Baiklah... Sepertinya kita tidak bisa berbicara lama disini karena bisa menimbulkan kecurigaan dari pasukanmu di benteng dan juga putri Veagirs..! Aku ingin kau datang ke Sargoth aku ingin bertemu denganmu lebih lama dan untuk membahas berdirinya Calradia kembali..! Sekarang kembalilah ke mereka dan berikan pesan kepada raja Yarlek bahwa aku ingin berdamai denganya" ujar raja North.

" Baik paman..! " jawabku.

" Strategimu sangat hebat Airel..! Baiklah sampai jumpa di Sargoth..! " ucap paman sambil menyarungkan kembali pedangnya.

Aku hanya membalas dengan senyuman dan berdiri kembali walau badanku rasanya sakit sekali.

Aku tidak menyangka masih mempunyai keluarga yang masih hidup dan ini akan memudahkanku untuk mengalahkan artuk.

Aku yakin suatu saat nanti perang besar tak akan terhindarkan lagi.

TO BE CONTINUE....