webnovel

Mendapatkan Batu Naga Laut

Saat malam tiba, terjadi hujan badai, ombak semakin besar dan angin yang sangat kuat membuat kapal oleng dan sulit dikendalikan.

Kakek:"Tutup layarnyaaa...!!!.".

Tiba-tiba saja sebuah petir menyambar pinggiran kapal dan mengakibatkan kebakaran dan kerusakan.

Kakek:"Perbaiki kapal!!!...".

Belum sempat memperbaiki, sebuah ombak besar datang dan membuat kapal terbalik. Rifa-yi yang dengan sigapnya menarik kakek dan Shou-yi naik ke atas perahu kecil. Rifa-yi mengendalikan perahu kecil itu dan melarikan diri dari ombak raksasa yang telah menggulung kapal dan membuatnya hancur. Melihat tidak ada awak kapal yang tersisa, Rifa-yi nampak sedih meratapi nasib mereka.

Shou-yi sangat ketakutan melihat kondisi lautan yang semakin tidak bersahabat, ditambah lagi suara Guntur dan kilatan cahaya di langit, petir petir yang berkejaran dan ombak yang semakin tinggi. Kerasnya ombak yang terkadang hampir membuat perahu kecil terbalik. Dimana kapal kecil ini sudah mulai ada kerusakan karena terhampas ombak dan mereka mencoba bertahan di atasnya. Rifa-yi yang mengendalikan perahu nampak kesulitan mempertahankan dirinya dari ombak air yang menghampasnya dan tidak disangka pengendali perahu kecil itu patah dan membuat Rifa-yi terpeleset dan kepalanya terbentur dan terjatuh ke lautan. Shou-yi yang melihat itu berteriak.

Shou-yi:"Kakaaakkk...!!!".(teriaknya sambil berusaha meraih tangan Rifa-yi)

Rifa-yi yang tidak sadarkan diri tenggelam ke kedalaman lautan.

Shou-yi:"Kaaakk...".(menangis)

Si kakek kemudian menahan Shou-yi yang sedang meratapi kakaknya hanyut di laut. Kejadian yang begitu cepat berlalu dan rasa kehilangan yang begitu dalam dirasakan oleh Shou-yi. Mimpi buruk yang ia alami dan nyata itu membuat Shou-yi mengingat saat ayahnya meninggalkan mereka. Shou-yi mengingat masa lalunya yang bahagia bersama keluarga, yang menghilang begitu saja. Ia masih mengingat wajah ibu dan ayahnya yang kini telah menghilang dan meninggalkannya. Sifat Shou-yi langsung berubah menjadi dingin dan menjadikan rasa kehilangannya dendam yang sangat dalam bersama kegelapan yang mengitarinya. Arwah Shou-yi berubah drastis dan membuat kakek merasa khawatir melihatnya.

Pagi harinya badai pun mereda dan tinggal si kakek yang mengendalikan perahu kecil, Melihat kondisi Shou-yi yang tertidur di atas perahu.

Kakek:"Shou-yi, kamu telah merasakan banyak kehilangan dan kini tinggal kamu sendiri yang akan menjalankan hidupmu dan memilih tujuan hidup yang bahagia seorang".(ucap kakek dalam hati yang merasa kasihan pada Shou-yi).

Disisi lain Rifa-yi kemudian terbangun dan terkejut.

Rifa-yi:"Aku masih hidup!?"(sambil memeriksa badannya)

Yang paling mengejutkannya lagi karena dia masih berada di dalam air, melihat sekeliling dia berada di atas ranjang berkelambu dan dengan hiasannya yang indah. Dan tampaknya dia berada dalam sebuah kamar.

Rifa-yi:"Aku bisa bernafas dalam air? Apakah aku sedang bermimpi?"(sambil melihat-lihat sekitar ruangan yang begitu indah)

Kemudian Rifa-yi mencubit tangannya karena masih tidak percaya.

Rifa-yi:"Aawch..!! hahh... ternyata aku tidak bermimpi....".

Kemudian datang seorang putri duyung seusianya yang memiliki wajah cantik dengan rambut yang panjang dan dada yang membusul tertutup pakaian yang berwarna putih dengan bis emas mengkilap dan mengenakan aksesoris yang indah di seluruh tubuhnya mulai dari gelang, kalung, anting-anting bahkan mengenakan mahkota indah di kepalanya dan kemudian datang menghampirinya.

Rifa-yi:"Ternyata putri duyung benar-benar ada"(kata Rifa-yi dalam hati)

Rifa-yi:"Apa yang terjadi? Dimana kakek dan Shou-yi? Apakah mereka selamat!?".(tanya Rifa-yi ke putri duyung itu)

Si Putri duyung tersenyum dan menghampirinya.

Putri duyung:"Hanya kamu yang tidak selamat seandainya aku tidak menyelamatkanmu".

Rifa-yi:"Syukurlah kalau begitu...".(menghela nafas)

Putri duyung:"Sepertinya aku tahu tujuanmu"(Ujarnya dengan sok tahu dan tersenyum licik)

Rifa-yi:"Tujuan kami menuju pulau seberang untuk mencari..."(belum selesai bicara si putri duyung langsung menempelkan telunjuknya di bibir Rifa-yi)

Putri duyung:"Ssshhttt.. jangan ribut, ini sangatlah berbahaya karena di pulau itu terdapat monster gurita raksasa yang akhir akhir ini menenggelamkan banyak kapal-kapal yang hendak menyerang pulau itu".

Rifa-yi langsung terkejut mendengarnya.

Rifa-yi:"Bukankah monster raksasa itu hanya mitos belaka?".(tanya Rifa-yi yang masih tidak percaya)

Putri duyung:"Terserahlah... percaya tidak percaya itu urusan kamu".(ngambek dan berbalik).

Kemudian terdengar suara seorang lelaki dari luar memanggil "Tuan Putri... Anda dipanggil sang Raja". Hal ini membuat Rifa-yi terkagum dan heran ternyata ada juga kerajaan di dasar lautan.

Putri duyung:"Ayo ikut aku!". (memegang tangan Rifa-yi)

Tangan lembut tuan putri ini memegang tangan Rifa-yi dan menariknya pergi menghadap raja. Saat keluar, Rifa-yi sangat kagum melihat pemandangan kerajaan laut yang sangat indah dengan bangunan-bangunan kokohnya. Sesampainya di hadapan sang Raja Rifa-yi dan tuan putri duyung menunduk dan memberi hormat namun si putri duyung ini tidak melepaskan genggaman tangannya di tangan Rifa-yi. (ah ciee...😂)

Raja laut:"Inilah orang yang datang dari atas yang diramalkan akan memberikan kabar baik ke seluruh dunia... Selamat datang di kerajaan kami anak muda.... perkenalkan dirimu".

Rifa-yi:"Aku adalah Rifa-yi dari bukit Xianyang menuju pulau seberang untuk mencari seorang tuan putri".

Raja laut:"Baiklah... sebelum engkau melanjutkan perjalanan... izinkanlah aku sebagai Raja Laut meminta bantuan anda...".

Rifa-yi:"Dengan senang hati tuan...". (menunduk)

Raja laut:"Terima kasih atas kesediaannya".

Kemudian sang Raja mengajak Rifa-yi ke sebuah gua dan di dalam gua itu terdapat ukiran ukiran bergambar naga dan orang yang sedang membuat jurus.

Rifa-yi:"Sepertinya aku pernah melihat gambar seperti ini sebelumnya..."(kata Rifa-yi dalam hati)

Kemudian mereka menelusuri gua itu hingga sampailah di lubang paling dalam gua dan melihat sebuah peti emas kecil. Sang Raja kemudian memerintahkan Rifa-yi untuk tinggal di dalam gua itu dan mempelajari jurus yang terdapat pada ukiran di mulut gua tadi, Rifa-yi dengan senang hati menerima perintah sang Raja Laut. Saat semuanya pergi, Rifa-yi pun langsung berlatih di depan gua itu.

Beralih ke Kakek dan Shou-yi yang sudah sampai di pulau seberang dan langsung menemui walikota di sana. Walikota tersebut adalah teman baik kakek, yakni teman seperjuangannya dulu mengelilingi dunia menyebarkan berita pemburuan batu sakral naga. Si walikota kemudian memberikan penginapan yang layak pada kakek dan Shou-yi. Setelah itu, si kakek mengajak walikota untuk berbincang-bincang tentang tujuannya dan Shou-yi datang ke pulau itu.

Kakek:"Kami datang kemari membawa tugas yang sangat penting".

Walikota:"apakah tugasmu itu??...".

Kakek:"Kami datang ke sini mencari seorang tuan putri yang katanya diasuh oleh seorang nelayan yang tinggal di sini".

Sang Walikota ragu dengan tujuannya itu, tapi mengingat si kakek yang merupakan seseorang yang sangat berjasa ia pun memberikan tanggapannya.

Walikota:"Memang benar seorang nelayan di daerah kami menemukan seorang bayi yang mengenakan kalung yang dimana kalung tersebut merupakan sebuah pusaka yang turun temurun dan hanya dipakai untuk seorang ratu, dan terdapat batu sakral naga pada batu itu yang dapat menjinakkan hewan-hewan raksasa... tapi demi keamanannya mungkin tuan putri tinggal di sini dulu."

Mendengar tanggapan walikota si kakek juga berfikiran bahwa demi keamanan Shou-yi, si kakek juga akan tinggal di kota itu.

Kembali ke Rifa-yi yang sudah menguasai jurus jurus di ukiran mulut gua dan membuat gerakan yang begitu tangkas dengan gerakan patah-patah. Peti emas kecil itupun terbuka dan sebuah keris emas pusaka lembah sembilan berukiran naga berwarna emas bercahaya keluar dari peti itu dan menuju kedepan Rifa-yi. Rifa-yi pun peraih keris pusaka itu dan melihat ada batu sakral naga yang berbentuk keong bercahaya pula. Rifa-yi melihat keseluruhan keris ternyata masih banyak tempat batu sakral naga yang kosong dan di pegangan keris itu terdapat sebuah tulisan yang diukir, yakni sebuah mantra. Rifa-yi tidak bisa membaca tulisan itu dan membuatnya tidak percaya apa yang terjadi barusan. Rifa-yi pun pergi menghadap ke sang Raja Laut untuk memberitahu kalau dia sudah bisa membuka petinya, dan memperlihatkan keris pusaka yang ia dapatkan. Sesampainya di hadapan sang raja laut, sang Raja Laut kemudian mengambil keris pusaka itu dan keterima kasih kemudian memerintahkan tuan putri duyung membantu Rifa-yi pergi ke pulau seberang. Sang putri duyung kemudian memegang tangan Rifa-yi dan bergerak dengan cepat membawa Rifa-yi. Rifa-yi merasa bingung, apa yang akan dilakukan sang Raja Laut dengan keris pusaka itu? Melihat Rifa-yi yang sudah agak kesal, putri duyung kemudian menghibur Rifa-yi.

Putri duyung:"Oh iya... kita belum pernah kenalan... aku Lin-lan, Putri tunggal sang Raja Laut...".

Rifa-yi:"iya salam kenal juga".

Lin-lan:"Maukah kamu melihat sebuah atraksi seru..??"

Rifa-yi:"Ya boleh juga..."

Sang putri duyung Lin-lan kemudian menyelam ke permukaan dan melompat tinggi ke udara.

Rifa-yi:"Wwuuuhhuuuu.... woww... pemandangan yang indah.."(ucap Rifa-yi saat melihat pemandangan sore hari yang indah dengan bebatuan besar dan tinggi..)

Kemudian tuan putri duyung melakukan lompatan kedua dan berputar-putar di atas udara.

Rifa-yi:"Wooaaa.... hahaha..."

Lin-lan:"hahaha...".

Sang Putri duyung Lin-lan yang mulai timbul rasa cinta kemudian menaruh hati pada Rifa-yi. Namun di hati Rifa-yi, dia hanya menganggap Lin-lan seperti adiknya sendiri.

Sesampainya di pulau sang Lin-lan pun pamit ingin pergi.

Lin-lan:"Sampai di sini saja yah... takutnya ada orang yang melihatku".

Rifa-yi:"Tunggu sebentar...".

Rifa-yi kemudian memegang kepala Lin-lan dan mencium jidatnya pertanda kasih sayang Rifa-yi kepada Lin-lan yang sudah menganggap Lin-lan sebagai adiknya. (uwu manisnya)

Rifa-yi:"Terima kasih tuan putri Lin-lan...".

Pipi Lin-lan kemudian memerah malu dan kemudian langsung melompat dan pergi.

Lanjut part selanjutnya.... Jangan lupa komen 👍👍👍