webnovel

Kematian sang Raja dan pengasingan tuan putri kecil

Di malam hari di dalam kerajaan, tampak sang raja yang sedang gelisah di tengah rapatnya.

Raja:"Sebenarnya mereka ini siapa? Tidak ada perjanjian perang, tiba-tiba ada penyerangan".

Penasihat:"Kami juga tidak tahu persis tuan.. tetapi pasukan mereka tidak ada habisnya".

Seorang prajurit kemudian datang membawa surat.

Prajurit:"Maaf tuan, dua orang prajurit tetangga menyimpan sebuah surat dan langsung pergi begitu saja.. mereka sepertinya menyusup masuk kemari, karena tidak diketahui melewati pos gerbang dan perbatasan, juga tidak ada prajurit yang mengantar mereka".

Raja:"Kenapa kalian tidak menangkap mereka?".

Prajurit:"Maaf tuan... Keberadaan mereka begitu singkat... mereka datang secara tiba-tiba dan menghilang tak tentu arah".

Penasihat:"Mungkinkah itu ninja?".(bulunya merinding)

Raja:"Mana mungkin itu ninja...".

Saat sang Raja membuka gulungan surat, Raja kemudian semakin panik.

Raja:"Kerajaan tetangga juga diserang dan raja mereka pun juga sudah tiada". (terduduk di tahtanya keringat dingin)

Seorang prajurit kemudian datang lagi membawa kabar yang lebih buruk lagi.

Prajurit:"Maaf tuan, Pasukan musuh sudah semakin mendekati gerbang kerajaan".

Sang Raja kemudian berdiri mengambil alat perangnya.

Raja:"Mungkin inilah saatnya...".

Penasihat:"Tuan jangan lakukan sendiri!"

Raja:"Aku adalah raja dan harus melindungi rakyat ku".

Penasihat:"Tapi.. Tuan P...".

Raja:"Inilah jalan yang aku pilih".(berjalan keluar dari istana)

Setelah berada di luar istana sang Raja menaiki kudanya dan menuju ke gerbang kerajaan. Sesampainya di gerbang kerajaan sang Raja kemudian melihat Luo-yi menunggangi kuda dikejar oleh musuh. Dan ternyata Luo-yi tidak berhasil melindungi istrinya.

Raja:"Lindungi DIAAA...!!!" (dengan suara keras dan lantang)

Barisan pasukan yang menunggangi kuda kemudian maju melindungi Luo-yi.

Raja:"PEMANAH.. BERRSSIIAAAPP....".

Para pemanah bersiap-siap untuk melakukan penembakan. Saat Luo-yi sudah hampir sampai ke gerbang, Raja pun memberikan perintah.

Raja:"TEEMMBAAAKK...". (Sambil menunjuk ke arah kumpulan musuh)

Pemanah:(Siusiusiusiuuu... Siusiusiusiuuu...)

Tanpa sang Raja sadari, pasukan musuh sudah mengepung di sekeliling kerajaan. Seorang prajurit kemudian berteriak.

Prajurit:"TUAN!!! KITA DIKEPUUNGG.."

Mayat-mayat musuh kini bertaburan dan semakin bertambah dan bertambah, sampai sampai datanglah pasukan pemanah berkuda milik musuh yang langsung mengelilingi gerbang kerajaan yang membuat para pemanah kesulitan dan tidak lagi memperhatikan pasukan musuh yang berlarian masuk ke pintu gerbang. Pasukan pemanah berkuda mampu mengenai para pemanah yang berada di atas gerbang. Satu persatu para pemanah gugur berjatuhan.

Raja:"TUTUP GERBAANG.."

Melihat sang Raja sudah mulai bingung dan putus asa Luo-yi pun bertindak.

Luo-yi:"Tuan masuklah! lindungi tuan putri, biar aku yang menjaga gerbang dan mengambil alih pasukan"

Raja:"Kamu tenanglah anak mu kini masih aman".(tersenyum kepada Luo-yi)

Mengingat Luo-yi yang sudah berpengalaman dalam perang, sang Raja mempercayai Luo-yi mengambil alih pasukannya. Sang Raja kemudian menuju ke kamar putrinya yang digendong oleh pengasuhnya yang sedang menangis.

Raja:"Ada apa? dimana istriku?

Pembantu:"hiks... nyo..nya.. sudah... hiks..."(saking pedihnya rasa sakitnya si pembantu ini menangis sampai kesulitan mengungkapkan kata kata) kasihan.

Saat sang raja menengok ke arah jendela, nampaklah sang ratu yang terbaring dengan panah yang menancap di lehernya.

Raja:"Istrikuu...!!!" (berlari menghampiri sang ratu yang terbaring)

Raja:"Hhaaaahh...aaahh..aah". (menangis sambil memeluk mayat istrinya)

Sang Raja kemudian mengambil kalung istrinya dan dipakaikan kepada putrinya. Sang Raja mencium jidat putrinya dan kemudian pergi lagi. Baru saja keluar dari kamar, Sang raja dikejutkan lagi. Musuh kini sudah berada di pintu kerajaan dimana disana tampak Luo-yi yang masih bertahan menahan pintu bersama beberapa prajurit yang tersisa.

Luo-yi:"Tuan! cepat pergiii...!!!" (sambil menahan pintu)

Sang Raja kemudian menghampiri Luo-yi.

Raja:"Kau saja yang pergi... bawalah putriku..."(menggantikan posisi Luo-yi)

Luo-yi:"Tapi.. tuan..".

Raja:"Cepat pergiii....!!!".

Luo-yi pun kemudian pergi ke kamar tuan putri, memakai gendongan dan membawa tuan putri kabur.

Luo-yi dalam hati:"Maafkan aku... tuan". (berlari mengambil dua pedang dan melompat di jendela sambil meneteskan air mata)

Luo-yi kemudian berlari dengan cepat, dihampiri oleh banyak musuh. Namun Luo-yi tetap saja maju dan mengayunkan kedua pedangnya menebas musuhnya dan membuat jalan untuk kabur. Di sisi lain sang Raja kemudian tidak bisa menahan pintu dan berkelahi melawan musuh yang tidak ada habisnya. Awalnya sang Raja lebih unggul melawan musuhnya namun saat seorang musuhnya melompat dan melemparkan tombak hingga mengenai dada sang Raja. Kemudian terjadilah aksi tebas tebasan hingga tubuh sang Raja hancur berkeping keping. (ih sadis)

Melihat Luo-yi yang hampir berhasil kabur, dikejarlah ia oleh pasukan pemanah berkuda. Namun Luo-yi masih saja tetap bisa kabur karena ia telah memasuki hutan. Sekian lama berlari dan fajar pun hampir tiba, sampailah Luo-yi di pinggir pantai dan melihat sebuah perahu kecil. Luo-yi menyimpan tuan putri di dekatnya dan mendayung perahu hingga mulai menjauh dari pulau. Tiba-tiba saja sebuah anak panah meluncur dari dalam hutan mengenai dada Luo-yi. Biarpun udah setengah mati, Luo-yi masih saja mendayung perahu dan menjauh dari pulau.

Keesokan harinya ditemukanlah perahu mereka oleh seorang nelayan. Si nelayan ini melihat Luo-yi yang sudah terbaring is death, dan si tuan putri yang menangis kehausan.

Tuan putri:"angeeaak..ngeeeaaakk..."

Melihat kalung yang dikenakan si bayi, nelayan ini pun tahu kalau bayi itu adalah seorang putri raja. Diambilnya si tuan putri dan diasuh oleh si nelayan ini.... tak disangka ternyata part duanya sudah habis... Makasih banyak ya udah baca... Capeek ngetik gess...😰 tapi jika kalian support pasti aku rajin upload... ok👍 bye-bye 🙏