webnovel

pertemuan

Aku berjalan di trotoar yang ramai dan penuh sesak.

Suara klakson begitu memekakkan telinga. Aku berdiri diam di bawah salah satu pohon, menatap jalanan.

Ramai. Macet. Banyak yang menyerobot.

"Kacau sekali," batinku.

Aku terus berjalan hingga ke bukit kecil di pinggiran sekolah.

Aku berlari menuju pemakaman di puncak bukit.

Aku dapat melihat sesosok lelaki paruh baya berambut platinum panjang.

"LEO!!!" seruku sambil berlari menghampiri orang itu.

Orang yang sedang menyapu itu menoleh dan tersenyum ramah padaku.

"Ada apa, Vera?" tanya Leo.

"Ada orang, ya?" Aku menunjuk beberapa sepeda gunung.

"Iya," Leo mengangguk.

"Siapa?" tanyaku.

"Enggak tau tuh," jawab Leo. "Ada 1 orang laki-laki, 2 perempuan kembar, 1 perempuan, dan 1 anak kecil."

"Eeh?" Aku mengambil sebuah sapu. "Tuh laki-laki poligami? Anaknya siapa?"

"Dasar ini anak!" Leo memukulku pelan. "Emang dipikir selebriti apa?"

"Iih, bukan!" balasku. "Kalo selebriti itu, kan, cerai-nikah-cerai-nikah. Bukan poligami."

"Terserah kamu aja lah, Vera," ucap Leo.

Aku terkekeh dan membawa sapu itu.

"Mau berkunjung?" tanya Leo.

"Iya," Aku mengangguk. "Minggu kemarin aku enggak sempet."

"Lagian, minggu kemari ujan mulu," balas Leo. "Sana! Jangan lupa balikin sapunya."

Aku hormat dan pergi sambil terkekeh.

Aku menyapu satu makam yang jaraknya 5 meter dari pagar rumah Leo. Aku menyapu daun-daun yang menutupinya dan meletakkan setangkai mawar.

Aku memandang makam yang sudah bersih itu ada memejamkan mata.

Seseorang menepuk bahuku.

Aku menoleh.

Lelaki berambut coklat, bola mata coklat, hidung mancung, dan dagu lancip.

"Adnan?" Aku mengernyit.

"Beneran Vera rupanya," ucap Adnan.

2 orang perempuan identik bergegas menghampiri kami berdua. Salah satunya berkaca mata, ia tampak bahagia dan antusias.

"Vera!" serunya, Linda.

"Vera!" sahut yang lainnya, Linka.

Seorang gadis berambut coklat sebahu dengan gaya girly memelukku.

Mella.

"Vera!" serunya. "I miss you so much!"

"Kak Vera!" Seorang anak kecil berambut hitam rapi memelukku, Bayu.

"Kamu ngapain aja setelah keluar?" tanya Mella penasaran.

"Kami nyari kamu," jelas Linda.

"Tapi, datamu hilang seluruhnya," sahut Linka.

"Demi apa, Ra?" Leo nimbrung. "Padahalkan kamu sering ikut turnamen kecil."

"Heh?!" Adnan tampak bingung.

"Dia benar," ucapku. "Aku Vera. Aku adalah player bernama V."

"Bohong!" seru Bayu. "V itu selalu memakai masker, hoodie, sarung tangan, bola matanya itu bukan ungu! Tapi biru mint!"

Aku terbahak.

Aku mengambil contact lens dan memakainya. Bola mataku menjadi biru mint. Aku juga memakai masker ungu dengan gambar black jackal. Lalu, aku mengikat rambutku dengan pita sewarna langit malam berglitter.

"Seperti ini?" tanyaku.

"Beneran 'V'," ucap Bayu. "Kyaa! 2 player yang sama tapi beda username!"

Aku kembali menjadi seorang 'Vera'.

Kami mengobrol di salah satu cafe. Semuanya tenang, hingga Adnan bertanya.

"Kamu akan ikut turnamen itu, kan?"