webnovel

The Journey Of Life: Lost Memories

Ini adalah cerita tentang karakter utama dari cerita ini, Fura. Seorang laki-laki berumur 18 tahun yang hidup ketidakjelasan di dunia yang berada di tahun 1401. Zaman kerajaan yang penuh dengan penyihir dan juga orang-orang jahat yang ingin berusaha mendapatkan kekuatan luar biasa dari batu kristal yang tersebar di seluruh penjuru dunia. Ini adalah pilihan yang sangat sulit baginya, menjadi orang baik di dunia ini atau menjadi orang jahat.

ruelNoYume · Fantasy
Not enough ratings
6 Chs

Balas Dendam dan Pengkhianatan

Sunyi tanpa siluet angin berhembus, partikel-partikel berkilauan seakan seperti debu melayang sayu di depan padangan. Begitupula dengan Fura, ia berjalan melewati akar-akar aneh yang menjulur keluar berharap menemukan sesuatu.

"Aku akan mengalahkannya...." batinnya sambil terus berjalan entah kemana tujuannya, bisa dibilang ia tersesat di dimensi itu.

Ia akhirnya tersungkur ke tanah akibat menyentuh sebuah akar aneh di sepanjang jalan yang ia lewati. Apakah itu Mangrove....? Oh tunggu dulu, tidak ada pohon seperti itu di sekitar sini.

Ia mulai bangkit dan terus berjalan menuju kedepan sehingga ia melihat sebuah menara luas yang tidak terlalu tinggi di hadapannya, yang seluruhnya terbuat dari tanah berbesi. Ya, dimensi ini penuh dengan tanah yang tercampur dengan partikel besi.

....

Faza dan Leo masih bersantai-santai mengumpulkan energi di tempat mereka sebelumnya datang. Karena bosan yang melanda, Faza mencoba menangkap partikel-partikel mirip kunang-kunang yang sebenarnya bukan makhluk hidup yang melayang di hadapannya. "Aaahhhh.... Membosankan!" ujarnya.

"Huh, hei apakah kita perlu menyusul Fura?" tanya Leo kepada Faza yang entah apa yang ia lakukan.

"-Menurutku, akan ada suatu hal yang akan menimpanya. Kita tau kalau kita tiba-tiba dibuang ke dimensi aneh ini, jelas entah apa hal yang mengancam terjadi disini. Makhluk aneh bergigi tajam, atau benda hitam panjang yang menembakkan laser melalui mata...."

"Berhenti! Jangan malah menakuti. Lebih baik kita cari saja air, aku tiba-tiba merasa haus" ucap Faza sambil memotong perkataan Leo.

"Kenapa kau tidak produksi airmu sendiri...."

"Hey apa maksud perkataanmu itu!?"

Leo mulai berdiri lalu berjalan pergi menuju jalan yang sebelumnya di lewati oleh Fura, meninggalkan Faza sendirian dengan kunang-kunang khayalan miliknya.

"Hey! Tunggu!"

....

Keadaan kacau, debu-debu berhamburan kemana-mana. Khril dan Fura saling berhadapan satu sama lain. Fura terengah-engah akibat pertarungan singkat mereka berdua barusan.

"Bagus sekali! Haha. Aku bisa menggunakan banyak sihir yang bisa mengalahkanmu dalam sekejap! Lebih baik kau berikan padaku Nous Crystal milikmu" ucap Khril memberikan tawaran kepada Fura.

Yang benar saja, Fura tidak akan pernah ingin memberikan Crystal itu. Crystal itu terpendam didalam tubuh Fura, yang bisa memberikan kekuatan padanya. Crystal itu termasuk Crystal paling berbahaya didunia ini.

"Ugh..."

Sebuah buku Mantra Sihir melayang di hadapan Khril dengan lembar-lembar yang terbuka dengan cepat.

"Sepertinya kau harus melihatnya terlebih dahulu!"

Sesuatu tidak terlihat melesat ke arah Fura hingga membuatnya terpental jauh dan menghantam permukaan tanah dengan amat keras hingga tanah tersebut hancur berantakan.

"Ergh...."

Kekuatan mata kirinya aktif, ia melirik kesana-kemari untuk berusaha melihat apa yang barusan menghempaskannya.

"Apa yang barusan menghantamku....?"

"Aku mengetahui kekuatan apa yang ada di matamu itu, aku menutupi Mantra yang kugunakan dengan segel terkuat. Bahkan matamu tidak bisa melihatnya...." ungkap Khril memberitahu Fura yang sebenarnya.

"Sialan, kalau begini aku tidak bisa menyerangnya lebih dekat!" gerutu Fura.

Tanpa rencana sama sekali, Fura berpindah posisi secepat kilat ke hadapan Khril, ia lalu mengeluarkan kilatan cahaya di telapak tangannya membentuk sebuah pedang listrik yang tertuju ke arah Khril.

Tanpa disadari, pedang listrik miliknya menghantam sesuatu yang tidak terlihat di hadapannya. Pedang tersebut pun hancur berkeping-keping menjadi kepingan kilatan kecil yang berhamburan diudara lalu pudar termakan waktu.

Fura ditendang oleh Khril hingga terpental jauh lalu menghantam permukaan tanah dengan begitu keras.

Khril seakan sekelebat bayangan berpindah posisi menuju kehadapan Fura, lalu mengangkat kerah baju Fura sehingga ia terangkat keatas.

"Errggh...," rintih Fura menahan rasa sakit yang dideritanya.

Khril tersenyum menyeringai. "Jika kau memang tidak ingin memberikannya aku akan memaksamu memberikannya! Aku bisa membunuhmu dihadapanku sekarang...."  ujarnya.

Khril menendang perut Fura, lalu memukulnya berkali-kali, membuat Fura tidak berdaya untuk melawan.

"Uhuk! Uhuk!"

Fura pun terkapar tidak berdaya, termuntahkan banyak darah dari mulutnya.

Khril mengeluarkan tongkat sihir miliknya lalu menghempaskan tongkat tersebut ke arah Fura. Fura pun terpental jauh ke belakang menghantam beberapakali permukaan tanah dengan keras.

Pandangannya semakin memudar, semua seakan tidak bisa dilihat lagi. Dengan keadaan bergetar tak berdaya, Fura mencoba untuk berdiri, walaupun tidak berhasil dan memuntahkan banyak darah dari mulutnya.

Khril berjalan pelan menuju Fura yang hampir sekarat akibat serangannya barusan, mencoba untuk membuat Fura benar-benar babak belur kali ini.

"Kasihan sekali..." ucap Khril sambil menginjak perut Fura yang terbaring di tanah.

"-Oh ya, sepertinya membunuhmu secara langsung itu tidak seru, menyiksamu terlebih dahulu itu lebih seru.... Bukankah begitu? Hah?" sambung Khril melontarkan pertanyaan yang berhubungan dengan akhir yang mungkin akan datang pada Fura.

"-Huh... Sungguh ironis bukan, kau tidak mau memberikan kekuatan Crystal itu secara sukarela. Jadi aku membuat jalur kekerasan, ditambah lagi lebih baik kubunuh saja dirimu.... Harusnya daritadi"

Khril mengangkat kerah baju Fura, lalu menendangnya hingga membuat Fura terpental jauh kebelakang.

Khril berteleportasi kebelakang Fura yang sedang akan menghantam tanah, lalu menendangnya ke arah sebaliknya membuat angin terhempas.

Khril berteleportasi kembali ke hadapan Fura, lalu menendangnya dengan amat keras kebawah.

Fura terpental dan menghantam Tanah dengan keras sampai-sampai membuat tanah tersebut membentuk retakan besar.

"Ugh...."

Fura kehabisan banyak darah akibat serangan beruntun dari Khril. Pandangannya mulai buram seakan-akan akan pingsan.

Khril berjalan santai sambil bersiul kearah Fura, tubuhnya diselimuti 6 buah Bola hitam berkabut. Sihir terkuat miliknya akan ia gunakan untuk mengakhiri Fura dihadapannya sendiri.

"Saatnya melihat kau mati, tidak... menghilangkan nyawamu maksudnya..." ucapnya sembari senyum menyeringai.

Pandangannya semakin kabur, Fura tidak dapat bergerak akibat dirinya yang terlalu kehabisan banyak tenaga dan juga darah.

...

Terlihat Faza dan Leo berjalan menyelusuri hutan yang seperti hutan Mangrove. Partikel kecil-kecil bercahaya bertebaran dimana-mana, memperindah pandangan mata.

"Sial.... Dimana dia? Dan juga dimana kita?" selidik Leo.

"Tidak! Kita malah tersesat, lagian ini tempat apasih?" keluh Faza sambil memasang ekspresi cemberut.

Tak lama kemudian, terdengar suara ledakan yang jauh didepan mereka, kepulan asap menyebar diatas langit.

"Disana!" tunjuk Leo sambil berlari menuju sumber ledakan.

"Ayo!" perintah Leo.

Gerakan Leo dan Faza terhenti setelah terjadinya getaran misterius di tanah yang mereka pijak. Leo membuat ancang-ancang berhati-hati dengan apa yang akan terjadi nantinya.

"Groarrr!"

Ular hitam raksasa muncul dari bawah tanah dari hadapan mereka berdua. Ular tersebut sangat besar dan juga panjang dengan sisik-sisiknya yang keras.

"Sial!" gerutu Leo.

"Astaga! Makhluk macam ini!? E....ng" kejut Faza sambil terjerumus kebelakang akibat tersandung.

...

Fura dalam keadaan sekarat dirantai oleh mantra milik Khril. "Wus..." Bola-bola hitam dibelakangnya berputar sangat cepat seakan mengumpulkan energi.

"Hahaha!"

Gelak tawa kemenangan Khril menggema di seluruh pelosok. Ia mulai mengambil ancang-ancang untuk mengambil Crystal Nous yang ada di tubuh Fura.

"Kemarilah Kristalku!" ucapnya.

Mata Eyenousnya aktif, Fura mengeluarkan Listrik tegangan tinggi dan menghancurkan rantai-rantai yang melilitnya.

"Ergh.... Keparat!" gerutu Khril yang kesal dengan apa yang di lakukan Fura.

"Oh begitu, jadi sekarang kau mulai serius ya? Baiklah!"

Keenam bola hitam dibelakang Khril mengeluarkan rantai-rantai yang melesat langsung kearah Fura.

Fura pun menghindari rantai-rantai tersebut agar tidak mengenai dan melilitnya. Sebagian rantai hanya mengenai permukaan tanah.

"Jika kau mengenai rantai-rantai itu habislah riwayatmu! Hahahaha!" ucap Khril dengan tawa jahatnya.

Fura berpindah posisi ke hadapan Khril lalu melepaskan ratusan serangan listrik ke arah Khril.

Tak tinggal diam, dengan kecepatan yang ada, Khril mencoba membuat sebuah Perisai dari rantai-rantai tersebut.

"Ergh, teknik murahan seperti itu tidak akan bisa mengecoh ku!" pekik Khril lalu melesatkan tendangan ke tubuh Fura.

Tak sempat mengenai Fura, Fura pun berpindah-pindah secara acak ke atas langit. Membuat Khril tidak dapat menentukan kemana Fura akan berpindah. Serangan bak laser melesat menuju Khril.

"Cih...!"

Khril pun mengerahkan tongkat miliknya ke arah serangan tersebut. Tiba-tiba sesuatu yang tak terlihat menghempaskan tubuh Fura hingga membuatnya terpental menghantam permukaan tanah hingga hancur.

"Arghh..."

Rintih Fura kesakitan sambil menutupi kedua matanya dari debu-debu yang melayang-layang.

Tiba-tiba Khril berteleportasi ke hadapan Fura lalu menendangnya dengan keras hingga membuatnya terpental beberapa meter.

Ngingg... Suara rantai-rantai melilit hingga menembus tubuh Fura. Darah bercipratan kemana-mana.

"Ergh... Sialan...." rintih Fura.

"Oh maaf, dengan menyesal untuk mengatakan ini, salah satu rantaiku mengenai Organ Vitalmu, mungkin kau akan terkena pendarahan" ungkap Khril dengan senyum menyeringai.

"-Ah, tidak usah membuang-buang waktu lagi! Sekarang akan ku ambil Crystal Nous itu segera!"

Salah satu rantai menembus perut Fura hendak mengambil Crystal Nous yang tersegel didalam tubuhnya.

"Arghh....!!!!"

Teriak Fura menahan rasa sakit.

Mata Eyenous miliknya bersinar terang karena Crystal Nous miliknya mencoba dilepaskan oleh Khril.

Cahaya berwarna ungu terang keluar dari tubuh Fura menandakan Kristal  tersebut sedang akan keluar dari tubuh Fura.

"Hahahahaha! Aku mendapatkannya, aku mendapatkannya!" girang Khril sambil tertawa terbahak-bahak.

Kesadaran Fura semakin memudar, pandangannya seolah akan bertabrakan dengan dunia lain. Pandangan berkedip-kedip secara cepat lalu hancur berkeping-keping.

"Dimana aku...."

Terdengar suara gema dari tetesan air diseluruh tempat itu. Tempat yang sunyi dan juga gelap, tidak ada yang bisa dilihat kecuali pantulan air yang membasahi telapak kaki.

"Apakah aku sudah mati....?"

"Fura...."

Keheningan memudar, seseorang barusaja memanggil namanya dari kejauhan. Pandangan memutih, ruangan itu tiba-tiba terang benderang.

"Siapa itu....?" selidik Fura memperhatikan seseorang tidak begitu terlihat karena tertutup kabut mendekat ke arahnya. Sesosok perempuan berambut putih kemerahan menghampirinya.

"Kau.... Siapa?" terbesit pertanyaan di benak Fura kepada perempuan itu.

"Tidak perlu bertanya hal itu...."

"Apa maksudmu aku tidak perlu bertanya tentang siapa dirimu? A-apa maksudnya...."

"Apakah mataku terlihat berbohong? Aku lihat kamu sedang dalam keadaan yang tidak seharusnya...."

"Hmm...."

"Tidak kusangka kamu jadi seperti ini Fura... Jangan khawatir apapun yang kau lakukan demi aku!"

"Sara....?" tanya Fura.

"Tuhan mungkin menugaskan aku untuk bertemu denganmu! Hanya memberikan semangat, sampai kau bisa menemukan jati dirimu!" lanjutnya mencoba menyakinkan sesuatu.

"-Raihlah tanganku!"

"Untuk apa? Tunggu dulu, apakah kamu.... Sara?"

"Lakukan saja!" bentaknya.

"Ba....baiklah" ucap Fura sambil menjulurkan tangannya.

Cahaya terang mengelilingi mereka berdua berputar sayu dihadapan mereka. Kedua mata Fura terbelalak melihat pemandangan indah seperti itu. Rambut gadis itu berkibaran mengikuti arah angin, sesambil rambut itu berubah menjadi Merah seutuhnya, mata gadis itu pun berubah menjadi merah.

"Ini...."

"Ayo berjuanglah!" ucap Sara sambil tersenyum sambil memejamkan matanya.

"Sa.... Sara!?"

Kesadaran Fura meledak di dimensi itu, pandangannya tiba-tiba gelap.

...

"Groahh!!!!"

Ular raksasa tersebut menyemburkan bisa miliknya ke arah Leo dan Faza.

"Menghindar!" teriak Leo.

Leo memegangi tangan Faza lalu menghindari bisa milik ular tersebut yang ternyata adalah cairan asam berbahaya. Kepulan asap akibat cairan tersebut bertebaran.

"Ergh.... Sial, sangat berbahaya jika terkena efek dari cairan tersebut...." jelas Leo.

"Ah, mengerikan! Seumur hidupku, aku tidak ingin menghadapi yang satu ini, tidak! Tidak akan pernah...." papar Faza yang ketakutan melihat monster ular tersebut.

"Jangan banyak bicara bodoh! Kita harus membunuh ular tersebut apapun caranya...." pinta Leo.

Ular tersebut mengelilingi Faza dan Leo, memblokir jalan keluar mereka berdua, membuat mereka berdua tidak bisa kemana-mana.

"Sial...." kesal Leo.

"RASAKAN INI!" teriak Faza sambil menembakkan aura elemen kegelapan ke arah tepat di kepala ular tersebut.

"Eh kenapa kau malah menyerangnya! Dasar bodoh!" protes Leo kepada Faza yang tanpa rencana malah menyerang ular tersebut.

"Groaahhh!"

Ular itupun marah lalu melesatkan nafas apinya ke arah mereka berdua.

"Sial! Menghindar!"

Boom!

Ledakan dahsyat membuat mereka berdua terpental ke arah berlawanan lalu menghantam permukaan tanah dengan keras.

"Ergh....  Sial, seranganku sama sekali tidak mempan!" lirih Faza yang mulai berdiri.

Secara bombardir, ular tersebut melesatkan nafas apinya ke arah mereka berdua, membuat ledakan yang menghancurkan permukaan tanah.

"Terima balasanku!" teriak Leo yang melesatkan sebuah bom ke arah ular tersebut.

Ledakan dahsyat mengenai ular tersebut. Ular tersebut semakin menjadi marah. Ular itupun melesatkan tubuhnya ke arah mereka berdua, berusaha untuk membuat mereka berdua geprek manusia cincin api.

"Eh....!"

Faza terpental menghantam permukaan tanah berkali-kali dengan keras.

"Uhuk! Uhuk!"

Faza mengeluarkan banyak darah dari mulutnya, pandangannya tidak karuan.

"Faza!" teriak Leo.

"Ergh! Sialan kau!" gerutu Leo yang melesatkan laser bom dari telapak tangannya ke arah ular tersebut.

Ledakan bertubi-tubi menghantam tubuh ular tersebut, membuatnya tidak bisa bergerak untuk beberapa saat.

"Ergh, sakit sekali...." rintih Faza memegangi perutnya yang sakit.

"Faza kau tidak apa-apa?" tanya Leo.

"Aku tidak tau sebenarnya.... Tapi rasanya sakit bodoh!" jawab Faza.

Deg!

Mata Faza berubah seakan seperti mata naga. Tubuhnya tidak bisa digerakkan. Pergerakannya kaku.

"Ergh, apa yang terjadi padaku...." lirihnya.

Pandangannya memudar. Enderarl mengendalikan tumbuhnya.

"Apa yang terjadi...." batin Leo.

Leo tiba-tiba tersentak akibat ular tersebut membuka mulutnya lalu melesat tepat disampingnya.

"Sialan...."

Dum!

Faza memukul kepala ular tersebut, hingga membuat ular itu terpental sangat jauh lalu menghantam beberapa pepohonan.

Faza berpindah tempat seperti kilat lalu menghantamkan pukulan ke ular tersebut. Ular tersebut terpental menghantam permukaan tanah dengan sangat keras. Faza melayang sesaat di udara lalu melesatkan pukulan ke kepala ular tersebut hingga hancur. Darah bercipratan kemana-mana.

"Faza...." lirih Leo.

...

Tiba-tiba Mata Eyenous aktif dan membuat pola baru berbentuk lingkaran hitam ditengahnya yang sebelumnya hanya berwarna ungu tanpa pola apapun.

"Arghhhh..."

Tubuhnya mengeluarkan cahaya, seketika rantai-rantai yang menjeratnya hancur berkeping-keping.

"Apa!?"

Khril pun terhempas puluhan meter.

Fura pun beregenerasi secara cepat mengobati seluruh luka yang ada ditubuhnya. Partikel berwarna kuning bertebaran mengelilingi tubuhnya.

Eyenous membuat pandangan balik warna hingga membuatnya bisa melihat ratusan benda tak terlihat yang pernah menghempasnya.

"Eyenous level dua...."

Khril melontarkan ribuan jarum berwarna hitam kearah Fura.  Jarum-jarum tersebut hanya melewati tubuh Fura tanpa membuatnya terluka sama sekali.

Sebuah benda hitam keras keluar dari portal dimensi tak terlihat dibelakang tubuh Fura lalu membentuk sebuah pedang. Fura pun mengarahkan telapak tangan kirinya kedepan.

Tiba-tiba Khril terpindah tepat dihadapan Fura, ia pun ditendang oleh Fura hingga terpental ratusan Block.

Secepat kilat Fura berteleportasi kebelakang Khril lalu menghantamkan Obsidian berbentuk tinju ke Khril hingga membuat dia terhempas ketanah dengan keras.

Tanah retak dan debu berterbangan. Khril pun mulai berdiri menghadapi Fura.

"Sialan Kau...!!!" umpat Khril.

Ratusan rantai melesat menuju Fura. Fura pun menebaskan seluruh rantai-rantai tersebut dengan sekali tebas.

"Hah..."

Khril pun terkejut melihat seluruh Rantai yang ia kerahkan hancur. Khril pun mengarahkan tangannya kedepan, dalam pandangan balik warna Fura dapat melihat ratusan kotak raksasa tak terlihat sedang menuju dirinya.

Fura pun merentangkan kedua tangannya. Tiba-tiba seluruh serangan Khril terhenti tidak bergerak sama sekali. Eyenous miliknya pun bersinar sayu, dan sesekali berkedip dengan cepat.

Seluruh serangan Khril malah berbalik menyerang tuannya sendiri.

"Sial..." Gerutu Khril kesal, ia pun tidak tinggal diam. Dia membuat perisai yang melindungi dirinya dari hantaman meteor gadungan tak terlihat itu. Tanah-tanah disekitar pun hancur berantakan, debu-debu berterbangan kesana kemari hingga beberapa kaki diatas permukaan laut.

Khril pun berbalik menyerang dengan melesatkan Laser dari keenam bola dibelakangnya.

Aliran listrik mengalir diseluruh tanah, lalu melepas keluar kedalam tubuh Fura. Jarum-jarum listrik melesat menuju Khril.

Pandangan mulai kabur, debu-debu berhamburan kesana kemari.

Salah satu jarum listrik merobek jubah Khril. Dan jarum-jarum listrik lainnya yang menabrak tanah sampai membuat jarak pandangnya menjadi nol.

"Aku tidak bisa melihat kedepan, apa dia sengaja melakukan ini... Kalau begitu aku akan menggunakan sihir Penglihatan Ganda!" ucap lirih Khril sambil menutupi kedua matanya.

Laser serangannya berhenti, membuat Fura ikut berhenti melakukan serangan balik. Debu-debu mulai pudar dari pandangan. Terlihat Fura dengan tatapan kosong seakan dikendalikan, ia sedang memegangi sebuah pedang listrik. Dengan cepat ia berpindah tempat kehadapan Khril lalu menusukan pedang listrik tersebut tepat di jantungnya.

"Ergh..." rintih Khril menahan sakit, ia pun memuntahkan banyak darah.

Hentakan dahsyat menghempas tubuh Fura hingga terpental ratusan blok. Tangan kirinya serta wajah bagian kanannya hancur akibat hentakan dahsyat tersebut.

"Uhuk... Uhuk... Sialan anak itu, aku jadinya harus mengorbankan Darahku untuk menunda kematianku!" umpat Khril tubuhnya beregenerasi menutupi luka di dadanya.

Fura terlihat terkapar bersimbah darah dengan tubuh hampir hancur. Partikel kuning kembali muncul, tubuhnya kembali beregenerasi dan tangannya yang hancur menyatu kembali.

"Apa yang aku lihat dengan anak itu! Aku harus menghentikan Regenerasi nya!" Tegas Khril lalu mengerahkan ratusan Block raksasa berwarna hitam pekat menuju Fura.

Benda raksasa menabrak tubuh Fura. Badan Fura hancur lebur darah bercipratan kemana-mana. Cahaya kuning keluar dari tubuh Fura yang tak terbentuk, Nous Crystal keluar dari tubuh Fura.

"Hahahaha!! Akhirnya aku berhasil mengakhiri hidupnya! Bagiku matimu tidaklah penting, kau harusnya memberikannya dari awal, kau sekarang mati dengan mengenaskan. Hahahaha!" cerocos Khril sambil tertawa terbahak-bahak.

"Sekarang..."

Khril pun melesatkan sebuah rantai lalu membawa Kristal tersebut dihadapannya. "Akhirnya aku berhasil, rencanaku selama ini akhirnya berhasil! Aku akan menguasai dunia! Hahaha" Ucap Khril sambil memegang Kristal tersebut.

"Berhasil menguasai neraka maksudmu?" ucap Fura sambil memegang sebuah Pedang Listrik.

"Ergh... Apa?!" kejut Khril sambil memegangi kepalanya.

Terlihat mata Eyenous milik Fura bersinar terang lalu dengan sayup menghilang. Debu-debu mulai memudar dari pandangan mereka.

"A-apa!? Ilusi!? A-aku, aku terkena serangan ilusi?!" selidik Khril terbelalak.

"Ilusi bukan kenyataan, mendapatkannya pasti menyakitkan" ungkap Fura lirih.

"Bagaimana bi-bisa?! Sial!" ucap Khril bertanya-tanya.

Fura berpindah tempat kehadapan Khril dengan cepat lalu menusukan pedang listrik miliknya tepat di jantungnya.

"Uhuk..."

"Kau tidak perlu bertanya seperti itu..." lirih Fura.

Listrik bertegangan tinggi menghantam tubuh Khril hingga terpental beberapa Block. Terlihat tubuhnya hampir hancur akibat serangan Fura. Fura berjalan sayu sambil menggesekan pedang listriknya permukaan tanah.

"Sialan kau!" umpat Khril yang hampir kehilangan kesadaran.

"Ergh..."

Fura pun menusukan pedangnya tepat di kepala Khril hingga menembus kebelakang, darah-darah segar menggenangi permukaan tanah.

Sebuah kekuatan aneh melesat keatas sambil menghempaskan energi. Fura pun menghindari hempasan energi tersebut. Kotak-kotak raksasa melesat menuju Fura lalu menghantamnya. Kotak-kotak tersebut menimpa tubuh Fura. Rantai-rantai mengikat kotak-kotak tersebut.

"Hampir saja... Ergh, aku sudah tidak bisa lagi menahan ini!" ucap Khril lalu berdiri, kepalanya mulai beregenerasi.

Sebuah buku melayang dihadapannya lalu huruf-huruf bertebaran keluar dari buku tersebut. Huruf-huruf tersebut melesat masuk ke tubuh Khril.

"-Dengan menghisap seluruh mantra ini! Aku akan mengalahkanmu lalu mengambil Kristal itu!"

Kotak-kotak yang menimpa tubuh Fura bergetar hebat lalu berubah menjadi asap hitam yang bertebaran.

"Terserah kau..." sahut Fura.

"AAAARRRRRGHHHHHH... EGH ARGHHHHHH"

Khril pun berteriak menyebabkan angin bertiup kencang menuju Fura.

Fura pun mengeluarkan pedang terbuat dari Obsidian dari gunung berapi dan Listrik di kedua tangannya. Khril juga mengeluarkan sebuah Tongkat Sihir dari asap hitam dari tangan kanannya.

Angin berhembus kencang, Fura dan Khril melesat bersamaan dengan kecepatan tinggi. Mereka berdua saling berduel satu sama lain.

Listrik dengan tegangan tinggi keluar dari tanah lalu melesat menuju Khril. Khril pun menghindari serangan tersebut lalu melontarkan Laser menuju Fura.

Fura pun berpindah tempat ke belakang Khril lalu menebaskan Pedang Listriknya ke Khril. Pedang tersebut hancur berkeping-keping akibat Khril menghalaunya dengan Tongkat Sihir miliknya.

Fura tak tinggal diam ia melesatkan Pedang Obsidiannya ke Khril. Khril lalu meledakkan dirinya yang membuat Fura terpental beberapa blok.

"Ergh..."

Ratusan jarum hitam melesat menuju Fura. Mata Eyenous miliknya bersinar terang, ratusan jarum tersebut terhempas ke segala arah.

Khril lalu berpindah tempat tepat diatas Fura, ia melempar kan sebuah Cakram Hitam menuju Fura. Fura hanya menghindarinya dengan cukup tenang. Fura lalu mengeluarkan sebuah Tongkat yang tersebut dari Obsidian.

Tak sempat menyerang balik, Fura terhempas jauh ratusan blok lalu menabrak sebuah Bukit. Tongkat Obsidian miliknya pun terjatuh ke tanah.

Laser-laser dilesatkan menuju Fura. Terlihat bukit tersebut meledak akibat serangan laser. Khril pun membalikkan badannya lalu wajahnya ditendang oleh Fura hingga terjatuh ke permukaan tanah.

Fura pun mengeluarkan sebuah Pedang Listrik dari tangan kanannya lalu berjalan mendekati Khril. Khril tak tinggal diam, sebuah akar hitam melesat menuju Fura. Fura pun meloncat ke atas langit menghindari serangan Khril.

Akar tersebut mengenai Pedang miliknya hingga membuat pedang tersebut terpental keatas langit. Tiba-tiba Khril berada dihadapannya lalu mengarahkan sebuah Tongkat Hitam yang sebelumnya milik Fura.

Sebuah kesempatan untuk menusukan Tongkat tersebut ke Fura. Mata Eyenous miliknya pun bersinar sayu. Dengan gerakan lambat, Tongkat tersebut beberapa mili-meter menusuk perutnya.

Tiba-tiba dengan gerakan tak terlihat, Fura dan Khril berpindah tempat masing-masing. Membuat Tongkat tersebut malah tertusuk ke tubuh Khril.

"Ah.... Apa yang...." kejut Khril kebingungan.

Fura lalu mengarahkan tangan kirinya kedepan, lalu Tongkat yang menusuk Khril malah memanjang dan bercabang-cabang mencabik-cabik daging Khril. Darah bercipratan kemana-mana.

Khril pun jatuh menghantam tanah dengan keadaan hampir mati. Fura pun berteleportasi beberapa meter dari Khril.

"Uhuk.... Uhuk...!" rintih Khril kesakitan. "Ke-kenapa aku tidak bisa beregenerasi! Apa yang terjadi padaku" Ucap Khril bertanya-tanya.

"Aku telah memblokir kekuatanmu, agar kau bisa menemui neraka dengan cepat" ungkap Fura menjelaskan.

"Sialan kau....!!!!" umpat Khril.

Suara gemuruh langit terdengar, hujan pun turun dengan derasnya. Petir-petir menyambar-nyambar kesana kemari. Angin berhembus kencang, petir-petir berdentuman saling bersahutan.

"I-ini.... bukan sesuatu yang biasa, petir-petir ini... Jangan-jangan" batin Khril melihat keatas langit.

Petir-petir pun terkumpul disebuah titik tegangan jutaan Volt itu sedang menunggu dilepaskan. Fura pun mengarahkan tangan kirinya keatas, Mata Eyenous nya bersinar terang.

"Cahaya apa itu....?" lirih Leo bertanya-tanya melihat sebuah cahaya terang di atas langit.

"Hah, apa? Apa itu?" cerocos Faza yang sadar dari lamunannya.

"Nanti ku jelaskan! Prediksi ledakan bisa mencapai radius 15 km, kita harus selamatkan nyawa kita!" jawab Leo dengan gelisahnya.

Fura pun disambar oleh sebagian kecil dari Halilintar tersebut, ia akhirnya terikat kontrak dengan Halilintar itu. Tubuhnya dialiri oleh listrik bertegangan tinggi.

Khril pun berlari pincang berusaha untuk kabur.

"Mau kemana kau.... Kau tidak akan bisa lari dari Halilintar ini...." ungkap Fura.

Ia pun menurunkan tangannya sebagai perintah serangan. Jutaan sambaran petir melesat ke tanah menghancurkan segalanya. Cahaya terang pun menyelimuti daerah itu. Ledakan Dahsyat pun terjadi, terdengar hingga radius 20 Meter dari tempat kejadian.

Hantaman dahsyat dan suaranya nyaring memekikkan telinga jika berada dekat diradius ledakan, bisa menghancurkan gendang telinga seseorang jika mendengarnya.

Asap-asap berkepulan menutupi pandangan. Terlihat sebuah kawah raksasa berdiameter 15 Km dan sedalam 2 km membekas habis didaerah tersebut.

Faza dan Leo selamat akibat sebuah kubah yang melindungi mereka berdua.

"Eh, Apa ini?" ucap Leo bertanya-tanya.

Ternyata kubah tersebut keluar dari tubuh Faza.

"Hmm... Darimana kau menguasai teknik itu?" tanya Leo.

"Mana kutahu, kekuatan ini keluar tiba-tiba dari diriku" jawab Faza.

"Mungkin Enderarl...."

"Apapun itu, itu menyelamatkan kita. Kita harus menemukan Fura!" ucap Leo.

Terlihat Fura sedang berbaring terlentang, Eyenous miliknya bersinar sayu lalu kembali menjadi mata normal. Lengan baju kirinya hancur karena sambaran petir yang menyambar tangannya itu.

"Fura...!"

Terdengar suara yang meneriakkan namanya, ia pun mulai berdiri, lalu membalikkan badannya ke arah Leo dan Faza.

"Kau ini merepotkan sekali! Aku sudah lelah mencarimu kemana-mana!" ucap Faza menghampiri Fura.

Fura menatap mereka dengan tatapan sinis. Lalu mengeluarkan sebuah pedang listrik.

"Eh? Apa yang akan kau lakukan?" tanya Faza.

"Tidak ada, hanya ingin sesuatu...." sahut Fura sambil tersenyum lalu mengubah ekspresinya ke serius.

"Dan kau...." lanjutnya dengan suara berat.

Darah bercipratan kemana-mana. Sebuah pedang listrik menusuk dada kiri Faza hingga menembus kebelakang. Fura pun berdengus sambil senyum menyeringai.

Bersambung...