webnovel

The Fleeing Chaos Demon

Asheel Doom, iblis yang lahir dari kekacauan, dan orang yang terlahir sebagai raja, kabur karena takut dengan mimpi yang dia alami. Dia pergi sambil mengajak rekan-rekannya yang ia temui di masa lalu, dan mereka tiba di sebuah dunia modern yang terdapat iblis, malaikat, malaikat jatuh, dan dewa. Ini hanyalah kehidupan sepasang Dewa yang dibuang ke Alam Fana.

Nobbu · Anime & Comics
Not enough ratings
289 Chs

Pengembalian ke Alam Fana

Britannia.

Tepat setelah Asheel menabrak dinding dimensi yang menjadi pembatas antara Britannia dengan celah Omniverse, seluruh dunia berada dalam kekacauan.

Seluruh langit bisa menampakkan pemandangan yang terjadi di kehampaan. Saat itu, Asheel tiba-tiba melambaikan tangannya, menghasilkan ledakan kuat yang bahkan bisa membuat seluruh Britannia berguncang, dan dengan gerakan sederhana itu, puluhan ribu Outer God langsung musnah!

Bahkan saat kedua sisi dipisahkan oleh penghalang, seluruh penduduk Britannia bisa merasakan jika masing-masing makhluk yang melayang di kehampaan memiliki keberadaan yang menakutkan, seolah-olah mereka juga bisa menghancurkan Britannia dengan lambaian tangan. Tapi itu semua dihancurkan oleh semburan energi yang sangat merusak.

Setelah melihat eksekusi gerakan Asheel, Merlin merenung seperti biasa, tapi tiba-tiba membelakakan matanya karena menyadari sesuatu dan mengumpat marah:

"Sialan, tidak bisakah idiot itu menaiki panggung dengan tenang? Jangan memamerkan punggungmu yang tidak bertanggung jawab itu!"

Tentu saja alasan Merlin marah bukan karena cara Asheel keluar dari Britannia, namun karena dampak yang dihasilkannya. Lebih banyak Outsider yang masuk melewati gelembung Britannia karena lubang dimensi yang hancur.

Bahkan banyak Outer God yang tersisa juga ikut melarikan diri ke Britannia.

Tapi saat pengungsi Outer God itu menginjakkan kakinya di tanah Britannia, mereka tiba-tiba meratap dengan keras:

"Sialan, kekuatanku! Seluruh kekuatanku hilang! Aku menjadi fana lagi!"

"Oh, tidak! Hasil kerja kerasku selama 6 juta tahun! Ahh, hatiku tidak bisa menahannya lagi!"

"Brengsek! Kemana semua kekuatanku pergi?! Apakah ada kekuatan yang bisa memutus akses ke kekuatanku?!"

"Mustahil ada kekuatan yang seperti itu!"

Ratusan, atau bahkan ribuan Outer God, meratap ke langit secara bersamaan. Segera, langit dipenuhi dengan suara ratapan yang menyedihkan.

Tujuh Dosa Mematikan menjadi cemas oleh orang-orang itu. Apakah mereka akan menyerang?

Merlin juga bingung, haruskah dia mengusulkan untuk menerima mereka agar kekuatan Britannia menjadi semakin kuat? Tidak, itu terlalu berbahaya!

Merlin tidak tahu apa-apa tentang orang-orang itu, jadi lebih baik jangan menerima mereka. Tapi dia masih ragu.

Saat Merlin tenggelam dalam keputusannya, suara dingin Sera tiba-tiba terdengar:

"Ophis-chan, bunuh mereka semua yang masuk."

Ophis hanya mengangguk dan melayang menjauh.

Merlin merasa linglung untuk sesaat, sebelum tiba-tiba membentak: "Sera-nee!"

"Apakah kau ingin menerima mereka?"

"Itu..." Merlin terdiam, tapi ekspresinya dengan cepat berubah menjadi tegas kembali. "Tidak! Aku menyetujui Sera-nee untuk membunuh mereka semua!"

Elizabeth yang mendengar perkataannya segera memasuki percakapan, "Kenapa harus membunuh mereka semua? Apakah mereka tidak layak untuk diampuni?"

Merlin memasang ekspresi serius saat menjawab, "Mereka berdosa, seperti kita."

"Hah?!"

"Saat ini, keberadaan kita hanyalah simbol dari kejahatan umat manusia, tapi dosa mereka lebih besar dari yang bisa kita lambangkan. Mereka adalah Outer God, jika Dewa di Britannia saja seperti Raja Iblis dan Dewa Tertinggi, apakah mereka tidak akan sama? Apalagi, kedatangan mereka jelas bukan untuk hal baik. Mereka mengepung dimensi ini. Jika mereka dibiarkan hidup, aku tidak tahu lagi nasib dimensi ini akan seperti apa."

Elizabeth menggigit bibirnya dan mengepalkan tangannya erat, "Begitu..."

Tiba-tiba, suara ratapan lagi terdengar. Itu bukan karena kemalangan, tapi karena pembantaian yang dilakukan oleh Ophis.

"Omong-omong, Sera-nee. Kekuatan apa yang terkandung dalam gelembung itu sampai-sampai bisa melemahkan kekuatan Dewa secara drastis?" Merlin tidak bisa menahan diri untuk menanyakan apa yang paling menarik minatnya saat ini.

"Itu?" Sera menunjuk ke penghalang transparan yang menyelimuti Britannia. "Itu adalah kekuatan yang sangat menakutkan. Kekuatan yang dikumpulkan dan dipahami oleh Asheel selama miliaran tahun terakhir, dan akhirnya dia bisa memanifestasikan pemahamannya dalam bentuk penghalang ini."

"....Itu terdengar mengesankan..!"

Nada Merlin terdengar ragu-ragu. Lagian, apa apaan miliaran tahun terakhir?! Apakah Asheel sudah setua itu?! Oh tidak, cinta pertamaku adalah seorang pria tua yang sering bersikap kekanak-kanakan!

Merlin bercanda dalam hati, tapi sebenarnya dia tidak peduli. Mau setua apa Asheel, dia tetap akan berdiri di belakangnya.

Sera menghela napas sebelum menjelaskan, "Pengembalian ke Alam Fana, Asheel menyebut kemampuannya dengan nama itu. Aku juga baru tahu, tapi konsepnya cukup sederhana. Pemahaman tentang manusia yang merupakan makhluk fana, Asheel berhasil mewujudkan kekuatan itu untuk menekan makhluk abadi. Semua yang berada dalam jangkauan kekuatan ini akan kembali ke alam fana. Mereka benar-benar dipaksa menjadi fana, bahkan makhluk yang lebih tinggi tidak terkecuali, mau itu Supreme God sekalipun. Ini adalah puncak dari kekuatan kemanusiaan."

Singkatnya, itu adalah buah hasil kerja keras Asheel setelah sekian lama berjalan di jalur kemanusiaan, menumbuhkan kemanusiaan, menyelaminya, dan bahkan merasakannya sendiri bagaimana kehidupan seorang manusia.

"Dipaksa kembali ke alam fana? Apakah kekuatan Dewa tidak diperbolehkan di area itu?" tanya Merlin.

"Asheel bisa mengatur apakah orang yang masuk domainnya akan ditekan atau tidak, jadi ya tidak semua orang akan menderita. Tapi..." Sera melototi Asheel yang sedang melayang di kehampaan, "...Beraninya dia juga menekanku! Aku harus menyelimuti tubuhku dengan «Void» agar tidak terpengaruh oleh kekuatan ini."

Merlin terdiam, merasa terkejut untuk sesaat: "Bahkan Sera-nee juga bisa ditekan?"

"Yah, aku dalam kondisi fana saat ini. Aku terlalu malas berubah mode." Sera mengangkat bahu.

Bahkan saat dia ditekan, dia bersikap seolah-olah itu bukan apa-apa. Yah, seharusnya Dewa Omniverse seperti dirinya tidak akan bisa terpengaruh oleh kekuatan Asheel.

"Apakah tidak ada semacam reaksi saat kekuatan mereka dipaksa melemah?" tanya Merlin lagi.

"Sebagian Outer God itu adalah seorang kultivator. Kultivasi sendiri menyangkut pada budidaya tubuh dan jiwa. Mereka mengembangkan jiwa menjadi jiwa ilahi dan tubuh menjadi tubuh spiritual. Saat tiba-tiba dipaksa menjadi fana kembali, selisih jumlah energi murni yang mampu ditampung fana dan immortal sangat besar, dampaknya bahkan bisa meledakkan diri mereka sendiri. Jika kekuatan yang mereka tekan tiba-tiba meledak, mungkin saja dunia ini akan hancur dalam sekejap, tapi «Pengembalian ke Alam Fana» tidak akan membiarkan hal itu terjadi, karena kekuatan itu akan menyerap energi murni dari makhluk yang ditekan. Semakin lama mereka ditekan, maka mereka alan menjadi semakin lemah. Yah, meski mereka ditekan sekalipun, tubuh yang mereka budidayakan masih sangatlah kuat, jadi mereka tetap musuh yang harus dipertimbangkan.

"Adapun untuk Dewa jenis lain, mereka menumpuk keilahian dalam diri mereka. Prosesnya seperti kultivator, tapi pondasi seorang kultivator yang menjadi abadi lebih kuat dari jenis yang ini."

Merlin mengangguk mengerti, sebelum tiba-tiba mengingat perkataan Asheel sebelum dia pergi. Alasan perenungannya bisa buyar dengan cepat karena dia merasakan banyak Outsider yang sedang menuju kemari.

"Aku ingat Asheel mengatakan akan ada bala bantuan lagi, apakah sekutu kali ini bisa mengatasi gerombolan itu?"

"Kamu terlalu meremehkan kami, Putri Beliuin." Suara seorang wanita tiba-tiba terdengar.

Kaboom!

Ledakan listrik tiba-tiba turun dari langit, menyambar ke arah para Outsider. Itu hanya bagian pembuka, selanjutnya adalah jatuhnya kilat ke para Outsider bertubi-tubi, sebelum tiba-tiba berubah menjadi hujan petir.

BOOM! BOOM! BOOM!

Suara memekakkan telinga terdengar saat rentetan kilat jatuh ke tanah Britannia, berhasil menghanguskan sebagian besar Outsider dalam gerombolan.

"Kekuatan itu ..." Meliodas dan Elizabeth terkejut.

"Dewa Tertinggi!"

"Ibu!"

Seperti yang disebutkan, Dewa Tertinggi muncul di medan perang dan langsung membantai para Outsider.

"Aku selalu menonton dalam tidurku selama ini, tapi Penguasa Kekacauan membangunkanku secara paksa. Aku tidak punya pilihan lain untuk keluar, untunglah dia mengampuniku." Dewa Tertinggi mendesah tak berdaya setelah mengatakan ini.

Elizabeth buru-buru mendekatinya, ingin menanyakan sesuatu padanya. Itu adalah tentang Ibunya yang melanjutkan Perang Suci di masa lalu.

Tapi saat dia akan mengeluarkan suaranya, Dewa Tertinggi sudah memotongnya terlebih dahulu:

"Kau benar, anakku. Aku lah yang membangun ulang rantai kebencian yang pernah berkarat. Aku dan Raja Iblis berkolusi untuk melanjutkan Perang Suci. Ini tidak bisa dihindari oleh kami. Setelah pria kegelapan itu menunjukkan kekuatannya pada kita saat itu, kami ketakutan oleh kekuatannya. Sebuah kekuatan yang bisa membunuh kami. Oleh karena itulah kami melanjutkan kekacauan yang dirindukan olehnya. Aku pernah berpikir jika Britannia tidak boleh memasuki ke era kekacauan, yang mana merupakan era dimana zaman dewa telah berakhir, era dimana kegelapan dan cahaya tidak bisa membandingkan diri mereka masing-masing. Untuk mencegah hal itu, Perang Suci harus tetap ada untuk menjaga keseimbangan dunia ini."

Semua orang terdiam setelah mendengar ceritanya.

"Tapi, aku rasa Britannia tidak membutuhkan kami sejak awal. Sejak penciptaan manusia yang dilakukan oleh Chaos, kami takut ditolak. Kami mengurung Chaos dalam penjara lumut karena kami takut pada kekuatannya. Kami takut jika suatu saat Chaos akan mengambil kekuatan kami. Perkataan Raja Iblis yang menyatakan jika seorang Dewa tidak bisa merasakan takut adalah omong kosong. Kami ketakutan, karena itu kami kelakukan tindakan yang berani, menyegel pencipta kami sendiri. Saat Penguasa Kekacauan muncul, saat itulah kami sangat kacau. Kami harus memenuhi peran yang telah ditugaskan pada kami sejak awal. Karena bagian kami telah selesai, ini akan menjadi pertempuran terakhirku." Dewa Tertinggi tersenyum setelah dia mendesah tak berdaya, " Ya ampun, bahkan orang sepertiku tidak mampu merelakan kematian."