webnovel

The Fleeing Chaos Demon

Asheel Doom, iblis yang lahir dari kekacauan, dan orang yang terlahir sebagai raja, kabur karena takut dengan mimpi yang dia alami. Dia pergi sambil mengajak rekan-rekannya yang ia temui di masa lalu, dan mereka tiba di sebuah dunia modern yang terdapat iblis, malaikat, malaikat jatuh, dan dewa. Ini hanyalah kehidupan sepasang Dewa yang dibuang ke Alam Fana.

Nobbu · Anime & Comics
Not enough ratings
289 Chs

Membekukan Dao Surgawi

"Teknik Surgawi Tertinggi: Dunia Pembersihan Putih!"

Clap!

Cahaya putih terang menyilaukan mata muncul, mewarnai dunia menjadi putih sepenuhnya. Suhu tiba-tiba turun ke tingkat ekstrem hingga menakutkan.

Es dingin menyebar dari tubuh Shen Ying dan meluas sampai ke ruang sekitarnya. Dalam sekejap, seluruh area membeku dalam ruang dan waktu.

Es dan salju terus menggerogoti ruang, hingga es benar-benar tumbuh di kehampaan. Ruang dan waktu juga kehilangan fungsinya. Itu benar-benar berhenti.

Seolah dunia telah membeku, para Outer God yang berhamburan di mana-mana juga ikut terhenti, hanya menyisakan beberapa makhluk terkuat saja yang bisa bertahan di suhu ekstrem ini.

Gelembung yang berisi Britannia terpengaruh oleh dunia beku, tapi tidak mengalami kerusakan.

Di kejauhan, tahta yang melayang di kehampaan tidak terpengaruh saat dunia yang membeku dihalangi oleh lapisan pelindung yang sangat kuat. Tuan Muda Yogghgod dan sosok berjubah masih menonton dari kejauhan, bahkan saat Asheel telah muncul, dia belum mengambil tindakan. Getaran auranya masih menunjukkan kepercayaan diri yang tinggi.

Tuan Muda Yogghgod memiliki ekspresi senang di wajahnya. Bahkan dia tidak peduli saat menyaksikan puluhan ribu Outer God yang dikumpulkannya telah mati tepat didepan matanya.

Tuan Muda itu semakin tersenyum setelah menyaksikan kekuatan penuh Shen Ying. Dia sangat suka wanita mendominasi seperti ini!

Sekarang, para Outer God yang tersisa sedang dalam kekacauan. Mereka ingin melarikan diri, tapi sayangnya ruang disekitarnya telah diisolasi. Orang-orang itu terjebak di dimensi ciptaan ini, tidak bisa keluar dan hanya bisa menunggu kematian.

Di sisi lain, Shen Ying terengah-engah setelah melancarkan teknik terkuatnya, yang mana teknik itu mampu membekukan seluruh unsur yang menyusun sebuah dimensi, termasuk ruang, waktu, dan hukum kausalitas. Teknik ini bahkan bisa menghentikan fungsi Dao Surgawi untuk sementara, tapi karma buruk yang dihasilkan setelah menggunakan teknik ini sangat besar. Merupakan hal yang tabu untuk mengganggu Dao Surgawi.

Bahkan sangat lancang untuk seorang Immortal yang belum mencapai ranah Dewa Omniverse untuk melakukannya.

Dao Surgawi adalah seperangkat aturan otomatis yang diciptakan oleh Supreme One untuk mengatur berbagai hal mengenai tahapan kekuatan di Omniverse. Dao Surgawi juga yang berperan dalam proses kesengsaraan surgawi dan kenaikan.

Pada saat ini, Shen Ying mengerahkannya agar unsur yang terkandung dalam celah Omniverse di sekitarnya berhenti dengan cara membekukannya. Tiga puluh persen area tertutup ini sudah membeku membentuk kosmik es raksasa.

Dia berniat melarikan diri setelah menggunakan teknik ini, tapi ...

"Sialan, aku bisa membekukan ruang dan waktu, tapi aku tidak bisa menembusnya! Apa yang salah dengan celah ini?!" Shen Ying terus melambaikan tangannya dan menyuntikkan qi abadi ke dalam setiap gerakannya.

Itu diharapkan untuk membuka portal menuju koordinat lain, tapi sepertinya ruang area ini telah sepenuhnya terkunci.

"...Ah," Shen Ying menundukkan kepalanya, membentuk siluet wajahnya yang tak terlihat. Bahunya tiba-tiba bergetar, sebelum suara tawa menggelegar yang terdengar mendominasi keluar dari mulutnya: "HAHAHAHAAHAHA!!! Aku dijebak! Para bedebah sialan itu! Jadi ini niat aslinya! Persetan dengan Dewa Omniverse, aku akan menghancurkan kalian!"

Ekepresinya saat terungkap terlihat sangat gila, rambutnya tergerai dan naik, kemarahannya mencapai puncak.

Asheel yang ikut membeku bersama ruang di sekitarnya, mengangkat alisnya dengan tertarik. Es seukuran kosmik yang menjebaknya tiba-tiba retak, sebelum runtuh secara perlahan.

BOOM!

Itu pecah berkeping-keping sebelum bongkahan sisanya tersapu oleh badai kaleidoskop.

"Kau sudah gila."

Seringai di wajah Shen Ying semakin lebar, cahaya di matanya sudah merah darah, yang merupakan hasil manifestasi kemarahannya. "Ya, benar, aku sudah gila! Sangat gila! Kemurkaan ini tidak akan padam sebelum aku membantai para Dewa! Aku membutuhkan darah para Dewa untuk memuaskanku! Aku ditakdirkan untuk membantai mereka semua!"

Asheel memutar matanya setelah mendengar pernyataannya yang berani. "Kau sudah mendeklarasikan kematianmu."

"Kalau begitu, aku akan menyeretmu bersamaku! Ayo bertarung sampai mati!" Ekspresi Shen Ying menjadi lebih gila saat seringai haus darah menggantikan auranya yang dingin dan tenang.

BOOM!

Ledakan kosmik melemparkan Shen Ying menuju Asheel dengan kecepatan yang sangat menakutkan. Dengan melebihi kecepatan cahaya, tubuhnya tiba-tiba sudah sampai tepat didepan Asheel.

Sebuah ledakan terjadi lagi, yang mana berasal dari hasil bentrokan keduanya. Tidak, lebih tepatnya Shen Ying yang memukul Asheel dengan sekuat tenaga.

Asheel melebarkan matanya saat lengannya terdorong ke belakang. Kekuatan ini sangat menakutkan!

"Apa sih yang telah dilakukan D kepadamu?" Asheel merasa heran.

Stimulus kekuatan yang melonjak secara tiba-tiba, sudah pasti itu perbuatan D!

Kewarasan Shen Ying sudah sepenuhnya terfokus pada pertarungan, jadi dia tidak mendengar kata-kata yang digumamkan Asheel. Meski tampak seperti dia menaruh semua fokusnya pada pertempuran, ada sesuatu yang bangun didalam dirinya yang memaksanya untuk tenang.

BOOM! BOOM! BOOM!

Meski es yang menjebak Asheel sudah pecah, namun warna dunia ini masihlah putih. Teknik Shen Ying sebelumnya belum menghilang sepenuhnya.

Dengan demikian, setiap bentrokan yang dilakukan keduanya mampu menggetarkan kosmik, bahkan penghalang ruang dan waktu yang mengisolasi area ini agar para Outer God tidak kabur mengalami kerusakan. Es yang memenuhi ruang ini juga perlahan-lahan runtuh akibat dampak dari gempa ruang yang dihasilkan oleh tabrakan mereka berdua.

Asheel merasa lengannya mati rasa setelah menerima serangan langsung dari Shen Ying.

Wanita itu sudah sepenuhnya berubah menjadi shura, dewa pertempuran yang haus darah!

Selama Asheel terus menahan serangan Shen Ying menggunakan lengannya, dia juga memperhatikan ekspresinya saat ini.

Meski tampak gila, ada kedutan di wajahnya. Terdapat bagian dalam diri Shen Ying yang mencoba meredam kemarahan yang sedang meluap.

'Sejak awal, bagaimana seorang Immortal beratribut es tiba-tiba menjadi berapi-api? Apakah ini perbuatan D lagi?' Asheel menahan serangan Shen Ying sambil memikirkan beberapa hal.

Terutama D, yang sangat mengganggunya. Meski dia merasa itu merepotkan atas semua bagian hal yang berhubungan dengan D, tapi dia kadang-kadang menikmatinya.

Orang itu sangat pandai membuat orang lain kesulitan! Tapi pada saat yang sama, semua situasi halangan dan rintangan yang dia ciptakan sanhat bermanfaat untuk pengembangan sebuah karakter.

Semakin lama Asheel memperhatikannya, semakin dia yakin jika Shen Ying berusaha memisahkan kedua sisi dalam dirinya. Sisi mengamuk dan sisi dirinya yang tenang.

Tapi akibat dari mengamati apa yang terjadi pada Shen Ying sambil menahan serangannya, tangan Asheel sudah biru karena lebam. Tulang dalam lengannya patah. Selama pertarungannya dengan Shen Ying, Asheel belum mengerahkan setetes pun energi spiritual. Dia hanya mengandalkan kekuatan fisiknya!

Tiba-tiba, Shen Ying melompat mundur yang agak mengejutkan.

Wanita ini telah menyerangnya secara membabi buta, apa yang akan dia lakukan selanjutnya?

Sruk!

Asheel tiba-tiba terdiam, perasaan dingin dan mati rasa merayapi tubuhnya. Saat pandangannya menunduk perlahan, dia bisa melihat beberapa bagian tubuhnya yang tertusuk oleh paku-paku. Akibatnya darah merah mengalir ke kehampaan.

"Gah..!!" Asheel memuntahkan seteguk darah. Matanya membelalak kaget saat menatap Shen Ying.

Saat itu, tatapannya bertemu dengan mata Shen Ying menatapnya dengan tatapan merendahkan.

"Bahkan apa yang disebut Dewa juga bisa dibunuh olehku. Para sampah seperti kalian cukup rapuh, ya."