webnovel

The Fleeing Chaos Demon

Asheel Doom, iblis yang lahir dari kekacauan, dan orang yang terlahir sebagai raja, kabur karena takut dengan mimpi yang dia alami. Dia pergi sambil mengajak rekan-rekannya yang ia temui di masa lalu, dan mereka tiba di sebuah dunia modern yang terdapat iblis, malaikat, malaikat jatuh, dan dewa. Ini hanyalah kehidupan sepasang Dewa yang dibuang ke Alam Fana.

Nobbu · Anime & Comics
Not enough ratings
289 Chs

Pertemuan

Setelah melenyapkan puluhan ribu Outer God, Asheel lalu mengalihkan pandangannya ke kedua Immortal terkuat.

Hong Shizao dan Shen Ying.

Melihat Shen Ying, Asheel tertawa kecil: "Hh, siapa yang menyangka rumput kecil acak yang aku tanam akan menjadi sebatang pohon suci. Itu pasti perbuatan D!"

Shen Ying sepenuhnya mendengarkan, dan dia merasa jika kata-kata itu ditujukan padanya. Tapi, tunggu...!

Rumput kecil?

Pohon suci?

Shen Ying menggertakkan giginya, tidak bisa mempercayai arti keberadaannya selama ini. Bukankah artinya itu seperti Asheel yang menyelamatkan nyawanya saat sebelum dia memulai jalan kultivasinya, diibaratkan sebagai Asheel yang menanam rumput kecil, dan sekarang dia sudah menjadi permaisuri, jadi dia adalah pohon suci itu.

"Kau masih mengingatku?" Shen Ying menyipitkan matanya.

"Eh?" Hong Shizao yang berada tidak jauh sangat terkejut. Ice Tyrant Empress mengenali sosok perkasa yang baru saja membantai sepuluh ribu Outer God?

"Tidak, jika ini pertemuan biasa, aku tidak akan mengingatmu. Tapi karena baru saja bangun, ingatan masa laluku sedang mengalir seperti sungai di kepalaku. Aku secara tidak sengaja menangkap gambarmu dari arus sungai itu."

Shen Ying terdiam, tidak merasa terkejut karena Asheel telah melupakannya. Ini sudah dalam prediksinya. Setelah menghela napas beberapa saat, dia membuka mulutnya: "Kalau begitu, bisa kau lepaskan aku? Ini adalah pertemuan pertama kita setelah sekian lama. Mungkin aku tidak terlalu berarti buatmu, tapi--"

Asheel memotongnya, "Sebelum itu, karena aku sudah mengingatnya, bukankah kau harus melakukan apa yang kau janjikan saat itu?"

Shen Ying mengerutkan kening, jelas tahu apa yang dia maksud. Pertemuannya dengan Asheel pertama kali sama sekali tidak bisa dilupakan olehnya. Peristiwa itu selalu tertanam di otaknya seolah-olah baru kejadian kemarin.

Saat itu, Asheel mengatakan jika dia harus membalas dendam atas dunia asal yang telah dihancurkannya. Tapi sejak lama, dia bahkan tidak pernah memikirkan dunia asalnya, dan sekarang kenapa dia harus peduli?

Prioritasnya saat ini adalah melarikan diri!

"Sebenarnya, aku sama sekali tidak memendam dendam padamu. Malahan, aku sangat bersyukur karena kamu menghancurkan dunia asalku. Karena tidak ada dendam diantara kita, bisakah kita menyelesaikan ini dengan damai?" Shen Ying mencoba menawar.

Asheel jatuh dalam perenungan, dan setelah beberapa saat, dia menjawab: "Jika ini 3000 tahun yang lalu, mungkin aku akan membiarkanmu pergi. Aku yang sekarang tidak memiliki cinta yang berlebihan pada seorang wanita, bahkan jika itu sesosok keindahan sejati sepertimu. Salahkan keberuntunganmu karena ikut ke dalam rombongan Outer God ini."

Shen Ying tidak merasa terkejut saat ditolak, tapi dia sangat terkejut atas pernyataan terakhir Asheel. "Outer God? Mereka?".

Dia buru-buru menoleh ke Hong Shizao, melototinya.

Hong Shizao merasa kedinginan di punggungnya, dan dia hanya bisa mengangguk tak berdaya. "Apa yang dia katakan benar. Mereka semua adalah Outer God."

Shen Ying tertegun sejenak, bertanya-tanya ratusan ribu sosok yang sedang mengambang dan berhamburan itu semuanya adalah Outer God? Dia juga bertanya-tanya apakah powerhouse terkuat yang Tuan Muda Yogghgod bawa adalah keduanya?

Lalu, tatapan Shen Ying saat menatap Hong Shizao seperti mengatakan: Kamu juga?

Hong Shizao buru-buru menggelengkan kepalanya, "Aku tidak! Aku bukan seorang Outer God! Hidupku berada di tangan Tuan Muda, sekarang aku hanya bisa mematuhinya. Jika tidak, aku tidak akan mengikuti acara mencurigakan ini..."

Perkataannya tiba-tiba melambat, dan Hong Shizao jatuh tak bertenaga di kehampaan. Tubuhnya melayang, tapi sepertinya dia sudah kehilangan kesadaran.

"Apa yang terjadi?" Shen Ying mengerutkan kening.

Dia mendekatinya, dan betapa terkejutnya dia setelah mengetahui jika Hong Shizao sebenarnya telah mati. Itu hanya tubuh fisik kosong tanpa jiwa.

"Jiwanya benar-benar lenyap, kalimat akhir hayat itu tidak main-main...!" Shen Ying merasa sangat panik sekarang. Tuan Muda Yogghgod telah membunuhnya dengan mudah bahkan tanpa mengangkat satu jari pun.

Umpan meriamnya baru saja mati, apakah dia harus mengandalkan Tuan Muda Yogghgod untuk kedepannya?

Tidak, dia lebih baik mati! Lagipula, Tuan Muda Yogghgod baru saja membuang Hong Shizao seolah itu bukan apa-apa, jadi sudah pasti berada dalam pihak Tuan Muda itu adalah pilihan terburuk.

"Ini bukan keberuntungan lagi. Ini adalah kebodohan, bagaimana kau bisa tertipu dengan mudahnya?" Asheel berkomentar setelah melihat situasinya, tapi dia tiba-tiba menyadari. "Tidak, sebenarnya ada seseorang yang telah mengatur pertemuan kita. Karena kau mengikuti acara panen ini, sayang sekali kau harus mati disini."

Perkataan Asheel terdengar seperti sedang mengejeknya di telinga Shen Ying. Dia juga tiba-tiba merasa bodoh. Dan apa apaan pertemuan kita yang sebenarnya sudah diatur?

Apakah ini ujian dari Dewa Omniverse?

Jika dia melawan Penguasa Kekacauan sekuat tenaga, apakah Dewa Omniverse diatas akan mengakuinya?

Shen Ying memiliki pikiran seperti itu. Lagipula, ini pernah terjadi dalam hidupnya.

Asheel sendiri, dia tahu jika D/Daevon yang telah memancing wanita abadi ini ke hadapannya. Seperti biasa, D masih suka bermain-main. Sekarang, dia bahkan akan menyerahkan orang yang telah dia kembangkan dengan susah payah hanya karena ingin melihat reaksi Asheel terhadap Shen Ying.

Alasan Shen Ying bisa merasakan pengalaman hidup seorang protagonis karena D yang sudah mengatur semuanya di balik layar. Sementara Shen Ying harus bertahan hidup dengan susah payah dalam jalannya menuju keabadian dan umur panjang, D asik memakan keripik kentang dan cola-nya di balik layar komputer, sambil menikmati pertunjukan hidup mengasyikkan Shen Ying seolah-olah sedang menonton film.

Tentu saja Shen Ying tidak akan tahu itu. Jalannya menuju seorang permaisuri sudah ditentukan sejak awal.

Itu seperti saat D membesarkan Asheel sebagai Penguasa Kekacauan. Shen Ying yang menjadi seorang permaisuri juga sama. Secara tidak langsung, Shen Ying sudah menjadi juniornya di atas bimbingan D.

Dari kasus keduanya, mungkinkah D ingin merasakan sensasi yang sama?

Tapi pengalaman kedua tidak akan pernah bisa lebih menyenangkan dari pengalaman pertama. Tapi, tidak ada salahnya mencoba, kan? Lagipula, dia masih bisa merasakan sensasi yang sama meski samar-samar. D ingin merasakan membesarkan seseorang menjadi seperti Penguasa Kekacauan, seseorang yang setara dengannya. Toh, D memilih Shen Ying pasti karena keterlibatan Asheel dalam hidupnya.

Shen Ying menutup matanya sejenak, dan saat membukanya, ekspresinya berubah menjadi tekad. Berjuang atau tidak sama sekali!

Tubuhnya melesat ke arah Asheel, memperpendek jarak antara keduanya. Tangannya sibuk menyulap kekuatan mistik yang telah dia kembangkan.

Boom!

Tabrakan gletser sebesar planet yang tercipta dari ketiadaan terlempar menuju Asheel, dan itu dilakukan bertubi-tubi.

Seperti biasa, Asheel bahkan tidak menghindar. Malahan, gletser itu yang mencoba menghindarinya.

Shen Ying hanya terheran dan tidak panik. Dia mendecakkan lidahnya. Mengetahui serangan jarak jauh tidak bekerja, dia menghentakkan telapak tangannya ke udara.

Kilauan telapak tangan biru es raksasa mengembun dari telapak tangannya. Kali ini, dia melancarkan serangan itu langsung banyak sekaligus sehingga Asheel tidak memiliki kesempatan untuk menghindar.

Asheel memiliki ekspresi acuh tak acuh di wajahnya. Saat telapak tangan akan mengenainya, tiba-tiba itu lenyap hanya karena menyentuh auranya.

Shen Ying tiba-tiba paham jika Asheel juga seorang Dewa Omniverse. Tapi kenapa Dewa Omniverse bersenang-senang menghancurkan alam semesta?

Apakah ini kekecewaan yang sama lagi?

Pada saat dia masih kecil, dia mengidolakan para kultivator, tapi kenyataannya sangat berbanding terbalik dengan ekspetasinya. Sekarang, dia juga ingin menjadi Dewa Omniverse. Apakah tujuan itu juga akan mengecewakannya?

Tidak, berhenti berpikir untuk saat ini! Bahkan jika kenyataannyaa sangat mengecewakan, dia akan menjadi berbeda dan tetap berpegang teguh pada pendirian awalnya!

Sekarang, dia harus memikirkan cara untuk keluar hidup-hidup dari situasi saat ini.

Tapi setelah melihat Asheel ... apakah itu mungkin?

Penguasa Kekacauan itu bahkan tidak beranjak satu mili pun dari koordinat awalnya, di sisi lain dia sudah menyerangnya dengan sekuat tenaga.

Persetan! Dia harus keluar hidup-hidup dari sini! Bahkan jika harus mengorbankan semua yang dia punya!

Shen Ying sudah memutuskan, dia akan menggunakan jurus pamungkasnya!

"Teknik Surgawi Tertinggi: Dunia Pembersihan Putih!"