webnovel

The Crazy Boss

Kehidupanku semuanya berawal tampak baik baik saja, sampai pada hari itu dimana ia mengajak ku untuk menikah tanpa sebuah alasan yang pasti dan bukan dikarnakan cinta. Dia adalah Aldrich Keandra Adhlino seorang CEO dari salah satu perusahaan terbesar dan berpengaruh di Amerika Serikat, Bekerja dengan nya selama 2 tahun sebagai sekertaris membuatku tau beberapa sifat yang dimilikinya. Dingin, tegas, pintar, tak suka berinteraksi dan tak berperasaan. Namun selama 3 tahun terakhir ini dia menangani perusahaan yang berada di Indonesia. Aku senang diusiaku yang akan menginjak umur 27 tahun ini ada seseorang yang melamarku, namun itu terjadi bukan karna kita saling mencintai, dan aku tak diberi pilihan lain selain menerimanya. Lalu satu persatu rahasianya mulai ku ketahui. Nama ku Diana Servig hanya perempuan biasa yang hidup mandiri karna tumbuh di panti asuhan tanpa mengenal siapa orang tua kandungku.

Rini_Indriyanii · Urban
Not enough ratings
6 Chs

BAB 03 : Setelah Pernikahan

Setelah hari pernikahan mereka, Diana akan tinggal di rumah Aldrich. Pernikahan mereka berjalan dengan lancar dan seperti rencana awal hanya keluarga terdekat Diana yang datang dan sisanya hanya rekan bisnis Aldrich.

Kakek Aldrich saja tidak datang karna acara yang mendadak ini. Sekarang Aldrich sudah berada dirumah dengan Diana dan mereka masih memakai baju pernikahan.

"Kamar kau belum dibereskan, jadi kau tidur di kamarku" kata Aldrich yang sekarang berjalan ke tangga menuju kamarnya

"Tunggu jadi maksudnya kedepannya kita pisah kamar?" tanya Diana pada dirinya sendiri dalam batin

"Apa dia niat untuk menikah?" batin Diana berikutnya

"Fu*k Aldrich" batin Diana

Diana akhirnya mengikuti Aldrich ke kamar itu dan ketika ia membuka pintu, ia melihat Aldrich yang sedang duduk diranjang dengan ponsel yang menempel di telinganya.

"Bereskan semuanya Gavin" kata Aldrich lalu menutup telponnya

Aldrich melihat ke arah pintu, Diana menatapnya.

"Pergilah mandi, besok Gavin akan mengantarkan sisa barang barangmu" kata Aldrich

Diana pun mengangguk dan berjalan kedalam. Lalu Aldrich menerima telpon kembali. Melihat nama dilayar ponselnya membuat Aldrich menghela napas. Lalu menyuruh Diana untuk menghampirinya dulu.

"Anna kemari dulu" kata Aldrich

"Ada apa?" tanya Diana yang sekarang sudah berada di depan pintu kamar mandi

"Cepatlah" perintah Aldrich

Dianapun menghampiri Aldrich.

"Duduk" perintah Aldrich dengan menunjuk ke sampingnya

Diana menurut saja.

Aldrichpun mengangkat telpon itu yang ternyata dari kakeknya yang berada di Amerika.

"Dasar cucu tak tau diri" teriak kakek Aldrich disana

Diana membulatkan matanya setelah mendengar teriakan kakek Aldrich.

"Tuan Damian pasti marah besar, apa aku akan terkena masalah?" batin Diana yang sekarang mulai panik

"Apa aku akan dilempari uang sama tuan Damian agar aku pergi dari Aldrich seperti di film film?" batin Diana

"Tenanglah kakek" jawab Aldrich

"Bisa bisa nya kau menikah tanpa membicarakan terlebih dahulu denganku"

"Dimana istrimu sekarang? Aku ingin berbicara dengannya"

"Dia ada disini" jawab Aldrich dan mendekatkan ponselnya ke arah Diana

Namun Diana menggeleng tak ingin mengajawab telpon itu.

"Nona apa kau baik baik saja?" tanya Kakek Aldrich

Diana mulai mendengarkan.

"Maafkan cucuku yang kurang ajar itu" kata Kakek Aldrich berikutnya

"Ti-tidak tuan Damian, Aldrich baik padaku" jawab Diana gemetar

"Bilang padaku jika dia memaksamu atau berbuat jahat padamu" lanjutnya

"Biar nanti aku patahkan kaki nya, jangan sungkan untuk melaporkan setiap kejahatannya padaku" lanjutnya

"Kau berlebihan kakek" kata Aldrich

"Diam kau, jangan ikut campur, aku sedang berbicara dengan cucu mantuku" kata kakek Aldrich

"Baik tuan" jawab Diana

"Panggil aku kakek juga, jangan panggil aku tuan. Aku bukan tuanmu"

"Baik kakek" jawab Diana yang sekarang tersenyum karna ternyata kakek Aldrich tak seperti yang ada di bayangannya tadi

"Baiklah kalau begitu, aku akan menunggu kabar baik dari kalian. Segeralah buat, aku tak sabar untuk menggendong bayi yang lucu lucu" kata Tuan Damian yang sekarang membuat Diana terkejut

"Yasudah aku tutup" kata Aldrich dan menutup telponnya

"Huft" helaan napas Diana

"Apa kau tegang berbicara dengan kakekku?" tanya Aldrich

"Ku kira, aku akan mendapat cacian atau kutukan karna menikah denganmu" kata Diana

"Kau berpikir kakekku tak setuju dengan pernikahan ini?" tanya Aldrich

"Aku berpikir itulah alasannya kenapa dia tak datang ke pernikahan kita dan aku juga berpikir kakekmulah alasannya kenapa kau mau menikah denganku karna kau mau dijodohkan dengan pilihannya sedangkan kau tidak mau" jelas Diana

Aldrich malah menjitak kepala Diana.

"Jangan bodoh, kakek ku bukan orang seperti itu" kata Aldrich

"Iyaa aku tau sekarang" jawab Diana dan tersenyum pada Aldrich

Aldrich mengelus rambut Diana dengan tatapan yang tak memiliki arti.

"Tapi Al aku penasaran sekarang" kata Diana

"Penasaran kenapa?"

"Kau bilang menikah denganku karna kau membutuhkanku. Lalu apa ketika kau tidak membutuhkanku lagi kau akan menceraikanku?" kata Diana

"Jangan terlalu banyak berpikir Anna" kata Aldrich yang sekarang berdiri

Namun sebelum Aldrich pergi Diana menahan tangan Aldrich. Aldrich menoleh.

"Tapi kau yang membuatku berpikir terlalu banyak" jawab Diana

"Sebaiknya kau jangan menyimpan perasaan padaku Anna" balas Aldrich

Dianapun berdiri.

"Al--" terpotong

"Jangan membuat sisi lain dari diriku keluar Anna, cukup jadilah istri yang penurut dan jangan banyak bertanya" kata Aldrich dengan dingin lalu pergi dari sana.

Diana hanya menatap kepergian Aldrich sampai pintu kamar tertutup.

"Tapi aku sudah terlanjur menyimpan perasaan padamu Al" batin Diana

***

Ini sudah sangat malam dan Aldrich tak ada dirumah. Sebenarnya ia pergi kemana. Diana mencoba menelponnya berkali kali namun tak diangkat. Diana ingin menghubungi Gavin namun ia tak tau nomornya.

Lalu ketika Diana melamun ada telpon masuk dan ternyata dari Aldrich.

"Al dimana? Maaf soal tadi" kata Diana

"Aku sedang bekerja"

"Di jam segini?"

"Iyaa"

"Kau akan pulang?" tanya Diana

"Mungkin nanti, tidurlah dulu jangan menungguku" jawab Aldrich

"Kau tak marah karna hal tadi kan?"

"Bukan, sudah kubilang jangan terlalu banyak berpikir. Tidurlah sekarang" perintah Al

Lalu telponpun diakhiri oleh Aldrich. Diana hanya bisa menurut untuk kali ini.

***

"Kau yakin untuk menginap disini?" tanya Gavin pada Aldrich yang sekarang ini berada di apartemen milik Gavin

"Aku hanya tak ingin berbuat kesalahan" jawab Aldrich

"Lalu selama menikah kau akan terus menghindarinya?" tanya Gavin

"Itulah satu satunya cara agar dia tak menyimpan perasaan padaku dan hubungan aku dengannya tak akan terlalu rumit" jawab Aldrich

"Tapi apa kau tak memikirkan perasaannya? Ini malam pertama kalian tapi kau meninggalkannya"

"Gavin akulah yang membuat rencana, jadi terserah aku. Tugasmu sekarang hanya membuat dia aman, bukan untuk mengurusi perasaannya" kata Aldrich

"Baik Al" kata Gavin

"Lalu bagaimana sekarang keadaan Aleta?" tanya Aldrich

"Dia aman dan sekarang dia berada di Paris" jawab Gavin

"Bagus tetap awasi dia jangan sampai kejadian waktu itu terulang lagi" kata Aldrich

"Baik Al" kata Gavin

Aldrich dan Gavin sudah kenal selama 10 tahun tepatnya mereka berteman sejak masih sekolah. Gavin dulunya seorang pecundang disekolah dan sering dibully, sedangkan Aldrich dia seorang yang ditakuti karna jika menyentuhnya sedikit saja, orang itu akan kena akibatnya. Ketika itu Aldrich yang slalu sibuk sendiri tanpa memikirkan orang orang bertindak untuk pertama kalinya membela seorang pecundang yang sedang dipukuli. Sejak hari itulah Gavin sangat berterimakasih pada Aldrich dan mengikuti Aldrich sampai akhirnya Aldrich mau menjadikan Gavin asistennya ketika Aldrich memimpin perusahaan.

Hubungan mereka berdua memang bukan sekedar atasan dan bawahan melainkan seperti saudara walaupun Aldrich tampak kasar atau kejam pada Gavin.

***

Tbc.

Semoga suka