webnovel

The Crazy Boss

Kehidupanku semuanya berawal tampak baik baik saja, sampai pada hari itu dimana ia mengajak ku untuk menikah tanpa sebuah alasan yang pasti dan bukan dikarnakan cinta. Dia adalah Aldrich Keandra Adhlino seorang CEO dari salah satu perusahaan terbesar dan berpengaruh di Amerika Serikat, Bekerja dengan nya selama 2 tahun sebagai sekertaris membuatku tau beberapa sifat yang dimilikinya. Dingin, tegas, pintar, tak suka berinteraksi dan tak berperasaan. Namun selama 3 tahun terakhir ini dia menangani perusahaan yang berada di Indonesia. Aku senang diusiaku yang akan menginjak umur 27 tahun ini ada seseorang yang melamarku, namun itu terjadi bukan karna kita saling mencintai, dan aku tak diberi pilihan lain selain menerimanya. Lalu satu persatu rahasianya mulai ku ketahui. Nama ku Diana Servig hanya perempuan biasa yang hidup mandiri karna tumbuh di panti asuhan tanpa mengenal siapa orang tua kandungku.

Rini_Indriyanii · Urban
Not enough ratings
6 Chs

BAB 04 : Khawatir?

Diana bangun dari tidurnya dan melihat sekelilingnya, tidak ada Aldrich. Kecewa pasti namun karna itu membangkitkan semangat Diana untuk membuat Aldrich jatuh pada nya.

"Yah aku tak boleh menyerah, ini baru permulaan" batin Diana menguatkan dirinya. Lalu ia pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri dan bersiap membuat sarapan.

Setelah cukup lama membersihkan dan merias diri, Diana turun dan pergi di dapur. Ia melihat keadaan dalam kulkas, apakah ada bahan yang bisa dia masak pagi ini. Setelah melihat disana tidak terdapat apapun, kulkas itu hanya diisi oleh air putih, soda, yogurt, susu.

Diana melihat sekeliling ruangan dan hanya terdapat roti dan selai. Akhirnya ia menyiapkan itu untuk sarapan pagi ini.

Namun ketika ia sudah selesai menyiapkannya, Aldrich pulang dengan membawa makanan yang dibawa oleh beberapa chef. Makanan itu di letakan di meja makan lalu Aldrich duduk dengan berhadapan dengan Diana.

"Harusnya aku memasak tapi tidak ada bahan makanan di sana" kata Diana

"Setiap pagi, siang dan malam mereka yang akan menyiapkan makanan untukmu" kata Aldrich

"Kenapa? Aku bisa memasak, kau juga tau itu" jawab Diana

"Cukup turuti saja keinginanku Anna, aku tak ingin menyulitkanmu" kata Aldrich dengan masih tak berperasaan

"Dulu kau tak bilang seperti itu setiap aku membuatkanmu sarapan" balas Diana

"Dulu kau sekertarisku bukan istriku, jika kau istriku kau tak diizinkan untuk lelah sedikitpun karna pekerjaan rumah" balas Aldrich yang sekarang duduk dengan kedua tangan di atas meja dan menatap Diana

"Lalu apa yang harus aku lakukan dan kerjakan sebagai istrimu?" tanya Diana dengan kerutan diwajahnya yang menandakan kebingungan

Aldrich mendekatkan wajahnya pada Diana dan menatap lekat bentuk wajah Diana mulai dari mata, hidung dan mulut. Lalu Aldrich berkata "Kau tak perlu melakukan apapun untuku Anna, kau tak perlu melakukan kewajibanmu sebagai istri untukku. Lakukan semua yang ingin kau lakukan kecuali apa yang aku larang dan pakailah uang ku untuk memenuhi keinginanmu itu"

Dengan masih posisi yang saling menatap, dan melihat sorot mata Aldrich yang begitu tenang tanpa emosi meladeni Diana. Diana berkata dengan pelan "Al, kau benar benar menyakiti perasaanku"

"Kau tak memberikan celah sedikitpun agar aku bisa masuk dalam kehidupanmu" batin Diana

Mata Diana seperti menahan tangis, yang membuat Aldrich memundurkan wajahnya dan duduk tegak tanpa melihat ke arah Diana lagi.

Aldrich menghela napas dengan kasar.

"Selesaikan sarapanmu dan jika kau ingin keluar, pergilah dengan para pengawal diluar sana untuk menjagamu" kata Aldrich dan berdiri lalu akan pergi namun terhenti karna perkataan Diana

"Kau sungguh gila Al memperlakukanku seperti ini" kata Diana

"Aku bisa lebih gila dari ini Anna, maka dari itu jangan melebihi batas" kata Aldrich dengan sungguh sungguh didepan Diana.

"Al kau brengsek" batin Diana

***

Siang ini Aldrich begitu sibuk di ruang kerjanya, sedangkan Diana duduk di ruang tamu sambil menonton tv. Jangan tanya lagi perasaan Diana seperti apa setelah ucapan ucapan yang terlontar dari mulut Aldrich tadi pagi. Yang jelas ia kecewa pada sosok yang dulu ia idamkan itu.

Diana mendapatkan telpon dari Valerie, sepertinya ini waktu untuk curhat curhatan setelah menikah.

"Gimana malam pertama? Lancar jaya?" tanya Vale yang sudah ketawa tawa di sebrang sana

"Pikiranmu Vale harus dibersihkan" balas Diana

"Cepetan cerita Anna, gue udah kepo maksimal" kata Valerie

"Gak ada malam pertama, gak ada pernikahan impian, gue cuma disuruh ngabisin uang dia doang" jawab Diana

"Ihh demi apa disuruh ngabisin duit dia yang pastinya gak ada habisnya, yuk Na shopping bareng gue ajaa" balas Vale

"Valee ih serius" kata Diana kesal

"Iyaa dehh maaf, terus gimana? Lo nurut?" tanya Vale

"Lo tau sendiri gue tuh slalu gak dikasih pilihan buat dia, apapun dia yang nentuin. Gue berasa jadi boneka dia lama lama" balas Diana

"Tapi gitu gitu juga lo masih demen tuh sama dia" goda Vale

"Valeee"

"Haha pengantin baru sensitif amat sih"

"Terus gue harus gimana lagi? Ngeracunin dia dengan masakan gue gak bisa karna gue dilarang masak" kata Diana

"Hah lo mau ngeracunin dia? Na gak gini cara nya na" kata Vale

"Vale bisa seriusan gak, maksudnya gue mau buat dia terkesan dengan masakan gue kan dia suka banget sama masakan gue tapi gagal" kata Diana

"Ohh gitu, gimana lagi yah-" kata Vale dan berpikir

"Coba deh kasih perhatian ke dia, kaya nungguin dia pulang kerja, nyiapin baju dia buat kerja, pakein dasi, dan bawa makanan ke kantor. Karna lo gak di bolehin masak lo suruh chef nya aja buat makanan dari resep lo" saran Valerie yang lumayan oke

"Oke nanti gue coba, thanks Vale walaupun lo ngeselin tapi disaat keadaan kayak gini lo yang paling mantep" kata Diana

"Puji aja terus sampe gue terbang" balas Vale dengan tertawa

"Ehh nanti shopping bareng gue yuk dari pada lo bosen dirumah" ajak Vale

"Lo seriusan mau habisin duitnya Aldrich?" tanya Diana

"Sungguh terlalu, yah nggak lah tadi gue bercanda. Ini gue ajak shopping karna gue baru aja dapet bonus dari kantorr" kata Vale

"Ohh gitu, traktir makan lohh nanti" kata Diana

"Okee siapp" Vale

"Kapan waktunya?" tanya Diana

"Lusa aja gimana?"

"Deal"

Percapakan kedua sahabat itupun selesai. Karna Diana bosen ia melihat lihat ruang tamu Aldrich. Sejak kemarin tiba di rumah yang besar ini, ia belum sempat berjalan jalan disekitaran rumah Aldrich.

Diana berjalan melihat lihat ke setiap ruangan. Dan ia baru menyadari satu hal, tak ada poto keluarga disini, bahkan poto Aldrich sendiri tak ada. Hanya ada lukisan lukisan mahal yang menghiasi dinding.

Diana berjalan ke depan rumah, dan yang benar saja di depan pintu ada 2 pengawal yang menjaga. Ternyata Aldrich tidak main main. Diana berjalan melewati mereka lalu diikuti. Karna merasa di ikuti Diana berhenti dan berbicara pada mereka.

"Tunggu, kenapa kalian mengikutiku" kata Diana

"Kami hanya menjalankan perintah" ucap salah satu pengawal itu.

"Aku hanya ingin kolam berenang dan mungkin saja aku akan berenang disana, apakah kalian ingin melihatku berenang? Itu tidak sopan namanya" kata Diana

"Dan apakah Aldrich juga menyuruh kalian untuk melihatku berenang?" lanjut Diana

"Tidak Nyonya" jawab salah satu pengawal itu

"Kalau begitu kalian jangan mengikutiku, jika tidak ingin di bantai Aldrich" kata Diana asal

Dan kedua pengawal itu saling menatap, lalu mundur dan berdiri kembali di tempat tadi. Diana tersenyum melihatnya, karna ia berhasil menipu kedua pengawal itu. Ia hanya ingin melihat lihat disekitar kolam berenang, karna ia tak bisa berenang.

Setelah sampai suasananya sejuk sekali apalagi dengan desain yang minimalis. Diana berjalan dan duduk ditepi kolam. Ia hanya bermain di tepi kolam saja. Lalu ia mengabadikan itu dengan mempoto dirinya.

"Oke, waktunya bersantai" kata Diana

"Kalo dipikir pikir gue belum pernah bersantai bahkan liburan selama 2 tahun kerja jadi sekertaris Aldrich, gak kerasa juga sih udah kerja 2 tahun sama dia" lanjut Diana

Dan ternyata dilantai 2 ada yang memperhatikan Diana yang sejak bermain main air dan bersantai dibawah. Siapa lagi jika bukan Aldrich yang melihat dari jendela ruang kerjanya.

Ada senyum kecil dibibir Aldrich ketika melihat Diana yang hanya bermain main ditepi kolam.

"Berapa umurmu Anna? Kau seperti anak kecil yang bermain air" batin Aldrich

Setelah itu ia pun duduk kembali di meja kerjanya dan melanjutkan pekerjaannya.

Disisi itu Diana yang sudah merasa cukup bermain, berdiri dan hendak pergi dari sana namun tepi kolam yang sudah terkena air membuat itu licin yang membuat Diana terpeleset dan terjatuh ke dalam kolam renang.

Dan ternyata kolam itu cukup tinggi yang membuat Diana semakin kesulitan. Ia berusaha meminta tolong namun kesulitan.

Mendengar suara dari arah kolam, Aldrich berpikir jika Diana sekarang berenang. Dan ia pun melanjutkan kembali pekerjaannya yang tinggal sedikit lagi.

***

Tbc.

Kalo pas pake bahasa baku aku-kau itu berarti mereka ngomong pake bahasa Inggris yah.

kalo pas pake bahasa gue-lo itu berarti merrka ngomong pake bahasa indonesia oke.