webnovel

Terjangan Sang Superhero

Indonesia kedatangan pesawat lintas galaksi dan dimensi. Pesawat tersebut rupanya membawa serta pasukan alien dalam jumlah besar. Untuk apa pesawat alien membawa pasukan segitu besar kalau bukan untuk menguasai bumi secara besar-besaran. Hal tersebut yang menjadi sumber keresahan para penduduk bumi. Keresahan para penduduk bumi pun dijawab oleh sekelompok pahlawan super yang tergabung dalam Serdadu Hansip. Kelompok ini akan menjadi tumpuan harapan para penduduk bumi dalam menghadapi serbuan makhluk ekstrateresterial itu.

Acep_Saep88 · War
Not enough ratings
10 Chs

Cap Kriminal Bagi Para Hakim Jalanan

√Malam hari di suatu sudut jalan yang ramai dengan kendaraan berlalu lalang

Terdengar suara jerit sirine di antara suara hiruk-pikuk kendaraan bermotor. Rupanya itu dari beberapa mobil polisi yang sedang mengejar sesuatu atau sesosok tinggi seperti manusia berwarna oranye.

Sosok tinggi besar tersebut bertampang menyeramkan dengan mulut terbuka lebar memperlihatkan gigi-giginya yang runcing dan besar. Ia sesekali berlari sambil melompati pepohonan yang berdiri di pinggir jalan.

Ia tampak leluasa melompati pepohonan tersebut saat sepasang tangannya dapat memanjang bahkan membelit objek yang ditargetkannya.

"Sial! Kenapa mereka tidak berhenti mengejar kita? Padahal yang kita lakukan hanya menghentikan para bajingan itu," ucap seseorang yang suaranya seolah keluar dari dada makhluk tersebut.

"Hrrr, seharusnya mereka juga aku makan biar mereka tidak seenaknya saja memperlakukan kita seperti buronan." Suatu suara parau terdengar keluar dari mulut makhluk besar berwarna oranye itu.

"Jangan selalu berpikir untuk melahap semua orang, bro. Kita juga harus pilih-pilih. Para polisi jelas bukan pilihan," tukas orang yang berada di dalam tubuh monster tersebut.

"Mereka memperlakukan kita seperti kriminal. Padahal kita yang selama ini membantu tugas mereka. Kalau bukan disebut tidak tahu terimakasih lalu apa namanya, Roni?" tukas makhluk tersebut.

"Unthing! Berhenti dulu! Ada seseorang mencegat kita. Aku sepertinya tahu siapa dia," seru orang yang berada di dalam tubuh monster bernama Roni itu.

√Di sebuah gudang penyimpanan barang hasil industri

Dua orang perempuan berpakaian serba hitam dengan topeng hitam menutupi wajahnya tampak sedang berjibaku, berkelahi dengan selusinan musuh yang didominasi laki-laki.

"Berapa kali sudah kubilang, kalau ingin bertransaksi narkoba, jangan di wilayahku!" seru salah satu dari dua petarung perempuan itu.

Sementara petarung satunya sedang membanting salah satu musuh hingga terkapar.

Beberapa lama kemudian, seluruh musuh pun bergeletakkan di atas tanah.

"Kak Rani, sekarang kita pergi. Polisi akan segera datang. Kita juga bisa ditangkap kalau tidak segera pergi," ucap petarung perempuan pertama yang membawa sebilah cakram berwarna hitam.

"Ayo, Aida. Teh Amel lagipula sedang menunggu kita," tukas Rani seraya bergegas pergi disusul Aida.

√Prefektur Chiba, Jepang

Siang hari itu, seorang perempuan Jepang berpakaian kimono sedang berdiri di balik stand penjualan minuman bubble tea.

Ia adalah Yumiko Takeda, si penjual teh segar dengan isian bubble.

Dagangannya tidak banyak yang terjual hari ini, namun ia tetap menunggu pelanggan datang. Hingga kemudian datanglah beberapa orang laki-laki tua berpakaian necis dengan topi hitam khas kelompok mafia Sareda Black.

"Hai, gadis manis. Berapa itu harga segelas teh bubble-mu?" ujar salah satu laki-laki tua itu sambil menunjuk dagangan Yumiko.

"2 yen saja, pak. Mau beli berapa?" tukas Yumiko.

Laki-laki tua itu tampak menatap nakal ke arah Yumiko.

"Aku ingin semuanya termasuk dirimu. Hahahaha," kata si kakek dengan nada serius dilanjutkan dengan terbahak-bahak. Teman-temannya pun tertawa terbahak-bahak.

"Hahaha, kau kakek tua bau tanah, masih saja berani menggoda perempuan muda." Mereka tertawa dengan sangat puas.

Yumiko tercengang mendengar kata-kata kakek itu. Ia pun teringat kejadian di masa lalu.

"Hmm, kenapa selalu kakek-kakek yang mengodaku? Apa tidak ada yang lebih muda lagi?" gumamnya pelan.

"Apa kau bilang! Kakek-kakek? Aku tersinggung lho dengan kata-katamu. Minta maaflah, dan kau akan kujadikan guling hidupku nanti malam. Hahahaha," kata si kakek dilanjutkan dengan kekehannya.

"Maaf ya, kek. Bukan bermaksud untuk menyinggung. Kalau anda memang ingin membeli dagangan saya, silahkan beli. Tidak perlu ada basa-basi sampai mencandai saya seperti itu. Bagi saya itu tidak lucu," tukas Yumiko membuat kakek itu mendelik.

"Apa kau bilang! Beraninya kau meledekku!" Kakek tersebut maju kemudian mengambil segelas dagangan Yumiko kemudian melemparkannya ke wajah Yumiko.

Suatu hal aneh terjadi. Alih-alih wajah Yumiko terkena lemparan kakek itu, malah wajah si kakek yang terkena lemparannya sendiri.

"Brengsek! Jangan bermain trik denganku! Akan kuhancurkan daganganmu!" Kakek tersebut rupanya kalap. Ia menendang stand Yumiko hingga berguncang.

Yumiko yang mulai jengkel lantas menunjuk ke arah kakek itu, "Enyahlah!"

Dalam waktu sekejap, tubuh si kakek terpental sangat jauh hingga tidak tampak lagi di area itu.

Teman-teman si kakek tampak sangat terkejut. Mereka pun bergegas pergi meninggalkan tempat itu.

"Sial! Kita bertemu mutan terkuat di Jepang. Kita harus melapor pada bos," ujar salah satu rekan si kakek.

"Eit, mau ke mana!" Yumiko tidak membiarkan para kakek tersebut pergi begitu saja.

Mereka pun mengalami hal yang sama dengan rekannya yang diterbangkan Yumiko. Mereka semua terlontar jauh hingga menabrak sebuah gedung berlantai tiga belas. Saat berjatuhan, ada yang tewas, ada juga yang terluka parah.

"Aku trauma dengan kakek-kakek. Akan kulenyapkan kakek-kakek yang berkelakuan seperti mereka," gumam Yumiko seraya merapikan dagangannya yang sempat berantakan akibat ulah para kakek itu.