webnovel

Terjangan Sang Superhero

Indonesia kedatangan pesawat lintas galaksi dan dimensi. Pesawat tersebut rupanya membawa serta pasukan alien dalam jumlah besar. Untuk apa pesawat alien membawa pasukan segitu besar kalau bukan untuk menguasai bumi secara besar-besaran. Hal tersebut yang menjadi sumber keresahan para penduduk bumi. Keresahan para penduduk bumi pun dijawab oleh sekelompok pahlawan super yang tergabung dalam Serdadu Hansip. Kelompok ini akan menjadi tumpuan harapan para penduduk bumi dalam menghadapi serbuan makhluk ekstrateresterial itu.

Acep_Saep88 · War
Not enough ratings
10 Chs

Kelompok Agent K.U.A.T.

Di Suatu tempat yang dirahasiakan

Pagi itu di dalam sebuah ruangan berlapis baja. Seorang pria berkulit gelap, berambut perak, sedang berjalan sambil mengempit sebuah map berwarna biru tua.

Ia terus berjalan hingga mendapati seorang laki-laki muda dan seorang perempuan muda sedang berdiri menghadang langkahnya.

"Aah, kalian di sini rupanya, Alex, Suci. Aku ingin menyampaikan hal penting kepada kalian. Tapi sebaiknya aku juga menyampaikan ini kepada Nanda, dan juga Aden. Di mana mereka?" ujar pria itu sambil menatap Alex dan Suci bergantian.

"Masa bos lupa? Nanda bersama Aden dan Rudi kan sedang melakukan misi di Banjarmasin. Bos ini aneh? Kok bisa lupa?" tukas Alex sambil menatap heran ke arah pria yang adalah bosnya tersebut.

"Oh, maaf. Aku belakangan ini sibuk, makanya tidak sempat mencari tahu kabar para agen. Mungkin ini juga karena faktor umurku," kata bos Alex dan Suci itu.

Suci menatap bosnya penuh selidik. "Anda adalah pengganti bos Edo yang mengundurkan diri karena kasus yang membelit Presiden Maman Suparman. Anda kok tidak ingat detail di dalam tubuh organisasi ini, bos?"

Bos Alex dan Suci yang bernama Johannes Barry itu hanya gelagapan, seperti sedang kebingungan.

"Bos, anda kenapa?" Alex menatap heran ke arah Johannes yang seperti sedang kelimpungan.

"Aah, tidak ada. Alex, sebaiknya bawa ini. Kamu dan Suci bukalah map ini dan pelajari dengan cermat. Jangan sampai ada yang terlewat. Aku buru-buru, aku harus pergi." Johannes menyerahkan map yang dibawanya kepada Alex kemudian pergi terburu-buru.

"Bos? Apa anda baik-baik saja? Bos? Yaah, dia cepat sekali. Istirahat yang cukup, bos!" seru Alex sambil berusaha menyusul bosnya itu namun tidak dilanjutkannya.

Suci memicingkan kedua matanya. "Belakangan ini bos terlihat aneh. Dia sering gugup. Dia seperti sedang ketakutan. Pasti ada yang tidak beres dengannya," ucapnya sambil melihat ke arah di mana Johannes berbelok.

Sementara Johannes atau Barry yang kini telah berada di ruang kerjanya, tampak duduk di kursi sambil menatap serius ke arah layar di hadapannya.

"Masalah lagi. Empat objek yang adalah pesawat luar angkasa telah memasuki orbit bumi. Itu adalah pesawat tempur Kekaisaran Kasalga. Persis seperti yang pernah aku lihat di alam bawah sadarku dulu," gumamnya seraya mengetuk-ngetuk meja. "Pasukan alien itu telah menanamkan banyak sekali benda aneh yang terbuat dari logam di bawah tanah. Mereka meneleportasikannya menggunakan alat canggih itu."

Banjarmasin, Kalimantan Selatan

Di dalam sebuah kamar hotel, seorang perempuan berusia 30-an, bersama dua laki-laki yang lebih muda darinya, sedang duduk berkumpul, seperti sedang merembukkan sesuatu.

"Mbak Nanda, bos bilang kita hanya perlu melumpuhkan target. Kita dilarang untuk membunuh," ujar laki-laki pertama sambil menatap serius ke arah Nanda.

Nanda menggeleng, "Aku belakangan ini lebih suka melumpuhkan kehidupan target, apalagi target yang sangat berbahaya. Lagipula apa faedahnya membiarkan target tetap hidup?" tukasnya.

"Target kita kali ini adalah orang penting yang bisa kita korek keterangannya. Dari dia, kita bisa mendapatkan informasi mengenai pihak-pihak yang terlibat dalam penyabotasean Organ Reaktor Kayara," kata laki-laki kedua.

"Rudi, mencari orang-orang yang terlibat di belakang layar dalam penyabotasean ORK tidak bisa hanya mengandalkan dari satu orang. Apalagi buruan kita sangat jauh dari Kayara. Bisa saja kita salah orang. Lagipula bos tidak memberikan rincian yang jelas mengenai target kita ini. Bos belakangan lebih sering terlihat seperti orang yang kehilangan arah," kata Nanda sambil mengusap pahanya yang tidak tertutup sehelai benang pun. Sementara pria pertama tampak mengusap janggutnya kemudian melirik ke arah jendela.

"Mbak Nanda akan memburu target dengan hanya mengenakan celana dalam saja?" ucap pria pertama seraya meraih tas berisi senjata.

Nanda memaklumi apa yang dimaksud rekannya yang bernama Aden itu, kemudian melompat ke arah tasnya. "Jujur, aku lebih suka berpakaian seperti ini," ucapnya seraya mengeluarkan dua pucuk pistol.

Nanda kemudian mengenakan jubah untuk menutupi tubuhnya yang hanya mengenakan dalaman. Ia selanjutnya bergegas keluar dari kamar hotel bersama Aden dan Rudi.