webnovel

Terjangan Sang Superhero

Indonesia kedatangan pesawat lintas galaksi dan dimensi. Pesawat tersebut rupanya membawa serta pasukan alien dalam jumlah besar. Untuk apa pesawat alien membawa pasukan segitu besar kalau bukan untuk menguasai bumi secara besar-besaran. Hal tersebut yang menjadi sumber keresahan para penduduk bumi. Keresahan para penduduk bumi pun dijawab oleh sekelompok pahlawan super yang tergabung dalam Serdadu Hansip. Kelompok ini akan menjadi tumpuan harapan para penduduk bumi dalam menghadapi serbuan makhluk ekstrateresterial itu.

Acep_Saep88 · War
Not enough ratings
10 Chs

Arsid Sang Mantan Presiden

Planet Bumi, Galaksi Bimasakti

Kota Jakarta, Indonesia

Siang hari itu di salah satu sudut kota, sedang terjadi kerusuhan besar. Kerusuhan tersebut menyebabkan arus lalu lintas yang melewati area tersebut menjadi lumpuh.

Kerusuhan itu juga mengakibatkan beberapa bangunan di pinggir jalan hancur berantakan. Beberapa kendaraan baik roda dua maupun roda empat bergeletakkan dalam kondisi hangus terbakar.

Kerusuhan belumlah usai. Beberapa orang yang kesetanan tampak berulang kali melemparkan bom molotov ke arah pihak lawan yang mana kemudian dibalas dengan lemparan benda yang sama.

Kerusuhan yang merupakan tawuran barbar tersebut telah berlangsung setidaknya dari dua jam yang lalu. Sementara pihak yang berwajib belum terlihat muncul untuk membubarkan tawuran.

Pihak berwajib belakangan ini memang kurang aktif dalam menangani gesekan-gesekan di tengah masyarakat. Bahkan dalam memberantas kejahatan pun seolah mereka tidak punya taji.

Hal tersebut lumrah belakangan ini terutama saat roda pemerintahan dijalankan oleh Presiden Nurdin Aslam. Hampir semua kebijakkannya tidak ada yang menyinggung tentang pencegahan kriminalitas. Yang ada hanya bagaimana cara menanggulangi kriminalitas. Sedangkan cara yang digunakan biasanya adalah dengan jalan kekerasan.

Kondisi demikianlah yang memicu banyak sekali tindak kejahatan hampir di seluruh negeri. Namun, kondisi tersebut juga melahirkan banyak vigilante alias pelaku main hakim sendiri.

Salah satunya adalah Arsid Mukhlisin yang hampir setiap hari setiap malam terjun mengenakan kostum berwarna serba hitam yang terbuat dari karet ban yang tebal. Bergelar Karet Hitam (Blackrubber), Arsid telah menjadi momok menakutkan bagi para pelaku kejahatan.

Sebenarnya Arsid adalah mantan presiden yang tadinya berwakilkan Nurdin Aslam. Namun karena satu hal, Arsid dilengserkan dari jabatan presiden setelah dua tahun menjabat. Bahkan ia sempat mengalami percobaan pembunuhan pasca lengser.

Karena peristiwa tersebut dan juga maraknya kejahatan di dalam negeri, Arsid pun bertekad untuk menghakimi para pelaku kejahatan dengan caranya sendiri. Ia tidak segan membuat targetnya meregang nyawa bila susah untuk dilumpuhkan.

Arsid menghakimi tidak hanya pelaku kejahatan biasa tapi ia juga sering menghajar pelaku kejahatan yang biasanya selalu dilindungi negara misalnya koruptor.

Ia juga tidak jarang menghajar para pelaku tawuran maupun kerusuhan. Meski jumlah pelaku sangat banyak, tidak menyurutkannya untuk menghakimi mereka.

Saat inilah yang terjadi, di mana Arsid dengan kostum Blackrubber-nya berdiri di atas jembatan layang tepat di atas para perusuh yang sedang menggila.

"Dasar perusak! Makanlah ini!" ucap Arsid sambil melemparkan beberapa buah benda bulat yang ternyata adalah granat gas.

Tak, tak, tak, dusssss

Granat berjumlah tiga buah tersebut meletup saat mencapai tanah di mana kerumunan para perusuh berada. Akibatnya, mereka semua kalang kabut. Beberapa di antaranya ada yang jatuh kemudian kelojotan. Beberapa di antara mereka yang jatuh ada yang terinjak-injak.

"Aku bukan orang suci. Makanya aku tidak melakukan cara yang benar dalam menekan angka kejahatan," ujar Arsid di depan rekan timnya pada suatu malam di atas atap sebuah gedung berlantai 50.

Arsid juga memiliki tim yang beranggotakan para vigilante. Ia bersama timnya biasa bekerjasama dalam menekan angka kriminalitas.

Saat ini, timnya baru berjumlah tiga orang berikut dirinya. Selain dia, ada seorang vigilante perempuan berkostum seperti Batgirl namun dengan warna merah tua serta cenderung seronok.

Bagaimana tidak, kostum Batgirl-nya lebih seperti pakaian renang. Otomatis kostumnya tersebut bisa menarik perhatian semua orang jika terlihat di depan umum.

Nama gadis kelelawar merah tersebut adalah Nindy Aprilia. Ia biasa disebut Redbat atau kelelawar merah. Saat ini ia sedang duduk di hadapan Arsid dan rekan timnya yang lain. [Mohon maaf jika ada kesamaan nama tokoh dengan nama pembaca atau siapapun yang para pembaca kenal]

Selanjutnya rekan tim Arsid ada Adi Murdani dengan kostum super dengan Jetpack di punggungnya. Jetpack tersebut memiliki sepasang sayap berbentuk seperti sayap lalat. Oleh karenanya, tidak jarang ia dijuluki 'Manusia Lalat'.

Dengan Jetpack tersebut, Adi dapat terbang menelusuri kota. Ia juga dapat membawa terbang kedua rekannya menggunakan Jetpack tersebut meski tidak begitu lancar. Hal itu karena kapasitas mesin elektrik yang disematkan ke perangkatnya hanya memiliki daya angkat yang standar.

"Kita lakukan saja cara kita, bos. Pemerintah sudah menutup mata terhadap fakta kejahatan yang sangat marak ini," tukas Adi.

"Anda seharusnya menggunakan kemampuan anda untuk merebut kembali posisi presiden, bos. Mereka melengserkan anda karena mereka kehilangan lahan basah korupsinya," timpal Nindy.

"Lakukan itu nanti saja jika Nurdin malah memperburuk keadaan. Aku sudah bertekad untuk mencari biang keladi pemecatanku. Kalau sudah ketemu, akan aku hajar sampai wajahnya tidak berbentuk lagi," tukas Arsid sambil menatap jauh ke depannya.

"Dua mobil pejabat. Kita sikat mereka. Mereka target kita malam ini," ucapnya seraya melompat.

Terimakasih bagi yg sudah mampir. Jangan lupa tambah ke Library dan vote power stone ya.

Ceritanya sedikit kekanak-kanakan, tapi semoga para pembaca suka. Cerita ini tentang sekelompok pahlawan super yang harus menghadapi ancaman dari luar dimensi, yaitu pasukan Ordinen Kasalga dari Planet Darb. Mereka harus berperang melawan pasukan alien tersebut.

Acep_Saep88creators' thoughts