webnovel

Kamu

Ali Alexander

Sebelum aku mengenal namamu aku telah lebih dulu mengenal suara merdumu ketika melantunkan ayat-ayat Allah.

Dariku Ainun Qolbiatul Jannah

Pagi itu

Ketika semua santri telah duduk dengan hitmat di Aula sambil mengagungkan kebesaran Allah,aku masih bersiap merapikan mukena.

Dengan tergesa-gesa aku berlari menuju Aula, hingga suara itu memberhentikan langkahku...Aku menikmati setiap detik suara salawat yang dengan indah terdengar di Microfon.

"Alhamdulillah". batinku sambil duduk mencari posisi

"Syukurlah kau datang sebelum Abah ceramah".ujar Melia

Aku masih menikmati setiap detik suara salawat yang terdengar itu,dan tanpa sengaja melengkungkan lekuk-an senyum.

"Dia Ali Alexander, sahabatku, santri terbaik yang dimiliki pondok pesantren ini.suara nya yang merdu, akhlak nya yang indah membuat semua orang dipondok ini menyukainya, dan kurasa kau akan menyukainya".ucap Melia menyadarkanku dari kekhusyukan

Rasa lelah menyelimuti seluruh organ tubuhku.

Ini baru pukul 13:00 waktu untuk kami beristirahat setelah melakukan Masa Orientasi Santri.

Langkahku membawaku ke warung atau bisa dibilang minimarket milik pesantren.

"Ah itu kakak yang kemarin menyapaku,yang tadi pagi memimpin salawat diAula".Entah kenapa hatiku mulai tak bisa ditebak

"Hanya ini belanja nya?oh iya kamu itu cucu nya HJ.Hasanah pemilik catering kan?"ucap kak Ali

"Iyah kak,kok kakak tau?".

"Aku sudah mengenalmu sebelum kamu datang ke pondok ini,Abah yang bercerita".timbalnya

"Oh iya kamu emang kelahiran tahun dan bulan berapa". sambungnya

"Masyaallah,tahun 2003 bulan 5 kak".jawabku malu sambil memberikan uang.

Ketika aku ingin membuka pintu untuk keluar minimarket itu.

"Namaku Ali Alexander,tahun kelahiran 2003 bulan 4 tanggal 15,jadi nggak usah panggil kakak". Ceritanya

Aku tak mampu untuk berekspresi apapun saat itu,hanya mengangguk sebagai jawaban dariku.

Setelah kejadian siang itu,kurasa hati dan pikiranku mulai terganggu oleh semua tentangnya.

Kami sering bertemu tanpa sengaja dan sengaja atau tidak aku selalu memberikan senyum terbaik.

Ketika semua orang belum terbangun pukul 03:00 pagi namun bahkan aku telah menyelesaikan semua persiapanku untuk sekolah nanti.

Kurasa shalat tahajud dan mengaji di Aula adalah pilihan terbaik sebelum Aula nanti dipenuhi santri-santri lain.

Aku sudah menyelesaikan shalat tahajud dan tanpa sengaja air mataku jatuh ketika berdoa.

"Aamiin".

Siapa yang mengaamiinkan doa ku, seingatku tak ada orang lain disini.

Rasa terkejutku bertambah ketika melihat ada seorang santri putra dibarisan khusus putra.

"Masyaallah, semoga kamu diberikan kekuatan untuk keistiqamaahan".ujar Ali yang mukanya sudah terlihat karena diterangi lampu yang kunyalakan.

"Trimahkasih Ali".

Aku begitu bahagia karena kejadian tadi pagi,kurasa hari ini tak kan ada yang buruk.

Tapi tiba-tiba suara seorang ustadz terngiang di seluruh lingkungan pesantren.

"Diberitahukan kepada seluruh santriwan dan santriwati kelas X Aliyah untuk melihat daftar ruangan kelas didepan kantor MA Nur Khairan".

Setelah melihat daftar ruangan kelas ada sedikit rasa kecewa karena Ali ditempatkan diruang kelas A.

Tapi aku mulai menghibur diri sambil berucap dalam hati "tenang Ainun,masih banyak waktu lain untuk bisa melihatnya,dan lagipula ada baiknya kalian tidak sekelas karena imeks mu akan terjaga ketika tidur di kelas".

Keesokan harinya setelah kami selesai melaksanakan shalat Dzuhur berjamaah dengan seluruh warga Pondok Pesantren Nur Khairan.

Kami dikejutkan dengan kemarahan salah satu ustadz yang aku ketahui guru untuk tingkat Aliyah.

"Untuk semua santri baru kelas X baik itu putra dan putri untuk tetap berada dalam Aula ini" tegas sang ustadz

"Assalamualaikum wr wb"

"Waalaikumsalam wr wb" jawab kami serempak.

"Saya sangat kecewa dengan tindakan beberapa dari kalian yang merobek kertas pengumuman pembagian ruangan kelas untuk kalian,dan yang paling saya kecewakan adalah dengan lancangnya kalian mengganti beberapa nama untuk ditukar balikkan dari kelas A ke kelas B"

Suasana diAula menjadi ricuh setalah mendengar penjelasan dari ustadz,saling menanyakan dan menuduh.

"Saya harap kalian yang merasa melakukan untuk setelah ini menemui saya diruang TU, baiklah hanya itu yang dapat ustadz sampaikan.

Wassalamu'alaikum wr wb"

"Waalaikumsalam wr wb".serentak kami

Ketika hendak keluar Aula aku dihentikan oleh suara seseorang yang sudah sangat aku kenali.

"Menurutmu,aku termasuk santri yang melakukan tindakan itu kah?".tanya Ali

"Kurasa tidak,karna beberapa hari mengenalmu aku belum menemukan sikapmu yang selancang itu".senyumku

"Alhamdulillah kau mempercayaiku,aku memang kecewa karena kita tidak satu ruang kelas, tindakan mereka mewakili perasaan tidak terimaku.

Aku ingin satu kelas bersamamu Ainun".ucap Ali

"Ali, apa yang kau pikirkan?aku bukan siapa² mu,kita disini sama² belajar,ruang kelas tidak akan menjadi pembeda untuk pembelajaran".jawabku tegas walau dihati aku juga merasa kecewa

"Astaghfirullahhaladzim,maaf kelancanganku Ainun"tutupnya sambil segera meninggalkanku

POV Ali

"Ainun entah kenapa aku mulai mengagumi mu semenjak Abah bercerita tentang dirimu,aku mulai jatuh hati kepadamu walau belum melihat wajahmu beberapa Minggu yang lalu.

Hati dan pikiranku begitu yakin akan kesederhanaan dan keindahan Akhlak mu.

Kau berhasil merobohkan tembok pertahanan cinta yang selama ini tak ada yang mampu.

Aku mencintaimu, biarkan aku mencintaimu dengan caraku sendiri"

Batin Ali

Hallo semuanya :v)

Jangan lupa bahagia yaaa

Tinggalkan vote dan coment nya