webnovel

Facebook Paijo 3

Paklik Paijo kesal karena Facebook nya tidak ada yang meminta pertemanan atau menerima pertemanan nya, lalu paklik Paijo pun mempunyai sebuah ide, idenya adalah menggunakan foto pakde Arfan untuk foto profilnya. 

Di rumah Irfandi 

Di teras depan rumah.. 

"Iih.., kok dari tadi gak ada yang meminta pertemanan dan menerima pertemanan saya ya, apa karena saya menggunakan foto saya sendiri ya, aha, aku ada ide, bagaimana foto profil saya pake fotonya mas Irfandi saja, haduh lupa saya, mas Irfandi kan di kantor ya, aha, ada ide lagi pake fotonya mas Arfan saja", kata Paijo. 

Di ruang tv lagi.. 

"Cukdilantib, mas Arfan sedang nonton tv, saatnya jepret hehe..", kata Paijo. 

"Kok tumben sih jam segini gak ada berita, cari lagi deh siapa tau ada", kata Arfan. 

"Yes akhirnya dapet fotonya mas Arfan, waduh kok jadi fotonya si beruang madu sih, wah coba lagi deh, minggir kenapa ya, haaa", kata Paijo lagi yang kaget di depannya sudah ada mbah Jumirah. 

"Siapa yang beruang madu haa.. ?", tanya mbah Jumirah. 

"Yang ada di depan saya hehe", jawab Paijo. 

"Maksudnya kamu itu saya, iya saya haa jo ?", tanya mbah Jumirah lagi. 

"Ya secara tidak langsung seperti itu ndara ibu sepuh", jawab Paijo lagi. 

"Apa!!, Joya, hemm..", kata mbah Jumirah yang kesal pada Paijo. 

"Itu ngapain sih, beruang sama musang masih saja ribut, hemm", keluh Arfan. 

"Tunggu ndara ibu sepuh, nah sudah jadi, ini hasilnya, foto beruang kutub, hehe..", kata Paijo lagi yang mengejek mbah Jumirah. 

"Joya, hemm..", kata mbah Jumirah lagi yang kesal pada Paijo. 

Di teras depan rumah lagi.. 

"Tuh kan benar banyak yang menerima permintaan pertemanan saya, memang ya benar kata penulis cerita SSAZ", kata Paijo. 

"Jo, jo, memangnya apa kata penulisnya ?", tanya kanjeng ibu. 

"Kata penulisnya, Arfan lebih ganteng daripada Irfandi ssttt, jangan bilang-bilang penulisnya ya, nanti honor di potong, hehe..", jawab Paijo. 

"Ada buktinya gak kalau Arfan lebih ganteng dari Irfandi, menantuku ?", tanya kanjeng ibu lagi. 

"Ada kanjeng ibu, ini buktinya kalau saya memakai foto Arfan banyak yang meminta pertemanan pada saya dan banyak yang menerima pertemanan dari saya, emm sudah ya kanjeng ibu, saya mau lanjutkan lagi ke cerita hari ini", jawab Paijo lagi. 

"Oke jo..", seru kanjeng ibu. 

"Mbak Sinta sudah pulang tuh, ke sana ah", kata Paijo yang melihat Sinta pulang. 

Di depan rumah Sinta.. 

"Mbak Sinta", seru Paijo. 

"Iya, eh kamu jo, kenapa ?", tanya Sinta. 

"Boleh berteman di fb gak sama mbak Sinta di fb ?", tanya Paijo lagi. 

"Boleh dong jo", jawab Sinta. 

"Oke, emm ismailnya apa ?", tanya Paijo lagi. 

"Email kali jo", keluh Sinta. 

"Iya itu maksudnya", seru Paijo. 

"Email nya Sinta09@gmail.com", jawab Sinta. 

"Oke, emm bagaimana caranya ya", kata Paijo. 

"Hemm kirain tau, sini hpnya", keluh Sinta lagi. 

"Ini mbak", kata Paijo yang memberikan hpnya pada Sinta. 

"Ini sudah ya jo", sambung Sinta yang memberikan hp pada Paijo. 

"Oke, emm mbak Sinta habis darimana sih ?", tanya Paijo lagi. 

"Habis jalan-jalan lah jo", jawab Sinta lagi. 

"Jalan-jalan ya mbak, emm mbak Sinta memangnya gak takut apa kalau di suruh bayarin sama laki-laki itu ?", tanya Paijo. 

"Enggak lah, emangnya kamu jo", jawab Sinta. 

"Loh kok saya, mbak ?", tanya Paijo lagi. 

"Iya kamu, kamu itu ngajak saya makan ketoprak di depan komplek, bukan kamu yang bayar eh ini malah saya yang suruh membayarnya", jawab Sinta lagi. 

"Itu kan contoh mbak", kata Paijo. 

"Aah sudah, saya mau masuk ke dalam rumah", sambung Sinta. 

"Iya deh mbak", seru Paijo lagi. 

Setelah paklik Paijo mempunyai banyak pertemanan di Facebook, bunda pulang dan mengadukan semuanya pada eyang buyut (mbah Jumirah), kalau pakde Arfan punya akun lain dan pakde Arfan di hukum oleh ayah, lalu mbah Jumirah akhirnya mengetahui kalau akun Facebook itu memang benar bukan akun Facebook nya pakde Arfan, melainkan Facebook dari Paijo. 

Di rumah Irfandi 

Di ruang tv lagi.. 

"Assalamu'alaikum", Titah memberikan salam pada Arfan, Irfandi, mbah Jumirah, dan mbah Sakiman. 

"Wa'alaikumussalam", Arfan, Irfandi, mbah Jumirah, dan mbah Sakiman menjawab salam dari Titah. 

"Bunda sudah pulang", kata Irfandi. 

"Iya ayah, hemm", sambung Titah dan kesal pada Arfan. 

"Haa, Fandi kamu buat salah apa lagi pada cucu ku ?", tanya mbah Jumirah. 

"Gak buat salah apa-apa mbah", jawab Irfandi. 

"Tidak berbuat salah apa-apa kok Titah melengos ketika melihat kamu", kata mbah Jumirah. 

"Saya Tidak tau mbah", sambung Irfandi. 

"Mbah Putri, ayah", seru Titah. 

"Nggih nduk" 

(Ya nak) 

"Inggih bun, enten menapa ?" 

(Iya bun, ada apa ?), tanya Irfandi. 

"Ikut sebentar yuk, ada yang ingin Titah bicarakan soal ini", jawab Titah. 

"Inggih.." 

(Iya..), seru Irfandi dan mbah Jumirah. 

Di ruang keluarga.. 

"Coba lihat deh, ini masa mas Arfan menggoda mbak Sinta di fb sih", kata Titah. 

"Ah masa sih", sambung Irfandi dan mbah Jumirah yang tidak percaya. 

"Benar, coba lihat deh ini mbah, ayah", kata Titah lagi. 

"Wah iya benar", seru Irfandi. 

"Kalau begitu harus kita beri hukuman kepada kakakmu ini Fandi", kata mbah Jumirah. 

"Kalau itu biar ini menjadi urusan Fandi mbah", sambung Irfandi. 

"Baik kalau begitu kamu yang hukum ya, saya ingin mencari Paijo", kata mbah Jumirah lagi. 

"Oke..", seru Irfandi lagi. 

Di ruang tv lagi.. 

"Fan", seru Irfandi. 

"Inggih Fandi, enten menapa ? 

(Iya Fandi, ada apa ?), tanya Arfan. 

"Panjenengan tumut kawula sekedhap saja, wonten ingkang karep kawula bicarakan padamu" 

(Kamu ikut saya sebentar saja, ada yang ingin saya bicarakan padamu), jawab Irfandi. 

"Soal apa ?", tanya Arfan lagi. 

"Sudah ikut saja", jawab Irfandi lagi. 

"Iya deh..", seru Arfan. 

Di halaman belakang rumah.. 

"Itu dia Paijo, jo..", kata mbah Jumirah. 

"Apaan sih, nanti dulu, gak lihat nih lagi sibuk chat juga", sambung Paijo. 

"Kamu ini, Joya..", kata mbah Jumirah lagi yang kesal pada Paijo. 

"Iya eh ndara ibu sepuh, ada apa ?", tanya Paijo. 

"Kamu ini semenjak kamu menggunakan Facebook lupa dengan pekerjaan mu, sekarang saya tanya kamu sudah kuras kolam renang belum ?", tanya mbah Jumirah juga. 

"Belum ndara ibu sepuh", jawab Paijo. 

"Sekarang kamu kuras dulu kolam renangnya gih", pinta mbah Jumirah. 

"Kan sudah saya bilang tadi kalau ingin menyuruh saya kirim lewat fb saja ndara ibu sepuh, oh ya sudah berteman dengan saya belum di fb ?", tanya Paijo lagi. 

"Belum jo", jawab mbah Jumirah. 

"Makannya adeded saya dong ndara ibu sepuh", kata Paijo. 

"Haa.., adeded apaan tuh jo ?", tanya mbah Jumirah lagi. 

"Adeded saja masa tidak tau sih, adeded itu meminta pertemanan di fb ndara ibu sepuh", jawab Paijo. 

"Oh add", seru mbah Jumirah. 

"Adeded ndara ibu sepuh, nih semenjak saya punya fb banyak yang meminta pertemanan pada saya", kata Paijo lagi. 

"Ahh masa sih, mana coba mana sini, saya lihat", sambung mbah Jumirah. 

"Ini ndara ibu sepuh", kata Paijo. 

"Loh ini kan Arfan, kamu pakai foto Arfan ya jo ?", tanya mbah Jumirah lagi. 

"Iya ndara ibu sepuh, waduh keceplosan lagi", jawab Paijo. 

"Kamu tau gak gara-gara kamu, Irfandi itu menghukum Arfan tau", kata mbah Jumirah lagi. 

"Salah sendiri, mas Arfan tidak salah kenapa di hukum wek..", sambung Paijo. 

"Jo.. Ya.., hemm", mbah Jumirah kesal pada Paijo. 

Ayah yang mengetahui kalau ternyata adalah ulah dari paklik Paijo, ayah pun mencari ide dan ayah mempunyai rencana untuk menghukum paklik Paijo, mbah Jumirah pun mengganti nama akun Facebook nya menjadi Putri Cantika, ayah, bunda, eyang buyut, pakde Arfan, dan tante Sinta mulai menjalankan rencananya.