webnovel

Sarab Band

Hari ini paklik Paijo main tropong dan ketika sedang meneropong cewek cantik datanglah mbah buyut (mbah Jumirah) yang melihatku sedang main teropong di balkon.

Di rumah pak Irfandi,

Di balkon..

"Mumpung sepi jadi saya bisa santai, bisa CCW, curi-curi waktu maksudnya, hehe..", kata Paijo.

"Jo.. Joya..!!", seru mbah Jumirah.

"Iya..", jawab Paijo.

"Lagi ngapain kamu ?", tanya mbah Jumirah.

"Lagi lihat cewek cantik pakai teropong ini", jawab Paijo lagi.

"Terus ?", tanya mbah Jumirah lagi.

"Kalah deh ndara ibu sepuh", jawab Paijo lagi.

"Kalah dari siapa jo ?", tanya mbah Jumirah lagi.

"Kalah cantik lah ndara ibu sepuh", jawab Paijo lagi.

"Iya saya tau, kalah cantik dari siapa ?", tanya mbah Jumirah lagi.

"Ya dari ndara ibu sepuh lah masa dari bunda Titah sih", jawab Paijo lagi.

"Oh jadi cantik kan bunda Titah mu dan cewek yang ada di teropong itu dari pada saya ya jo ?", tanya mbah Jumirah.

"Ya iya ndara ibu sepuh, atakiwir..", jawab Paijo yang kaget ketika melihat mbah Jumirah yang sudah ada di belakang Paijo.

"Apa haa.. Apa!!! Apa!!!", seru mbah Jumirah.

"Enggak ndara ibu sepuh", kata Paijo yang ketakutan ketika melihat mbah Jumirah yang sudah ada di belakang Paijo.

"Kamu ini bukannya kerja malah main teropong", kata mbah Jumirah.

"Ndara ibu sepuh juga yang salah", sambung Paijo lagi.

"Kok saya yang salah ?", tanya mbah Jumirah.

"Ya iyalah ngapain ndara ibu sepuh nongol di saat saya main teropong, jadi yang salah siapa ?", tanya Paijo juga.

"Saya..", jawab mbah Jumirah.

"Nah berarti yang harusnya pergi dari sini siapa ?", tanya Paijo lagi.

"Saya, jo", jawab mbah Jumirah lagi.

"Ya sudah sana tunggu apa lagi, pergi sana pergi.. Hus.. Hus.. Hus..", pinta Paijo.

"Joya, kamu berani mengusir saya haa.. Hmm Joya..", kata mbah Jumirah yang kesal pada Paijo.

"Kabur..!!", sambung Paijo.

"Joya Hmm..", kata mbah Jumirah lagi yang masih kesal pada Paijo.

Lalu mbah buyut (mbah Jumirah) pun ke dapur melihat pekerjaan bi Cengek dan melihat bahan-bahan yang mbah buyut (mbah Jumirah) pesan, sebelum bi Cengek pergi ke pasar untuk belanja.

Di saat mbah buyut (mbah Jumirah) memeriksa belanjaan yang mbah buyut (mbah Jumirah) pesan tidak ada langsung menghukum bi Cengek untuk ke pasar lagi membeli bahan-bahan yang ndara ibu sepuh minta yaitu sup babat.

Di dapur..

"Ngek..!!", seru mbah Jumirah.

"Muhun ndara ibu sepuh"

(Iya ndara ibu sepuh), jawab Cengek.

"Sudah pulang dari pasar ya, coba saya periksa dulu", kata mbah Jumirah yang ingin memeriksa belanjaan Cengek.

"Mangga ndara ibu sepuh"

(Silahkan ndara ibu sepuh), sambung Cengek.

"Bawang putih benar, brambang (bawang merah) benar, lombok campur (cabai campur) benar, wortel, loh kok ada wortel, babat sama bahan sup nya mana Cengek, terus ini sayuran buat apa ?", tanya mbah Jumirah.

"Ya untuk kelinci peliharaan saya dong ndara ibu sepuh", jawab Cengek.

"Untuk apa kamu beli kelinci ngek ?", tanya mbah Jumirah lagi.

"Ya untuk di kasih makan dong ndara ibu sepuh, masa untuk di adu, memangnya ndara ibu sepuh mau di adu sama kelinci saya ?", tanya Cengek juga.

"Kamu fikir saya kelinci aduan apa, sembarangan", kata mbah Jumirah.

"Iya ampun ndara ibu sepuh", sambung Cengek.

"Saya tidak mau tau kamu harus belanja lagi ke pasar", kata mbah Sakiman.

"Uangnya yang untuk beli bahan-bahan sup babatnya mana ndara ibu sepuh ?", tanya Cengek lagi.

"Nih, eh tapi ingat ya beli bahan-bahan sup babat bukan yang lain", jawab mbah Jumirah.

"Iya ndara ibu", kata Cengek.

Setelah mengelap kaca dan menyapu seluruh ruangan dan kamar di dalam rumah, paklik Paijo mengepel dan di meja makan yang terakhir akan dipel oleh paklik Paijo, dan paklik Paijo juga berfikir untuk mendengarkan musik atau lagu kesukaannya bunda.

Di meja makan..

"Akhirnya selesai juga, tinggal yang disini doang yang belum di pel, dengarkan musik saja deh daripada bt, saatnya Sule hehe..", kata Paijo.

"Fan..!!", kata Irfandi.

"Nggih Fandi"

(Ya Fandi), sambung Arfan.

"Baca apa sih ?", tanya Irfandi.

"Ini berita", jawab Arfan.

"Oh..", kata Irfandi lagi.

"Kamu ?", tanya Arfan.

"Baca majalah saja hari ini", jawab Irfandi.

"Pasti ada beritanya juga dong ?", tanya Arfan lagi.

"Ada nih", jawab Irfandi.

"Bacain dong", pinta Arfan.

"Boleh fan, tunggu", kata Irfandi lagi.

Sedang enak-enaknya mengepel dan mendengarkan musik tiba-tiba paklik Paijo di pukul koran, yang tidak sengaja juga pel-pelan paklik Paijo mengenai ayah yang sedang membaca berita mengenai grup boy band ternama yaitu Stres Band.

Ternyata dulu ayah juga pernah menjadi anggota boyband yang di beri nama Restu Ibu, setelah menikah dengan bunda, ayah di suruh keluar dari Restu Ibu dan berjanji tidak akan pernah boy band, boy band an lagi.

Masih di meja makan..

"Kau kekasihku, kau idamanku, baibeh", Paijo bernyanyi sambil mengepel.

"Nama boyband yang sedang naik daun dan paling teratas adalah grub boyband Stres Band, duh, eh Joya.., ih..", kata Irfandi yang kesal pada Paijo yang sedang membaca berita di majalah.

"Kenapa Fandi ?", tanya Arfan.

"Ini loh fan, si Joya", jawab Irfandi.

"Kau pujaanku, kaulah cintaku, baibeh", Paijo bernyanyi yang masih mengepel.

"Iih Joya, fan", keluh Irfandi.

"Nggih Fandi"

(Ya Fandi), jawab Arfan.

"Pinjam korannya sebentar dong", kata Irfandi yang meminjam koran pada Arfan.

"Iya ini", sambung Arfan yang memberikan korannya pada Irfandi.

"Joya hmm..", Irfandi memukul Paijo menggunakan koran.

"Haduh mas Arfan, apaan sih", keluh Paijo.

"Eeh.., saya disini, itu Irfandi", keluh Arfan juga.

"Oh ya salah ya, apaan sih ayah Fandi", keluh Paijo lagi.

"Kamu tau gak gagang pelan kamu tuh kena saya", keluh Irfandi juga.

"Ya kalau kurang manis tambahin gula sendiri dong, gula kan banyak di dapur", kata Paijo.

"Ih..", Irfandi menarik headset Paijo, karena kesal pada Paijo.

"Haduh ayah Fandi", keluh Paijo kesakitan, karena headset nya di tarik oleh Irfandi.

"Dengarkan saya ya jo..", kata Irfandi.

"Iya..", sambung Paijo.

"Fandi", sambung Arfan.

"Nggih fan"

(Ya fan), kata Irfandi lagi.

"Saya mau bikin kopi lagi ya", sambung Arfan lagi.

"Nggih, eeh jo"

(Ya, eeh jo), kata Irfandi lagi.

"Apaan lagi sih ayah Fandi", keluh Paijo lagi.

"Sini dulu saya belum selesai sama kamu urusannya", kata Irfandi lagi.

"Ya sudah apa ?", tanya Paijo.

"Kamu tau gak saya lagi baca berita gagang pel-an kamu mengenai saya sakit tau", jawab Irfandi.

"Ah masa sih, kok saya tidak merasakan sakitnya sih ayah Fandi ?", tanya Paijo lagi.

"Memang iya, tapi saya yang merasakan sakitnya tau Hmm..", jawab Irfandi lagi.

"Oh ya sudah", Paijo memukul Irfandi menggunakan gagang pel-an Paijo.

"Iih Joya", keluh Irfandi lagi.

"Kenapa lagi sih ayah Fandi ?", tanya Paijo.

"Punapa sampeyan memukul kula ?"

(Kenapa kamu memukul saya ?), tanya Irfandi.

"Oh iki gagang pel-an kulo nyuwun apura podo ayah Fandi"

(Oh ini gagang pel-an saya minta maaf sama ayah Fandi), jawab Paijo.

"Hmm Joya..", keluh Irfandi yang semakin kesal pada Paijo.

"Ett..", Paijo memakai kan headset ke Irfandi dan Irfandi berhenti marah pada Paijo.

"Wah enak jo, kamu tau saja kalau saya lemah sama musik enak jo lagunya", kata Irfandi.

"Iya dong, mantan boyband dulunya gimana mantul kan ?", tanya Paijo lagi.

"Kalo mau tambahin gula tanya Arfan ya..", kata Irfandi lagi.

"Hmm..", keluh Paijo.