webnovel

-Stuck With You-

"Jika ada pertemuan, maka ada perpisahan. jika ada benci, maka ada cinta. jika ada kebahagiaan, maka ada kesedihan. semuanya dibatasi oleh tembok yang tipis, bahkan kita secara tidak sadar tidak bisa membedakan keduanya." -wdmkim05-

Wdmkim05 · Fantasy
Not enough ratings
4 Chs

3.Peterson Club

"Harus banget? beneran harus?" tanya lita.

"Ya terserah lo, kalau lo mau beasiswa ikut club kalau gak mau yaudah gak usah" jelas khalisah.

"Lo ikut?" tanyanya pada bella.

"Ikut lah, kali ajah iseng iseng berhadiah"

"Iya juga sih, tapi gua gak tau mau masuk mana"

----------

Setelah percakapan yang panjang dikanti tadi, dan beredarnya sudah kabar peterson club, semua murid disekolah ini membicarakannya. Bahkan semakin kalian menelusuri sekolah ini, kuping kalian akan meledak mendengar percakannya.

lita menutup kupingnya sepanjang jalan masuk kekelas, Ia bahkan ingin teriak disana juga. Sesampainya dikelas lita menuju kursinya, butuhnya bahkan baru mendarat dikursi besi itu tetapi pengeras suara itu menyebut namanya.

"Talita dipanggil keruang kepala sekolah" ujar seorang laki laki menggunakan pengeras suara.

Lita merasa frutasi dan mengacak acak rambutnya. "Kenapa lo dipanggil? buat masalah lagi? gak kan?" tanya bella.

"Guekan main sama lo mulu, ya kali gua buat maslaha lagi lo juga kena" balas lita setelah itu berjalan keluar kelas menuju ruang kepala sekolah.

Sesampainya didepan ruang kepala sekolah, lita mengetuk pintu itu sebelum masuk. "Permisi pak." ia masuk kedalam ruangan itu.

"Ada apa pak manggil saya?" tanyanya dengan sopan.

"Jadi gini, kamu masih megang kunci ruangan kosong itu yang bapak kasih kekamu kan?" ujar sang kepala sekolah.

"Masih pak kenapa?"

"Karena ruangan itu gak dipake, kamu kasih ya keazka,"

"Hah, kenapa pak? kasih ruangannya keazka? daru pada buat dia mending buat saya ajah"

"Itu buat Basenya dia sama temen temennya club musik, karena kamu mungkin gak perlu banget ruangannya kasih ajah kedia"

Mau nolak tapi bukan sepenuhnya punya gue, mau nolak tapi yang bangun sekolah bukan gue, mau nolak tapi emang gue siapa.

"Yaudah pak, dikasih sekarang?" dengan berat hati lita menyetujuinya.

"Azka udah didepan, kamu anter dia keruangan itu" lita mengangguk, dan keluar dari ruangan itu.

Lita pun menghampiri azka yang sedang menunggunya didepan ruangan, sambil menatap kearah lepangan. "Lo yang minta?" azka menggeleng.

"Gak mungkin banget, pasti lo yang minta" ujar lita tidak percaya.

"Orang gua ditawarin dengan senang hati ya gue terima lah" jawabnya membuat lita jengkel.

mereka pun jalan keruangan 'kosong' itu, tetapi sebenernya ruangan itu sudah dipake lita dan temen temennya buat tempat santai dan tempat bolos pelajaran. bahkan tempat itu bisa dibilang yang paling beda diantara ruangan disekolah ini.

saat lita melirik lirik wajah azka, ia pun merasa tidak asing dengan wajahnya, ia merasa sangat kenal dengan wajah ini.

"Tunggu" ujar lita tiba tiba. azka pun menengok kearahnya.

"Kok muka lo gak asing ya, bentar. bener! gue kayaknya pernah liat lo" ucap lita meyakinkan otak dan hatinya.

"Siapa?" jawab azka.

"Haaa bener! lu reyhan kan! ngaku lo! Lo reyhan orang yang bikin gua males dateng sekolah pas kelas 10! Benerr itu lo"

"Yah ketahuan udah selesai nih permainannya?" jawab azka, dengan santai.

"Muka lo permak dimana han, lo beda banget serius! Lo permak dimana, nanti kasih tau gue, gua mau jadi cantik"

"Pantes temen temen gua biasa ajah ngeliat cowo, ternyata mereka tau siapa lo. Kenapa namanya harus diganti? lo insaf kan sama sikap lo yang dulukan? lo dah sadarkan?" lanjut lita dengan banyak pertanyaan. azka menyentil kuping lita.

"Ini baru lita yang gua kenal, Gua ngeliat lu tadi pagi minta maaf ke gua aneh pake banget. bahkan gue pengen muntah"

Azka reyhan ramadan, azka pernah sekolah disini pas kelas 10 belum ada setahun sekolah dia harus pindah. dan entah kenapa dia balik lagi kesini, saat kelas 10 semua orang tau kalo lita dan reyhan a.k.a azka ini gak akur, bahkan tiada hari tanpa perang rasanya aneh.

suaranya memang terdengar sama tapi tidak dengan wajahnya, bahkan ia berubah drastis, dan lita makin percaya dengan kata glow up. tingginya pun, azka semakin tinggi. Sikapnya, sepertinya sudah berubah.

"Nama lo kenapa ganti?" tanya lita.

"Gak ada yang ganti nama, nama gua azka reyhan ramadan. kelas 10 gue dipanggil reyhan, mau ubah nasib gua ketemu lo lagi ya gua dipanggil azka" lita mengelus dadanya.

"Lo yang musuh gua ajah gak tau nama gue!?" lita pun menyengir.

Sesampainya didepan ruangannya itu, lita terdiam didepan pintu, azka yang melihatnya bingung. "Kenapa diem? buka buru" ujar azka.

"Plis gua kasih tau sama lo, semoga lu gak suka tempat ini, biar tempat ini tetep punya gua"

"Udah lama buka" dengan berat hatinya lita membuka pintu itu.

mereka berjalan masuk delamnya cukup luas ruangan ini, bahkan ruangan itu terlihat baru dengan dekorasi yang dibuat lita dan teman temannya. Ia memejamkan matanya untuk menunggu azka berbicara.

"Ehmm. bagus juga lumayan, tempatnya pas, kedap suara juga. gua suka gua ambil deh" Ucap azka, membuat lita putus harapan.

emang dasarnya gak punya pilihan lain selain memberikan ruangan itu kepada azka, "Lu yang taro isinya semua?"

"Iya kenapa!"

"Yaudah gua tinggal tunggu peralatan lainnya, besok tinggal terima murid yang mau ikut"

"Gak peduli, mau kapan lo masukin alat alatnya kesini gak peduli. Nih lah kuncinya!" Ucap lita sambil melempar kunci ruangan itu dan tepat sasaran azka menangkapnya.

"Gua pastiin lu masuk club musik" ujar azka yang tidak didengarkan oleh lita.

----------

Keesokan paginya, lita sudah sampai disekolah dengan motornya itu. Mading sudah dikerubuni banyak orang, mencari nama nama mereka yang terdaftar diclub. Kemarin sebelum pulang sekolah, mereka dikasih formulir untuk mendaftarkan diri dipeterson club ini.

Lita tidak mengisi karena dirinya tidak punya minat dan niat untuk masuk club. gak semuanya diterima, hari ini sepulang sekolah mereka akan diuji untuk menentukan diterima/tidaknya.

Karena lita kepo dengan isinya, dia melihat mading itu, menyalip orang orang didepannya dengan mudah kerena tubuh kecilnya. Matanya berkeliling mencari nama nama, dan tertuju oleh namanya yang ada dimading. matanya membulat melihat namanya ada disana, ia pun melihat nama clubnya 'Club musik' tidak usah diragukan lagi siapa yang naruh namanya disana.

Lita langsung keluar dari kerumanan itu dan berlari menuju kelas mencari orang yang menaruh namanya, sambil menaruh tas dikursinya matanya melihat keliling mencari orang itu.

"Dimana azka dimana azka?!" ujar lita dengan buru buru.

"Gak tau dibasenya kali, kenapa l--- Heh! orang belom selesai ngomong dah ngiprit" Sebelum bella selesai bicara lita lebih dulu meninggalkannya.

dengan kecepantan kakinya dan matanya mencari azka dimana, dan benar sana ditempat base clubnya. Azka dengan posisi yang menyender ditembok, yang sedang menelepon, tangan satunya berada disaku celananya.

Nafas lita terengah enggah karena cape, bahkan jika ia berlari lagi kakinya tidak akan sanggup. "Woi.." ucapnya nafasnya bederu dengan cepat.

Azka melihat kearah lita, namun ia mengabaikannya, lita berjalan mendekat kearah azka. Nafasnya juga sudah kembali normal.

"Apan apaan sih lo! Gua gak pernah nukis itu formulir yaa! malah formulirnya gua buang, kenapa tiba tiba nama gua ada dimading!" ujar lita dengan kesal.

"Ya cukup kali segitu" Azka tidak mendengarkan ucapan lita, Melainkan teleponnya.

"Hah? apaan? woi!" ucap lita.

"Yakan nanti ada yang gak masuk" Azka melihat kearah lita dan menaruh jari telunjuknya kebibirnya.

"Lah bodo amat! Gua gak mau masuk club lu plis lahh, keluarin gua dar--"

Tangan kiri azka memegang kepala lita dan menaruhnya didada bidangnya. "Jangan berisik dulu, lo tau orang lagi nelepon gak?" azka menjauhkan ponselnya dari telinganya, dan membisikkan kata kata itu kepada lita.

-TBC-