webnovel

(6)

Jeno membuka pintu mobil yang membawanya pergi ke sekolah di ikuti Haechan yang duduk di sebelahnya.

Mereka berdua berjalan masuk ke dalam area sekolah dengan beriringan karna untungnya kelas keduanya sama dan mereka pun juga duduk bersama.

Haechan seperti biasa akan melebarkan senyuman perfectnya sedangkan Jeno, anak lelaki bermata sipit itu memilih menatap dingin sekitarnya.Tak memperdulikan banyak siswi-siswi yang terus berusaha menarik perhatiannya.Berbeda dengan Haechan yang sudah sibuk melambai tampan pada siswi-siswi yang di jumpai nya di sepanjang koridor menuju kelasnya.

Haechan tak perduli jika ia di bilang sok tampan atau semacamnya.

Sebenarnya siswi-siswi itu tengah menarik perhatian Jeno karna Haechan tau Jeno tak akan membalasnya jadi Haechan lah yang membalas semua fans-fans Jeno yang sama sekali tak di gubris Jeno.

"Jen, nanti pulang sekolah aku main ke rumahmu ya?"bisik Haechan pada Jeno yang berjalan di sampingnya sambil terus menebar pesona senyumannya pada siswi-siswi yang masih di jumpai nya dengan Jeno, bahkan kakak kelas yang mengangumi Jeno pun turut memenuhi koridor untuk bisa melihat Jeno.

"Setiap hari kan memang kau selalu bermain ke rumahku"balas Jeno malas.

Memang kenyataannya, Haechan jika sepulang sekolah akan bermain ke rumah Jeno karna rumahnya itu sangat sepi, sama sih seperti Jeno.

Haechan beralasan ingin menemani Jeno yang terkadang hanya sendirian, padahal kenyataannya Haechan senang jika bermain di rumah Jeno yang lebih besar dari rumahnya juga karna di rumah Jeno, dia bisa menemukan banyak makanan dan benda yang membuatnya tak bosan walau di rumahnya sebenarnya ada, tapi menurut Haechan jika di rumah orang lebih nyaman dan seru untuknya.

Sebenarnya hanya Haechan, sahabat Jeno yang mengetahui jika Jeno ini punya kakak karna Haechan kan rumahnya paling dekat dengan Jeno dan lebih sering bermain bahkan sedari kecil malahan.

Dulu Haechan, Jeno, Dae Eun, dan Mark suka sekali bermain berempat.Hanya saja saat Elementary School, Haechan tak bersekolah di tempat yang sama jadi mereka tak sedekat sekarang walau terkadang Haechan akan datang ke rumah keluarga Lee untuk bermain.

Haechan kan anak tunggal dan kebetulan juga dia sangat dekat dengan mendiang adik bungsu Jeno dan Mark.

Jeno itu punya 2 sahabat yang juga selalu bersamanya tapi Jeno tak pernah memberitahukan pada keduanya jika ia punya kakak.Dia hanya memberitahukan kalo ia punya adik perempuan tapi sudah meninggal karna Jeno pernah mengunjungi makam adiknya bersama Haechan dan kedua sahabatnya juga.

Haechan juga sudah tahu hubungan Jeno dengan sang kakak, Mark tengah tak baik semenjak teman seperjailannya meninggal.

Haechan pernah melihat sendiri sikap Jeno yang tak bersahabat dengan sang kakak jika keduanya bertemu bahkan di rumah pun jika ada Mark, Jeno benar-benar menganggap Mark orang asing, tak seperti dulu yang selalu menempeli nya bersama Dae Eun dan juga dirinya. Padahal Haechan selalu menasehati Jeno untuk tak bersikap atau menganggap Mark asing.Dia selalu dengan sabarnya menyuruh Jeno untuk kembali perduli pada kakak pertamanya tapi tetap saja, Jeno hanya mendengarnya lewat kuping kananya dan akan mengeluarkannya lagi lewat kuping kirinya.Lebih tepatnya Jeno sama sekali tak mengubris nasehatnya, ini membuat Haechan kadang berakhir berdebat dengan Jeno.Namun tak lama karna dia tak mau tak di temani oleh Jeno.

"Hehehehe...kan aku hanya meminta ijin Jen.Ntar aku ajak Renjun dan Jaemin juga ya?"ujar Haechan yang membuat Jeno memutar matanya malas dan berucap seterah.

Sebenarnya Jeno senang sih jika ketiga sahabatnya bermain di rumah besarnya karna ia jadi tak kesepian.Setidaknya jika ada mereka, Jeno tak akan bosan menunggu ayahnya pulang.Padahal jika ayahnya pulang, Jeno sendiri sudah tidur atau tengah belajar jadi dia tak akan menempeli ayahnya.

Tanpa sepengetahuan Jeno, Mark terus memperhatikannya dari lantai 2, dimana kelasnya berada.Kelas Jeno berada di lantai satu sedangkan Mark berada di lantai dua, sesuai tingkatan sebenarnya.

Mark terus memperhatikan Jeno sampai Jeno dan Haechan masuk ke dalam kelasnya.Ini adalah aktivitas rutin Mark di pagi hari.Dia akan selalu memantau Jeno sampai masuk ke dalam kelasnya, memastikan Jeno baik-baik saja.Namun aktivitas ini lah yang terkadang membuat Mark bisa melihat senyuman Jeno yang jarang sekali Mark lihat karna perbuatan sahabat-sahabatnyalah Jeno tersenyum.

Mark bersyukur sekali Jeno bertemu dengan sahabat-sahabatnya yang baik dan perduli dengan Jeno, itu membuat Mark bisa tenang karna Jeno di kelilingi oleh orang-orang yang tepat walau dirinya berada jauh dari Jeno.

"kakak harap...Jeno selalu di berikan kebahagian"

Mark menelungkupkan wajahnya di meja.Sekarang jam istirahat dan Mark lebih memilih tidur karna dia tak bisa membeli makanan.

Uangnya tak cukup jika dia belikan makanan.Mark ingin membelikan bunga untuk Dae Eun sepulang sekolah nanti.Seperti biasa, dia akan mengunjungi adik perempuannya sebelum bekerja.

Baru saja Mark memejamkan matanya, seseorang sudah memanggil-manggil namanya ini membuat Mark yang tengah mempersiapkan diri untuk tidur langsung kembali membuka matanya lalu mengangkat wajahnya untuk melihat orang yang memanggilnya.Ternyata wali kelasnya yang tadi memanggilnya dan yang kini tengah berdiri di hadapannya sambil tersenyum cantik.

Wali kelasnya bernama Bu Yoona.Dia ini selalu memperhatikan Mark diam-diam karna menurutnya, Mark berbeda dengan murid-muridnya yang lain dan Yoona bisa melihat Mark yang kesepian.Itu mengapa bu guru cantik ini selalu berusaha dekat dengan Mark.

"Mark...ini untukmu, makanlah"Yoona menyodorkan sebuah kotak bekal dan sebotol minuman di hadapan Mark yang masih menatapnya bingung di tempat duduknya.

"Ah tidak usah Bu guru, ini terlalu berlebihan untukku"tolak Mark halus sembari tersenyum manis.

Mark tak mau merepotkan wali keas yang menurutnya sangat baik padanya.Sang wali kelas ini terkadang akan memberinya makanan atau berusaha mengajaknya berbicara jika tengah waktu istirahat seperti ini.

Mark sebenarnya tak enak pada teman-temannya yang lain karna ia merasa seperti di spesial kan oleh wali kelasnya.Tak tahu kenapa, padahal Mark sama sekali tak mencari perhatian pada sang wali kelas dan ia pun berusaha menjauhinya, takut ia semakin di musuhi dan di rundung oleh teman-temannya karna Bu Yoona menaruh perhatian lebih padanya.

Teman-teman Mark sampai mengira jika Mark itu selalu cari perhatian pada Yoona padahal sebaliknya,sang wali kelas lah yang berusaha menarik perhatian Mark walau Mark berusaha agar wali kelasnya tak menaruh perhatian lebih padanya.

Yoona tak menyerah,wanita cantik itu duduk disamping bangku Mark yang kosong.

Mark hanya duduk sendiri soalnya,sebab tak ada yang mau duduk dengan Mark yang semua teman-temannya kira ia berasal dari kalangan orang tidak mampu.

Yoona tetap menyuruh Mark untuk menerima kotak bekal dan minuman yang dibawanya.

Ini khusus untuk Mark karna beberapa hari ini Yoona selalu melihat Mark yang tak pergi ke kantin.

Anak blasteran korea Kanada itu hanya memilih tidur dan tidak makan.

Yoona yakin Mark belum makan sedari pagi karna ia selalu melihat Mark yang datang lebih awal dari teman-temannya.

Di jam istirahat,Mark pun bukannya mengisi perutnya,remaja lelaki ini malahan akan seperti sekarang ini sampai waktu pelajaran di mulai kembali ini membuat Yoona tak tega melihatnya.

"Tak apa Mark,ini hadiah untukmu dariku.Ibu sudah membuatkannya susah payah, masa Mark tak mau menerimanya.Terima ya? "tutur Yoona sambil kembali mendekatkan kotak bekal dan botol minuman di hadapan Mark dengan wajah yang dibuat sedih agar Mark mau menerimanya.

Yoona tetap ingin Mark menerima pemberiannya dan memakannya.

Ia tahu sebenarnya Mark itu lapar hanya saja dia tak mau menerimanya.

Mark mengambilnya karna tak enak melihat wajah sedih sang guru yang sudah membuatkan bekal untuknya.

Mark terharu sebenarnya "Terimakasih Bu yonna"balasnya sambil tersenyum itu membuat Yoona mengangguk dan mengusap pelan rambut Mark.

"Nah sekarang makan ya,mumpung masih jam istirahat.Habiskan ya Mark".Mark mengangguk dan kembali tersenyum manis.

Setidaknya hari ini perutnya tak terlalu kosong dan Mark memang lapar.

Ia hanya minum susu tadi pagi itupun sedikit karna susu yang di minumnya ia keluarkan lagi.

Tadi pagi Mark kembali muntah.Entah kenapa pagi-pagi saja dia sudah terserang rasa mualnya itu membuatnya harus berlama-lama di kamar mandi karna sibuk memuntahkan susu yang di minumnya.

Mark yang hendak ke kamar mandi harus menghentikan langkahnya saat beberapa siswa menghalangi jalannya.

Mark ingin buang air kecil tapi beberapa teman-teman lelaki kelasnya menghentikan langkahnnya sambil menatapnya mengejek dan juga sinis.

"Kerjakan tugasku Mark!besok aku mau ini semua sudah selesai!aku tak mau tau!"seru salah satu teman Mark yang berada di hadapan Mark sambil meleparkan beberapa buku di hadapan Mark sampai mengenai wajah tampan Mark.

Mark meringis kesakitan akibat wajahnya yang terkena lemparan beberapa buku"Maaf Bon-Hwa...aku tidak bisa,tugas-tugasku saja belum ku kerjakan.Maaf sekali lagi...permisi"tolak Mark sehalus mungkin pada temannya yang tadi melemparkan buku di hadapan nya sampai mengenai wajahnya karna menyuruhnya mengerjakan tugas-tugasnya.

Tugas-tugas Mark saja masih banyak yang belum ia selesaikan karna hari libur kemarin ia jatuh sakit dan sekarang teman sekelasnya yang suka sekali membuliy dan menjailinya ini menyuruhnya untuk mengerjakan semua tugas-tugasnya.

Bukan satu buku saja tapi ini 6 buku.

"Yakkk!mau kemana kau anak tak mampu?"marahnya pada Mark yang malah berjalan pergi meninggalkannya.

Mark memang di anggap anak tak mampu oleh hampir seluruh teman-teman sekelasnya karna Mark sama sekali tak menunjukkan kalo ia itu orang kaya, apalagi Mark selalu menyendiri dan memilih tidur jika di jam istirahat jadi semua teman-temannya berpikir jika Mark ini hanya anak orang tak mampu dan bisa bersekolah di sekolah swasta bergengsi ini karna mendapatkan beasiswa.

Mereka semua tak tahu jika Mark anak pemilik sekolah.

Berbeda dengan Jeno yang sudah diketahui jika dia anak dari pemilik sekolah karna saat murid-murid baru dikumpulkan,Jeno diperkenalkan langsung oleh pemilik sekolah,lebih tepatnya ayahnya jika Jeno anaknya.

Berbeda dengan Mark yang tak diberitahukan sang ayah sejak awal karna yah Siwon tak mau Mark di perlakukan spesial dan Mark sendiri yang meminta Siwon untuk tak mengenalkannya saat ia menjadi murid baru karna Mark ingin di berlakukan sama oleh guru dan teman-temannya nanti.

Namun semenjak putrinya meninggal,Siwon mau Jeno dijaga baik oleh pihak sekolah.

Itu mengapa Jeno sangat terkenal oleh semua murid.selain tampan,dia juga anak pemilik sekolah swasta paling bergengsi di Seoul berbeda dengan Mark yang sangat menutupi identitasnya padahal keduanya saudara.

"Aku harus ke kamar mandi Bon-Hwa"ujar Mark yang kembali berjalan menuju kamar mandi.Namun Bon-Hwa dan kawan-kawan segera menahannya.

"Mulai berani ya menolakku!aku berimu kesempatan Mark.Kerjakan tugasku!atau ..."ancam Bon-Hwa sambil memberikan wajah ancamannya agar Mark mau mengerjakan tugas-tugasnya.

Belakangan ini Mark memang selalu di suruhnya atau teman-temannya Bon-Hwa untuk mengerjakan tugasnya.

Mereka kan menganggap Mark anak orang tak mampu yang mana mungkin orang tuanya berani datang.Mereka yakin orang tua Mark pasti tak akan berani datang ke sekolah hanya untuk menegur mereka semua yang notebatenya anak dari kalangan orang-orang atas.

"Maaf Bon-Hwa .Aku benar-benar tak bisa,lain kali saja yah"Mark sudah bertutur pasrah.

Ia benar-benar tak bisa mengerjakan tugas-tugas Bon-Hwa dan juga teman-temannya untuk saat ini,karna jika ia tetap memaksakan,

Tubuhnya yang tengah tak baik sekarang bisa-bisa membuat penyakit Mark semakin kambuh sebab pastinya ia harus tak tidur untuk mengerjakan semuanya.

"Yakkk!habiskan anak kurang ajar ini!"perintah Bon-Hwa pada teman-temannya yang sudah memengangi Mark agar tak bisa kabur.

Teman-teman Bon-Hwa dengan kompak mengangguk lalu mulai memukuli Mark yang sudah di pengangi oleh 2 temannya yang lain.

Mark berusaha melindungi perutnya agar tak ditendang atau dipukul oleh teman-teman Bon-Hwa.Namun Bon-Hwa dengan kejamnya menyuruh teman-temannya untuk menyingkirkan tangan Mark yang berusaha menutupi perutnya karna tau Mark tengah melindungi bagian tubuhnya itu.

Bon-Hwa dengan kemarahannya akibat Mark menolak mengerjakan tugasnya memukul kencang perut Mark diikuti teman-temannya yang menendang perut Mark berkali-kali membuat Mark memuntahkan darah dari mulutnya sampai-sampai Mark harus berbaring di lantai sekolah karna menahan sakit.

Mark benar-benar harus menahan rasa sakit di sekujur tubuhnya apalagi bagian perutnya.

Rasa sakit di perutnya jadi datang kembali akibat perlakuan kejam Bon-Hwa dan teman-temannya.

"Ini hukumanmu karna tak mau menuruti apa yang aku suruh.Selamat menikmati rasa sakitmu Mark...Ayok kita pergi teman-teman!"ujar Bon-Hwa lalu pergi melengang bersama teman-temannya meninggalkan Mark yang tengah meringkuk kesakitan.Tak lupa ia juga kembali melemparkan buku tugasnya pada Mark yang masih kesakitan.

"sa..kkit".