webnovel

(7)

Haechan berjalan cepat ke arah kamar mandi jika tak mau Jeno yang sekarang tengah berada dikelas memarahinya karna dia kelamaan menunggu Haechan yang ingin menuntaskan panggilan alam yang tak bisa Haechan tunda lagi.

Padahal sekarang jam pulang tapi Haechan tak bisa menahannya hingga rumah jadilah ia ijin ke kamar mandi dulu pada Jeno yang sudah bersiap untuk ke parkiran dimana supir pribadinya menunggu.

Jika Haechan lama,bisa-bisa Haechan ditinggalkan oleh Jeno dan berakhir ia harus jalan pulang kaki walau sebenarnya Jeno tak Setega itu sih tapi kan Haechan tetap ngeri jika tiba-tiba Jeno terlalu bete menunggunya dan berakhir meninggalkannya pulang.

Jeno itu kan tak bisa ditebak walau ia dan Jeno sudah saling mengenal lama.

Haechan semakin mempercepat langkah kakinya saat matanya melihat seseorang yang sangat ia kenali berjalan cepat kearahnya dengan menundukkan kepalanya.

Orang tersebut tak menyadari keberadaan Haechan karna sibuk menunduk.

Haechan langsung menghadang orang tersebut saat sudah berada dekat dengannya,ini membuat orang tersebut yang tengah menundukkan kepalanya langsung mendongakkan kepalanya untuk melihat siapa yang telah menghalangi jalannya lagi.

Haechan terkejut ditempatnya apalagi melihat wajah Mark yang pucat dengan wajah yang seperti habis dipukuli,belum lagi hidung, kening dan disudut bibirnya terdapat darah itu membuat Haechan semakin khawatir pada orang yang sudah ia anggap kakak"kak Mark kenapa?"tanya Haechan khawatir pada Mark yang benar-benar sangat kacau bahkan seragam sekolahnya saja kotor dan sedikit robek dibeberapa bagian.

Tak mungkin kan Mark berkelahi?Haechan sangat tahu jika Mark tak akan berkelahi.Ia sudah sangat mengenal kakak sahabatnya sekaligus tetangganya ini.

"Aku tak apa Haechan.Aku ke kelas dulu"tutur Mark yang berusaha menyembunyikan erangan kesakitannya pada Haechan yang masih menghalangi jalannya.

Perut Mark semakin sakit jadi ia ingin segera ke kelasnya untuk mengambil tasnya yang ia tinggalkan selagi ia pergi ke kamar mandi tadi yang malah berakhir dirinya dipukuli sampai seperti ini.

Mark ingin mengambil obat yang berada didalam tasnya dan ingin segera meminumnya agar rasa sakit perutnya bisa mereda.

Mark harus bekerja soalnya walau nantinya pasti para hyungnya akan membrodonginya dengan banyak pertanyaan karna ia datang dengan keadaan yang sangat kacau.

"kan Mark tunggu!kakak kenapa sebenarnya? Ayo kita ke UKS kak"Haechan mencengah Mark yang hendak berjalan kembali meninggalkannya.

Ia benar-benar khawatir melihat Mark yang terluka cukup serius dan Haechan juga tahu jika Mark tengah menyembunyikan rasa sakitnya pada nya karna nada bicaranya yang berbeda dengan biasanya.

Haechan ingin membawa Mark ke UKS untuk mengobati luka-lukanya.Ia jadi melupakan tujuannya untuk pergi ke kamar mandi dan melupakan Jeno yang tengah menunggunya untuk pulang bersama.

"kakak baik-baik saja Haechan.Sana...Jeno menunggumu pasti.Kakak akan baik-baik saja"Mark melepaskan pengangan tangan Haechan yang menahan tangannya lalu mempercepat langkahnya untuk mengambil tasnya di lantai 2 dimana kelasnya berada dan juga Sebenarnya ia menghindari Haechan.

Ia tak mau sampai Jeno tau jika ia terluka walau Mark tahu kalo Jeno tak akan memperdulikannya sama sekali.

Mark semakin mempercepat langkahnya agar segera bisa sampai ke kelasnya dan meminum obatnya.Rasa sakit perutnya semakin menjadi-jadi saja.

"Mark kakak!kakak!"panggil Haechan pada Mark yang malah pergi meninggalkannya.

Ingin mengajaknya pulang bersama tapi pasti Jeno tak suka jadi dengan terpaksa Haechan tetap ke tujuan utamanya agar segera kembali ke kelasnya dimana Jeno menunggu.

Haechan ingin memberitahukan Jeno tentang kondisi Mark.Mungkin Jeno akan luluh dan mengajak Mark ikut serta pulang bersama.

Haechan takut jika sesuatu yang buruk bisa terjadi pada Mark nantinya.Ia berharap hati nurani Jeno terhadap sang kakak kembali ada.

"Kau lama sekali Chan.Katanya hanya kekamar mandi"marah Jeno.

Wajahnya sudah nampak kesal karna menunggu Haechan pergi ke kamar mandi dengan durasi yang lama.Padahal jarak kelasnya dan kamar mandi itu tak terlalu jauh dan Haechan juga tadi bilang hanya sebentar.

Hanya tersisa Jeno dikelasnya.Tadi sebenarnya ada 2 sahabatnya.Namun keduanya sudah dijemput dan harus segera pulang sebab mereka akan kerumah Jeno jadilah Jeno sendirian dikelasnya yang luas ini.

Haechan tak memperdulikan Jeno yang sudah menatapnya kesal.Ia langsung memakai tasnya dan duduk disamping Jeno,ini membuat Jeno menatapnya bingung padahal Jeno baru saja ingin bangun dari duduknya.

"Jeno,aku tadi melihat kak Mark terluka.Aku pikir dia habis dipukuli oleh beberapa siswa.Ayo kita temui kak Mark dulu.Aku rasa dia sangat parah"jelas Haechan dengan wajah yang sangat khawatir.Haechan berharap Jeno mau melihat sang kakak walau harapannya sedikit sebenarnya.

"Untuk apa?"tanya Jeno enteng bahkan ia sama sekali tak menunjukkan wajah khawatirnya.

Lelaki bermata sipit itu malah memakai tasnya dan hendak bangun dari duduknya.Namun dengan segera Haechan menariknya untuk duduk kembali ditempat yang tadi Jeno duduki.

"Yakkk! kakak terluka bodoh!Dia kwkqk mu!"marah Haechan bahkan dia sudah berdiri dari duduknya dan menampilkan wajah kesalnya.

Haechan benar-benar kesal pada Jeno.Kenapa Jeno sama sekali tak memperdulikan kakaknya padahal kakaknya itu sangat sayang dan perduli padanya bahkan Haechan pernah menangkap Mark yang tengah memperhatikannya dan Jeno, lebih tepatnya Jeno sembari tersenyum tapi Mark sama sekali tak menghampirinya hanya memperhatikan Jeno dari jauh.

"kak Mark sudah besar.Dia pasti bisa ke UKS sendiri.Sudahlah...ayo kita pulang saja.Aku sudah dijemput"Jeno tak memperdulikan Haechan yang kembali menariknya untuk duduk.Ia tetap bangun dari duduknya karna ingin cepat-cepat pulang atau berusaha menutup telinganya agar tak mendengar berita buruk tentang sang kakak.

"Jeno kau berubah!Dia kakak mu jika kau lupa"Haechan pikir Jeno benar-benar sudah berubah terhadap kakaknya padahal dulu Jeno sangat menyayangi kakaknya bahkan melindunginya.

Kenapa Jeno tak bisa memaafkan Mark?

"Aku tau.Sudahlah Haechan...aku sedang tak ingin berdebat panjang denganmu.Kau tolong saja dia,aku akan pulang dan kau pulang naik bus bersama dia.Sebentar lagi Renjun dan Jaemin akan datang ke rumahku"Jeno Tak memperdulikan Haechan.Ia keluar dari kelasnya meninggalkan Haechan yang masih berada ditempatnya.

"Jeno!yakk!dengarkan dulu!yakk Jeno!aku tak mengerti jika harus naik bus!yakk tunggu!aku juga kan akan main kerumah mu!yakkk Lee Jeno!"Haechan segera memakai tasnya dan berlari mengejar Jeno yang sudah meninggalkannya sendirian di kelas.

Ia baru ingat kalo kedua sahabatnya dan Jeno akan bermain ke rumah Jeno karna kan memang dia tadi yang mengajak keduanya.

Haechan juga tak mau sampai naik bus umum karna dia belum pernah naik transportasi umum itu apalagi sendirian yang ada ia tak akan sampai-sampai kerumahnya.

Mark berjalan menuju bangkunya dengan terus memengangi perutnya yang sangat sakit.Kelasnya sudah kosong karna semua teman-temannya pasti sudah pulang ke rumah masing-masing.

Mark membuka tasnya dan mencari obat yang ia yakini ia bawa ke sekolah.Namun ia sama sekali tak menemukan semua obatnya.

Sepertinya ia meninggalkan di atas meja belajarnya akibat tadi ia mengeluarkan isian tasnya untuk mengecek kembali buku tugas-tugasnya.

Dengan pasrah Mark mendudukkan tubuhnya di bangkunya lalu menelungkupkan wajahnya di mejanya untuk menahan sakit yang mendera perut serta hampir seluruh tubuhnya bahkan Mark mulai mengeluarkan keringat dingin karna benar-benar harus menahan rasa sakit yang terus menderanya.

"Sakit sekali...bagaimana aku bekerja sekarang?"ucap Mark pelan bahkan ia hampir kehilangan kesadaran jika saja seseorang tak menepuk bahunya pelan,ini membuat Mark berusaha mempertahankan kesadarannya.

"Mark... kau kenapa?"tanya seseorang yang ternyata itu suara wali kelasnya, orang yang memberinya kotak bekal makanan dan sebotol air saat di jam istirahat tadi.

"Aku tidak apa-apa Bu"jawab Mark bohong.

Mark tak mau jika wali kelasnya melihat kondisinya yang bisa dibilang sangat kacau.Mark takut jika wali kelasnya melaporkan ini pada ayahnya.

"Coba ibu liat Mark"tutur Yoona khawatir pada Mark yang sepertinya sedang menyembunyikan sesuatu padanya.

Yoona tak sengaja mendapatkan Mark yang tengah menelungkupkan kepalanya di meja saat yoona sedang mengecek semua kelas tingkat 2,memastikan tak ada lagi Murid di dalamnya dan saat berada dikelasnya,Yoona melihat masih ada murid di dalamnya dan Yoona sangat tahu siapa itu.

Mark mau tak mau mengangkat kepalanya karna benar-benar tak kuat lagi menahan semua rasa sakitnya.setidaknya guru yang baik hati padanya ini pasti akan menolongnya.

"Astaga!kenapa ini Mark?"pekik Yoona saat Mark mengangkat wajahnya dan tengah menatapnya sayu.

Wajah Mark sangat pucat.Terdapat sedikit darah di sudut bibir dan di hidungnya.Yoona langsung duduk disamping Mark dan mengangkat dagunya perlahan untuk melihat lebih jelas lagi luka yang menghiasi wajah tampan Mark.

"Katakan pada ibu!siapa yang membuatmu seperti ini Mark?"tanya Yoona.Ia tahu Mark tak mungkin berkelahi dengan sesama murid.Pasti ada yang memukulinya.

Jujur saja walau Yoona guru baru tapi dia sering mendengar jika di sekolah ini ada pembullyan terhadap anak yang lebih lemah dan Yoona rasa Mark termasuk anak yang dibully.

"Aku hanya terjatuh Bu Yoona"bohong Mark.Ia sama sekali tak berani menatap mata Yoona karna takut ketahuan kalo dia berbohong.

"Bagaimana bisa jatuh sampai seperti ini?jangan bohong pada ibu Mark!"Yoona tahu Mak berbohong padanya.

Mana ada terjatuh sampai sekacau ini bahkan seragam Mark pun kotor dan sedikit sobek.memangnya Mark terjatuh dari ketinggian berapa?

"Shhhh!"ringis Mark saat rasa sakit perutnya kembali datang dan semakin sakit saja.

"Mark kau kenapa?"tanya Yoona khawatir apalagi Mark nampak sangat kesakitan.Dia bahkan memengangi perutnya.

"akhhh!... Perutku sakit"jujur Mark yang tak bisa berbohong lagi.Sepertinya ia butuh diobati.

"Kita ke UKS dulu Mark.Kita obati dulu ya luka mu nanti ibu carikan obat pereda sakit perut.Ayook!kau sangat pucat Mark"ajak Yoona yang diangguki pelan oleh Mark.

Yoona mengambil tas Mark dan segera menuntun Mark karna sedari tadi Mark hampir saja terjatuh ke depan jika dia tak memenganginya.Sepertinya Mark benar-benar parah.

Mark membaringkan tubuhnya di ranjang UKS yang berada di sekolahnya dengan perlahan, dengan di bantu sang wali kelas.

Yoona membuka sepatu Mark dan membuka kancing seragam Mark untuk melihat luka yang sepertinya juga ada di perutnya karna sepanjang perjalanan menuju UKS, Mark terus bergumam jika perutnya sakit.Yoona kembali terkejut melihat perut Mark yang membiru bahkan beberapa bagian tubuhnya juga nampak membiru, ini membuatnya semakin khawatir.

"Sebentar ya Mark"Yoona berlari ke ruangan kecil yang berada di dalam UKS.Dimana bisanya ada dokter sekolah yang berjaga.Yoona berharap dokter sekolah belum pulang agar Mark bisa diobati dengan cepat.

"Taeyon, kau di dalam?"Yoona mengetuk pintu ruangan kecil yang bertuliskan nama dokter Taeyon.

Pintu terbuka menampakkan seorang wanita berjas putih yang langsung menatap Yoona bingung."Ada apa Yoona?"tanya Taeyon pada Yoona yang untungnya keduanya sudah saling mengenal karna dulu Yoona dan Taeyon pernah bersekolah di sekolah yang sama.

"Muridku terluka, tolong periksa dia"tutur Yoona dengan raut wajah yang sangat khawatir.

Taeyon mengangguk paham.Ia mengambil pelataran dokternya dan segera mengikuti Yoona.

Bisa Taeyon lihat, seorang anak lelaki yang sudah berbaring di salah satu ranjang UKS.Wajahnya sudah sangat pucat bahkan Taeyon bisa melihat luka memar di perut juga beberapa bagian tubuhnya.

"Siapa namanya?"tanya Taeyon yang duduk di pinggiran ranjang dan mulai mengeluarkan stetoskopnya yang berada dalam tas yang ia bawa.

"Mark Lee"

Taeyon mengangguk, dia mulai memeriksa Mark yang tengah menatapnya sayu"kau bisa mendengarku Mark?"tanya Taeyon memastikan jika Mark masih sadar.

Mark mengangguk pelan.Ia meringis saat Taeyon memengang luka juga memar yang berada di tubuhnya.

"Katanya perutnya sakit Taeyon.Apa ada obat pereda sakit perut?"tutur Yoona sambil bertanya.Dia teringat jika tadi Mark terus bergumam perutnya sakit.

Taeyon mengangguk"Ambil di ruanganku Yoona dan tolong ambilkan kotak obatnya sekalian.Aku akan mengobati luka dan memarnya"pinta Taeyon sambil terus mengecek luka luka Mark.

Yoona mengangguk dan segera pergi menuju keruangan Taeyon berada tadi untuk mengambil kotak obat.

Yoona kembali dengan membawa kotak obat bahkan dia juga membawa tempat yang berisikan air hangat untuk nantinya ia mengelap tubuh Mark jika sudah di obati oleh Taeyon.

Yoona duduk di pinggiran tempat tidur Mark yang masih kosong sambil memengang tangan Mark untuk memberinya semangat.Ia tak tega melihat muridnya seperti ini.

Taeyon mulai mengobati luka yang berada di wajah Mark dan juga lebam-lebam yang hampir memenuhi tubuhnya dengan perlahan agar Mark tak terlalu sakit.

Mark mencoba untuk menahan rasa perih saat dokter sekolahnya tengah mengobatinya apalagi luka di bibirnya yang sobek akibat teman-teman Bon-Hwa meninju wajahnya dengan keras tadi.

Mark bisa sedikit melupakan rasa sakit yang mendera tubuhnya saat sang wali kelasnya, terus membelai rambut coklatnya dengan perlahan.

"Perutnya masih sakit Mark?"tanya Taeyon yang sudah mengobati dan menutup luka-luka Mark.

Mark mengangguk pelan karna rasa sakitnya masih betah saja menderanya sebab sebenarnya Mark membutuhkan obatnya yang ia yakini tertinggal di meja belajarnya.

"Minum ini Mark...agar sakit perutnya bisa mereda"Mark mengangguk.Ia di bantu Taeyon dan Yoona untuk menjadi duduk agar bisa memudahkannya minum obat.

Dengan perlahan ia meminum obatnya, berharap rasa sakit perutnya bisa menghilang walau Mark yakin tak akan sepenuhnya karna obat yang di minumnya sekarang bukan yang ia butuhkan.

Yoona kembali membantu Mark berbaring walau Mark sempat menolaknya."Mark tidur dulu ya...agar sakit perut dan luka-luka Mark bisa cepat membaik"pinta Taeyon dan juga diangguki 'iya' oleh Yoona yang kembali membaringkannya.

Mark mengangguk pelan, terpaksa mengiyakan.Ia tak mungkin bilang jika ia harus bekerja.Bisa-bisa rahasia yang tersimpan rapat bisa terbongkar dan di ketahui oleh sang ayah.Ayahnya pasti marah padanya dan akan semakin menghukum Mark.

"Mark istirahat saja dulu.Ibu akan menemani Mark"ujar Yoona tulus.Ia mulai memeras handuk kecil yang di bawanya dengan air hangat lalu mengelap tubuh Mark yang bertelanjang dada juga mengelap wajah tampannya yang sedikit kotor.Dan lagi-lagi Mark mengiyakan karna benar kata Yoona dan dokter yang tadi menanganinya, sepertinya ia butuh tidur agar bisa membuatnya jauh lebih baik.

Mark mulai menutup matanya selagi Yoona sibuk mengelap tubuh nya dengan perlahan.Sebisa mungkin Mark tak menangis karna ia jadi kembali teringat adiknya Dae Eun dan Jeno yang akan mengelap tubuhnya jika ia sedang sakit.

Sebuah momen yang Mark selalu simpan baik-baik karna sekarang ia tak pernah mendapatkannya lagi apalagi pada adik perempuannya yang seharusnya hari ini ia kunjungi makamnya.tapi sekarang dirinnya tak bisa mengunjunginya karna keadaanya yang tak memungkinkan.

"Maafkan kakak Dae Eun....Hari ini kakak tak bisa mengunjungimu".