webnovel

(33)

Mark membuka matanya secara perlahan.Ia mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan yang sangat asing untuknya.

Mark merasa jika dirinya sekarang tengah berada di rumah sakit tapi anehnya, interiornya malah mirip apartemen mewah bahkan seperti di kamar rumah, bukan seperti ruangan rumah sakit pada umumnya bahkan bukan ruangan saat dia dirawat sebentar.

Mark melirik tangannya yang di tangkup seseorang, ternyata adiknya yang tengah tertidur pulas sembari terduduk dan menangkup tangannya yang tak terinfus.

Ingin membangunkannya tapi suaranya seperti tercekat di tonggorokannya.Belum lagi masker oksigen yang tengah di kenakannya membuatnya semakin susah untuk mengeluarkan suaranya jadi Mark berusaha menggerakkan tangannya yang di tangkup Jeno agar adiknya itu terbangun.

Mark tidak mau leher Jeno sakit nantinya karna tidur seperti itu.

Jeno membuka matanya perlahan karna merasakan pergerakkan pelan dari tangan yang sedang di tangkupnya.

Dia mendongakkan lehernya yang sedikit sakit karna tertidur dengan posisi yang tidak baik walau begitu tadi Jeno ketiduran karna menunggu Mark bangun, padahal ayahnya sudah menyuruhnya tidur di sofa ruangangl sang kakak di rawat sekarang, tapi dia menolaknya karna ingin selalu berada di dekat kakaknya.

Jeno tersenyum saat melihat kakaknya ternyata sudah membuka matanya.Pantas saja tadi dirinya merasakan pergerakan tangan sang kakak yang di tangkupnya.

"kakak!"seru Jeno sembari menampilkan senyuman bahagianya sampai matanya yang sipit tak terlihat lagi karna ia yang tersenyum untuk kakaknya yang sudah sadar.

Mark mengangguk pelan.Dia membalas genggaman tangan Jeno yang masih mengenggam tangannya.

"Aku...dimana...Jen?"tanya Mark yang akhirnya bisa mengeluarkan suaranya dengan susah payah.

Jeno merapikan selimut tebal sang kakak yang menutupi tubuh kecilnya yang tak di pakaikan baju karna di dada sang kakak banyak sekali kabel yang Jeno sendiri tak tahu itu kabel untuk apa, tapi Jeno ingin kakaknya tak kedinginan karna tak memakai baju.

"Di rumah sakit kak"jawab Jeno setelah merapikan selimutnya.

Dia membawa tangan kakaknya ke hadapannya lalu menciumi punggung tangan sang kakak yang tak terinfus.

Mark menghela napas pelan.Sudah ia duga jika dirinya ada di rumah sakit sekarang yang pastinya karna ia kambuh.

Ia tahu, pasti ayahnya memesan kamar yang tak mirip dengan suasana rumah sakit karna tahu Mark tak ingin di rawat di rumah sakit.pintar sekali ayahnya.

"Ayah?"tanya Mark lagi pada Jeno yang masih terus menatapnya dan menangkup tangannya.

"Ayah ke sekolah untuk mengurus...Apa ya, tadi aku lupa"jawab Jeno yang membuatnya di tatap heran oleh Mark.

Sebenarnya ayahnya sedang mengurus teman-teman Mark yang membuatnya masuk ke rumah sakit kemarin.

Jeno tak memberitahukan yang sebenarnya pada sang kakak karna ayahnya sendiri yang meminta.

Katanya, takut nanti Mark yang sedang dalam kondisi menurun malah memikirkan teman-temannya yang bagi Jeno tak pantas sekali di panggil teman ataupun orang.

"Kau..tak sekolah?".

Jeno menyengir mendengar kakaknya menanyakan tentang sekolah padanya.

Dirinya tadi memaksa ayahnya untuk mengijinkannya tak sekolah karna ia tak akan fokus nantinya di sekolah sebab kondisi kakaknya saja seperti ini.

Bisa-bisa mood Jeno berantakan sepanjang harinya karna memikirkan kakaknua yang tengah di rawat di rumah sakit.

Untungnya ayahnya pengertian padanya dan membolehkannya untuk absen di sekolah beberapa hari untuk menemani Mark.Lagipun Jeno bisa meminta catatan Haechan dan menanyakan tugas-tugas sekolahnya dari tetangganya itu.

Jeno bisa kok mengerjakan semua tugas-tugasnya tanpa harus meminta salinan tugas sahabat-sahabatnya.Jeno kan sang juara kelas.

"Tidak hehehehh...Aku sudah ijin kok kak"balas Jeno yang langsung mendapatkan tatapan marah dari sang kakak bahkan Mark tak menatap Jeno lagi.

Dia mengalihkan pandangannya ke arah lain karna tak mau melihat Jeno.

Mark kecewa pada Jeno, kenapa dia sampai tak sekolah?Mark tak mau adiknya mengabaikan pendidikannya.

Mark memang tak bisa marah dengan adik-adiknya tapi sekarang karna Jeno yang lebih memilih bolos karnanya, Mark marah.

Jeno yang tahu kakaknya marah berusaha menatap mata sang kakak yang selalu menghindar darinya.

"kakak, maafkan aku.Aku tak bisa sekolah karna kakak sedang sakit seperti ini.Aku tak bisa kak...maafkan aku"ujar Jeno sambil menunduk dalam.

Jeno tak bisa di diami sang kakak seperti ini walau dirinya malah pernah mendiami kakaknya hampir satu tahun lamanya.

Mark menoleh ke arah adiknya yang kini tengah menundukkan kepalanya dalam.Ia jadi tak tega melihat wajah sedih Jeno jadi tangan yang terinfusnya ia arahkan ke pipi sang adik membuat Jeno mengangkat kepalanya sambil menatap Mark bingung.

"kkk memaafkan mu...tapi jangan... bolos lain kali yah"tutur Mark sambil tersenyum tipis di balik masker oksigennya.

Dia bersyukur bisa mengeluarkan dan berbicara panjang lagi walau sedikit terbata-bata.

Jeno menampilkan senyuman eye smilenya dan mengangguk mengiyakan.Ia mencium tangan sang kakak yang tengah memengang pipi mulusnya.

Krieet.

Jaehyun masuk ke dalam ruangan Mark.Ia tersenyum melihat kedua saudara Lee yang sudah kembali seperti dulu.

Jaehyun mendekati ranjang Mark untuk memeriksa Mark kembali.

Mark memang harus di pantau setiap harinya karna kondisinya sedang menurun.

Jeno tersenyum tipis pada Jaehyun yang menyapanya.Dia memberikan ruang pada Jaehyun yang ingin memeriksa Mark tapi tanpa melepaskan tautan tangannya dengan sang kakak karna saat Jeno melepaskannya, kakanya dengan cepat kembali menangkup tangannya.

Jeno tau kalo kakaknya ingin dirinya dekat dengannya selagi dia di periksa.

"Syukurlah kau sudah sadar Mark"tutur Jaehyun lalu membuka selimut tebal yang menutupi dada Mark yang tak memakai baju untuk memeriksanya.

"kak, aku tak mau...memakai ini"tutur Mark pada Jaehyun yang sibuk mengecek luka dan lebam di perut Mark.

"Baiklah...tapi pakai selang casannula yah"ujar Jaehyun tapi Mark menggeleng pelan.Dia tak mau memakai apapun di wajahnya.Tak enak baginya.

"Tak mau!"tolak Mark yang langsung di tatap tajam oleh Jaehyun.

Jeno hanya diam.Dia hanya memperhatikan kakaknya yang tengah merajuk pada Jaehyun sekarang.

Ia bingung harus melakukan apa jadi dia lebih memilih diam sambil terus mengusap tangan sang kakak yang masih di tangkupnya.

Jaehyun menghela napas pelan.Ia membuka masker oksigen yang berada di wajah Mark yang ingin di gantikan dengan selang casannula di hidung mancung Mark.Namun Mark langsung mengalihkan kepalanya untuk melihat ke arah adiknya yang hanya memperhatikannya, ini membuat Jaehyun tak bisa memakaikan selang casannula di hidung Mark, padahal itu sangat mambantu pernapasan Mark sementara.

Jaehyun sebisa mungkin bersabar dengan pasiennya yang sesuka hatinya ini.Jangan sampai Jaehyun memberikan suntikan bius pada anak lelaki berambut coklat madu di hadapannya ini.

"Mark, kadar oksigenmu sedang rendah.Jika kau tak mau memakai selang casannula atau masker oksigen.Siap-siap nanti malam aku masukkan selang ventilator ke mulutmu"jelas Jaehyun yang membuat mata Mark membulat.

Mark menatap Jaehyun kembali.Dia menyebikkan bibirnya saat Jaehyun memasangkan hidung mancungnya dengan selang casannula.

Rasanya hidung Mark gatal dan tak enak, ini mengapa Mark menolak memakainya.

Jeno rasanya ingin tertawa saja melihat ekspresi tak enak kakaknya tapi sebisanya, ia mengingit bibir bawahnya agar tak tertawa, takutnya mood sang kakak semakin buruk.

"kakak, bisakah memberi suntikannya pada infusanku saja ?Jangan ke tanganku"pinta Mark pada Jaehyun yang sedang memasukkan obat pada suntikan.

Mark tahu, pasti itu akan di suntikan di tangannya.Ia berpikir kenapa bukan di masukkan saja ke dalam infusannya?

"Loh, dokternya kakak bukan Mark... jadi Mark diam saja".

"Tapi ak- ahhkk kak! Sakit!"marah Mark karna Jaehyun tiba-tiba saja menyuntikkan obat ke tangan kananya.

"Sudah Mark! Diam...atau kakak beri kau obat bius juga agar tak bisa bergerak"ancam Jaehyun membuat Mark membuang mukanya, enggan melihat Jaehyun dan memilih melihat adiknya yang tersenyum manis padanya, membuatnya membalas senyuman sang adik.

Jaehyun menggelengkan kepalanya melihat perilaku Mark yang berbeda sekali pada Jeno dan dirinya.

dirinya tak habis pikir sekali dengan pasiennya ini yang sangat cerewet jika ia memberinya obat, padahal itu untuk kesembuhannya.

Jaehyun memberikan salep pada luka dan lebam yang berada di perut juga lengan Mark dengan perlahan.

Mark memejamkan matanya, menahan perih dan ngilu saat Jaehyun memberi salep obat untuk luka dan lebam yang memenuhi perut dan lengangnnya.

Sebisa mungkin ia menahan desisan sakitnya sampai-sampai keringat dingin mulai memenuhi keningnya.

Jeno yang tahu kakaknya sedang manahan sakit mengelus pelan rambut sang kakak sambil memberikan kata-kata penyemangat untuk kakaknya, tepat di teliga kiri sang kakak.

"kakak cepatlah!Perih dan ngilu kak!"Seru Mark sampai-sampai tangannya yang tak di tangkup Jeno sibuk meremas selimut tebalnya untuk menyalurkan rasa sakitnya.

Jaehyun tersenyum tipis.Ia menaikkan selimut tebal Mark kembali setelah selesai memberi salep untuk luka dan lebamnya juga menutupi tubuh bagian atas Mark yang tak memakai pakaian.

Jaehyun kini beralih pada kening dan pipi Mark yang di beri kapas untuk menutupi luka disana.

Ia membuka kapasnya dan menggantikannya dengan plester untuk menutup luka pipi dan keningnya yang sobek.

"Dah...apa ada yang sakit Mark?"tanya Jaehyun karna Mark masih menampilkan wajah kesakitannya, padahal ia sudah mengobati luka-lukanya dan tak memberinya suntikan obat lagi.

"Tidak!"jawab Mark singkat tapi Jeno dan Jaehyun tahu kalo Mark berbohong dengan penuturannya nya tadi.

"Katakan Mark...Apa ada yang salah?"tanyan Jaehyun.Namun Mark tak merespon, ini membuatnya semakin khawatir.

"kakak, katakanlah...Aku khawatir padamu"tutur Jeno yang akhirnya turun tangan karna kakaknya sama sekali tak merespon Jaehyun yang sudah menatap Mark sangat khawatir.

Mark membuka matanya dan tersenyum tipis pada Jaehyun dan Jeno"Aku...hanya ingin pipis...Itu saja".

Jaehyun dan Jeno saling pandang.Keduanya sampai memukul kening mereka pelan, ternyata Mark hanya ingin membuang air kecil.Mereka kira Mark sakit perut kembali.

Jaehyun menggelengkan kepalanya.Dia baru ingat jika Mark tak di pasangkan selang kateter agar nantinya Mark tak usah lagi ke kamar mandi untuk buang air kecil.

"Astaga...kakak lupa memasangkan selang kateter Mark"ujar Jaehyun yang membuat Mark dan Jeno saling pandang karna tidak tahu apa yang dimaksud Jaehyun.

"Apalagi itu kak?aku tak mau di pasangkan apapun lagi"tolak Mark.Dia tak mau tubuhnya di pasangkan berbagai alat medis karna itu membuatnya tak nyaman.

"Tak ada penolakan Mark!Kau mau bulak balik ke kamar mandi dengan kabel di dadamu itu?"seru Jaehyun yang langsung berjalan keluar ruangan Mark untuk mengambil benda yang akan di pasangkan pada Mark.

"Aku tidak mau pokoknya kak!"teriak Mark tapi Jaehyun dengan cepat menutup pintu ruangan Mark.

"yakkk! kak Jaehyun!".

"kakak!sudah ku bilang...Aku tak mau!"tolak Mark saat melihat Jaehyun yang sudah kembali masuk ke ruangannya dengan membawa alat-alat medis kembali.

Mark rasanya ingin kabur saja dari Jaehyun, tapi sekedar bangun pun ia tak bisa.

Bagaimana sekarang mau lari dari Jaehyun jika badanya saja tak bisa di ajak bekerja sama dengannya.

Jeno menyerngitkan dahinya bingung.Dia sampai mengaruk kepalanya yang tidak gatal karna tak tahu apa yang akan di pasangkan pada kakaknya sekarang.

"Ouh ayolah Mark...jika kau mau memakai ini, aku janji akan membelikanmu 3 buah semangka, bagaimana?"tawar Jaehyun yang terpaksa menyongok Mark dengan buah kesukaannya.Ia yakin, Mark tak akan menolak buah itu apalagi di berikan secara percuma.

Mark tersenyum lebar.Dia mengangguk antusias setelah mendengar tawaran Jaehyun untuknya.Lagipun Mark yakin itu tak sakit.

"Baiklah".

Jaehyun tersenyum dan mengusap kepala Mark pelan.Ia membuka selimut tebal Mark kembali dan membuka celananya yang membuat Mark bingung di tempatnya.

"Jeno, jangan sampai kau lihat yah...dan jangan sampai kakakmu juga melihat ke bawah oke?"pinta Jaehyun yang diangguki 'iya' oleh Jeno.

Jeno segera menarik perhatian kakaknya walau sebenarnya ia penasaran, apa yang akan di lakukan Jaehyun pada kakaknya sekarang karna kakaknya tengah menampilkan wajah tak nyamannya.

Jaehyun segera memulai pemasangannya agar Mark tak banyak bicara lagi atau tiba-tiba menolak lebih buruknya.Ia harus melakukan dengan cepat dan hati-hati tentunya agar Mark tak kesakitan.

Mark tengah mengobrol kecil dengan Jeno.Keduanya terlarut dalam obrolan yang menurut Jaehyun tidak jelas, yah namanya juga anak-anak jadi Jaehyun memaklumi keduanya.

Jadi ia terus fokus memakaikan Mark selang kateter walau Mark mulai sedikit tak bisa diam.

Jaehyun bisa mengerti karna Mark pastinya tak nyaman saat benda pribadinya di pengang oleh orang lain.

Mark sendiri berusaha larut dalam obrolannya dengan Jeno karna tak enak dengan bagian bawahnya yang tak tahu sedang di apakan oleh Jaehyun.

Untungnya Jeno selalu ada saja topik yang di bicarakan padanya dan Jeno sama sekali tak membiarkannya melihat bagian bawah tubuhnya,

dimana Jaehyun masih sibuk memakainya benda yang ia sendiri tak tahu untuk apa.

"kak!bisakah cepat!Aku benar-benar tak nyaman"tutur Mark tanpa melihat Jaehyun yang masih sibuk dengan kegiatannya.

Dia sampai tak sadar, meremas tangan Jeno yang masih menangkup tangannya karna Jaehyun mulai memasukkan benda yang di bawanya ke benda miliknya.Itu sakit juga tak nyaman dan Mark tak menyukainya.

Jeno hanya terdiam, membiarkan sang kakak mencengkram tangannya dengan lumayan kuat.

Demi sang kakak, Jeno tak apa.Ia tahu kakaknya sedang kesakitan.

"Sebentar Mark, tarik napas Mark... ini akan sedikit sakit"pinta Jaehyun sambil terus fokus pada kegiatannya tanpa mengalihkan pandangannya ke arah lain.

"Untuk ap-KAK!"pekik Mark kaget karna tiba-tiba benda itu masuk ke dalam miliknya bahkan menembusnya.

Dia sampai memejamkan matanya karna rasa sakit di bagian bawahnya.Namun ia bisa merasakan kelegaan setelahnya bahkan ia tak merasakan ingin pipis lagi seperti tadi.

Jaehyun menutupi kaki Mark dengan selimut tipis yang di bawanya lalu memakaikan kembali selimut tebal Mark untuk menutupi tubuhnya yang masih tak berpakaian.

Jaehyun tersenyum ke arah Mark tapi Mark memberinya tatapan marah.

Kalo tahu pemasangan seperti itu, Mark lebih memilih menolak dan tak menerima tawaran Jaehyun yang akan membelikannya semangka.

Dirinya bisa meminta ayahnya dan pastinya ayahnya akan membelikannya banyak semangka.

Jeno yang tak mengerti dengan sang kakak yang marah, menatap bergantian Jaehyun dan Mark.Ia tak tahu kenapa kakaknya bisa memberikan wajah marahnya lagi pada Jaehyun.

"kakak bohong!kalo tahu begitu aku tak mau memakai itu...ihss! kakak nyebelin!".