webnovel

(32)

Hoek

Hoek

Jeno terus memijit pelan teguk Mark yang tengah memuntahkan makannya walau sekarang hanya berupa cairan.

Ia sebenarnya sangat panik melihat kondisi kakanya yang sangat lemas dan berantakan, tapi sebisa mungkin dirinya mengendalikan paniknya agar bisa menangani kakaknya dengan baik.

"kakak masih ingin muntah?"tanya Jeno sambil menyalakan keran wastafel untuk membersikan muntahan sang kakak.Dia juga membersihkan wajah kakaknya yang terkena darah mimisannya karna mimisannya sangat deras sekali keluarnya sedangkan sang kakak kini tengah menyenderkan tubuhnya pada dinding kamar mandi juga pada tubuh Jeno.

Mark menggangguk, dirinya masih ingin muntah.Rasa mualnya sangat menusuknya belum lagi perutnya sangat sakit.Ia sampai berpegangan ke tembok agar tak terjatuh ke depan padahal Jeno juga turut memengangi dirinya yang sangat lemas.

Mark dan Jeno padahal tengah tertidur karna semalam keduanya kurang tidur, tapi beberapa menit keduanya tertidur, Mark terbangun karena rasa sakit perutnya menyerang kembali bahkan rasa mualnya.

Jeno yang saat itu masih asik tertidur terbangun karna terganggu dengan suara rintihan kakaknya.Diaa langsung membantu sang kakak ke kamar mandi karna dia bilang ingin muntah.

Mark disitu memang sudah tak bisa menahan sesuatu yang sudah berlomba-lomba keluar dari kerongkongannya jadilah sekarang ia dan Jeno berada di kamar mandi karna dirinya harus memuntahkan isian perutnya.Dan Mark pun kembali mimisan saat sibuk mengeluarkan muntahannya.

Untungnya handphonenya Jeno ada di saku bajunya jadilah dia bisa membantu memengangi tubuh kakaknya yang sangat lemas sambil menelpon ayahnya yang sedang keluar.

"Sudah kak?"tanya Jeno lagi.

Mark mengangguk.Dia di tuntun Jeno untuk kembali ke tempat tidurnya agar bisa kembali berbaring kembali.

Dengan perlahan, Jeno mendudukkan Mark karna Mark menolak berbaring karna rasa sakit perutnya bertambah jika ia membaringkan tubuhnya.Lagipun ia harus meminum obatnya sekarang.

"Jen, Ambilkan...obatku"pinta Mark pada Jeno yang tengah menyelimuti tubuh Mark.

"Dimana kak?"tanya Jeno yang berpura-pura tidak tahu walau sebenarnya dirinya tahu dimana letak obat kakaknya.

jika dia tadi langsung mengambilnya, Bisa-bisa kakaknya tahu kalo ia masuk ke kamarnya kemarin tanpa ijin walau sebenarnya dulu sering seperti itu, tapi sekarang berbeda.

"Di..laci..meja..belajar"jawab Mark dengan terbata karna sekedar berbicara pun ia tak kuat sebenarnya.

Semua tubuhnya sangat lemas dengan luka-luka yang memenuhi dirinya turut membuat tubuhnya ngilu dan sakit, belum lagi perutnya juga sakit.

Jeno mengangguk.Dia segera mencari obat kakaknya yang kemarin ia taruh di meja belajar, bukan di lacinya.

Sebenarnya kakaknya sendirilah yang menaruh obatnya di atas meja belajar, lebih tepatnya di bawah tumpukan bukunya.Mungkin kakaknya kemarin lupa membawanya.

Jeno membawa obat-obatan sang kakak ke tempat tidurnya, dimana ada kakaknya disana.

Ia yang tahu Mark tak bisa membuka obat-obatannya dengan cepat membuka obat-obatnya yang banyak.

Jeno tak tahu kakaknya meminum ini semua apa salah satu saja jadi Jeno membuka satu-persatu obat yang memiliki bungkus yang berbeda.

Tak ada waktu untuk menanyakannya pada kakaknya yang menurutnya sekarang dia tak sanggup untuk berbicara banyak.

"Ini kak obatnya.kakak tinggal memakannya saja"ujar Jeno pada Mark yang tengah memejamkan matanya.

Mark membuka matanya.Dia melihat obat-obatnya yang sudah di buka semua oleh Jeno.

Jeno terkejut saat kakaknya meminumnya dengan cepat, mana tanpa air lagi, tapi Jeno tetap menyodorkan air yang ada di laci samping sang kakak walau kakaknya sudah meminum obatnya dengan cepat.

"Apa kakak selalu seperti itu meminum obatnya jika sedang kambuh?"batin Jeno sambil membantu Mark minum.

Jeno menaruh minum Mark.Ia membuat sang kakak berbaring yang untungnya tak di tolak lagi.

"Masih sakit kak?"tanya Jeno sambil merapikan selimut tebal kakaknya dan merapikan rambut coklat madu Mark yang sudah banjir dengan keringat.

Jujur saja, Jeno sangat tak tega melihat wajah kakaknya yang mulai pucat bahkan Jeno bisa mendengar jika kakaknya tengah merintih kesakitan walau kecil sekali suaranya.

"Sakit...sekali Jen"ucap Mark.Dia membuka matanya dan menatap mata Jeno dengan matanya yang sudah berkaca-kaca, ini membuat pertahanan Jeno runtuh dan akhirnya mata sipitnya turut mengeluarkan air matanya.

Begitupun Mark yang tak kuat dengan sakit yang masih terus menderanya juga perih dan ngilu akibat luka dan lebam yang menghiasi tubuhnya.

"Hiks kak...apa yang harus aku lakukan hiks?maafkan aku kak, kakak jadi seperti ini"ujar Jeno sambil menangkup tangan Mark yang mulai dingin.

Dengan sekuat tenaga, Mark menghapus air mata Jeno perlahan.Ia tak suka adiknya menangis apalagi karnanya"jangan... menangis"ucapnya menenangkan Jeno walau begitu kedua mata Mark juga tetap mengeluarkan air matanya.

"Kakak!"pekik Jeno yang sangat terkejut melihat kakaknya yang kembali mimisan bahkan wajah kakaknya sudah menampilkan wajah kesakitannya lagi.

Jeno segera mengambil tisuue di meja belajar Mark.Ia mendudukkan sang kakak di sandaran ranjangnya dan berusaha membuat mimisan Mark berhenti.

Kedua tangan Mark sudah meremas selimut yang di gunakannya.Dirinya tak tahu kenapa sakit perutnya semakin menjadi-manjadi bahkan pandangannya menjadi kabur, tapi sebisa mungkin ia menjaga kesadarannya agar Jeno tak semakin panik.

"kakak hiks!tatap mataku...Aku tahu kakak kuat"Jeno berusaha menatap mata Mark yang tengah berusaha menjaga kesadarannya.Dia juga terus menyumbat mimisan kakaknya walau bajunya dan baju sang kakak harus terkena darah mimisan.

Kriet.

Siwon berlari ke tempat tidur Mark, apalagi melihat Jeno menangis sambil menyumpal kedua hidung Mark yang mengeluarkan darah.

"kak Mark ayah... tolong kak Mark"tutur Jeno saat mengetahui sang ayah sudah datang.Ia segera memberikan ayahnya ruang.

Yoona yang baru masuk ke kamar Mark pun segera menghampiri Jeno dan menenangkannya.Dia membersihkan tangan Jeno dan bajunya yang terkena darah mimisan Mark.

Siwon segera mengambil alih Mark yang sudah sangat lemas lalu menatap mata Mark yang sudah banjir air matanya.Dia mencoba membuat Mark memfokuskan pandangannya padanya.

"Mark bisa mendengar ayah?Mark?"tanya Siwon sambil memberhentikan mimisan Mark yang masih keluar saja.

Mark menangis kembali.Kini dia berusaha bernapas karna hidungnya terus mimisan.

"Sesak...ayah...sesak"ucapnya yang hampir tak terdengar, tapi untung saja Siwon masih mendengarnya.

"Bertahan Mark, kak Jaehyun sebentar lagi sampai".

Siwon jadi bingung sendiri sekarang.Jaehyun tak kunjung datang tapi putra sulungnya sudah bilang sesak.Ia sama sekali tak mempunyai persiapan tabung oksigen.

Jeno semakin histeris saja apalagi melihat kakaknya yang nampak kesakitan dan juga sedikit kesulitan bernapas.Ingin menghampiri tapi dirinya percaya jika ayahnya bisa membuat kakaknya terus tersadar.

Krieet

Siwon memberi Jaehyun ruang saat tahu yang masuk ke dalam kamar Mark adalah Jaehyun.

Dia tetap menangkup kedua tangan Mark yang dingin karna ingin memberi kekuatan pada Mark yang sudah sangat lemas, tapi untungnya mimisannya sudah berhenti jadi Mark bisa di baringkan secara perlahan oleh Siwon dengan hidung mancungnya yang masih di sumpalkan tisuue, takut mimisannya keluar kembali.

Jaehyun membuka tas besarnya, dimana ia sudah membawa alat-alat yang nantinya akan di pakai Mark.Ia membuka sweater Mark agar memudahkannya memeriksa Mark.

"Jae, dia sesak"tutur Siwon yang diangguki mengerti oleh Jaehyun.

Jaehyun mengambil masker oksigen untuk Mark.Sebelum ia memakaikannya pada Mark, ia membuka tisuue yang menyumpal hidung mancung Mark.

"Mark, kau mendengarku?"tanya Jaehyun sambil memakaikan Mark masker oksigen yang akan menutupi sebagian wajahnya.

Mark hanya terdiam, tak merespon atau memberinya anggukan pelan walau begitu mata Mark masih terbuka walau sangat sayu.

Jaehyun memberikan suntikan obat pada Mark di tangan kirinya.Lebih baik membuat Mark tak sadarkan diri sekarang daripada membuat kondisi semakim Mark memburuk.

Siwon menghapus air mata Mark saat Mark dengan perlahan menutup kedua matanya karna Jaehyun memberikan obat padanya.

Memang itu lebih baik daripada melihat Mark yang sadar tapi tak merespon apapun, ini membuatnya semakin khawatir jadinya.

"Bangunlah dengan cepat Mark.Ayah dan Jeno menunggumu".

"Sebaiknya Mark mulai mendapatkan perawatan yang serius.Kankernya mulai menganas.Dia seharusnya melakukan operasi dan kemo untuk mencengah kankernya semakin menganas.Dia masih ada harapan untuk sembuh walau kecil"jelas Jaehyun setelah memasangkan infus di punggung kiri tangan Mark.

Siwon merapikan rambut Mark yang basah oleh keringatnya lalu mengecup kening Mark yang tengah tertidur akibat pengaruh obat.

Jeno menghampiri ayahnya juga Yoona di sampingnya yang tadi memeluk Jeno dari samping.

Jeno menangkup tangan kakaknya setelah Jaehyun memberinya ruang untuk mendekati kakaknya yang tengah tertidur.

"Baiklah, paman akan membawanya ke rumah sakit sekarang juga"ujar Siwon yang membuat Jeno langsung menatap ayahnya tak percaya.

"Ayah, memang kak Mark mau?"tanya Jeno.

Siwon mengusap rambut Jeno pelan sambil tersenyum tipis.Dia tau Mark tak akan suka tapi Siwon tak mau kehilangan lagi anggota keluarganya.

"Kita harus tetap memaksanya Jen jika kita tak ingin kehilangan anggota keluarga lagi".