webnovel

(3)

"kak, bolehkan aku bekerja disini?Boleh ya kak?Aku sedang butuh uang untuk keperluan sekolahku soalnya"tutur Mark yang sedikit berbohong pada lelaki berwajah imut pemilik cafe dimana sekarang cafe itu membutuhkan seseorang pelayan baru.

Tadi sepulang sekolah, Mark yang hendak menuju rumahnya tak sengaja membaca tulisan di depan cafe dekat jalanan masuk perumahannya kalo cafe itu tengah membutuhkan pelayan cafe baru.

Mark yang memang ingin mencari uang untuk uang tambahan karna sang ayah benar-benar memberinya sedikit uang juga menyita hampir seluruh fasilitasnya yang membuatnya kekurangan uang saku jajannya juga belum bisa memenuhi kebutuhannya yang lain.

Bahkan uang yang di berikan sang ayah tak mampu sampai sebulan jadi ia membutuhkan sekali pekerjaan yang membuatnya mendapatkan uang tambahan nantinya.

Bukannya Mark boros atau apa tapi kebutuhan sekolahnya lah yang besar, belum lagi ia kan bersekolah di sekolah swasta bergengsi menjadikan disana tak ada kata murah walau sebenarnya ia bersekolah di sekolah milik ayahnya sendiri.

Mark rasa untuk mengisi perutnya pun tak cukup sampai sebulan, itu mengapa Mark ingin bekerja.

Tak apa jika ia harus pulang larut malam yang terpenting ia bisa punya uang tambahan dan uangnya pun bisa ia tabung juga nantinya.

Langsung saja Mark masuk ke cafe itu untuk melamar pekerjaannya.

Ia berharap, pemilik cafe mau menerima anak di bawah umur sepertinya walau di Korea banyak anak seumurannya kerja sebagai pelayan cafe, lebih tepatnya di kenal dengan kerja part time.

Mark tersenyum bahagia saat tahu pemilik cafe estetik ini ternyata milik pemuda berwajah imut yang sangat ia kenali.

Mark sangat mengenal sang pemilik cafe sebab pemuda itu tak sengaja membantunya dulu di minimarket.Saat itu, Mark tak membawa uang lebih tapi dengan baiknya pemuda dewasa itu membantunya dan memberinya uang tambahan pada Mark yang tengah membelikan adik-adiknya cemilan dan dia juga menolak Mark mengembalikan uangnya.

Dan sejak saat itu, entah mengapa mereka berdua sering sekali bertemu di minimarket yang tak jauh dari rumah Mark dan hubungan keduanya pun seperti layaknya saudara.

Mark pasti akan mengobrol kecil dengan pemuda berkulit putih susu itu karna yah, pemuda itu lah yang sebenarnya menawarinya mengobrol duluan setelah berbelanja tentunya.

"tapi kakak tak bisa memperkerjakan anak dibawah umur Mark.kakak takut menganggu pembelajaran mu nantinya karna kerja disini pulangnya larut malam"tutur lelaki berwajah imut bernama Baekhyun dengan ekspresi yang tak enak pada Mark yang terus saja tersenyum manis ke arahnya.

Baekhyun menatap Mark bingung.Mark itu masih anak di bawa umur dan bersekolah di sekolah swasta mahal karna jika ia bertemu dengan Mark, dia selalu memakai seragam sekolahnya dan Baekhyun pun sangat tahu dengan seragam sekolah yang di pakai Mark.

Itu sekolah swasta yang sangat bergengsi juga terkenal di seoul.Baekhyun sudah menebak anak-anak yang masuk disana, pastinya anak-anak pengusaha atau lebih tepatnya anak-anak dari orang penting negara.

Mengapa Mark ingin bekerja sebagai pelayan cafe?Apa Mark mendapatkan beasiswa di sekolah swasta mahal itu?Apa Mark hanya gabut saja?tapi ia rasa Mark anak dari orang kurang mampu karna kan tadi dia bilang sendiri, dia ingin bekerja karna untuk keperluan sekolahnya tapi Baekhyun malah merasa Mark anak orang kaya yang hanya gabut di rumah maka dari itu dia memilih melamar kerja.

"Aku mohon kak...Aku butuh sekali uang"mohon Mark sambil sedikit mengeluarkan aegyeonya berharap Baekhyun luluh dengannya dan mau menerimanya bekerja di cafenya.

Mark ingin sekali bekerja.benar-benar ingin.

Ia sudah memikirkan konsekuensinya bahkan sudah siap di marahi sang ayah jika ia ketahuan bekerja nantinya.

"Huh baiklah...mulai sekarang kau sudah bisa bekerja kalo begitu"Baekhyun mengalah, ia tak kuat melihat aegyeo Mark yang sangat mengemaskan untuknya.Lagipula, ia percaya kalo Mark bisa menjadi pelayan yang baik untuk cafenya.

Mark itu punya sifat dan sikap seperti orang dewasa, tak seperti kebanyakan anak seumurannya.

"Terimakasih kak Baekhyun " .Baekhyun tersenyum.Ia mengusap rambut Mark dan menyuruhnya menganti seragamnya dengan seragam cafe.

Tak mungkin kan dia bekerja dengan memakai seragam sekolahnya yang pastinya orang tahu jika seragam yang di pakai Mark itu seragam sekolah swasta mahal.

"Nanti kakak kenalkan dengan yang lainnya yah".

Mark tersenyum lebar.Saat ini ia tengah di kenalkan oleh Baekhyun dengan beberapa orang yang juga bekerja di cafe Baekhyun.

"Kenalkan... ini Mark.Dia pelayan baru dan rekan kerja baru kalian.Aku harap kalian bisa bekerjasama dengan baik untuk membuat cafe ini semakin di kenal banyak orang"jelas Baekhyun pada ketiga karyawannya yang sudah ia anggap adik-adiknya.

"Hai Mark, aku Doyoung".

"Aku Kai".

"Dan aku Taeyong" .

Balas ketiga orang yang Mark yakini tak terlalu jauh umurnya dengan Baekhyun.

"Hai...kak Doyoung ,kak Kai ,kak Taeyong.Senang bertemu dengan kalian"Mark membungkukkan setengah badannya, memberi salam pada ketiga kakak yang akan menjadi rekan kerjanya.

Mark rasa ketiganya sudah menerima baik dirinya karna mereka sedari tadi terus menatap ia gemas.

Mark hanya tersenyum padahal, tidak mengeluarkan aegyeonya.

"Kau sangat mengemaskan Mark"tutur Taeyong membuat Mark tersenyum malu dan berucap terimakasih.

"kak, apakah dia masih sekolah?"tanya Kai pada Baekhyun.

Baekhyun mengangguk"iya, jadi kalian semua bantu Mark yah"ujar Baekhyun membuat Kai, Doyoung, dan Taeyong dengan semangat mengangguk.

Mereka bertiga sepertinya sudah menyukai Mark saja, apalagi Mark seperti memberi mereka energi positif dengan kehadirannya.

"Tentu saja kak".

Mark masuk ke dalam minimarket dekat rumahnya.

Sekarang sudah pukul 11.00.Ia yakin, ayahnya sudah pulang sedangkan Jeno, adiknya pasti sudah tidur.

Mark hanya berharap, ayahnya tak menyadari jika dirinya belakangan ini sering sekali pulang terlambat.Lagipula Mark rasa, ayahnya tak memperdulikannya dan sekalipun jika ia tak pulang ke rumah.

"Aku sampai lupa kalo aku belum makan dari siang. Astaga...sepertinya hanya Ramyeon yang cukup untuk ku beli hari ini...haahhh"gumannya pasrah pada diri sendiri lalu mengambil Ramyeon yang berada di rak dan membawanya ke kasir untuk ia bayar.

Mark hanya makan pagi, itupun dia hanya makan 2 lebar roti dan siang?ia sama sekali tak mengisi perutnya.Hanya minum karna sibuk melayani para pelanggan cafe yang ramai hari ini.

"Ramyeon lagi Mark?"tanya penjaga kasir mini market.

Dia sampai sangat hapal dengan Mark yang akan membeli ramyeon di malam hari tapi terkadang Mark juga akan membeli roti.Namun dengan ramyoun juga.

Mark mengaruk kepalanya yang tidak gatal lalu mengangguk pelan"iya heheheh.Aku ini sedang menghemat"balas Mark sambil mengeluarkan uang yang berada di saku kantong seragamnya.

Mark bingung harus menjawab apa pada kasir yang sudah menganggapnya sebagai adiknya.

Kasir bernamtag Wendy menggelengkan kepalanya.Ia sebenarnya miris sekali melihat Mark yang selalu makan ramyeon dan terkadang hanya makan roti saja di malam hari dan ini hampir setiap harinya.

Mark ini masih muda dan seorang pelajar.Dia seharusnya tak makan-makanan seperti itu setiap harinya, itu tak baik untuk pertumbuhan dan kesehatannya juga.

Wendy menyodorkan sekotak nasi yang di dalamnya terdapat beberapa lauk kehadapan Mark saat Mark ingin mengambil ramyeonnya dan akan ia santap di depan minimarket seperti biasanya.

Mark menatap bingung kotak makan yang di sodorkan oleh Wendy.Ia lalu menatap Wendy dengan pandangan bertanyanya.

"Untukmu Mark...makanlah!tak baik jika kau hanya makan ramyeon saja belakangan ini...makan ya"tutur Wendy sambil memberikan senyuman cantiknya.Ia tak ingin nantinya Mark sakit karna tak bisa makan-makanan sehat.

Wendy sengaja membawanya dari rumah untuk Mark karna ingin, Mark makan dengan makanan yang bergizi.Ia hapal sekali dengan Mark yang pastinya akan membeli roti atau ramyeon di malam hari.

Wendy tak tahu sebenarnya apa yang di lakukan Mark sampai harus pulang larut malam.

Apa dia tak di cari oleh orang tuanya?pikirnya karna Mark itu masih anak anak dan masih harus di awasi seharusnya.

Mark menggelengkan kepalanya.Ia tak enak menerimanya walau Wendy itu sudah ia anggap kakaknya karna terkadang, Wendy akan memberinya roti gratis atau minuman gratis padanya.

Mark merasa Wendy sangat berlebihan untuknya.Mark tak mau membuat Wendy bangkrut karna ulahnya sebab dia juga kan bekerja disini"untuk kakak saja.Tak apa jika aku hanya makan ramyeon saja...Aku masih kenyang"tolak Mark halus sambil tersenyum manis walau sebenarnya Mark sangat lapar.

Wendy tetap menyodorkan kotak nasi yang berisikan banyak lauk untuk Mark.Ia tetap ingin Mark menerimanya.

Wendy membuatnya untuk anak lelaki manis itu dan Wendy juga sudah makan"aku tak menerima penolakan Mark!terima ini"tutur Wendy yang tetap menyodorkan kotak makanannya di hadapan Mark membuat Mark mau tak mau menerimanya.

Wendy ini jika pemberiannya di tolak pasti akan terus memaksanya sampai benar-benar Mark menerimanya.

Mark hanya Tak enak pada Wendy karna selalu memberinya makanan gratis hampir setiap harinya.

Mark mengambil kotak yang di sodorkan oleh Wendy dengan senyuman manisnya.Tak bohong jika sebenarnya Mark rindu sekali masakan rumahan.Namun karna sekarang ia selalu saja sibuk bekerja dan pulang malam itu membuatnya tak ada waktu untuk makan-makanan seperti ini dan Mark juga sekarang tak terlalu berani makan di rumahnya sendiri.

"Terimakasih kak.Maaf aku selalu merepotkan kakak"ujar Mark dan di balas gelengan dan wajah tak terima oleh Wendy.

"Hey! siapa yang direpotkan mu?dan sama-sama Mark.Oh ini...cobalah minum ini.Aku membuatnya untukmu, jangan ditolak ya...ini jus semangka loh"Wendy kembali menyodorkan sebotol jus pada Mark yang langsung di terima oleh Mark karna Wendy terus menyuruhnya untuk menerimanya.Lagipun ini jus semangka, Mark tak akan bisa menolaknya.Ia sangat merindukan buah kesukaannya ini.

Mark membungkukkan setengah badannya sambil membawa makanan dan minuman yang di berikan Wendy juga ramyeon yang akan ia makan besok.

Ia akan makan dan minum pemberian Wendy saja dan ramyeonnya akan ia simpan untuk besok.Setidaknya besok ia tak akan mengeluarkan uang lagi"terimakasih kak...Sekali lagi terima kasih"ucap Mark.

Wendy mengangguk"cepatlah makan, ini sudah larut sekali.Besok kau sekolah kan?jaga kesehatanmu ya Mark"perintah Wendy dan Mark mengangguk spontan.

Mark keluar dari minimarket dan duduk di bangku yang sudah di sediakan oleh mini market di luar nya. Mark akan makan dulu, baru ia pulang ke rumah.

Dengan bahagia, ia membuka kotak nasi pemberian Wendy dan betapa senangnya saat tahu yang di dalam itu makanan kesukaannya juga ada potongan buah semangka disana.

Mark sangat berterimakasih pada wanita cantik itu tapi Mark bingung, kenapa Wendy tahu saja apa yang di sukainya.

Mark menoleh pada Wendy yang tengah memperhatikannya sembari tersenyum.

Mark membalas senyumannya sambil memulai melahap makanan dan juga meminum jus pemberian Wendy dengan sedikit air mata yang keluar dari matanya.

Mark jadi teringat adik-adiknya, apalagi ia merindukan Dae Eun yang sudah tenang dan sangat jauh darinya.Mark juga jadi teringat Jeno yang akan membelikannya semangka dan Dae Eun yang akan membuatkannya jus lalu ketiganya akan menghabiskan jusnya di taman belakang sambil berenang.Mark sangat merindukan momen itu.

Mark mengusap air matanya pelan.Wendy masih memperhatikannya, ia tak mau Wendy, kakaknya khawatir padanya.

Mark membuka matanya perlahan saat cahaya matahari mulai menerobos masuk ke jendela kamarnya yang masih tertutup rapat dan itu membuatnya yang masih berlayar di alam mimpi harus menyudahinya karna terganggu oleh cahaya matahari yang mengenai wajah tampannya.

Mark melihat jam yang ia taruh di laci samping tempat tidurnya sambil meraba keningnya yang terasa sangat panas.

Anak lelaki itu mendudukkan dirinya di sandaran ranjang dengan perlahan lalu kembali memejamkan matanya karna rasa pusing semakin menjerangnya.

Hari ini untung saja sekolah libur dan Mark juga mendapatkan libur di tempat kerjanya karna Baekhyun mau, Mark tetap mendapatkan hari liburnya.

Baekhyun melarang Mark untuk bekerja di hari libur dan membiarkan ke-3 kakaknya yang lain yang menggantikannya dan untungnya ke-3 kakaknya itu juga tak mempersalahkannya karna mereka terkadang tak tega melihat Mark yang sepulang sekolah langsung bekerja melayani pelanggan yang akhir-akhir ini sangat membludak, akibat pelayanan cafe yang baik dan juga menu yang di tawarkan sangat-sangat berbeda dari cafe kebanyakan juga mereka senang melihat wajah tampan para pelayan cafe.

Walau begitu, Mark tetap harus mengerjakan banyak tugas sekolahnya yang lumayan menumpuk karna ia selalu pulang malam dan langsung tertidur sebab kelelahan jadi tak ada waktu baginya untuk mengerjakan tugas-tugasnya.

Sebenarnya Mark sengaja memilih hari libur untuk mengisi tugasnya karna yah, ia sudah menyusun rapih jadwal hariannya.

Rencananya ia akan mengerjakan tugas-tugasnya di hari libur sambil nantinya menikmati waktu istirahatnya.Namun Mark tak menyangka jika di hari liburnya ia terserang sakit.Tapi mau bagaimana lagi, Mark harus tetap mengikuti jadwal yang sudah ia buat sendiri untuk dirinya.

Mark harus tetap menyelesaikan tugas sekolahnya jika tak mau ia tertinggal kelas dan membuat ayahnya kecewa, lebih buruknya marah padanya karna nilai-nilainya menurun.

Mark memengangi perut bagian kanannya yang ia rasa sangat sakit.Ia tak tahu apa ini penyebab ia selalu mengkonsumsi ramyeon setiap harinya atau karna ia yang sering mengabaikan waktu makan.

Memang belakangan ini nafsu makan Mark menurun juga pola makannya yang buruk karna Mark harus menghemat uangnya dan waktu makannya pun selalu ia abaikan karna kelelahan jadi ia memilih tidur.

"Sakit sekali Tuhan...ahhh"Mark meremas perut sebelah kananya.Rasa sakitnya semakin menjadi-jadi apalagi saat ia hendak bangun untuk duduk di kursi meja belajarnya untuk mengerjakan tugas sekolahnya yang sudah menunggunya.

Mark sampai mengeluarkan air matanya karna rasa sakit itu tak kunjung hilang.Belum lagi, ia terserang demam tinggi sekarang.

Kepalanya sangat pusing, suhu tubuhnya juga semakin naik.Ia pun merasa hawa di sekitarnya sangat panas padahal ia sudah menyalahkan pendingin ruangan.

Mark bingung harus minta tolong pada siapa.Ayahnya sedang bekerja sedangkan Jeno?adiknya itu pasti tak akan mau membantunya karna dia masih betah tertidur sebab hari ini sekolah libur.Mark pun tak mau membuat hari libur Jeno hancur karenanya.

Jeno harus beristirahat, lebih tepatnya Jeno tak akan mengubrisnya, yang ada adiknya itu akan membentaknya dan memarahinya habis-habisan. Persis seperti jika Mark berusaha berbicara pada sang adik.

Mark pun tak mau mood Jeno rusak karna pagi-pagi Jeno sudah mengomelinya.

Mark segera bangun dari duduknya saat sesuatu yang berada di kerongkongannya berlomba-lomba keluar.

Dengan cepat ia berlari ke kamar mandi untuk mengeluarkan semua isi perutnya di wastafel.

Hoekk

Hoekk

"Hiks sakit...aku tak kuat sekali...kenapa perutku sakit hiks?"monolog Mark sambil terus mengeluarkan muntahannya.

Kedua hidungnya juga mengeluarkan darah membuatnya segera membasuh cepat dengan air sambil membersihkan muntahannya yang hampir memenuhi wastafel.

Mark menatap wajahnya pada kaca yang berada di depan wastafel.Ia bisa melihat wajahnya yang sangat pucat dengan kedua hidungnya yang masih saja mengeluarkan darah.

Mark pun masih berusaha membuat pendarahan di hidungnya berhenti.Ia ingin cepat-cepat menyelesaikan tugas sekolahnya karna untungnya ia tak muntah lagi walau begitu, rasa mual masih menyerangnya tapi kali ini masih bisa Mark tahan.

Mark keluar dari kamar mandi setelah mimisannya sudah berhenti dengan kedua tangannya yabg masih sibuk mencengkram perut sebelah kananya yang masih saja sakit.

Dengan pelan ia mendudukkan tubuhnya di depan meja belajarnya.Tak memperdulikan rasa pusing, mual, dan sakit perutnya yang masih terus menderanya.

Hanya hari ini ia bisa menyelesaikan tugas-tugasnya jadi ia harus terus memaksakan tubuhnya, tak perduli jika ia pingsan setelahnya.Setidaknya ada beberapa tugas yang sudah ia kerjakan.

"aku harus kuat...Mark! kau bisa!ini hanya sakit biasa!kau bisa Mark! Ayo!"ucapnya menyemangati diri sendiri.

Mark mulai mengambil buku-bukunya yang sudah di tumpukkan di meja belajar yang artinya buku-buku itu yang harus di selesaikannya.

Dengan paksaan, ia mulai mengerjakan tugas-tugasnya walau terkadang sakit perutnya membuatnya harus menunda mengerjakan tugasnya.Namun karna tekad Mark yang memang ingin menyelesaikan semua tugas-tugasnya, ia bisa mengerjakan semua tugasnya dengan baik walau berakhir, ia harus tidur lebih awal dan melupakan jam makannya lagi.

Mark berharap besok sakit yang menderanya menghilang.Besok ia sekolah dan tetap harus bekerja.