webnovel

(28)

"Hati hati Mark...Ini sudah malam"peringat Baekhyun pada Mark yang sedang memakai sepatunya.

Mark mengangguk sembari memberikan senyumannya, membuatnya di berikan hadiah usapan gemas pada rambutnya oleh Baekhyun.

Baekhyun memang paling tak tahan melihat wajah Mark apalagi saat anak lelaki itu tersenyum ke arahnya.Rasanya Baekhyun ingin membawa pulang Mark dan mengangkat Mark menjadi adiknya.

Baekhyun sama sekali tak mempersalahkan jika dia mempunyai adik sebaik, sepenurut, dan juga segemas Mark.Dia merasa beruntung malahan.

"Baik kak...Kakak juga hati-hati dan kakak-kakak juga yah.Aku pamit pulang dulu"pamit Mark pada Baekhyun maupun pada Kai, Taeyong, dan Doyoung yang masih sibuk membereskan barang-barang nya untuk pulang.

Keempatnya membalas lambaian tangan Mark dan juga memberikan kalimat hati-hati untuk Mark selama di perjalanan pulang ke rumahnya karna mereka sebenarnya khawatir pada Mark yang selalu pulang larut seperti ini.

Dia masih di katakan anak-anak, tak seharusnya dia berkeliaran di jam larut ini, takut di saat perjalanan pulang terjadi hal buruk menimpanya.

Mark dengan bahagianya menyandungkan sebuah lagu agar bisa memecahkan keheningan jalanan sepi yang di lewatinya.

Ia teringat seorang pengunjung kafe yang sedang berulang tahun hari ini dan memintanya untuk menemaninya serta juga menghabiskan makanan dan minuman yang di pesannya sampai-sampai ia kekenyangan sekarang.

Mark pertama kali bingung mencatat pesanannya karna anak lelaki itu banyak sekali memesan.Tapi akhirnya ia tahu kenapa anak itu banyak memesan, ternyata anak berpakaian serba hitam itu sedang berulang tahun, hanya saja dia merayakannya hanya seorang diri.

Mark jadi teringat masa-masa dirinya di rundung dan di jaili oleh teman-temannya yang hampir membuatnya sedih setiap harinya.Ia berpikir, anak itupun juga tengah mengalaminya.

Mark berharap, dia bisa mendapatkan keadilan seperti dirinya sekarang.Ia juga tak tega karna anak tadi juga, anak tersebut mempunyai kekurangan, mungkin itu juga yang menjadi faktor besar dia hanya sendirian saja di hari ulang tahunnya.

Padahal itu adikmu Mark yang sedang menyamar di hadapanmu.

Mark menghentikan langkahnya saat perut bagian kananya kembali sakit.Dia sampai terduduk di jalanan yang ia pijaki karna kedua kakinya sampai lemas akibat sakitnya yang datang secara tiba-tiba dan sangat sakit melebihi tadi siang.

Mark baru ingat jika ia belum meminum obatnya yang hari ini ia tinggalkan kembali di meja belajarnya.Ia memang tak terlalu memikirkan obatnya tadi pagi dan jujur, sekarang Mark menyesal meninggalkannya.

"Shhh...sakit sekali.Bagaimana aku pulang?"ucapnya pelan sampai-sampai keringat dingin mulai memenuhi pelipisnya karna sangat tak tahan dengan rasa sakit yang melilit pada perutnya.

Mark masih berada lumayan jauh dari perumahannya dan ia pun berada di jalanan yang sudah sepi dari lalu lalang kendaraan maupun orang jadi mustahil ada yang menolongnya walau Mark berharap ada yang mau membantunya.

Dengan sisa tenanga yang ada, Mark kembali bangun dari duduknya.Ia memaksa kakinya yang lemas untuk berjalan sambil terus menahan kesakitan dan rasa mual yang kembali menyerangnya.

Rasa mualnya mungkin bisa Mark atasi, tapi rasa sakit pada perutnya benar-benar tak bisa ia tahan, padahal ia sudah makan lumayan banyak tadi, hanya saja memang seharusnya ia meminum obatnya.

"Wah... itu si Mark bukan?Anak pemilik sekolahan kita"tutur seseorang pada kelima temannya yang tengah mengisap rokok di tangannya, begitupun dirinya.

"Benar Bon-Hwa.Bukannya kau mau membuat perhitungan dengannya?Ini jalanan sepi dan dia sedang sedirian sekarang....terlebih kita sedang tak berada di lingkungan sekolah bukan?jadi tak akan ada yang bisa menolong si pecundang itu"tutur teman Bon-Hwa yang berambut merah.

Bon-Hwa menatap Mark sambil tersenyum sinis.Ia sangat dendam pada Mark karna ulahnya yang bisa-bisanya tak memberi tahu dirinya yang sebenarnya akan identitasnya, membuatnya ia dan teman-temannya di beri sanksi oleh ayahnya Mark bahkan ia harus di marahi ayah dan ibunya karna ketahuan membuly anak dari orang yang termasuk paling pengaruh di negaranya.

Ayahnya Mark bahkan membuat perusahaan ayahnya mengalami banyak kerugian begitupun dengan teman-temannya juga nasibnya hampir sama dengannya.

"Ayo kita beri dia hadiah!"ajaknya pada teman-temannya yang juga turut menatap Mark sengit.

Keenam anak lelaki itu berjalan cepat menghampiri Mark yang berjalan dengan pelan sambil terus memengangi perutnya yang sakit.

Mark berusaha melepaskan dirinya saat tiba-tiba tubuhnya di kunci pergerakkannya oleh orang-orang yang ternyata itu teman-temannya Bon-Hwa, teman sekelas Mark.Ia juga bisa melihat Bon-Hwa yang sedang memberinya seringaian di wajahnnya.

"Bon-wha...Ken..napa?"tanya Mark sambil terus berusaha menahan sakit perutnya.

Sejujurnya Mark masih trauma dengan Bon-Hwa dan teman-temannya yang memukuli tubuhnya bahkan perutnya yang seharusnya tidak di beri pukulan kencang tapi Bon-Hwa dan teman-temannya memukul bahkan menendang perutnya membuat kondisinya drop selama 4 hari.

"Kenapa tak bilang hmm?"tanya Bon-Hwa sambil mencengkram mulut Mark kuat sampai-sampai Mark harus menahan perih di sekitar mulutnya akibat Bon-Hwa yang terlalu kuat mencengkram mulutnya.

"Tak...bilang apa?"tutur Mark sambil berusaha menyingkirkan tangan Bon-Hwa dari mulutnya.

Kedua tangannya juga di tahan oleh teman-temannya Bon-Hwa membuat Mark tak bisa melarikan diri dari teman-teman yang sangat ia hindari.

Bon-Hwa melepaskan cengkramannya pada mulut Mark"kau!kau segaja bukan menutupi identitasmu itu pada semua murid-murid sekolah agar kau!...bisa membalaskan dendam mu pada orang-orang yang merundungmu bahkan kami semua ini!iyakan?"tanya Bon-Hwa sambil menarik kepala Mark hingga medongak ke atas.

"aku menutupi identitasku karna aku ingin semua orang menganggap ku sama.Lagipun, aku tak akan memberitahukan semuanya jika kau dan teman-temanmu memukuliku"jawab Mark bahkan ia menatap Bon-Hwa juga sengit, tak perduli jika Bon-Hwa semakin marah kepadanya.

"Hahahah...Bulsit!"ejek salah satu teman Bon-Hwa yang membuat Bon-Hwa dan teman-temannya menertawakan Mark yang masih berusaha melepaskan dirinya.

"kau pantas mendapatkan itu Mark...Iyakan teman-teman?hahahahha".

"Yakk!lepaskan aku Bon-Hwa!biarkan aku pergi".

"Hahahah...enak saja kami melepaskanmu!Gara-gara mu! kami kena sanksi di sekolah, bahkan kami semua harus menahan malu akibat kau yang mengadu pada ayahmu itu, dan juga kami ingin kau merasakan pembalasan kami karna adikmu itu, Jeno! memukuli kami habis-habisan!...jadi sebagai gantinya, kau yang harus menerima balasan dari perbuatan adikmu dan juga hadiah selamat karna kau ternyata anak dari orang yang berpengaruh di sekolah"jelas Bon-Hwa berterus terang.

Mark menggelengkan kepalanya ribut.Ia tak mau sampai Bon-Hwa dan teman-temannya memukulinya kembali karna sekarang kondisinya sedang lumayan buruk.

Bisa-bisa Mark kembali drop nantinya.Mark tak mau sampai itu terjadi.Ia tak mau menyusahkan ayahnya dan adiknya nantinya.

"Yakk!aku mohon jangan!biarkan aku pergi!aku tak mengerti apa yang kalian bicarakan padaku!".

"Cih, banyak alasan.Ayo teman-teman...langsung saja!"ajak Bon-Hwa pada teman-temannya untuk mulai menghajar Mark kembali untuk membalaskam dendamnya pada Mark.

"rasakan ini tukang pengadu".

Yoona menyergitkan dahinya saat ia yang sedang fokus menyetir mobilnya melihat seseorang yang berusaha berjalan tapi pada akhirnya dia terjatuh ke depan.

Dia semakin mempercepat laju mobilnya untuk melihat siapa orang yang tengah berusaha berjalan tersebut karna ini malam walau sebenarnya Yoona takut jika ia menolong orang tersebut, orang itu jahat apalagi kawasan yang di lewati Yoona sepi tapi walau begitu, Yoona tak yakin itu orang jahat karna kawasan ini sangat di jaga ketat, mengingat kawasan yang akan ia masukin ini perumahan elit.

Yoona memberhentikan mobilnya dan turun dari mobilnya dengan cepat saat mengenal siapa orang yang ia temui, ternyata itu murid yang selalu berusaha ia dekati, tengah berusaha berjalan padahal dia beberapa kali tersungkur ke depan.

Yoona benar-benar terkejut setelah berada di hadapan Mark.dirinya bisa melihat Mark yang sangat kacau.

wajahnya di penuhi lebam-lebam dengan kening, bibir bahkan pipinya mengeluarkan darah bahkan seragam yang di kenakan Mark sangat kotor.Yoona benar-benar khawatir dengan keadaan muridnya ini.

"Mark!kau kenapa Mark?kau mendengar ibu?"tanya Yoona sambil menaruh kepala Mark di dadanya.

Dia sangat khawatir karna Mark menatapnya sayu bahkan Mark sepertinya tengah berusaha menjaga kesadarannya.Yoona sampai menepuk-nepuk pipi Mark pelan agar Mark bisa merespon ucapannya.

"Sakit"ucap Mark pelan yang hampir tak terdengar, tapi untungnya sekarang suasananya sepi jadi Yoona bisa mendengar ucapan Mark yang seperti bisikan itu.

"Mark bertahan yah?kita ke rumah sakit"Yoona langsung mengendong Mark untuk di masukkan ke dalam mobilnya.

Untung saja tubuh Mark tak terlalu berat jadi memudahkannya mengendongnya masuk ke dalam mobilnya.

Yoona membaringkan Mark di kursi penumpang mobilnya.Ia dengan cepat masuk ke kursi pengemudi lalu menyalakan mobilnya untuk membawa Mark ke rumah sakit.

Selama di perjalanan rumah sakit, Yoona selalu melihat Mark yang di baringkan di kursi penumpang.

Mark masih sadar walau begitu Yoona bisa mendengar jika Mark terus merintih kesakitan membuatnya semakin cepat mengendari mobilnya agar Mark bisa di tolong dengan cepat.

Yoona dengan cepat keluar dari mobilnya.Ia berlari masuk ke dalam rumah sakit besar Seoul, meminta para perawat membawa ranjang dorong untuk Mark yang masih berada di dalam mobilnya.

Yoona dengan cepat membuka pintu penumpang dan membantu para perawat yang di panggilnya untuk memindahkan tubuh Mark ke ranjang dorong yang sudah di bawa para perawat.

Mark masih tersadar.Dia menatap Yoona sayu bahkan pipinya sudah di penuhi air matanya.

Yoona turut ikut berjalan cepat dengan para perawat yang mulai mendorong brangkar Mark masuk ke dalam rumah sakit untuk segera di tangani.

Sepanjang perjalanan, Yoona terus mengusap rambut Mark yang basah juga memberinya kalimat penenang agar Mark bisa tenang dan tak takut sambil berjalan cepat mengikuti ranjang dorong Mark yang masih di dorong oleh beberapa perawat.

Jaehyun yang hendak masuk ke dalam ruangannya terkejut saat ranjang dorong yang membawa pasien baru melintas di depannya.

Ia sangat mengenal pasein baru itu.Lantas saja, dokter muda itu langsung berlari mengejar para perawat yang membawa pasiennya yang menurut Jaehyun dalam kondisi yang tidak baik.

"Anda bisa menunggu disini.Kami akan melakukan yang terbaik untuk menolongnya"ujar perawat sambil menahan Yoona yang ingin masuk ke dalam ruangan dimana nanti Mark di tangani.

Yoona menatap Mark lembut"ibu ada di luar menunggu Mark.Mark jangan takut yah"tutur Yoona pada Mark yang masih terus menatapnya.

Baru saja para perawat ingin membawa Mark masuk ke dalam ruangan, suara seseorang menginterupsi membuat para perawat tak jadi mendorong ranjang dorong Mark, masuk kedalam ruangan.

"Mark!biar aku yang menanganinya!dia pasienku"ujar Jaehyun yang diangguki 'iya' oleh para perawat yang mendorong ranjang pesakitan Mark.

Jaehyun menangkup tangan Mark.Ternyata tadi benar jika pasien yang berada di ranjang dorong yang baru saja melintas di depan ruangan Jaehyun adalah Mark.Ia benar-benar tak tahu, apa yang sebenarnya terjadi pada pasiennya ini.