webnovel

(21)

Mark membuka matanya perlahan saat cahaya matahari masuk ke celah-celah gorden besar kamarnya dan mengenai wajahnya.Ia menoleh ke samping nakas untuk melihat jam dan setelahnya terkejut, melihat jam weker di samping nakasnya yang kini sudah menunjukkan pukul 6.55.

"Astaga! aku kesiangan"pekiknya yang membuat nyawanya belum sepenuhnya terkumpul jadi terkumpul sepenuhnya.

Mark langsung bangun dari kasurnya dan hendak berjalan mengambil handuk untuk segera mandi karna dia benar-benar kesiangan bangun.Namun harus kembali terduduk saat merasakan tubuhnya yang masih lumayan lemas bahkan ia rasa kakinya seperti jelly.

Mark lupa jika kemarin ia ketiduran setelah menerima perawatannya dan ia tak tahu lagi, apa yang terjadi setelahnya.

Ia hanya ingat Jaehyun, dokter yang menanganinya sekaligus salah satu dokter keluarganya mengantarkannya pulang.Selebihnya, Mark lupa apa yang terjadi karna kemarin ia benar-benar mengantuk dan juga tubuhnya sangat lemas.

Dengan perlahan Mark berdiri dan berjalan untuk mengambil handuk dan juga seragam baru sekolahnya.Tak mungkin dirinya memakai seragam kemarin yang basah oleh keringatnya.

Mark masuk ke dalam kamar mandinya.Hari ini ia akan mandi lintas udara, lebih tepatnya cepat agar tak ketinggalan bus yang mengantarnya ke sekolah.

Tak mungkin kan Mark lari sedangkan sekarang saja tubuhnya lemas.Bisa-bisa Mark pingsan di tengah perjalanan menuju sekolah.

Siwon menaruh 2 gelas susu untuk Haechan dan Jeno yang tengah mengoles roti untuk sarapan keduanya.

Keduanya masih sibuk saja mengobrol padahal mereka harus pergi sekolah.

Sebenarnya Siwon tak mempersalahkannya, lagipun Jeno bisa masuk walau dia telat sekalipun.

Siwon yang hendak duduk tak jadi saat melihat putra sulungnya yang sudah rapi mengenakan seragam sekolahnya dengan terburu-buru menuruni anak tangga.Ini membuat Siwon khawatir Mark terjatuh nantinya.

"Mark, kau bisa terjatuh nak!"peringat Siwon pada Mark yang baru menyadari keberadaannya.

Mark membungkukkan setengah badannya pada sang ayah sambil mengucapkan selamat pagi.Ia yang hendak kembali berjalan terhenti saat sang ayah bertanya padanya.

"Mark mau sekolah?"tanya Siwon pada Mark yang hendak meninggalkannya.

Mark yang sudah agak jauh dari sang ayah menoleh ke arahnya dan mengangguk mengiyakan"Iya ayah".

"Yasudah...sarapan dulu sini"ajak Siwon.Mark semalam kan tubuhnya hangat jadi dia harus banyak makan agar kondisinya cepat membaik.

"Tapi aku akan telat sekolah ayah"tolak Mark sambil terus melihat jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya dengan wajah yang sangat panik karna sebentar lagi bus sekolah yang mengantarnya akan datang.

Mark sebenarnya tak yakin jika dirinya bisa mengejar bus nya atau tidak, tapi mungkin Mark akan berlari ke sekolah jika dia benar-benar ketinggalan bus.

Jeno dan Haechan hanya memperhatikannya.Tidak!hanya Haechan saja, Jeno?lebih tepatnya sedang sibuk mengolesi selai ke rotinya tanpa mau melihat sang kakak yang sekarang tengah berbicara pada ayahnya.

"Hari ini Mark ikut Jeno dan Haechan.Ayah yang akan mengantar ke sekolah"tutur Siwon sambil menuntun Mark yang tengah mengatur napasnya.Ia yakin jika Mark bersiap-siap nya terburu-buru, belum lagi tadi Mark juga menuruni anak tangga dengan cepat.

Padahal hari ini Siwon tak akan membolehkan Mark ke sekolah.Tapi melihat putra sulungnya yang sudah rapi, ia tak tega jika menyuruhnya untuk tak pergi ke sekolah.Pastinya pun Mark tetap ingin pergi ke sekolah seperti kemarin.

"Tapi ay-

"Tak ada tapi-tapian...Jika menolak, Mark tak boleh sekolah"potong sang ayah sambil mendudukkan Mark di bangku kosong sebelah Haechan.

"Baiklah ayah"ucap Mark pasrah yang sudah duduk di bangku kosong sebelah Haechan untuk sarapan karna sejujurnya ia sangat lapar.

Mark tak makan apa-apa semalam dan makanan yang ia makan kemarin pun hampir semuanya di keluarkan nya kembali akibat efek obat yang di terimanya kemarin.

Haechan langsung tersenyum manis ke arah Mark bahkan dia memberikan susu buatan Siwon untuk Mark karna menurutnya, itu memang milik Mark lalu mulai mengajaknya berbicara dengan semangat.Sedangkan Jeno, hanya terdiam di tempatnya sambil sibuk mengunyah roti yang sudah di berinya selai, tak memperdulikan kehadiran sang kakak yang tengah di ajak berbicara oleh Haechan di sampingnya.

Siwon yang melihat Jeno yang sama sekali tak memperdulikan kehadiran kakaknya menghembuskan napas pelan.Sepertinya Jeno masih enggan berbicara pada kakaknya sendiri.Ia berharap Jeno bisa kembali seperti Jeno yang sangat menyayangi kakaknya lagi, seperti dulu saat Dae Eun masih ada.

"Hari ini dan beberapa hari ke depan, ayah akan keluar kota...jadi kalian tak apa kan hanya berdua di rumah?"tanya Siwon sambil terus sibuk fokus mengemudi.

Ia melihat Mark, Jeno, dan Haechan dari kaca spion dalam.Terlihat sekali jika Jeno hanya diam memperhatikan jalanan lewat jendela kaca mobil sedangkan Haechan sedang heboh mengajak berbicara Mark walau sesekali Jeno, yang akan di balasnya hanya gumaman nya saja.

Berbeda dengan Mark yang menanggapi Haechan dengan tersenyum juga membalas penuturannya lagi.

Ketiganya langsung menatap Siwon, dan Jeno maupun Mark mengangguk.

Mereka berdua sebenarnya sudah terbiasa di tinggalkan sang ayah keluar kota.Pasti di rumah hanya berdua saja, tapi terkadang Jeno akan mengajak Haechan, Renjun, dan Jaemin untuk menginap di rumahnya, berbeda dengan Mark yang memilih mengurung dirinya di kamar atau memang Mark yang selalu pulang malam karena bekerja.

"Haechan, jika mau menginap silahkan saja"tutur Siwon yang membuat Haechan mengangguk semangat.

"Tanpa di minta pun paman, aku memang akan menginap untuk menemani Jeno dan kak Mark"balasnya semangat membuat Siwon dan Mark tertawa mendengar penuturan Haechan.

Haechan memang sudah terbiasa menginap bahkan walau ada Siwon pun, dia pasti juga akan menginap.

Siwon pun tak mempersalahkannya juga.Lagipun, ia sudah menganggap Haechan anaknya juga.

"Nah, bagus itu Haechan.Temani kak Mark dan Jeno yah"ujar Siwon dan Haechan dengan semangat mengangguk mengiyakan.

"Tak apa ayah, aku sudah besar"sanggah Jeno sambil menatap jalanan luar membuatnya di pukul pelan oleh Haechan yang duduk di antara Mark dan dirinya.

"Kita masih di bawah 15 tahun Jen, ingat itu!Iyakan paman?"peringat Haechan dan Siwon mengangguk sambil terus menatap ke depan sedangkan Jeno menatapnya marah.

"Ayah...aku sampai sini saja"pinta Mark saat menyadari sebentar lagi akan memasuki kawasan sekolah, tapi ayahnya sama sekali tak memberhentikan mobilnya.Mark tak mau semua murid tau siapa dirinya.

"tak apa Mark...Semua orang sudah tahu siapa dirimu sekarang"ujar sang ayah sambil memarkirkan mobilnya di tempat khusus yang hanya boleh di isi dengan mobilnya.

Mark terkejut di tempatnya.Pantas saja semua teman-temannya bahkan semua murid-murid kemarin menatapnya takut, dan teman-temannya pun ingin berteman baik dengannya.Apa karna mereka semua sudah tahu siapa Mark sebenarnya?

Jeno membuka pintu mobilnya, tak memperdulikan apapun lagi tapi ia tetap menunggu Haechan turun dan nantinya berpamitan juga pada sang ayah.

Haechan menepuk pundak Mark sembari tersenyum"itu lebih baik kak.Ayo turun...Jeno sudah turun kak"ujar Haechan dan turun lewat pintu samping, dimana tadi Jeno turun.

Mark membuka pintu mobil sang ayah.Dia memakai tas sekolahnya dan turun dari mobil sang ayah dengan sedikit lesu.

"Belajar yang rajin yah"nasihat Siwon pada Haechan dan Jeno yang sudah bersiap masuk ke dalam sekolah.

Jeno dan Haechan mengangguk.Keduanya berpamitan pada Siwon lalu melenggang masuk ke dalam sekolah.

Sebenarnya Haechan ingin masuk bersama Mark, tapi melihat Jeno yang sepertinya sedikit bete jadi ia urungkan niatannya.Ia memilih bersama Jeno saja karna yah, mereka kan sekelas dan ia juga tak mau saat di kelas dan istirahat nanti, Haechan di diami oleh teman sebangkunya.

Siwon memengang pundak Mark pelan, ini membuat Mark yang tengah melamun tersadar dan menatap ayahnya bingung."Itu lebih baik nak.Semua orang memang harus tau siapa dirimu...Dah sekarang masuk ke kelas, jangan memikirkan apapun lagi ya sayang"jelas Siwon yang di balas anggukan pelan oleh Mark.

Walau Mark kecewa karna sang ayah membongkar rahasianya pada semua murid-murid di sekolah ini, tapi jika ini memang keputusan sang ayah, Mark rasa ini tepat, jadi ia berusaha tersenyum tipis lalu berpamitan pada sang ayah yang tetap tersenyum padanya sembari memengang pundak kecilnya."Iya ayah...Aku pergi ke kelas yah"pamit Mark dan ikut melenggang masuk ke dalam kawasan sekolahnya.

Haechan dan Jeno sudah tak terlihat lagi oleh Mark jadi Mark hanya berjalan sendiri sambil menahan kegugupannya karna banyak sekali sepasang mata yang terus memperhatikannya, ini membuatnya sangat risih.

Siwon tersenyum melihat kepergian Mark.Ia tahu Mark kecewa padanya tapi jika Mark tak di beri tahu siapa dirinya di sekolah ini, Mark akan terus di rundung.Lebih bahayanya, keselamatan putra sulungnya bisa terancam.Siwon tak mau anak-anaknya terluka dan ia kembali mengulangi kesalahan yang dulu.

"Maafkan ayah Mark.Ayah hanya ingin Mark tak di remehkan lagi.Mark anak baik, tak seharusnya di berlakukan tak pantas oleh murid-murid disini".

Mark masuk ke dalam cafe tempatnya bekerja dengan semangat.Jujur saja, Mark sangat merindukan suasana saat ia bekerja dan juga para kakaknya.

Kai,Taeyong, dan Doyoung yang sibuk membersihkan dan menata toko menatap berbinar Mark yang baru saja masuk ke dalam cafe.

Sudah beberapa hari anak manis itu tak masuk membuat mereka bekerja dalam kegelisahan karna tak biasanya Mark absen tak bilang-bilang.

"Mark!"pekik Kai, Taeyong, dan Doyoung bersamaan sambil memeluk Mark yang baru saja ingin menyapa ketiganya.

"kakak...aku...sesak"akunya dan ketiga kakaknya melepaskan pelukannya sambil mengaruk kepalanya karna tak enak telah memeluk Mark terlalu semangat tadi.

Mereka kan benar-benar merindukan anak blasteran Korea Kanada yang selalu membuat cafe ceria olehnya.

"Maafkan kami, kami hanya terlalu merindukanmu Mark"aku Taeyong sambil kembali memeluk Mark karna dia berdiri paling dekat dengan Mark, ini membuat Doyoung yang di sampingnya berusaha menarik Mark dari Taeyong yang seenaknya memeluk anak lelaki yang sekarang tengah tersenyum manis membuat ke-3 kakaknya semakin gemas padanya.

Bahkan Kai yang paling tua di antatara keduanya juga turut merebutkan Mark.

Mark?anak berusia 13 tahun itu hanya pasrah saat tubuh kecilnya terus saja di tarik-tarik oleh ketiga kakaknya.

"Mark!"pekik seseorang yang baru saja turun dari lantai dua cafe yang tak lain Baekhyun, pemilik cafe tempat Mark bekerja.

Baekhyun langsung mengambil alih Mark dari Kai untuk memeluk anak lelaki yang ingin sekali ia angkat jadi adiknya, kalo bisa pun, Baekhyun ingin menculik Mark saja.

Kai,Taeyong, dan Doyoung mencebikkan bibirnya kesal.Mereka pasti akan kalah jika bersama Baekhyun yang notebatenya bossnya, bukan karna mereka takut, hanya saja Baekhyun itu galak dan cerewet jadi mereka membiarkan Baekhyun berlama-lama dengan Mark walau ketiganya juga ingin.

"Mark, kau kemana saja?aku mencemaskan mu"tanya Baekhyun.

Kai,Taeyong, dan Doyoung pun jadi menatap bertanya Mark yang sekarang tengah mengaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Maaf kak...Aku tak sempat mengabari kakak dan kalian semua sejak kemarin...Kemarin-kemarin aku sakit"jujur Mark pada keempat kakaknya karna Mark tak mungkin memberikan alasan yang bohong.

Mark bingung mau memberikan alasan apa, jadilah ia berkata jujur saja.

Keempat orang yang sudah di anggap kakak oleh Mark saling pandang dan menatap Mark khawatir.Bisa-bisanya Mark tak memberitahu mereka jika dirinya sakit.

"Hah?...kenapa malah bekerja sekarang?"tanya Baekhyun lagi.

Dia meraba kening Mark yang ternyata masih hangat, ini membuat Mark di tatap garang oleh pemuda manis pemilik cafe estetik di daerah Seoul itu.

"Aku kan memang harus bekerja kak...lagipun, aku sudah membaik kak"ujar Mark sambil menampilkan wajah sedihnya yang membuat Baekhyun yang melihatnya gemas sendiri.Dia jadi kembali memeluk Mark dan menciumi pipinya yang menurutnya sedikit menirus.

"Kalo begitu, Mark di kasir saja...Jangan mengantarkan pesanan yah...Kakak tak menerima penolakan!"perintah Baekhyun sambil terus memeluk tubuh Mark yang hangat ke dalam pelukannya.

Kai,Taeyong, dan Doyoung pun ikut memeluk Mark, tapi tak seerat tadi, takut membuat Mark sesak akibat mereka yang terlalu erat memeluknya.Lagipun Mark kan baru sembuh dari sakitnya, takut dia sakit lagi dan membuat mereka bekerja dalam kegelisahan karna ketidak hadiran anak lelaki blasteran ini.

Mark mau tak mau menganggukkan kepalanya setuju.Ia menolak maka ia akan semakin di paksa oleh para kakak-kakaknya.

1 lawan 4 baginya tidak akan pernah berhasil tapi Mark mengerti, kenapa kakak-kakaknya sangat posesif padanya karna mereka sangat menyayanginya.

Mark bersyukur bisa di kelilingi banyak orang-orang yang baik dan menyayangi dirinya walau saat itu dirinya sedang terpuruk.Mark benar-benar bersyukur atas itu.

Yah...karna kamu orang baik Mark, kamu pantas di kelilingi orang yang baik dan menyangimu.

"hari ini aku akan mentraktir kalian makan, karna Mark kembali bekerja, kalian mau?",

"tentu saja kak Baekhyun".