webnovel

(20)

Mark di baringkan di ranjang rumah sakit oleh Jaehyun.

Jaehyun membuka almamater jas sekolah Mark juga beberapa kancing seragam Mark agar memudahkan perawatannya.

Mark hanya memperhatikan Jaehyun yang sekarang tengah membuka kedua sepatu sekolahnya dengan sangat baik.Jaehyun memang selalu mengurus dirinya seperti adiknya sendiri jika berada di rumah sakit.

"Nah Mark, ini akan sedikit sakit atau sejujurnya sakit sih"ujar Jaehyun sambil menyiapkan alat-alat yang akan di pakai Mark.

Ia memakaikan Mark selang casannula di hidung mancungnya agar Mark tak kesulitan bernapas nantinya.

"Apa efeknya kak?"tanya Mark sambil menahan sakit saat Jaehyun mulai menusukkan jarum infus pada punggung tangan kirinya.

"Nanti kau juga tahu"balas Jaehyun yang mulai memasukkan obat pada tubuh Mark.

Mark hanya pasrah di tempatnya.Ini sakit baginya, tapi sebisa mungkin ia menahannya.Mark juga ingin sembuh tapi ia tak ingin caranya seperti ini.

Mark ingin caranya yang tak menyakitkan untuknya dan tak berefek untuk tubuhnya.

Mark sebisa mungkin hanya melihat langit-langit ruangan, melupakan Jaehyun yang sedang sibuk dengan alat-alat medisnya.

Mark tak perduli.Ingin tidur tapi tak di perbolehkan oleh Jaehyun, katanya itu bisa membahayakannya jadi Mark memilih menatap langit-langit ruangannya sambil berusaha menahan leguhan sakit karna seperti nya efek obatnya mulai bereaksi pada tubuhnya.

Mark memejamkan matanya.Tubuhnya sekarang sangat lemas juga dengan rasa mual yang sangat menusuknya.

Jaehyun sekarang sedang berada di sampingnya.Tengah memengang tangan Mark yang tak di beri infus karna tak tega melihat Mark yang nampak sangat kesakitan.

"Mark, kakak tau kau ingin muntah.Muntahkan saja Mark...Kakak sudah menyiapkan tempatnya"tutur Jaehyun sambil merapikan rambut coklat Mark yang basah akibat keringat.

Keringat dingin sudah memenuhi tubuhnya bahkan seragam Mark juga basah akibat keringat.

Mark membuka matanya saat ia sudah tak bisa menahan rasa mualnya.

Jaehyun dengan segera menyodorkan tempat untuk Mark muntah.

Hoek

Hoek

Jaehyun terus memijit teguk Mark untuk membantu Mark mengeluarkan muntahannya.

Mark terus mengeluarkan muntahannya.Seluruh makanan yang ia makan hari ini ia keluarkan kembali.

Mark menatap Jaehyun meminta bantuan.Rasa mualnya sangat menusuknya, belum lagi tubuhnya sangat lemas.Mark benar-benar tak menyukai kondisinya yang seperti ini.

"Masih ingin muntah Mark?"tanya Jaehyun sambil membaringkan kembali tubuh Mark yang sangat lemas.Jaehyun bahkan memijat kening Mark yang sudah berkeringat dingin.

"kakak, ingin pulang"ucap Mark pelan.Mark sangat lemas bahkan hanya sekedar berbicara.Ia jadi menyesal menerima perawatan sekarang ini.Ini membuatnya seperti sakit kembali.

"Sebentar lagi yah Mark"tutur Jaehyun.Ia tak tega melihat Mark yang sangat lemas, belum lagi keringat dingin masih memenuhinya.Ia yakin, Mark pastinya tak akan mau menerima obat seperti sekarang ini nantinya, mengingat efeknya yang lumayan keras untuk tubuh kecil Mark.

"Kakak...ku mohon...ayah..nanti...mencariku"mohon Mark.Ia berusaha berbicara panjang pada Jaehyun bahkan dia sudah menatap Jaehyun dengan mata berkaca-kaca karna ingin pulang.

Mark sebenarnya ingin menangis tapi ia malu jika menangis di hadapan Jaehyun.Makannya ia ingin pulang.Ia ingin menangis di kamarnya saja nanti.

"Baiklah...kakak antar yah"tawar Jaehyun dan di angguki 'iya' oleh Mark.

Tak mungkin kan jika Mark pulang naik bus?Bisa-bisa Mark pingsan di tengah perjalanan menuju halte bus.

"Pakai selang casannula dan infusannya yah Mark"tutur Jaehyun sambil mengancingkan seragam Mark dan kembali memakaikan almamater sekolahnya dan juga sepatu Mark kembali.

Mark menggeleng pelan.Nanti ketahuan ayahnya bisa bahaya untuknya"nanti ayah tahu"tolak Mark yang kini memilih memejamkan matanya karna sekarang ia sangat mengantuk.

Jika ayahnya ke kamar Mark dan melihat ia memakai alat-alat rumah sakit bagaimana?Bisa-bisa ayahnya mengetahui penyakitnya yang ia tutupi rapat.

Ayahnya itu akan selalu ke kamarnya dan juga adiknya setiap larut malam untuk memastikan keduanya sudah tidur atau belum nya.

"Sampai di rumah mu saja..sudah sampai nanti kakak lepas yah"ujar Jaehyun yang hanya di jawab gumaman oleh Mark yang sudah tak bisa membuka matanya.

Tubuh Mark sangat lemas dan sekarang dia sudah mengantuk walau masih jam 7 malam.Mungkin efek obat yang di terimanya tadi.

Jaehyun menggelengkan kepalanya melihat Mark yang sudah tak berdaya di tempatnya.Ia mengendong Mark ala bridal sampai ke parkiran rumah sakit dengan tak memperdulikan para pasien atau keluarga pasien yang memperhatikannya mengendong Mark yang sekarang sudah tertidur yang terpenting kondisi Mark membaik.

Jaehyun membaringkan Mark di kursi penumpang mobilnya.Ia mengambil selimut di belakang mobilnya dan memakaikan Mark selimut sampai sebatas dagunya.

Mark sudah tertidur dengan damainya.Dia sama sekali tak terganggu dengan pergerakkan Jaehyun.

Sebelum Jaehyun menjalankan mobilnya, ia mencium kening Mark terlebih dahulu karna tak tega mengingat wajah kesakitan anak ini tadi.

Jaehyun duduk di kursi pengemudi.Ia akan mengantarkan Mark ke rumahnya dan akan kembali lagi kerumah sakit setelahnya.

Ia melihat kebelakang dimana Mark berada.Senyuman tampan menghiasi wajahnya melihat Mark yang sedang tertidur pulas.

Walau Jaehyun suka sekali kesal pada Mark karna jarang sekali menurutinya, tapi melihat Mark yang tertidur lelap seperti sekarang ini membuat jiwa kakak dalam dirinya keluar begitu saja, apalagi mempunyai adik seperti Mark itu tak buruk menurutnya.

Jaehyun mulai menyalakan mesinnya.Di sepanjang perjalanan menuju rumah Mark, Jaehyun pasti akan melihat kebelakang, memastikan Mark di kursi penumpang baik-baik saja.

Jaehyun mematikan mesin mobilnya saat sudah berada di perkarangan luas rumah keluarga Lee.

Ia menghembuskan napas pelan saat melihat mobil ayah Mark sudah terparkir di halaman.Ia tahu, ayah dari pasiennya ini pasti sudah ada di rumah besarnya atau lebih tepatnya mansion nya.

Jaehyun segera turun dari mobilnya untuk membangunkan Mark dan membuka alat-alat yang masih di pakai anak lelaki yang masih tertidur pulas di kursi penumpang mobilnya.

Dengan lembut ,Jaehyun membelai rambut Mark sambil terus memanggil-manggil nama anak lelaki yang masih saja betah tertidur pulas, berharap dia bangun dari tidurnya.

"Mark bangun"panggil Jaehyun beberapa kali sampai akhirnya kelopak mata Mark terbuka dan menampilkan mata coklatnya yang sekarang menatap Jaehyun sayu.

"Sudah sampai kak?"tanya Mark.Ia benar-benar merasa sangat lelah dan juga merasa tubuhnya sangat-sangat lemas sekarang.

Jaehyun mengangguk sambil membuka infusan Mark yang hampir habis isiannya.Mark sepertinya kekurangan cairan pada tubuhnya karna infusannya habis dengan cepat."Ayahmu sudah pulang Mark...Tapi kakak sudah punya alasan yang bagus jika ayahmu melihat mu seperti ini...jadi Mark tidur saja lagi yah selagi kakak mengobati punggung tangan Mark"jelas Jaehyun sambil menempelkan plaster di punggung tangan Mark yang tadi di infus.Ia juga membuka selang casannula pada hidung mancung Mark.

"Jika besok masih lemas jangan pergi sekolah Mark!dan jangan bekerja dulu yah"tutur Jaehyun sambil membuat Mark terduduk agar memudahkannya mengendong Mark di punggungnya nanti

"Hmm"balas Mark sambil terus menutup matanya karna masih sangat mengantuk.

"Jangan hmm saja Mark"peringat Jaehyun pada Mark yang sekarang sudah berada di gendongan punggungnya.

"Kakak!"pekik Mark tapi dia memilih menaruh kepalanya di punggung Jaehyun yang hangat.

"Baiklah-baiklah, istirahat prince.Nanti kakak datang berkunjung yah"ujar Jaehyun yang kembali di jawab gumaman oleh Mark.

Jaehyun tersenyum sampai dimple pipinya pun terlihat.Ia tahu Mark sudah kembali tertidur kembali.

Ia bisa mengerti jika sekarang tubuh Mark lemas karna itu memang efek pengobatan yang di terima Mark sore tadi.Makannya ia tak menjawab pertanyaan Mark mengenai efeknya karna takut Mark tak jadi menerima pengobatannya.Ia hapal betul sifat Mark.

Jaehyun memencet bel rumah besar Mark.Ia tak mungkin kan langsung masuk saja sedangkan ayah Mark sedang ada di rumahnya.Itu sangat tak sopan untuk seorang Jung Jaehyun.

Pintu besar rumah keluarga Lee terbuka, menampakkan anak lelaki bermata sipit di hadapan Jaehyun sekarang.

Jaehyun tersenyum pada adik pasiennya ini yang langsung di balas juga senyuman eye smile oleh Jeno, adiknya Mark.

"Bolehkan kakak masuk Jen?"tanya Jaehyun yang di angguki 'iya' oleh Jeno lalu mempersilahkan Jaehyun untuk masuk ke dalam.

Jaehyun masuk ke dalam rumah besar keluarga Lee dengan Jeno yang mengekor di belakang Jaehyun sambil memperhatikan kakaknya yang sekarang tengah di gendong oleh salah satu dokter pribadi keluarganya.

Kakaknya sudah tertidur ternyata, ini membuat Jeno tersenyum tipis melihat sang kakak yang sudah tertidur pulas di gendongan Jaehyun sambil terus mengekori Jaehyun sampai ruang keluarga, dimana ayahnya berada.

Tadi sebenarnya, ia dan ayahnya sedang menonton TV juga tadi ayahnya yang ingin membuka pintu, tapi Jeno menawarkan dirinya dan bilang bahwa ia saja yang membuka pintunya karna ayahnya baru saja pulang 10 menit yang lalu.

"Siapa Jen?"tanya Siwon yang masih sibuk menonton TV.Namun lelaki paruh baya itu langsung bangun dari duduknya dan segera menghampiri orang yang sangat ia kenali tengah mengendong putra sulungnya.

Tidak tahu pingsan atau tidur tapi membuat Siwon khawatir, apalagi Mark kan baru saja sembuh dari sakitnya walau sebenarnya belum benar-benar di katakan sembuh total.Badan Mark masih hangat tadi pagi.

"Jaehyun...Ada apa dengan Mark?"tanya Siwon khawatir.

Jaehyun tersenyum.Untung saja selama di perjalanan menuju rumah Mark, ia mencari alasan yang tepat jika ayah Mark sudah pulang dan benar saja, ayah Mark sudah pulang ternyata"tadi sepulang sekolah aku mengajaknya jalan-jalan...karna Mark kelelahan jadi dia tertidur selama di perjalanan pulang paman"jelas Jaehyun membuat Siwon bisa bernapas lega di tempatnya.

Ternyata Mark baik-baik saja sedangkan Jeno, dia sudah menaikkan sebelah alisnya karna tak percaya akan penjelasan dokter keluarganya yang sudah ia anggap kakak.

Tadi saat pulang sekolah, kakaknya itu jalan kaki menuju ke halte bus dan Jeno sama sekali tak melihat ke datangan Jaehyun ke sekolah.

Jeno rasa, Jaehyun sedang menyembunyikan sesuatu darinya dan juga ayahnya mengenai sang kakak yang sekarang sama sekali tak sedikitpun terganggu tidurnya.Benar-benar sangat pulas, padahal kakaknya sangat sensitif terbangun jika tengah tertidur.

"Tapi badannya hangat paman.Maafkan aku yang membuat Mark kelelahan"ujar Jaehyun.

Siwon meraba kening Mark yang ternyata lumayan hangat.Mark memang seharusnya masih beristirahat, bukannya pergi sekolah tadi.

"Tak apa Jaehyun...Biar paman saja yang membawa Mark ke kamarnya.Kau mau main dulu disini?"tanya Siwon sambil mengambil alih tubuh Mark yang berada di gendongan punggung Jaehyun.

Jaehyun menggeleng, dia masih harus berada di rumah sakit sekarang.Ia membantu memindahkan tubuh Mark dengan perlahan pada Siwon"tidak paman...Aku masih ada pekerjaan di rumah sakit.Aku pamit dulu paman dan jika demam Mark semakin naik, telpon saja aku.Aku akan segera datang kemari"jelas Jaehyun yang di angguki 'iya' oleh Siwon sambil membenarkan tubuh Mark agar nyaman di gendongan depannya.

"Yasudah, hati-hati ya di jalan Jaehyun...Jen antarkan kak Jaehyun keluar yah, ayah akan membaringkan kakak mu dulu"ujar Siwon yang di balas anggukan mengerti oleh Jeno.

Jaehyun pamit pada Siwon, dokter muda itu segera melenggang keluar dari rumah besar keluarga Lee di ikuti Jeno di belakangnya yang masih menatap lekat punggung Jaehyun dengan penuh selidik.

Jeno sangat yakin jika Jaehyun tengah menyembunyikan sesuatu darinya dan juga ayahnya, hanya saja Jeno bingung menanyakannya.

Siwon membaringkan Mark secara perlahan di tempat tidurnya.Ia membuka sepatu Mark yang masih di pakainya lalu menuju ke lemari sang putra sulung untuk mengantikan pakaiannya.

Mark masih memakaikan seragam sekolahnya dan seragam sekolah Mark basah oleh keringat nya sendiri.

Siwon tak tahu sebenarnya Jaehyun membawa Mark kemana sampai-sampai putra sulungnya seperti sangat kelelahan.

Siwon duduk di pinggiran tempat tidur Mark setelah mengambil pakaian tidur milik Mark.

Dengan perlahan, ia mulai membuka seragam sekolah Mark, takut membangunkan putranya yang sebenarnya tak terganggu sedikitpun oleh pergerakkannya.

Mark sangat mengantuk mungkin jadi Siwon tak mau sampai Mark membuka matanya karna terganggu dengannya yang sedang mengantikan baju seragam Mark dengan baju yang lebih nyaman.

Siwon bisa lihat, luka-luka Mark yang di dapatkannya 4 hari lalu ternyata masih membekas di beberapa bagian tubuhnya, terutama perutnya yang masih sedikit membiru.

Siwon meraba pelan perutnya yang masih membiru, sukses membuat Mark sedikit mengeliat di tempatnya.

Ternyata perut Mark yang membiru masih membuatnya sakit padahal saat di tanya langsung olehnya, Mark akan bilang jika sudah tak sakit.Mark memang selalu bisa menyembunyikan sesuatu darinya.

Siwon menaikkan selimut Mark sebatas dada agar sang putra sulung tak kedinginan.Ia merapikan rambut Mark dan meraba kembali kening Mark yang ternyata masih hangat.

dia bangun dari duduknya dan berjalan keluar dari kamar Mark.Tak lama Ia kembali masuk lagi dengan membawa segelas air dan sebuah plester penurun panas.

Dengan perlahan Siwon kembali duduk di pinggiran ranjang Mark.Ia tersenyum sampai menampilkan kedua dimple manis pipinya, melihat bagaimana Mark yang sekarang tertidur.

Ia menaruh gelas yang di bawa nya di samping laci Mark untuk Mark minum jika Mark terbangun di tengah malam dan kehausan.

Tak mungkin kan Mark yang sedang dalam kondisi yang kurang baik turun ke lantai bawah untuk mengambil minum apalagi nanti Mark harus menuruni anak tangga.Siwon tak mau terjadi sesuatu pada Mark saat Mark ingin mengambil minum di dapur.

Lelaki yang termasuk paling pengaruh di Korea Selatan itu mencium kening putra sulungnya yang hangat, setelahnya ia menempelkan plester penurun demam, berharap demamnya bisa turun.

Ia menaikkan suhu ruangan Mark agar menjadi hangat dan kembali membetulkan selimut tebal Mark agar Mark bisa tidur dengan nyaman"mimpi indah sayang, good night...Ayah menyayangimu"tutur Siwon lalu bangun dari duduknya dan keluar dari kamar putra sulungnya untuk ke kamar putra keduanya sekarang.

Siwon yang hendak ke kamar Jeno berhenti di depan kamar yang berada di tengah-tengah kamar kedua putranya.Ia menatap pintu ruangan berwarna merah muda dimana ada tulisan huruf bernama 'milik tuan putri'.

Dengan perlahan, ia mengusap pelan matanya yang sedikit mengeluarkan air matanya karna mengingat mendiang putrinya.

Biasanya, ia juga akan masuk ke dalam kamar putri bungsung nya dan akan memindahkan sang putri yang biasanya tertidur di jendela kamarnya karna ketiduran belajar atau membaca buku novel.

Siwon pasti akan selalu menemuka putri bungsunya tertidur di dekat jendela yang bisa di jadikan tempat tidur jika Siwon pulang sangat larut malam.Jujur saja, Siwon sangat merindukan putri satu-satunya itu.Apalagi saat Siwon mengingat mimpinya bertemu Dae Eun saat di kamar Mark, seketika membuat Siwon kembali menghapus air matanya yang lolos dari kedua matanya dan berusaha tersenyum saat mengingat janjinya dengan Dae Eun.

Siwon sudah berjanji pada Dae Eun dan Siwon tak ingin mengingkari janjinya dengan sang putri.Ia tak mau mengecewakan putrinya disana.

Siwon kembali berjalan sambil mengusap kedua matanya yang sedikit berair agar nanti, putra keduanya tak mengetahui jika ia baru saja menangis.Ia harus ke ke kamar Jeno, memastikan putra keduanya sudah tidur apa belum.

"ayah merindukanmu nak".