webnovel

(19)

Mark menatap penasaran dokter yang 1 tahun ini menanganinya karna dokter itu terus saja memijit keningnya saat hasil pemeriksaan Mark sudah keluar.Ia bingung apa yang sebenarnya terjadi.

Mark langsung membeku di tempat duduknya saat dokter yang sudah ia anggap kakaknya ini menatapnya tajam sekarang.Sebisa mungkin Mark memberikan senyumannya bahkan ia seperti orang bodoh sekarang karna dokter yang bernamtag Jung Jaehyun itu terus memberikan wajah marahnya pada Mark.

"kakak, ada apa sebenarnya?"tanya Mark pada dokter yang terus menatapnya marah.

Mark kan jadi takut sendiri.Ia jadi seperti ingin di makan hidup-hidup oleh dokter yang menanganinya hampir satu tahun ini.

Dokter muda yang menangani Mark menggelengkan kepalanya.Dia frustasi sendiri dengan pasien muda yang ada di hadapannya yang menurutnya susah di atur dan di ajak kerja sama dengannya untuk bisa meminum obatnya dengan rutin.

"Mark! bagaimana bisa stadium nya naik lagi?Kau selalu melupakan obatmu kan?"tanya dokter Jaehyun pada Mark yang sekarang malah menampilkan barisan giginya yang rapi.

Jaehyun tak habis pikir dengan pasien mudanya ini.Bisa-bisanya dia masih bersikap tenang sedangkan penyakit yang bersarang di tubuh kecilnya, bisa kapan saja membuat kondisi anak lelaki ini memburuk.

Jaehyun memang harus bersabar lebih ekstra pada Mark agar membuat anak lelaki ini sembuh, hanya saja dia nya yang sulit untuk di sembuhkan.

Mark mengaruk kepala nya yang tidak gatal.Yang di katakan dokternya itu benar sekali jika ia hampir selalu lupa untuk meminum obatnya.

Mark kan selalu bangun pagi dan seterusnya ia bekerja sampai malam, itu membuatnya hanya meminum obatnya hanya sekali.Bisa juga saat hanya saat kambuh saja.Pokoknya suka-sukanya sajalah.

Mark memang selalu lupa membawa obatnya pergi bersamanya bahkan jika ia membawa pun, dia yang lupa meminum obatnya karna jika ada waktu pasti ia memilih tidur.

Yah Mark kan butuh tidur.Selama ia bekerja, ia selalu pulang larut malam.Belum lagi ia malah mengerjakan tugasnya yang terbengkalai akibat penyakitnya yang kambuh di hari libur walau itu sebenarnya lebih bagus di bandingkan penyakitnya kambuh di hari sekolah.Itu sangat tak nyaman untuknya.

"Maafkan aku kak...maaf.Aku tidak tahu jika tidak meminum obatnya akan membuat stadium nya naik...Sekali lagi maafkan aku"balas Mark masih dengan cengirannya membuat Jaehyun kesal sendiri melihatnya.

Ingin rasanya Jaehyun mengurung Mark di rumah sakit agar Mark bisa ia awasi meminum obatnya.

"Kau kan punya 2 kuping Mark!astaga... Kakak tidak mau tau!kau harus menerima perawatan segera Mark!Kakak tak mau tau!"seru Jaehyun yang di balas gelengan kepala oleh Mark.

Jaehyun kembali menatap sengit Mark.Ia ingin Mark sembuh, tapi Mark malah seperti tak ingin sembuh dari penyakitnya, padahal harapannya untuk sembuh masih ada walau kecil tapi setidaknya sebelum penyakit yang bersarang di tubuhnya itu semakin tak bisa di obati.

"aku tak mau kak!Bagaimana jika ayah tau dan Jeno juga tahu?aku baru berbaikan dengan ayah-

-Bagaimana jika ayah marah padaku lagi karna aku tak bisa menjaga dengan baik kesehatanku?Aku tidak mau kak!"tolak Mark sambil menyadarkan tubuhnya di bangku yang di duduki nya.

Jaehyun mengembuskan napas pelan.Ia memang harus sedikit menahan emosinya untuk tidak memberikan suntikan bius pada pasien muda yang keras kepala di hadapannya.

Jujur saja, Jaehyun sudah menganggap Mark adiknya selama Mark menjadi pasiennya.Memang dulu sang ayah yang menjadi dokter Mark tapi sang ayah sudah menugaskannya menjadi dokter Mark setelah ia resmi menjadi dokter dan Jaehyun benar-benar senang memiliki pasien seceria Mark walau sekarang dia harus menahan rasa kesalnya karna Mark selalu saja ada alasan jika penyakitnya kambuh atau kenapa dia bisa lupa meminum obatnya.

"Seharusnya memang ayahmu harus tau Mark...bahkan Jeno.Bukan kemauan mu kan memiliki penyakit itu?Mark aku mengenal ayahmu.Ayahmu itu sangat menyangi anak-anaknya...Jika dia tahu kau memiliki penyakit yang berbahaya di tubuh mu, aku yakin... ayahmu pasti akan melakukan semua cara agar kau bisa sembuh-

-Mark, mungkin stadiumnya naik...tapi harapanmu untuk sembuh masih ada"jelas Jaehyun dengan sebisa mungkin, ia meyakinkan pasien yang sudah ia anggap sebagai adik kandungnya sendiri untuk mau menerima perawatannya atau yang lebih bagusnya memberi tahu pada ayahnya juga adiknya.

Harapan Mark untuk sembuh ada walau Mark memang akan banyak menerima segala pengobatan dan obat-obatan untuk tubuh kecilnya nanti.

"maafkan aku kak, biarkan aku berpikir dulu.Lagipun biayanya kan banyak kak"tutur Mark sambil menundukkan kepalanya dalam.

Mark juga ingin sembuh tapi melakukan perawatan sekarang, Mark merasa masih belum siap.Lagipun biayanya juga tak sedikit walau ia sudah di beri fasilitasnya kembali tapi membayar biaya rumah sakit itu banyak pastinya.

Penyakitnya ini bukan penyakit biasa yang bisa sembuh 2 atau 3 hari.Penyakit Mark ini butuh operasi dan kemoterapi juga banyak obat-obatan untuk menghambat penyakitnya.

"Berpikir sekarang saja Mark...Untuk masalah biaya, biar kakak yang menanganinya"ujar Jaehyun enteng.Ia ingin Mark sembuh pokonya.

"Kakak!"Mark yang tengah menundukkan kepalanya langsung mengangkat kepalanya dan menatap dokter yang sudah ia anggap kakak dengan marah.Ia tak mau merepotkan Jaehyun lebih banyak lagi.

Dulu sebelum fasilitasnya kembali, Jaehyun selalu membantunya untuk membeli obat bahkan fia menggratiskan pemeriksaannya untuk Mark.Mark kan tak enak jika ia terus menyusahkan orang-orang yang menyayanginya ini.

"Kenapa Mark?kau bosan hidup begitu!"tanya Jaehyun sambil menatap sengit Mark kembali.

"Bukan kak!Aku tak mau menyusahkan banyak orang lagi.Beri aku obat tambahan saja!"tutur Mark ini membuat Jaehyun semakin kesal saja.

Walau ia memberikan obat tambahan pun, ia yakin jika Mark akan jarang sekali meminum obatnya.

Mark itu meminum obatnya suka-sukanya saja membuat Jaehyun selalu ingin memantaunya jika saja ia serumah dengan Mark.Sayangnya, rumahnya dan Mark itu lumayan jauh dan ia juga kan sibuk di rumah sakit.

"Sama saja bohong Mark!Kau selalu lupa minum obatmu bukan?"tanya Jaehyun sembari melipat kedua tangannya di dada.

"Kakak!kalo begitu aku tak mau datang ke rumah sakit ini lagi dan menemui kakak pokoknya"ancam Mark bahkan ia memutar kursinya jadi membelakangi Jaehyun.

Jaehyun menghembuskan napas pelan.Menghadapi Mark itu harus sabar dan harus selalu mengontrol emosi dengan sangat baik.

"Mark, jangan seperti itu.Baiklah-baiklah...kakak mengalah...Tapi janji jika kau harus selalu minum obatmu mulai dari sekarang?Dan sekarang kau harus menerima perawatan mu!Kakak akan memberikanmu obat yang hanya bisa di beri disini"tutur Jaehyun pada akhirnya.

Ia mengalah pada Mark jika tak mau Mark memilih tak menemuinya lagi atau yang lebih buruknya lagi, Mark tak akan memperiksakan penyakitnya di manapun.Itu bisa memperburuk kondisinya.

"Aku harus bekerja kak"tolak Mark yang kembali memutar kursinya menghadap Jaehyun lagi.Ia hari ini harus bekerja karna beberapa hari yang lalu Mark selalu absen karna sakit.

"Kakak mohon Mark atau kakak beri tahu ayahmu!"ancam Jaehyun.Ini adalah ancaman yang ampuh untuk Mark.

Untung saja Jaehyun mengenal baik keluarga Lee.yah, karna ayahnya itu termasuk dokter pribadi keluarga Lee dan sekarang Jaehyun lah dokter pribadi keluarga Lee.

"Jangan kak!iya deh, aku menerimanya"ucap Mark pasrah.Jaehyun sudah menurutinya agar ia di berikan obat saja tapi untuk ancaman yang satu itu, Mark tak bisa membantahnya karna Jaehyun bisa saja memberi tahu ayahnya sekarang kalo ia punya penyakit yang membahayakan untuknya.

Mark tak mau di omeli lagi sang ayah nantinya.

"Kau tak ingin menganti pakaianmu Mark?"tanya Jaehyun sambil mendorong kursi roda Mark ke ruangan dimana Mark akan di beri obat untuk mencengah stadium nya semakin naik.

Mark menggelengkan kepalanya"tidak kak...Aku malas"tolak Mark sambil sedikit mencebikkan bibirnya karna takut efek obat yang akan di terimanya.

Jaehyun terdiam, tak mau menyuruh Mark lagi untuk menganti pakaian sekolahnya dengan pakaian perawatan agar mudah sebenarnya.

Sudah dibilang, Mark itu lumayan keras kepala dan sesuka hatinya tapi yang terpenting, Mark mau menerima pengobatannya sekarang.

"tidak sakit kan kak?".