webnovel

(13)

Setelah Siwon menenangkan Jeno yang menangis entah kenapa, kini dia berjalan ke kamar yang terletak di paling kiri ujung ruangan lantai dua rumahnya.

Ruangan yang sekarang jarang sekali ia masuki karna selalu kecewa jika membuka ruangan itu, pasti nantinya ia sama sekali tak mendapati sang pemilik kamar.

Tadi setelah mengantar guru cantik yang mengajar di sekolahnya, Siwon masuk ke kamar Jeno dulu karna melihat pintu kamarnya yang terbuka.

Jeno tak pernah membuka pintu kamarnya kecuali ada sesuatu, ini mengapa Siwon yang hendak masuk ke kamar Mark jadi masuk ke kamar Jeno terlebih dahulu.Memastikan putra keduanya itu beristirahat setelah tadi ia mengajaknya makan di luar sambil berjalan-jalan.Namun yang ia dapati, Jeno yang duduk di pojok kamarnya sambil menundukkan kepalanya.

Putra keduanya itu menangis sambil terus berucap minta maaf, ini membuat Siwon khawatiTapi ternyata Jeno sudah tertidur karna sepertinya dia kelelahan menangis bahkan dia terus mengingau minta maaf entah pada siapa jadi Siwon membaringkan Jeno ke kasurnya agar badan putra keduanya tak sakit.Jeno bahkan terus menangis dalam tidurnya itu membuatnya sedikit lama berada di kamar Jeno untuk menenangkannya sampai Jeno benar-benar tak menangis lagi dalam tidurnya.

Sekarang lelaki paruh baya yang masih sangat tampan itu membuka dengan pelan pintu yang terdapat nama 'Markeu' di atasnya.Ia menutup kembali pintu kamar Mark lalu berjalan ke tempat tidur dimana putra sulungnya berbaring yang ternyata tengah sakit.

Siwon mengusap rambut Mark yang basah oleh keringat.Ia meraba pipi Mark yang juga terkena keringatnya.Suhu tubuhnya hangat tapi putra pertamanya ini masih terus berkeringat.Ia menatap Mark sedih sambil terus mengusap rambut coklat Mark yang baru ia usap lagi.Entah ia lupa kapan terakhir rambut coklat halus putra sulungnya ia usap.

"Ayah kecewa padamu Mark.Kenapa Mark tak menjelaskan dari awal?"tutur Siwon sambil menatap sedih wajah Mark yang tengah tertidur dengan peluh yang masih membanjiri wajahnya bahkan wajah Mark sangat pucat.Siwon juga bisa melihat bibir Mark yang bergetar membuat Siwon semakin membungkus tubuh kecil Mark dengan selimut tebalnya.

"maafkan ayah sayang...Cepat sembuh nak"Siwon mencium singkat bibir pucat Mark yang masih bergetar.Ia mengambil selimut tambahan yang berada di lemari Mark agar Mark tak kedinginan walau suhu tubuhnya hangat.Ia menyempatkan mengecup pelan kening Mark sebelum keluar dari kamar putra sulungnya, membiarkannya istirahat.

Siwon yang hendak keluar dari kamar Mark terhenti saat mendengar Mark yang mengingau jadi dengan segera Siwon kembali berjalan ke tempat tidur Mark dan duduk di tepi ranjangnya, memastikan Mark baik-baik saja.

"Hiks sakit"ingau Mark walau begitu Mark masih tetap menutup matanya tapi wajahnya menunjukkan wajah yang kesakitan membuat Siwon memilih untuk membangunkan Mark.

"Mark"panggil Siwon sambil mengelus-elus pelan pipi Mark, berharap Mark mau membuka matanya karna sedari tadi Siwon sangat khawatir dengan Mark apalagi tadi ia mengingau sakit.

"Ay...yah"ucap Mark pelan.Ia akhirnya membuka matanya walau begitu tatapannya sangat sayu.

Mark berusaha tersenyum tipis.Badannya sangat lemas tapi ia tetap ingin memberikan ayahnya senyuman karna senang sang ayah ada di hadapannya bahkan ayahnya kini tengah menatap khawatir padanya.Mark sangat merindukan ayahnya yang dulu selalu memperhatikannya.

Sebenarnya ia tak percaya jika yang sekarang ada di hadapannya adalah ayahnya.Ia malahan berpikir ini hanya mimpi, tapi dia segera sadar jika dia tengah tak bermimpi karna ia bisa merasakan tangan besar sang ayah yang terus mengelus-elus pipinya dengan lembut.

"Ke dokter yah, kita periksa"ujar Siwon sambil mengambil handuk yang berada di kening Mark.Ia meraba kening Mark yang panas.

Panas Mark sepertinya naik lagi.

"Ti..dak.usah...ayah, aku... sudah baik-baik saja"tolak Mark halus sambil terus tersenyum membuat Siwon benar-benar tak tega melihatnya.

"Tapi badan Mark masih panas"ujar Siwon tapi Mark tetap menolak halus sang ayah.Mark hanya ingin ayahnya terus berada di sisinya.Baginya obat kesembuhannya adalah ayah dan adiknya.Ia berharap Jeno mendatangi juga kamarnya untuk menengoknya seperti sang ayah.

"Yasudah, ayah temani yah...Mark tidur lagi saja sekarang"ujar Siwon mengalah.Sepertinya Mark ingin ia berada di sampingnya maka dari itu Siwon lebih memilih merawat Mark di rumah tapi jika kondisinya semakin mengkhawatirkan, ia akan tetap membawa Mark ke rumah sakit atau menelpon dokter pribadi keluarga.

"Terimakasih ayah"ucap Mark sambil terus tersenyum bahkan ia terus menatap sang ayah lekat yang kini tengah memeras handuk kecil untuk mengompresnya.

Siwon membuka selimut yang menutupi tubuh Mark.Ia ingin mengelap keringat yang membasahi baju sang anak."Mark belum ganti baju?"tanya Siwon saat membuka selimut Mark dan mendapati putra sulungnya yang masih memakai seragam sekolahnya yang kotor bahkan beberapa bagian sobek.

Mark mengangguk pelan.Semalam ia ingin menganti bajunya tapi ia benar-benar tak ada tenaga untuk sekedar menganti baju jadi ia terus memakai seragam sekolahnya yang kotor.

Siwon menggelengkan kepalanya dan menatap Mark sambil tersenyum tampan yang membuat Mark pun tersenyum membalasnya.

dia bangun dari duduknya untuk mengambil sweater dan celana hangat milik Mark di lemari Mark.Tak baik jika Mark memakai seragam sekolahnya yang kotor apalagi Mark sedang sakit.Takut nanti kuman dan bakteri masuk ke dalam tubuh putranya.Itu tidak baik untuk kesehatan sang putra sulung.

Siwon membuka kancing seragam sekolah Mark.Ia kembali terkejut melihat perut Mark yang membiru bahkan banyak sekali lebam-lebam yang menghiasi kulit putih Mark.Ini membuat Siwon menatap Mark bertanya sambil menekan pelan perut Mark yang membiru yang akhirnya membuat Mark meringis kesakitan.

"Mark, ini kenapa sayang?"tanya Siwon khawatir.Ia menyentuh perut Mark yang membiru membuat Mark berucap sakit akibat ayahnya menakan pelan perutnya yang membiru, padahal ayahnya hanya menekankan pelan lukanya.

"Shhh, sakit ayah"ucap Mark spontan.bahkan Mark mengeliat pelan di tempat tidurnya.

"Maaf...ayah tak sengaja"tutur Siwon sambil kembali membuka baju dan celana Mark.Ia menutupi tubuh sang anak yang tak memakai pakaian apapun dengan selimut tebalnya dan pergi keluar kamar Mark.

Mark hanya terdiam melihat ayahnya yang keluar dari kamarnya.Namun tak lama, anak lelaki bersurai coklat madu itu tersenyum kembali, mengingat perlakuan manis ayahnya padanya.Ia benar-benar merindukan ayahnya yang dulu selalu merawatnya dan sekarang sedikit-sedikit ayahnya kembali.Mark berharap ayahnya akan kembali seperti dulu padanya dan berharap ini bukan mimpi.

Siwon kembali dengan membawa kotak obat ke kamar Mark.Ia kembali duduk di samping ranjang Mark."Mark tahan ya...ayah akan obati luka Mark"tutur Siwon yang membuat Mark mengangguk semangat.Ia akan menahan perih dan sakit sebisanya karna ini momen yang sangat ia rindukan dari ayahnya.

Siwon membuka selimut yang menutupi tubuh Mark.Ia mulai mengobati luka-luka yang memenuhi tubuh mulus sang putra.

Mark berusaha tak mengeluarkan suaranya.Ia sebisa mungkin menahan lenguhan kesakitan jadi ia memilih memperhatikan wajah ayahnya yang sibuk mengobati luka di tubuhnya.Setidaknya itu membuatnya kuat.

"Mark, sekarang jujur dengan ayah.Siapa yang melakukan ini padamu?ayah ingin Mark jujur?"tanya Siwon.Ia menatap mata Mark yang tengah menatapnya lalu kembali mengobati luka-luka Mark.

Mark mengalihkan pandangannya jadi menatap langit-langit kamarnya yang di tempelkan benda yang berbentuk bulan dan bintang di atasnya agar jika ia mengingat Dae Eun yang berkeinginan menjadi bulan, ia bisa lihat bulan walau hanya di dalam kamarnya.

Mark mengingit bibir bawahnya, menahan sakit saat sang ayah mengobati perutnya yang membiru.Ia belum menjawab pertanyaan sang ayah yang di tanyakan padanya tentang siapa yang telah membuatnya sampai seperti ini padahal sang ayah masih menunggunya walau tengah sibuk mengobati luka-lukanya.

"Mark tak mau memberi tahu ayah?Mark marah pada ayah?"tanya Siwon lagi.Ia menutup tubuh Mark lagi yang belum memakai sehelai pakaian karna menunggu obatnya menyerap dulu dan ia ingin Mark jujur padanya, lebih tepatnya mau terbuka lagi padanya.

Mark menatap mata sang ayah yang menatapnya lembut bahkan sang ayah tersenyum sampai menampilkan dimple pipinya ini membuat ketakutan Mark menghilang.

Sepertinya ia akan kembali terbuka pada sang ayah.

"Bon-Hwa dan teman-temannya ayah"cicit Mark pelan bahkan seperti berbisik karna Mark takut, ayahnya menghukum Bon-Hwa dan teman-temannya yang bisa membuat identitasnya Mark ketahuan.

Sang ayah menyergitkan dahinya bingung.Dia tak mengenal Bon-Hwa.Ia hanya mengenal Renjun,Haechan Jaemin, itupun sahabat-sahabat Jeno yang sering bermain ke rumah dan pernah bertemu langsung dengannya"mereka teman-teman sekelas Mark?"tanya Siwon lagi yang di angguki pelan oleh Mark sambil terus menatap mata sang ayah.

Ayahnya kini benar-benar memberikan tatapan yang berbeda sekarang.Tatapan lembut yang 1 tahun ini tak pernah Mark dapatkan lagi dan hari ini, Mark senang karna ia kembali mendapatkannya membuat Mark berani berterus terang pada Sang ayah.

"Kenapa?"tanya Siwon sambil mengelap keringat yang membasahi wajah Mark karna suhu tubuhnya masih saja panas.

Mark terdiam, tak ingin menjawab sebenarnya tapi sang ayah terus menatap matanya lembut seakan-seakan memintanya untuk terus berterus terang padanya jadi mau tak mau, Mark bercerita tentang apa yang ia alami selama ini di sekolahnya"Bon-Hwa dan teman-temannya memintaku untuk mengerjakan tugas-tugas nya yang tak dia kerjakan"tutur Mark tapi Siwon terus menatap mata Mark untuk memintanya menjelaskan lebih rinci lagi.Siwon rasa Mark masih menutupi masalahnya ini padanya.

Mark memutuskan kontak matanya pada sang ayah.Kini ia menatap bulan yang tertempel di atas langit-langit kamarnya.Mark seperti meliht Dae Eun yang tersenyum padanya dan menyuruhnya untuk menjelaskan semuanya pada sang ayah"aku menolak karna tugas-tugasku saja belum semua ku kerjakan-

-aku menolaknya... tentu saja, karna mereka memberiku banyak sekali buku-buku tugasnya padaku, jadi itu membuat Bon-Hwa dan teman-temannya marah dan berakhir aku di pukuli dan di tendang oleh mereka, padahal saat itu aku hanya ingin ke kamar mandi untuk membuang air kecil ayah"jelas Mark yang kembali menatap mata sang ayah.

Sebenarnya Mark ingin mengatakan bahwa semua teman-temannya menjauhinya dan mengatakan ia adalah anak tak mampu walau sebenarnya Mark tak keberatan selagi mereka tak menganggu Mark.Tapi mereka malah merundung Mark, menjaili Mark bahkan sampai membuatnya seperti ini.

Mark bahkan pernah hampir mati karna teman-teman sekelasnya benar-benar bekerja sama merundungnya, maka dari itu Mark memilih terus di dalam kelasnya yang menurutnya sangat menakutkan.Tapi lebih menakutkan jika ia berada diluar kelasnya karena bukan teman-teman sekelasnya saja yang merundungnya, malah hampir semua murid sekolahnya juga merundungnya karna menganggapnya seorang anak kalangan bawah yang kata mereka semua, dirinnya tak pantas bersekolah di sekolah mahal yang faktanya milik sang ayah.

Siwon menghapus air mata Mark yang mengalir di kedua pipinya.Mark menangis dan Siwon tahu Mark masih menyembunyikan sesuatu padanya tentang apa yang terjadi dengannya di sekolah.

Siwon menenangkan Mark yang menangis.Ia sampai mencium kening puncak kepala Mark agar Mark bisa tenang.

"Mereka semua merundungku ayah, semuanya"bisik Mark pada sang ayah yang tengah mencium puncak kepalanya agar Mark tenang.

Mark tak bisa menyembunyikan terlalu lama dengan sang ayah.Ia merasa hidupnya sangat berat.Ia butuh sekali bantuan ayah dan adiknya sebenarnya, hanya saja Mark terlalu takut tapi hari ini Mark harus berani berterus terang pada sang ayah karna ayahnya yang dulu telah kembali padanya.Mark juga jadi merasa beban yang ia simpan bisa sedikit terangkat.

Mark tak bisa terus menerus menyimpannya sendiri yang membuat dirinya terkadang stress lalu berakhir penyakitnya kambuh.

Siwon kini membawa Mark ke dalam pelukannya.Ia bahkan mencium lama kening Mark agar Mark bisa tenang.Mark sekarang sangat terguncang.Siwon benar-benar merasa bersalah pada putra sulungnya karna ia tak tahu bahwa putranya di rundung di sekolah miliknya sendiri.Ia terlalu sibuk dengan pekerjaan di perusahaannya juga terlalu sibuk memendam kekecewaan pada Mark, menjadikan ia melupakan putra sulungnya sendiri.

Ia lupa jika sekolahnya itu banyak dari kalangan atas jadi tak memungkinkan murid-murid disana bisa merundung anak-anak yang lebih lemah atau dari kalangan bawah karna setiap tahun pun, ia bisa mendengar bahwa banyak murid-murid yang dari kalangan bawah yang mendapatkan beasiswa lebih memilih pindah karna tak kuat terus di rundung oleh teman-temannya yang berasal dari kalangan atas.

Siwon bertekad akan memperbaiki sistem itu dan memberi teguran keras pada murid-murid yang merasa dia berkuasa.

"Mereka merundungku.Mereka menjailiku bahkan hiks... bahkan mereka hampir membunuhku"cicit Mark hampir tak terdengar.Namun Siwon masih bisa mendengarnya karna Mark berbicara tepat di telinganya.

Mark semakin menangis karna mengingat perlakuan teman-temannya padanya sebelum Yoona, wali kelasnya datang.Tapi semenjak Yoona datang dan menjadi wali kelas barunya, ia tak terlalu banyak mendapatkan rundungan karna Yoona selalu bersamanya, lebih tepatnya berusaha bersamanya.

(Flashback)

"Hari ini adalah hari ulang tahun ketua kelas.Bagaimana jika kita membuat sesuatu yang menarik?Kau setuju tidak woo-sung?Kau kan yang ulang tahun?".

"Tentu saja...Aku ingin, kita jaili si miskin Mark.Mumpung dia belum datang...Kalian setuju?"

"Setuju hahahahha".

Mark menyerngitkan dahinya bingung saat dirinya yang masuk dalam ke kelasnya sama sekali tak mendapati teman-temannya di kelas, padahal sebentar lagi bel masuk.

Mark berjalan kearah bangkunya dan menyerngitkan dahinya heran saat melihat kertas yang terdapat tulisan, menyuruhnya untuk kelapangan karna sudah di tunggu oleh guru pelajaran pertama.

Mark yang tak tahu apa-apa langsung dengan cepat menaruh tasnya.Ia berpikir teman-temannya sudah berada di lapangan belakang.Mereka sengaja menaruh selembar kertas di mejanya untuk memberitahukannya karna ia saja yang belum datang.

Sebenarnya Mark curiga tapi ia terus menepisnya.Mereka sudah baik padanya karna mau memberitahukan jika ia sudah di tunggu oleh guru pelajaran yang pertama karna biasanya Mark tak di perdulikan oleh teman-teman sekelasnya.

Mark berlari cepat kelapangan belakang yang ternyata kosong.Tak ada sama sekali guru juga teman-temannya.Ia mengedarkan pandangannya dan terkejut saat tiba-tiba seseorang menyiramnya dengan banyak air bahkan bukan air saja, ia juga di lempar banyak gulungan kertas.

Mark bisa melihat orang-orang yang tengah merundungnya kembali.Ternyata ini ulah teman-teman sekelasnya, Mark di bohongi mereka semua lagi ternyata.

Mark hanya terdiam.Ia tak bisa melawan karna percuma saja, pasti ia akan lebih tersiksa lagi jika ia melawan mereka semua yang notebatenya teman sekelasnya.Mark akan kalah jika memilih memberontak.

"Hahahha rasakan itu pecundang...Seharusnya kau tak sekelas dengan kami".

"Mark.. bisa tolong bantu aku?kumohon".

"Ada apa Ah-In?Tapi aku ingin menganti seragam ku".

"Plis Mark...hanya kau yang bisa membantuku dan adikku".

"Yasudah, ada apa memang?".

"Seseorang menaruh tinggi sepatuku dan juga In-Hyeong.Kami tak cukup sampai untuk mengambilnya...jadi tolong bantu aku dan adikku mengambil sepatu kami yah".

"Dimana memang?".

"Di Rooftop.Aku akan menunjukkannya...ayo".

"Mana Ah-In?".

"Itu Mark".

"Baiklah, kalian tunggu sini ya".

"Ayo cepat-cepat...Mark sudah sampai di tempat target".

"Dorong dia yang kuat!".

Mark berusaha mengambil 2 pasang sepatu kedua temannya yang di taruh di atas besi yang mengarah pada pembatas Rooftop.

Mark harus berhati-hati jika tak mau ia jatuh terpeleset ke bawah.Ia sekarang berada di lantai paling atas sekolahnya jadi sebisa mungkin Mark menyeimbangkan tubuhnya dan mengambil 2 pasang sepatu kedua temannya.

Tanpa sepengetahuan Mark, seseorang berjalan mendekat padanya yang masih sibuk meraih 2 sepatu yang di gantungkan di tempat yang tinggi.Mark tak mengetahui teman teman sekelasnya sudah berkumpul di belakangnya dan tengah menahan tawa mereka pada Mark yang masih sibuk meraih sepatu yang letaknya lebih jauh dari yang pertama.

"In-Hyeong...Sepatumu terlalu jauh.Bisakah kau ambilkan sesuatu yang panjang?"tutur Mark sambil menoleh ke arah belakang dimana 2 temannya yang meminta bantuan padanya ada di belakangnya.Namun ia langsung terkejut, melihat semua teman-temannya sudah berkumpul di belakangnya sambil menatapnya mengejek.

"Bye Mark"seseorang lelaki yang berada di sampingnya tanpa pengetahuan Mark langsung mendorong Mark yang tengah berada di perbatasan Rooftop.Mark yang tak berpengangan dengan apapun otomatis kehilangan keseimbangannya.Namun keberuntungan masih di pihaknya, Mark dapat berpengangan pada pembatas Rooftop walau ia jadi harus bergelantungan.

"Hahahaha...lihatlah si pecundang itu"tutur sang ketua kelas sambil tertawa puas.

Semua teman-teman kelas Mark menertawakan Mark yang berusaha berpengangan di pembatas Rooftop agar tidak terjatuh ke bawah.Mark sebisa mungkin tak melihat ke bawah, takut membuatnya lemas dan membuat ia melepaskan pengangannya.

"Ayo tinggalkan dia!Bu Jisoo akan datang ke kelas sebentar lagi.Ayo teman-teman!".

Semua teman-teman Mark meninggalkan Mark yang masih berusaha menyelamatkan dirinya.Tak memperdulikan Mark yang memohon untuk membantunya.

"Teman-teman...tolong jangan tinggalkan aku".

Renjun dan Jaemin berjalan beriringan menuju Rooftop sekolah untuk menunggu Jeno dan Haechan yang tengah berada di ruangan guru.

Tempat itu memang tempat mereka menghabiskan waktu bersama, sekedar tidur atau mengobrol dan sebagainya.

Kebetulan sekali jika pelajaran selanjutnya kelas mereka guru yang akan mengajarnya tengah pergi menjadikan mereka hanya di beri tugas dan kelompok Jeno yang sudah menyelesaikan semua tugasnya memilih pergi ke Rooftop, dimana keempatnya bisa menikmati udara segar selama di kelasnya tak ada guru.

Jaemin hendak membuka pintu Rooftop yang ternyata terkunci walau kuncinya tergantung di pintu masuk Rooftop.Ia menyerngitkan dahinya heran karna tak akan ada yang ke sini kecuali kelompok Jeno.

"Siapa yang mengunci pintu Rooftop?"tanya Jaemin yang di balas gelengan tak tahu oleh Renjun yang berdiri di sampingnya.

"Tapi itu kuncinya kan?"tanya Renjun balik bertanya.

Jaemin mengangguk, dia membuka pintu Rooftop menggunakan kunci yang memang sudah mengantung di lubang kunci pintu.

Mereka berdua memasuki Rooftop dan berjalan menuju sofa panjang tempat biasa mereka duduk.Keduanya menghentikan langkah saat mendengar suara seseorang tapi tak tahu ada dimana.

"Na...kau mendengar suara tidak?"tanya Renjun yang diangguki 'iya' oleh Jaemin.Seketika bulu kuduknya berdiri.Ia jadi teringat rumor horor mengenai Rooftop sekolah yang angker jadi ia merapatkan dirinya pada Jaemin yang malah sibuk mencari suara tersebut.

"Na...kita ke kelas saja yuk.Kita bilang ke Jeno, tak usah ke Rooftop.Sepertinya ada hantu disini"ujar Renjun yang hendak keluar dari Rooftop tapi Jaemin malah menariknya dan menyuruhnya untuk mencari suara orang yang meminta tolong.

"Ini siang Njun, mana ada hantu.Aku yakin jika itu suara orang yang minta tolong"jelas Jaemin sambil sibuk mencari asal suara.

Renjun hendak menolak tapi mendengar suara yang minta tolong itu semakin kecil membuatnya juga penasaran.Ia jadi mengikuti langkah Jaemin yang mencari sumber suara tersebut.

"Nana...sini bantu aku menolongnya!"teriak Renjun pada Jaemin yang berdiri jauh darinya.Dia dan Renjun tadi berpencar untuk mencari asal suara.

Jaemin berlari ke arah Renjun yang berada di dekat pembatas Rooftop.Jaemin terkejut melihat seseorang tengah bergelantungan di pinggiran pembatas Rooftop.

"Tolong aku"pintanya yang sudah tak kuat berpengangan lebih lama lagi pada sisian Rooftop.

Mark menatap berharap kedua orang yang ia ketahui sahabat Jeno untuk membantunya naik ke atas karna ia benar-benar tak sanggup lagi untuk menahan beban dirinya lebih lama lagi.

Mark bersyukur, sahabat Jenolah yang menemukannya.Ia berharap keduanya mau menolong dirinya jika tidak, mungkin sebentar lagi akan ada berita siswa jatuh dari Rooftop sekolah swasta bergengsi di Seoul.

Jaemin langsung berusaha membantu Renjun yang berusaha menyelamatkan orang yang tengah berpengangan di sisian Roftoof.Dengan sekuat tenaga, keduanya meraih tangan Mark dan membantunya naik ke atas.

Mark menerima uluran tangan keduanya dan mempercayakan keduanya jika mereka bisa menyelamatkannya.Ia benar-benar sudah lemas jika harus terus bergelantungan di bangunan tinggi ini.

Jaemin dan Renjun berhasil menyelamatkan Mark yang sudah sangat lemas.Keduanya membawa Mark ke sofa panjang agar duduk dulu disana karna tak tega melihat wajahnya yang memerah dan sangat kelelahan.

"Kamu baik-baik saja?"tanya Renjun khawatir apalagi orang yang di selamatkannya dengan Jaemin ini, wajahnya memerah dan sedikit pucat, ia takut jika dia pingsan nantinya.

"Apa ingin kita antarkan ke uks?"tawar Jaemin.

Mark menggeleng pelan.Sakit perutnya kembali datang, belum lagi tubuhnya sangat lemas.Sebisa mungkin ia menetralkan rasa sakitnya.

"Tidak, terimakasih"tolak Mark halus.

Ia tersenyum manis untuk menutupi rasa sakitnya"terimakasih yah, kalian sudah membantuku... Jika kalian tak ada...mungkin aku sudah terjatuh"tutur Mark pada Jaemin dan Renjun yang masih menatapnya khawatir.

"Sama-sama...tapi benar nih, tak mau kami antarkan ke UKS?Kamu pucat sekali, setidaknya obati luka-luka di tanganmu.Maaf ya, jika tadi kita menariknya kasar"ujar Renjun yang tak enak melihat luka-luka kecil di tangan mulus orang yang masih ia dan Jaemin tak tahu namanya maupun berasal dari kelas mana.Tapi ia rasa mereka seumuran.

"Tidak usah, aku harus kembali ke kelas...dan mengenai luka ini tak apa, ini hanya luka kecil... Tak terlalu sakit kok.Kalian Renjun dan Jaemin kan?sekali lagi terimakasih yah Renjun, Jaemin"tutur Mark panjang lebar ini membuat Renjun dan Jaemin saling pandang karna ternyata orang yang di tolong mereka mengetahui nama mereka.Mungkin karna mereka sering menempeli Jeno yang notebatenya anak pemilik sekolah juga sangat di kenal banyak orang jadi mereka juga turut di kenal banyak siswa dan siswi.

"Eh, sebentar dulu....Sebaiknya kamu disini dulu.Kita akan mengobati lukamu dulu...Nanti kalo di biarkan bisa infeksi loh"Jaemin mencengah Mark yang hendak bangun dari duduknya.

Renjun mengangguk membenarkan Jaemin.Dia juga turut ikut menahan Mark agar tak pergi dulu sebelum luka-lukanya di obati.Ia mengambil sebuah kotak di belakang sofa yang ternyata setelah dibuka berisi banyak obat-obatan.

Renjun dan Jaemin dengan kompaknya mengobati Mark yang terpaksa menuruti keduanya.Ia tak enak jika menolak lagi.Keduanya sangat baik padahal mereka berdua itu baru pertama kali bertemunya.

"Namamu siapa?dan kelas berapa?"tanya Renjun sambil sibuk mengobati tangan sebelah kiri Mark sedangkan Jaemin sibuk mengobati tangan kanan Mark.

"Namaku Mark Lee...Aku kelas 8"balas Mark ini membuat Jaemin dan Renjun seketika menghentikan acara mengobati luka Mark.

Renjun dan Jaemin saling pandang.Ternyata yang ada di hadapan mereka ini kakak kelas mereka.Mana mereka tak memanggil kakak padanya karna menurut mereka berdua ini, Mark seumuran dengan mereka berdua.

Salahkan wajah Mark yang terlalu baby face membuatnya terlihat semuran dengan mereka berdua.

Mark menatap bingung kedua sahabat-sahabatnya Jeno karna keduanya langsung berdiri di hadapannya dan langsung membungkukkan setengah badannya.

"maafkan kami kak, kami tidak tau...Kami kira kakak seumuran dengan kami"jelas Renjun sambil terus membungkukkan setengah badannya di ikuti Nana di sampingnya.

"Benar kak...Kami benar-benar tidak tahu"tambah Jaemin yang juga turut membungkukkan setengah badannya.

Mark menggelenngkan kepalanya, ternyata keduanya merasa tak enak padanya apalagi sedari tadi mereka memang tak memanggilnya dengan hormat tapi Mark sama sekali tak mempersalahkannya walau keduanya sahabat dari adiknya Jeno, tapi Mark tahu jika Jeno tak memperkenalkannya pada sahabat-sahabatnya, ini membuat hati Mark sedikit kecewa terhadap sang adik.

"Tak apa...Aku sama sekali tak mempersalahkannya"ujar Mark membuat Renjun dan Jaemin kembali duduk di samping Mark dan keduanya sama-sama memberikan Mark senyumannya.Mereka bersyukur Mark bukan kakak kelas yang gila hormat.

"Salam kenal kak Mark.Aku Jaemin dan dia Renjun"Jaemin memperkenalkan dirinya juga Renjun padahal Mark sudah tahu nama keduanya.

"Salam kenal".

(Flashback end)

"maafkan ayah...maafkan ayah sayang.Ayah janji akan memberikan mereka balasan yang setimpal...ayah janji".

Tanpa mereka sadari, Jeno mendengarnya.Dia sedari tadi menguping pembicaraan sang kakak dan sang ayah mengenai apa yang selama ini terjadi pada sang kakak di sekolah.

Jeno berusaha menahan tangisannya.Kakaknya selama ini menderita tapi ia sama sekali tak membantunya padahal ia berada di sekolah yang sama dengan sang kakak.

Selama ini, apa yang di katakan Haechan pada Jeno itu benar kalo sang kakak selalu di rundung oleh teman-teman nya bahkan murid-murid di sekolah ayahnya tapi Jeno tetap memilih menutup telinganya dan membuang rasa kasian nya pada sang kakak.

Jeno lebih memilih diam di bandingkan membantu sang kakak atau membelanya walau beberapa kali sudah Haechan peringatkan padanya untuk membantu Mark.

Dengan perlahan, dia menutup pintu kamar sang kakak dan masuk ke kamar yang berada di tengah-tengah, kamar adik bungsungnya.Jeno memang akan kesana jika dia sedang sedih atau membutuhkan adiknya sebagai teman ceritanya.

Disaat seperti ini, Jeno sangat membutuhkan Dae Eun yang biasanya akan memberikan senyuman manis untuknya agar membuatnya kembali tersenyum dan membuat kesedihannya menghilang.

"maafkan aku...sekali lagi maafkan aku Kak".